webnovel

Takdir untuk mencintaimu 01

[Dijodohkan - saat orang yang pernah kau kenal dulu, dulu sekali, bertemu dengan mu lagi]

"Mah, ayo pulang.... Kiara nggak mau di jodohin, Kiara bukan anak kecil lagi mah, Kiara bisa nyari jodoh sendiri....." Rengek Kiara gadis berumur 20 tahun dengan tinggi badan 170 cm, dengan tubuh yang seksi membuat setiap orang yang melihat nya tertarik padanya.

Ia saat ini sedang kesal dengan kedua orang tua nya yang bersikeras untuk menjodohkan nya pada pria yang sama sekali tak ia kenal, melihat wajahnya saja ia tak pernah.

"Kapan? Hah kapan? Mamah udah nggak sabar lihat kamu punya pendamping hidup. Udah ya mau kamu masih kecil atau udah besar mamah tetep akan jodohin kamu, walaupun papa hari ini nggak hadir, rencana ini harus tetap dilaksanakan....."

"Hmmm....." Kiara berdehem kesal sembari memainkan handphone nya, mama nya benar benar tak mengerti perasaan nya.

~~

"Eh mbak, mas sini....." Sapa Tante Sarah saat melihat ayah dan ibu dari pria yang akan dijodohkan sudah sampai di cafe itu. Pandangan Kiara sontak tertuju pada dua orang paruh baya itu.

"Eh mbak maaf ya lama, soalnya macet....." Ucap Tante Rani sembari bersalaman dengan mama Kiara dan Kiara, begitu juga dengan om Pras dan duduk di kursi yang tersedia.

"Iya nggak papa kok, aku juga baru sampai....." Jawabnya. Kiara melirik mama nya kesal, karena yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya dari ucapan mama nya.

"Ehh ini Kiara ya, cantik banget kan pah. Cocok banget buat anak kita....." Pujinya sambil memandangi Kiara. Kiara pun tersenyum malu mendengar pujian itu.

"Iya mah cantik banget, masak ini yang dulu papa gendong terus, padahal dulu masih kecil sekarang udah besar dan cantik. Kayak waktunya terlalu singkat gitu....." sahut om Pras.

"Hehehe makasih Om Tante, jangan gitu dong Kiara jadi malu....." Jawabnya kikuk, sembari menggaruk leher nya yang tak gatal.

Mereka serentak tertawa karena melihat tingkah Kiara yang malu malu.

"Oh iya mbak, anak nya mana kok belum datang....." Ucap Tante, ia mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri berharap melihat pria yang akan dijodohkan dengan anaknya.

"Tadi dia pergi dulu, tapi sebentar lagi sampai kok mbak....."

"Oh gitu ya, ya udah nggak papa...."

"Kalau boleh tau, sekarang Kiara kerja apa?" Tanya Tante Rani, yang mulai penasaran dengan pekerjaan Kiara. Karena ia juga tak pernah bertanya kepada mamanya Kiara, jadi karena mereka dijodohkan tidak papa jika bertanya sesekali.

"Jadi model Tante....." Jawab Kiara cengengesan.

"Wahh pantesan, dari style nya juga udah kelihatan kalau kamu itu model....."

"Ahh Tante bisa aja deh, Kiara malu kan jadinya..." Ucapan Kiara langsung membuat mereka terkekeh melihat Kiara yang malu malu.

Beberapa menit kemudian akhirnya yang mereka tunggu tunggu datang. Seorang pria berumur 28 tahun dengan tinggi 189 cm dengan tubuh atletisnya bisa membuat para wanita tergila gila padanya, apa lagi dengan di tambah wajahnya yang tampan dan lesung pipi diwajahnya membuat nya nampak sangat berkarisma.

Pria itu di rambut hangat oleh Tante Sarah, namun bukannya menyapa, Kiara malah asyik dengan handphone nya. Seperti nya ia enggan melihat wajah calon suaminya itu, padahal ini kali pertama ia bisa melihat calonnya, karena saat perjodohan si pria tak hadir karena ada urusan bisnis di luar negeri.

Karena Tante Sarah merasa tak enak hati, ia langsung menyenggol lengan Kiara. Memberikan kode agar Kiara menyapa calon suaminya.

Dengan wajah cemberut dan bibirnya yang mengucapkan sesuatu tanpa terdengar sembari melirik mamanya kesal, Kiara mulai mengangkat wajahnya untuk menyapa calon suaminya itu.

"Hai... Astaga! P-ppang?" Kiara sontak kaget saat melihat pria di depannya, apa Kiara mengenalnya?.

"Putri Mah?" Sama kagetnya dengan Richard, ia nampak sangat terkejut saat melihat calonnya sebenarnya.....

"Aishh...." Pekik mereka serentak. Dengan kompak mereka memalingkan wajahnya dengan sorot mata yang nampak kesal, siapa sebenarnya mereka? Apa mereka saling kenal? Atau....

"Wahh baguslah jika kalian saling kenal...." Tante Rani nampak senang karena melihat tingkah mereka yang nampak sudah lama kenal. Begitu juga dengan om Pras dan Tante Sarah mereka tersenyum bahagia saat melihat keduanya.

"Tapi.... Pang? Putri Mah? Ahh mungkin itu panggilan sayang kalian? Imut sekali....." Ucap Tante Rani sambil menepuk halus pundak putranya.

"Bukan Tante bukan, aku nggak kenal sama dia, cuma salah lihat kok om, Tante, mah....." Ucapnya kikuk.

"Iya nggak kok, mah kita nggak kenal, beneran deh...." Tambah Richard sembari membuat huruf V di jari jarinya.

"Jika kalian belum saling kenal, kalau gitu kenalan dulu dong, kan sebentar lagi kalian bakal menikah...." Ucap Tante Sarah.

"Ayo berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri....." Tambah Tante Rani.

Mereka berdua nampak enggan untuk berjabat tangan, mereka ingin namun nampak ragu ragu. Entah tak mau atau malu malu. Dengan dorongan dari Tante Rani, Tante Sarah, dan Om Pras mereka akhirnya berjabat tangan.

"Kiara...."

"Richard...."

Ucap keduanya, sorot mata mereka nampak tajam, entah perbuatan masalalu apa yang membuat mereka seperti ini.

"Owh iya tentang pernikahan kalian berdua akan di percepat karena om udah nggak bisa nunggu lama lagi, karena om sama Tante Rani akan tinggal keluar negeri. Dengan keputusan bersama, jadi pernikahan kalian akan dilaksanakan Minggu depan....." Ucap Om Pras.

"Apa? Minggu depan.....!?" Ucap mereka serentak, mereka saling bertatap, dan nampak kebingungan karena pernikahan mereka terlalu cepat buat mereka.

Bersambung....