2 Pengalaman Baru

Entah sudah beberapa lama waktu di luar sana, aku merasa sudah waktunya aku untuk bangun. Saat aku bangun, aku tidak menemukan siapa pun di ruangan ini. termasuk bapak dan ibu ku sendiri. Lalu aku di hampiri oleh si hitam. Aku di beritahu olehnya jika bapak dan ibu ku sudah tiada sejak 360 tahun yang lalu. Aku kaget sekali, ternyata sudah 360 tahun telah berlalu.

"lalu dimana kamu mengubur mereka?" tanya ku kepadanya.

"aku mengubur mereka tepat di samping gua, maaf aku tidak bisa turun dari gunung ini."

"tidak apa, aku mengucapkan terima kasih kepada mu"

Lalu dia menghilang. Setelah melakukan itu memang aku menjadi lebih tenang. Aku merasa ada perubahan dari emosi ku dan rasa tanggung jawab. Aku juga merasa kalau aku lebih menjadi pendiam tidak suka basa basi. Kadang kala juga aku tiba-tiba melihat hal-hal yang akan merusak rahasia dunia ini. tugas ku untuk mencegah mereka. Setelah keluar dari gua, pertama kali yang aku rasakan adalah rasa lapar dan haus. Aku berburu dengan menggunakan belati yang di tinggalkan sengaja oleh bapak untuk ku. aku mencari kelinci, saat aku berburu kelinci. Aku merasakan mata ku menjadi lebih teliti dari biasanya. Dan aku juga dapat meleparkan belati secara tepat di badan kelinci buruan ku, secara tiba-tiba. Aku pikir karena aku melihat pengalaman dari orang-orang yang memiliki takdir seperti ku sehingga kemampuan mereka juga aku dapatkan. Curang sekali takdir ku ini.

Saat aku kembali ke gua, aku menyadari jika disana ada beberapa perlengkapan yang masih baru bahkan belum tersentuh oleh api. Aku menduga itu di tinggalkan oleh bapak dan ibu ku. saat aku membersihkan belati itu, aku tidak sadar jika ada surat di pangkal belati itu. aku aku membaca surat itu aku menitihkan air mata ku. ternyata selama ini kedua orang tua ku jarang turun dari bukit ini. mereka rela menunggu ku sampai akhir hayat mereka, padahal mereka tahu jika aku membutuhkan beberapa ratus tahun seperti yang dialami oleh bapak ku. mereka selama ini hidup sampai tua di dalam goa ini, di akhir surat itu mereka meminggalkan kata 'bapak dan ibu selalu sayang dan bangga memiliki anak sepertimu' disitu aku menangis sendiri di goa yang terpencil itu. setelah beberapa waktu aku dapat kembali sadar, bapak dan ibu ku meninggalkan beberapa uang emas. Yang aku tidak asing saat melihatnya, lalu ada pula beberapa pakaian yang di jahit oleh tangan ibu ku.

Setelah aku memasak air lalu aku membakar kelinci hasil buruan ku. setelah aku makan, aku berifkir jika sekarang sudah tahun 1980-an. Aku memakai baju yang di jahit oleh ibu ku, aku turun dari gunung ini sehabis berpamitan dengan si hitam. Aku membawa semua uang itu untuk turun gunung. Saat aku menuruni gunung, aku melihat ada beberapa tanaman obat yang aku ketahui. Aku membawanya bersama ku,karena aku masih belum mempunyai tempat penyimpanan yang gampang untuk dibawa. Jadi hanya aku pegang saja, lalu ada suara kakek tidak jauh dari tempat aku mengambil tanaman obat itu.

"kakek, apakah tidak apa-apa?"

"tolong kakek berdiri saja"

"sini kek" aku membantunya berdiri.

"kamu kenapa kok di hutan sendiri?"

"ooooo…saya mencari beberapa jenis tanaman obat kek"

"di buat apa? Apakah anggota keluarga mu ada yang sakit?"

"tidak ada kek, tapi saya membutuhkan uang"

"kalau begitu bisa kakek lihat tanaman obat mu?"

"ini kek" aku menunjukkan tanaman obat yang ada di tangan ku.

"ini yang kakek cari!, kalau kakek saja yang beli bagaimana?"

Aku mengangguk tanda setuju.

"nak, bagaimana kalau kamu antar kakek sampai ke rumah." Aku pun mengantar kakek ini sampai ke rumah nya.

Selama di perjalanan beliau menceritakan jika cucunya sakit parah, bahkan bidan tidak bisa menyembuhkannya. Saat aku mendengar kata 'Bidan' itu seperti asing di telinga ku. tapi di pikiran ku, aku dapat mengetahui jika 'Bidan' seperti tabib atau dukun di jaman dulu. Aku mendengarkan ceritanya dengan seksama, memang ada beberapa kosa kata yang berubah. Tetapi aku bisa memahami, ini pasti gara-gara dampak dari takdir ku. aku memapah kakek itu sampai ke rumahnya, di rumah aku melihat kondisi cucu kakek. Memang persis seperti cerita dari kakek, badannya sangat kurus. Tubuhnya semakin lemas, rasa kehidupan yang selama ini aku biasa rasakan dari lingkungan sekitar. Aku merasakan rasa kehidupannya tipis, aku bisa memperkirakan dia akan mati. Sedangkan kakek masih di dapur untuk memasak ramuan yang menurutnya ampuh untuk mengobati penyakit cucunya.

Saat aku melihat kakek di belakang, aku bisa merasakan jika obat yang di buat kakek memang bisa mengurangi efek dari penyakit cucunya. Masih ada yang kurang untuk menyembuhkannya, tapi aku masih belum tahu. Saat aku kembali dari dapur ke kamar cucunya kakek. Aku akhirnya menepukan yang kurang, ternyata cucunya kakek ada yang menempel padanya. Jadi ada sosok yang memakan tenaga kehidupan dari cucunya. Aku baru tahu hal itu, meskipun banyak di gunung yang sosoknya sama seperti mahkluk ini. tapi aku baru mengetahui jika ada sosok yang dapat memakan tenaga kehidupan mahkluk lain seperti parasit. Aku hanya diam saja melihatnya, aku baru teringat jika aku sudah lama semedi. Dan belum sama sekali untuk beribadah. Tiba-tiba saja si hitam berbicara kepada ku dari goanya.

"hai nak, bagaimana pendapat mu saat melihatnya?"

"hah, kok kamu bisa berbicara dengan ku…? bukankah kamu tidak bisa keluar dari goa itu?"

"memang aku tidak bisa, tapi aku bisa berkomunikasi dengan semua orang yang telah aku pilih"

"aku bingung"

"kamu berbadah saja, kamu akan mendapatkan petunjuk darinya"

"kakek apakah aku boleh sholat disini?"

"ooooh kamu islam?"

"iya kek"

"pas sekali, itu di kamar cucu kakek di dalam lemari kamu buka saja"

"enggak apa-apa kek, saya buka lemari kakek"

"iya, tidak apa-apa nak. Silahkan, kakek sendiri saja jarang sholat. Hahahahaha"

"terima kasih kek"

"iya, iya itu kamu lurus ada sumur wudhu disana��

Setelah aku berwudhu, aku kembali ke kamar cucu kakek. Di rumah itu sebenarnya ada 2 ruangan, kamar kakek dan cucunya. Sejak cucunya sakit beberapa bulan yang lalu, dia membuat kamarnya sendiri menjadi seperti gudang. Di kamar itu mahkluk tadi sudah tidak ada, tapi masih ada pengaruhnya. Berarti dia datang hanya mengambil beberapa tenaga lalu kembali ke pemiliknya. Aku langsung membuka lemari lalu beribadah. Aku beribadah rasanya sama seperti waktu dulu, tapi bedanya setelah sholat hampir selesai tinggal salam. Aku merasa harus melakukan sesuatu, seperti di beri petunjuk oleh tuhan. Setelah salam aku merapikan alat ibadah ku, lalu aku membaca surat-surat pendek lalu aku melihat tenaga kehidupan di dalam diri cucu kakek mulai banyak. Keluar dari dalam tubuhnya sendiri, kemungkinan karena dia mendengarkan aku membaca surat pendek dengan penuh keyakinan dan tuhan juga mendengarkan ku. saat sudah sedikit demi sedikit tenaga kehidupannya ada, mahkluk itu datang lagi.

"hei kamu manusia, jangan ikut campur dengan urusan ku"

"aku tidak akan ikut campur jika kamu juga tidak ikut campur dengan urusan manusia"

"memang kamu siapa bisa melawan ku?"

"aku tidak melawan mu, aku hanya menjauhkan mu dari cucu kakek ini"

"aku harus menyelesaikan tugas ku disini" lalu dia melakukan hal keji itu lagi.

"sudah cukup, sebaiknya kamu kembali saja."

"sudah diam saja kamu"

Karena kau tidak tega melihat mahkluk itu melakukan hal keji itu kepada cucu kakek, aku membaca surat pendek lagi. Jujur aku saja masih belum memilki pengetahuan tentang hal ini, tapi aku memiliki perasaan jika aku hanya harus melakukan itu dengan penuh keyakinan. Lama-lama dia tidak tahan dengan ku, dia semakin marah. Tapi dia juga tidak bisa menyentuhkan, tidak akan bisa menyentuhk ku. saat aku melihat dia sudah lemah, aku menyuruhnya untuk mengambil hal-hal yang menyebabkan cucu kakek sakit. Setelah dia mengambil hal-hal itu, aku tidak bisa menceritakannya karena bentuk saja aku tidak tahu bisa disebut sebagai apa aku menyuruhnya untuk pergi. Setelah aku melihatnya pergi, tiba-tiba saja aku tahu wajah dan lokasi dukun itu berada. Benar-benar keji manusia jaman sekarang, dulu meskipun ada mereka lebih membunyikan diri tidak terang-terang seperti ini. lalu kakek datang menemui cucunya.

"nak bagaimana? Sudah selesai beribadah"

"sudah kek, terima kasih karena sudah di beri ijin"

"sudah tidak apa-apa"

Lalu kakek membangunkan cucunya, dan meminumkan ramuannya. Setelah aku melihat efeknya memang cocok untuk badan cucunya tenaga kehidupannya mulai terisi kembali, aku bisa merasakan kebahagian terukir dalam wajah kakek saat cucunya meminum obat darinya.

"kek, kenapa kakek merasa senang saat cucu kakek sudah meminum obat dari kakek? Padahal masih belum sembuh total cucu kakek"

"karena biasanya cucu kakek langsung memuntahkan obatnya nak, bahkan untuk makan dan minum saja dia jarang bisa menelannya. Karena itu kakek merasa senang sekali" kata kakek sambil mengelus rambut cucunya.

Cucu kakek memang masih kecil sekitar umur 12 tahun, tapi dia sudah menjadi laki-laki yang hebat karena keingannya untuk hidup bertemu kembali dengan kakeknya masih kuat.

"saya yakin cucu kakek akan sehat dan tidak akan muntah kembali. Kakek sabar saja ya kek"

"terima kasih nak"

"kalau begitu saya melanjutkan perjalanan untuk ke desa kek"

"ini nak, saya hanya punya ini" kakek mengeluarkan kertas.

"ini apa kek?"

"ini uang untuk biaya tanaman tadi nak, ambil saja"

"terima kasih kek"

"sama ini kakek sudah bungkuskan makanan untuk kamu, maaf ya nak hanya ini"

"terima kasih kek"

"iya nak, sama-sama"

Aku baru tahu saat memandang lama uang pemberian kakek, memang itu uang jaman sekarang. Lalu aku langsung sadar arti angka dan huruf di uang itu. tiba-tiba juga aku bisa mengerti arti dari semua tulisan di uang itu. memang berbeda dengan ku jaman dulu, saat di desa aku membeli baju dari uang itu. saat di pedagangnya aku melihat berbagai macam baju, aku menyadari jika baju yang ku pakai sudah sangat berbeda gaya.

"nak kamu itu dari mana? Ini baju dari mana?" kata bapak penjualnya.

"saya hanya punya baju ini, bapak bisa memilihkan baju untuk saya?"

"kamu punya uang berapa?"

Aku menunjukkan semua uang yang aku punya.

"dengan uang ini kamu hanya bisa beli celana panjang ini sama baju ini bagaimana?"

Saat aku melihat celana panjang itu tampak baik-baik saja untuk ku, tapi saat aku melihat bajunya aku tidak menyukainya. Lalu aku melihat ada baju yang dapat menutupi baju ku.

"bagaimana kalo ini pak?"

"boleh juga gaya kamu….hahahahha" lalu bapak itu memberikan jaket itu.

"ini berapa pak?"

"segini saja" bapak itu mengambil uang dari tangan ku.

"pak boleh saya beli dengan harga segitu? Bapak tidak rugi?"

"aku suka sama sopan santun mu nak, jarang sekali ada anak yang masih sopan seperti kamu"

"tapi saya tidak mau jika bapak rugi, saya bantu di toko bapak boleh?"

"kamu mau bantu saya?.....hahahahaha" sambil dia menepuk pundak ku. aku bisa merasakan ada rasa menyenangkan dari tubuh bapak ini.

"jadi saya bisa pak?"

"bisa, kamu bisa. Nanti akan ada mobil kesini kamu angkat barang saja yang saya suruh bagaimana?"

"baik pak"

"aku suka anak seperti kamu….hahaha"

Tadinya aku tidak tahu apa itu 'mobil' tapi saat aku melihatnya aku terkejut, ternyata teknologi jaman sekarang sangat maju. Pertama kali melihatnya aku heran dan suka, lalu bapak itu menyuruh untuk mengangkat barang yang dia suruh. Langsung aku bantu angkat dari mobil itu.

"kamu anak muda yang kuat nak, tujuan mu mau kemana?"

"saya mau mencari pekerjaan pak…" karena aku pikir di jaman sekarang pasti sudah tidak ada lagi kerajaan sedangkan aku tidak tahu sebutan untuk wilayah yang padat penduduknya.

"oooh kamu iku bapak saja ke kota, nanti saya bayar kamu" kata bapak yang membawa mobil itu.

"saya boleh ikut pak?"

"boleh lah, bagaimana?"

"baik pak saya ikut"

"nanti kamu tugasnya angkat barang saja, masih ada beberapa toko lagi. Baru saya antarkan ke kota"

"terima kasih pak"

Aku mengikuti bapak itu sampai ke 'kota'. Setelah aku melihat kota aku kagum banyak bangunan yang menggunakan kaca, padahal jaman dulu kaca hanya berukuran kecil-kecil sekarang bisa menjadi dinding bangunan. Banyak pedagang di jalanan juga, aku juga bisa melihat yang disebut ibu kota. Banyak patung yang mereka sebut patung pahlawan, mereka pasti memilik jasa yang besar. Tetapi yang kota banyak asap dan emosi yang tidak bagus aku tidak menyukainya. Karena mata ini juga aku bisa melihat mahkluk-mahkluk yang semakin tidak jelas bentuknya juga, dulu saat di gunung bentuk mereka masih bisa aku ceritakan. Pasti ada alasan kenapa mereka memiliki bentuk seperti itu. aku pun di ajak ke toko bapak baik hati ini.

avataravatar
Next chapter