3 Kebaikan

Di toko aku bekerja menjadi penjaga toko, aku di beritahu harga semua barang di tokonya. Saat aku mulai membaca harga barang disana, mata ku seoerti langsung melihat semua harga sekaligus mengingat harga di buku itu. dalam sekejap aku sudah hafal semua jenis barang dan harga disana. Saat ada pengunjung datang. Pengunjung itu memakai pakaian layaknya orang bijak jika di jaman ku dulu, tokoh agama. Tapi aku melihat ada jin di belakangnya yang mirip dengannya tetapi mahkluk ini memiliki tangan yang panjang, lalu bibirnya meleleh, matanya merah, kondisi yang tidak bisa di gambarkan. Ternyata bapak baik itu kenal dengan pengunjung itu.

"assallammualaikum wr. wb."

"waallaikumsalam wr. wb. Pak kyai" bapak itu berjabat tangan dengan pengunjung

"saya mau cari kemeja lengan panjang pak, ada?"

"ada pak, mau yang seperti apa?"

"lihat modelnya dulu saja pak, kalau cocok saya baru beli"

"nak, ambilkan kemeja di etalase situ" aku mengambil kemeja lalu aku berikan ke bapak itu.

"sini pak kyai, kayak begini modelnya"

"ini karyawan baru pak?"

"iya pak, saya suka anak ini jujur orangnya"

"nak, kenalkan ini pak kyai Hasan. Dia ini tokoh agama yang di hormati di pasar ini"

"saya ta pak" jawab ku memperkenalkan diri singkat.

"saya pak Hasan, nak kamu pintar cari kerja yang halal. Dulu itu saya masih muda seumur kamu sempat mencuri saya menyesal saat sudah tua begini" katanya yang tiba-tiba menceritakan masa lalunya.

"iya pak" lalu aku bertanya dengan mahkluk itu ternyata itulah penyebab mahkluk itu memiliki tangan yang panjang.

Ternyata mahkluk jenis itu ada 1 di setiap orang, setelah aku melihat pak Hasan. Aku juga melihat semua orang disana memiliki mahkluk sepertinya, ada yang di belakangnya ada juga yang di dalam diri orang-orang di pasar itu. dengan tenang aku menerima beban itu, aku penasaran dengan diri ku. berkacalah aku, saat di kaca mahluk jenis itu tetap menyerupai aku di belakang ku. tidak berubah, wajahnya, tubuhnya, sikapnya, sama seperti ku. tapi dia tidak bisa berbicara dengan ku, hanya menganggukkan dan menggelengkan kepalanya layaknya orang bisu. Jika aku tanya dia bisa bicara di menganggukkan kepalanya, tapi saat aku bilang aku tidak boleh mendengar suara mu dia mengangguk pula. Sepertinya memang belum waktunya dia berbicara dengan ku, tetapi punya ku memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga kehidupan sekitar berbeda dengan yang lain yang hanya menunjukkan cerminan perbuatan manusianya.

Setelah pak Hasan selesai memilih dan membayar kemeja yang dia beli, dia ternyata membelikan ku celana kain panjang berwarna hitam.

"ini dari saya, karena kamu anak yang sopan. Jangan berubah nak ta, sekarang banyak anak muda yang umurnya sama seperti kamu tetapi tidak memiliki rasa sopan yang tinggi seperti kamu"

"iya pak, terima kasih atas pemberiannya"

Saat itu juga aku melihat mahkluk kembaran pak Hasan tangannya memendek sedikit terlihat dari mata ku. kemungkinan karena dia memberikan barangnya kepada ku dengan ikhlas dan tulus, dia lalu berjalan keluar dari toko.

"bagaimana nak? Pak Hasan itu orang baik kasihannya dia memiliki masa lalu yang kurang bagus. Oh iya kamu bekerja saja disini selama yang kamu mau, ikut kerja di toko saya. Kalau kamu sudah punya tujuan baru kamu pergi tidak apa-apa, nanti ikut bapak pergi ke rumah bapak. Disana ada kamar kamu tinggal sama bapak okey"

"oh terima kasih bapak, terima kasih sekali. kenapa bapak baik sekali sama saya" sambil aku mencium kedua tangannya sebagai tanda terima kasih ku.

"kamu anak baik dan sopan, siapa saja yang dekat dengan kamu pasti merasa nyaman. Meskipun kamu pendiam, kamu masih menghormati orang tua seperti saya. Saya di rumah ada anak laki-laki tapi nakal, kamu siapkan mental saja. Sabar ya..saat menghadapi anak saya"

"iya pak, saya akan sabar. Saya sudah sangat terbantu oleh kebaikan bapak"

"ya sudah nanti jam 7 malam kita tutup lalu makan bersama di rumah��

"baik pak"

"kamu panggil saja saya pak Ardi"

Meskipun aku baru mengenal pak Ardi hari ini, tapi dia sudah sangat membantu ku. tadinya aku penasaran alasan kembaran pak Ardi tidak terlalu buruk rupa seperti yang lain ternyata memang pak Ardi orang yang baik hati. Dia juga taat beribadah meskipun aku merasa ada rasa kesedihan yang mendalam di dalam dirinya. Di rumah pak Ardi aku di tunjukkan kamar lalu kami makan bersama dengan makanan yang sudah di buat oleh pak Ardi sendiri.

"bapak aku butuh uang!!" tiba-tiba anak pak Ardi teriak sambil membuka pintu dengan kasar

"berapa yang kamu minta?"

"bapak bisa kasih aku berapa?"

"Cuma segini yang bapak bisa" pak Ardi sambil merogoh saku celananya lalu memberikan uangnya.

"aku pergi dulu pak, aku pulang malam"

"kamu tidak makan dulu?"

"enggak usah, enggak lapar"

"kamu perkenalan diri dulu sama tamu"

"siapa ini pak? Anak baru bapak?"

"ini pegawai baru bapak"

"oh ya udah, aku pergi"

"kamu jangan pulang terlalu malam nak"

"sudah lah pak"

Aku melihat ada mahkluk yang mempengaruhi sudah sejak lama, bau mahkluk itu sangat tidak enak. Beruntungnya aku sudah bisa mengatur tenaga kehidupan ku, jadi baunya tidak lama-lama masuk ke hidung ku. saat mahkluk itu menyadari jika aku bisa melihatnya, dia menatap ku dengan mata merahnya lalu dia meminta pertolongan kepada ku untuk melepaskannya. Aku terkejut ternyata ada juga mahkluk yang di paksa untuk bekerja. Dia menceritakan jika tempat tinggalnya berada di kamar anak pak Ardi, karena itu dia bisa meminta tolong kepada ku. saat aku berdoa agar dia mendapatkan tenaga kehidupan ku dan melepaskan pengaruhnya terhadap anaknya pak Ardi secara perlahan. Dia merasa panas dan hanya bisa berteriak, saat aku tanya pemiliknya dimana dia tidak bisa menceritakannya karena dukunnya selalu mengawasinya.

Aku pun hanya bilang jika aku akan mengusahakan semampuku, kalau aku di ijinkan oleh tuhan untuk membantunya tentu dia akan lepas dari pemiliknya.

"nak tolong di maklumi anak saya"

"iya pak tidak apa-apa, bapak tadi juga sudah memperingatkan saya. Saya sudah menyiapkan mental hahahah"

"iya ya, hahahahaha...syukurlah kalau kamu bisa mengerti anak saya"

"anak bapak memang dari dulu begitu pak?"

"sebenarnya tidak, bapak juga tidak tahu ta. Semenjak dia masuk kelas 3 SMA dia berubah menjadi seperti itu. sepertinya gara-gara tekanan belajar hahahahaha"

Aku melihat pak Ardi dengan tegar mengatakan kesulitannya. Memang istri pak Ardi sudah lebih dari 6 tahun telah meninggal, aku tahu pasti sulit sekali membesarkan anak laki-laki yang bahkan pak Ardi sendiri tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi di usianya yang sudah tua. Hanya mengahrapkan anaknya bisa berubah suatu saat dan dapat memperingan pekerjaannya. Saat makan pak Ardi tidak henti-hentinya menceritakan almarhum istrinya. Kecantikan, kesabaran, dan kebaikan istrinya dia ceritakan semua seperti orang yang sedang sangat merindukan sosok istrinya. Selesai makan aku membantu pak Ardi untuk mencuci piring.

"pak Ardi, saya penasaran dengan sosok istri bapak. Pak Ardi jika ada waktu bisa membawa saya untuk mengunjungi istri bapak?"

"boleh lah nak tentu saja pasti ada waktu, sudah lama aku tidak berkunjung kesana. Coba saja anak saya bisa saya ajak sekalian, sepertinya aku tidak bisa membujukny"

"pak Ardi bagaimana jika saya bisa membujuk anak bapak agar bisa ikut sekalian"

"memangnya kamu bisa nak?"

"saya coba dulu pak"

"bagaimana jika hari minggu, berarti 3 hari lagi"

"baik kalau begitu pak"

"sebaiknya kita tidur saja, sudah malam ini"

"baik pak"

Aku pun untuk pertama kalinya bisa tidur setelah dari gua, saat aku tidur aku bermimpi bertemu kembali dengan bapak dan ibu ku. mereka senang karena dengan takdir ku aku dapat membantu orang-orang yang di sekitar ku.

"nak, kamu membuat kami semakin bangga. Bantulah orang-orang yang baik kepada mu, mereka akan membuat kamu semakin mengerti akan dunia ini"

"iya bu"

Lalu aku terbangun tiba-tiba saat tengah malam, karena mendengar ada yang mengetuk pintu dengan keras.

'ceklek ceklek kreeek' aku membuka pintu.

"mana bapak? Kenapa malah kamu yang membuka pintu"

"beliau sedang tidur" ternyata anaknya pak Ardi yang baru pulang, padahal jam sudah menunjukkan jam 2 pagi.

"ya sudah, tutup pintunya jangan lupa di kunci..!!" lalu dia berjalan menuju kamarnya, menutup pintu kamarnya dengan keras.

Beruntungnya pak Ardi tidak terbangun karena ulahnya. Lalu aku beribadah malam sebentar, sambil berdoa agar tuhan memberikan ku petunjuk agar bisa membantu pak Ardi. Tidak lama setelah itu, aku melihat dari balik tembok mahkluk itu perlahan pengaruhnya mulai menghilang. Pemilik mahkluk itu yang memulai merasakannya marah kepada ku lalu mengirim mahkluk lain. Tetapi mahkluk itu tidak bisa melakukan apapun pada ku karena tenaga kehidupan ku yang berbeda dari manusia lain. Lalu mahkluk itu kembali ke pemiliknya, lalu aku berdoa kembali agar mahkluk yang ada pada anaknya pak Ardi bisa lepas dari dukun itu. setelah aku berdoa mahkluk itu berterima kasih kepada ku dan menginginkan aku untuk mendoakannya. Meskipun sakit dia rela menahannya karena memang banyak kejahatan yang telah dia lakukan karena suruhan dukunnya. Aku pun mendoakannya agar dia di ampuni, kali ini doa ku tidak membuat dia kesakitan lalu dia menghilang setelah mengucapkan terima kasih kembali kepada ku.

Keesokkan harinya anaknya pak Ardi sakit karena mahkluk itu tiba-tiba menghilang, aku yang tidak tahu bakal akibatnya begini. Dukun itu mengirimkan mahkluk lain untuk membuat anak itu sakit lalu menariknya kembali. Tetapi jejaknya masih ada, aku pun berdoa kembali dengan keyakinan dan memendam rasa marah ku. setelah aku berdoa agar dukun itu kembali ke jalan yang benar, dukun itu akhirnya meninggal karena ilmunya. Lalu penyakit anaknya pak Ardi berangsur membaik, dia di rawat sendiri oleh pak Ardi. Besoknya aku mengantarkan makan ke kamar dia, sambil membujuknya untuk ikut besok ke makam ibunya.

"ini makan mu, ini minumnya"

"hmm…terima kasih"

"apakah kamu bisa ikut besok ke makam ibu mu?"

"ke makam ibu ku? bersama dengan bapak?"

"iya"

"aku sudah lama tidak kesana, apa tidak apa-apa?"

"kenapa kamu berpikir seperti itu?"

"aku merasa menjadi anak tidak baik, selama hampir 6 bulan ini"

"sekarang apa kamu baik-baik saja"

"iya setelah aku bermimpi ibu ku 2 hari yang lalu saat aku pulang malam, terus aku sakit. Aku merasa mungkin ibu kecewa padaku karena itu aku menjadi sakit"

"jika kamu merasa begitu, bukannya lebih baik kamu berubah. Agar ibu mu tidak merasa semakin kecewa pada mu?"

"iya benar, apa yang sebaiknya aku lakukan?"

"besok kamu ikut kamu ke makam ibu mu, berdoa disana. Lalu setelah belajar kamu bisa ikut aku membantu di toko bapak mu. aku akan mengajarkan mu selama seminggu lalu aku akan pergi…"

"kamu pergi kemana?"

"aku harus melanjutkan perjalanan ku, aku tidak bisa terus disini"

"apakah bapak tahu…"

"besok aku akan memberitahukannya, sebaiknya kamu cepat berubah. Lihat bapak kamu yang kesusahan mencari uang untuk mu"

"iya aku akan lakukan"

"ini obat mu, aku pergi ke toko"

"apakah kamu akan berkunjung kembali"

"aku akan berkunjung jika aku punya waktu"

"apakah aku boleh memanggilmu kakak, dari dulu aku ingin punya seorang kakak"

"terserah mu" lalu aku melihat dia tersenyum sembari aku menutup pintu kamarnya.

Keesokkan harinya dia menepati janjinya, semakin hari tenaga kehidupannya yang berwarna gelap mulai berubah menjadi cerah. Aku senang melihat perubahannya yang cepat menandakan dia serius ingin berubah. Seminggu telah berlalu , dan saatnya aku meneruskan perjalanan ku tempat penting yang sudah di beritahukan si hitam kepada ku.

"pak Ardi terima kasih telah memperbolehkan saya tinggak bersama dengan bapak"

"iya nak ta, kamu memang anak yang baik. Jika ada waktu berkunjunglah lagi kesini "

"iya pak, saya akan ingat selalu bapak"

"iya kak, jangan lupa kesini lagi"

"iya kamu nurut sama bapak kamu, jangan macam-macam"

"siap kak, terima kasih kakak mau mengajarkan ku"

"iya sama-sama. Kalau begitu saja pamit pak Ardi. Assallammualaikum wr. wb."

"iya nak, hati-hati di jalan. Waallaikumsalam wr. wb"

Aku pun melanjutkan perjalan ke tempat selanjutnya sesuai petunjuk dari si hitam. Aku yang sekarang bisa berjalan dan berlari dengan cepat, tenaga ku juga semakin banyak di bandingkan manusia lain. Mulai ada perubahan pada fisik ku dari latihan ku setiap pagi berolahraga.

avataravatar