webnovel

Berlari

Semua anak-anak sedang berkumpul di bawah sebuah pohon, mereka saling berbagi cerita selagi mereka beristirahat. Orion berada di tengah-tengah itu namun pikiran sedang tidak ada di sana, dia memikirkan sesuatu.

"Orion..." Kiana yang ada di sampingnya memanggilnya, namun Orion tidak menjawab. Dia terlihat serius.

"Orion...." Sekali lagi Kiana memanggilnya.

TAP

Orion langsung tersadar, dia merasakan sesuatu menyentuh wajahnya dan melihat ke sumbernya. Tangan Kiara berada di dahi Orion, mereka berdua saling menatap. Hingga akhirnya mereka kembali normal, dengan wajah yang merona.

"A-ada apa, Kiara?"

"Bu-bukan apa-apa, Kiara hanya ingin memastikan apakah Orion baik-baik saja. Soalnya Kiana dari tadi memanggil Orion terus"

"O-Oh, begitu.....Jadi, ada apa Kiana?" Orion sekarang melihat ke Kiana.

"Permainan...Akan segera di mulai" Kiana tampak kesal dengan apa yang Orion dan Kiara lakukan tadi.

'Eh? Kenapa dia terlihat kesal begitu? Apa karena aku mengganggu Kiara? Padahal Kiara yang memulainya' Orion bingung.

Mereka semua berdiri, mereka mulai melakukan undian untuk orang yang akan mengejar yang lainnya. Undian itu di dapat oleh Zealot, mereka semua langsung berpencar. Zealot memberi mereka waktu 10 detik untuk menjauh, selagi dia menunggu.

"9....10.....Nah, waktunya untuk bermain" Zealot tersenyum dan mulai berlari.

Dia bergerak dengan cepat, dia terlihat tahu kemana dia harus pergi. Dia langsung melihat beberapa anak yang masih berlari, begitu mereka melihat Zealot yang ada cukup jauh di belakang mereka.

Mereka menjadi panik dan berlari lebih kencang, memaksa kaki mereka untuk terus berlari. Meskipun begitu, Zealot tampak semakin mendekat dan itu membuat mereka semakin panik. Zealot sekarang tepat di belakang mereka.

Anak-anak itu langsung berpencar, itu tidak mengganggu Zealot karena dia sudah menetapkan targetnya dan tetap mengejarnya. Anak itu terlihat terkejut melihat tindakan teman-temannya, dia hanya bisa berteriak.

...

Di sisi lain dari desa, Orion bersama beberapa anak lainnya masih menjauh. Namun sekarang Orion berhenti dan itu membuat anak-anak lainnya ikut berhenti satu persatu, Kiara dan Kiana yang ada di sana juga bingung dengan Orion.

"Ada apa, Orion?" Tanya salah satu anak laki-laki di sana.

"Untuk apa kalian terus berlari?" Orion bertanya.

"Ya, tentu saja untuk menjauh dari Zee agar dia tidak bisa menangkap kita" jawab anak itu.

"Lalu, dengan begitu. Dia bisa dengan mudah menangkap kalian ketika kalian terpojok, kan"

"Eh?" Anak itu tampak bingung.

"Apa kalian sadar bahwa ini adalah jebakan yang dipasang oleh Zee?"

"Jebakan?"

"Sepertinya tidak, ya..." Orion menghela nafas.

"Kalian semua, kemarilah" Orion melihat ke anak yang lainnya.

"Kalian tahu kan, bahwa permainan kita ini punya peraturan?"

"Ya" jawab mereka.

"Bisa salah satu dari kalian menyebutkan nya?" Orion berkata.

"Tidak boleh keluar dari area desa, tidak boleh menggunakan sihir atau skill, batas waktu 15 menit, boleh bersembunyi tapi tidak di dalam rumah, tidak boleh memukul atau kontak fisik yang keras" jawab Kiana.

"Nah, apa kalian bisa menyimpulkan sesuatu?"

"..." Mereka diam sejenak.

"Ha..." Salah satu anak tampak terkejut, semuanya melihat kepadanya.

"Ada apa?"

"Apa kau tahu?"

"Katakan, ada apa?" Anak-anak lainnya mulai bertanya.

"Zee membuat peraturan itu untuk keuntungannya sendiri" jawab anak itu dan itu membuat anak-anak lainnya terkejut.

"Apa itu benar, Orion?" Kiara melihat ke Orion.

"..." Orion hanya diam, namun ekspresi wajah tak percaya tampak jelas di wajahnya.

"Hah..." Orion menghela nafas sambil mengusap wajahnya.

"Bukan begitu, lagipula. Aku mendengar dari kak Anna, bahwa memang begitu adanya permainan kejar-kejaran ini" Orion melanjutkan.

"Lalu, apa maksudnya?"

"Mari kita persempit peraturan yang ada, pada 2 peraturan saja. Yaitu batasnya ada desa dan tidak boleh masuk ke rumah"

"....." Mereka mendengarkan.

"Jika kita tidak boleh keluar dari area desa, maka kemana tempat yang paling baik?"

"Di pinggir desa" jawab beberapa dari mereka.

"Nah, di sanalah letak kesalahannya. Jika kalian berpikir begitu, apa Zee tidak akan berpikir begitu juga?"

"Benar juga, tapi apa maksudnya?"

"Zee tahu, kalau kalian pasti akan pergi ke pinggir desa. Dan aku yakin, kalau setiap kali bermain. Kalian akan selalu ke pinggir desa"

"...." Mereka mengangguk.

"Tapi, justru di sanalah letak jebakan Zee"

"Jebakan apa, Orion?"

"Jebakan yang mengatakan dengan jelas bahwa kalian semua ada di pinggir desa, maka dia hanya perlu menyusuri pinggir desa. Ketika bertemu dengan salah satu dari kalian, dia hanya perlu mengejarnya"

"Tapi, kalau tidak ke pinggir desa. Bisa-bisa, kami di tangkap lebih cepat"

"Nah, jika memang begitu. Bersembunyi saja dari Zee, lebih hemat tenaga"

"Tapi, mau sembunyi kemana? Di sini tidak banyak tempat bersembunyi, masuk ke rumah juga tidak boleh"

"Ya, itu memang benar. Tapi peraturan tidak melarang kita untuk memanjat pohon kan?" Orion tersenyum tipis. Mereka semua bergeming, apa yang Orion katakan belum pernah terpikir oleh mereka.

"Dan meskipun kalian berhasil sampai di pinggir desa sekalipun, aku yakin. Kalian pasti agak kelelahan, Karena harus cepat-cepat sampai disana. Sedangkan, Zee. Dia hanya perlu berjalan karena tahu bahwa kalian pasti ada disana"

"Tapi, tetap saja. Itu tidak merubah kenyataan bahwa Zee sangat cepat" mereka menjawab.

"Aku tidak tahu secepat apa Zee, tapi masih ada cara untuk mengalahkannya"

"Eh? Benarkah?" Mereka tampak terkejut.

"Ya" Orion mengangguk.

"Apa itu, Orion?"

"Waktu"

"Waktu?"

"Ya, entah secepat apapun Zee itu. Jika dia tidak bisa menangkap kita semua dalam waktu 15 menit, dia tetap dinyatakan kalah. Jadi, kalian hanya perlu mengulur waktu"

"..." Mereka semua terdiam, tampak jelas bahwa mereka merasa sangat percaya diri.

'Ya, meskipun aku berkata begitu. Kalian benar dalam satu hal, itu tidak merubah kenyataan bahwa Zee sangat cepat"

"Tapi, Orion. Bagaimana caranya agar bisa mengulur waktu untuk Zee?"

"Itu mudah, kalian tidak harus selamat semua. Cukup 1 orang yang masih belum tertangkap hingga waktunya dan dengan begitu kalian bisa menang"

"Berarti 1 orang itu harus bersembunyi?"

"Begitu juga boleh, terserah kalian saja. Yang penting 1 orang sel-" Orion melihat Zee di ujung sana.

"Itu, dia. Lebih baik kalian segera lari" Orion langsung berlari, mereka terkejut dan melihat kebelakang. Zealot berlari dengan cepat, menuju ke arah mereka.

Zealot langsung menetapkan targetnya dan terus mengejarnya, anak itu sadar bahwa dia yang menjadi sasaran. Dia teringat akan perkataan Orion yang mengatakan bahwa hanya butuh 1 orang yang selamat, maka mereka bisa menang.

Anak itu pun langsung berpisah dari yang lainnya dan berlari sendiri, Zealot tentu mengejarnya. Seiring berjalan waktu, Zealot semakin dekat dengan anak itu. Anak itu menjadi sedikit panik, yang menyebabkan konsentrasi nya buyar dan Zealot akhirnya menangkapnya.

.....

Permainan masih berlangsung, Zealot terus menangkap anak-anak lainnya dan berhasil menangkap lebih dari setengah jumlah mereka. Zealot masih memburu yang lainnya, dia sedang mencari orang yang bisa dia temukan dan kejar.

'Semakin sedikitnya orang yang tersisa, itu membuat ku semakin sulit. Waktu ku tinggal 3 menit, itu cukup' Zealot berhenti sejenak, dia melihat sesuatu.

"Orion!!" Zealot berteriak, memanggil Orion yang ada di ujung sana. Orion mendengarnya dan melihat kearahnya, namun tidak berlari.

.....

Orion sedang duduk di depan rumahnya seperti biasa, membaca buku di halaman rumah. Dia berbaring di atas alas kain, matanya mengikuti kata yang sedang dibacanya di pikirannya. Seseorang mendatanginya, dia menyadari itu dan langsung duduk.

"Ayah, ada apa?" Orion menutup bukunya.

"Apa kamu, masih membaca buku?" Sol mengambil salah satu buku yang di tumpuk Orion, dia membaca judul buku yang ada di depannya.

"Iya, soalnya ini menarik untuk di baca"

"Ya, cerita petualangan memang menarik untuk di baca" Sol tersenyum sambil meletakkan kembali buku itu.

"Jadi, ayah. Ada apa?"

"Begini....Apa kamu tidak mau bermain dengan teman-teman mu yang lain? Bukankah lebih menyenangkan untuk bermain bersama mereka, daripada membaca buku sendirian disini?"

"....." Orion diam, dia tidak tahu harus menjawab bagaimana.

"Orion, ayah ingin bertanya sesuatu. Apa kamu tidak keberatan?"

"Tentu, ayah. Untuk apa aku merasa keberatan"

"Baiklah, kalau begitu. Apa kamu memiliki teman sebelumnya?"

"Ada, meski tidak banyak"

"Apa kamu menghabiskan waktu bersama mereka dengan menyenangkan?"

"Kurang lebih begitu" Orion mengingat teman-temannya yang ada di dunia sana.

"Apa disini, kamu memiliki teman?"

"Kurasa, tidak"

"Kenapa? Apa mereka menjahili mu atau sesuatu?"

"Tidak, hanya aku yang tidak ingin dekat dengan mereka"

"Begitu, ya..." Sol tersenyum.

"Nak, dengarlah..."

"Suatu hari nanti, kamu akan meninggalkan dunia ini. Jadi, hiduplah dengan cara yang akan kamu ingat. Ayah tidak akan memaksa mu, tapi. Milikilah banyak teman yang baik, yang dapat di andalkan dan bisa dipercaya..." Sol mengusap kepala Orion.

"Lalu, nikmatilah apa yang terjadi dan selagi itu membuat mu senang. Kamu bisa menghibur diri dengan bermain bersama yang lainnya dan memberi tantangan pada diri sendiri" Dia tersenyum kepada Orion, sedangkan Orion terlihat sangat memikirkan apa yang ayahnya katakan itu.

'Teman-teman dan tantangan akan membuat hidup mu menyenangkan, hingga rasa bosan pun menjauh' Orion pernah mendengar itu dari seorang pria, namun dia tidak ingat siapa. Tapi karena itu juga dia jadi tahu, bahwa pria itu adalah ayah kandungnya.

"Baik, ayah. Akan ku coba" Orion berkata, sambil tersenyum tipis.

...

"Orion!!!" Zealot berlari dengan cepat kearah Orion.

"Tangkap aku jika kau bisa, Zee" Orion mulai berlari.

Orion bisa melihat bahwa Zealot semakin mendekati, dia sendiri mengakui kecepatan Zealot. Sekarang dia mengerti tentang apa yang anak-anak lainnya bicarakan soal kecepatan Zealot, Orion sekarang hanya beberapa langkah di depan Zealot.

'Hmm, cukup cepat. Tapi, aku masih bisa...' Orion pun menjadi tambahan cepat, Zealot terkejut dengan itu.

Jarak mereka semakin jauh, meski tidak secara signifikan. Orion terus berlari dengan Zealot mengikutinya, dia juga terkadang melakukan gerakan tipuan agar membuat Zealot terkecoh sedikit hingga membuatnya melambat.

'Memang benar bahwa aku sedikit lebih cepat dari pada Zealot, namun ini tidak bertahan lama. Aku bisa kalah dalam hal stamina, berpikir...'

Orion langsung berbelok ke kanan, Zealot juga mengikuti. Orion berlari melalui beberapa pohon yang cukup besar, dia berhenti di antara pohon-pohon itu.

"Wah, aku tidak menyangka bahwa kau bisa secepat itu..." Zealot mengusap dahinya.

"Aku juga terkejut melihat mu bisa secepat itu" Orion berkata, wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Namun nafasnya masih terdengar memburu oksigen.

"Baiklah, aku harus menangkap mu..." Zealot mengambil ancang-ancang dan masuk ke antara pohon-pohon itu.

Orion juga bergerak, dia tidak menjauh dengan cara pergi dari sana. Melainkan tetap di sekitar pohon-pohon itu, dia hanya menghindari Zealot. Sementara anak itu terus mengejarnya, Orion dengan gesit bisa menghindari Zealot.

'Dia cepat, tapi tidak gesit serta refleksnya buruk' Orion masih menghindari Zealot, dia dengan mudah bergerak di tempat yang cukup sempit itu.

Orion tetap berada di sana, Zealot terlihat sangat kesulitan. Dia bisa mengejar sesuatu selama jalur yang akan dia lewati itu jelas, namun dia tidak terbiasa bergerak dengan cepat di ruang yang sempit. Sekarang dia sudah tidak bisa melihat Orion, Orion bersembunyi dibalik pohon.

"Orion, kau masih disini?" Zealot melihat ke sekitarnya, tidak ada jawaban dari Orion.

TAP

Zealot berbalik, Orion memegang bahunya. Dia menunjuk ke pergelangan tangannya sendiri, memberikan tanda bahwa waktu 15 menit Zealot sudah habis. Zealot menghembuskan nafas panjang, dia tersenyum ke Orion.

"Ayo kembali, mereka pasti juga sudah tahu..." Orion berkata, dia berjalan keluar.

"Ya, kurasa kau benar" Zealot mengikutinya.

Mereka sampai di tempat berkumpulnya anak-anak lainnya, mereka terkejut melihat Zealot yang datang bersama Orion.

"Zee, kau berhasil menangkap Orion ya.." beberapa anak mendekati mereka, termasuk Kiara dan Kiana.

"Bukan, aku kalah. Permainan sudah berakhir" Zealot berkata, Orion menjauh dari mereka.

"Apa yang kau bicarakan Zee, masih ada 1 menit lagi" Mereka melihat Zealot dengan bingung.

"Tapi, kata...." Zealot menyadari sesuatu, dia mencari Orion. Namun Orion tidak ada di sana.

"ORION!!!!" Zealot berteriak, dia terlihat sangat kesal.

'Anak-anak memang mudah diperdaya....' Orion tersenyum tipis, dia berada di belakang sebuah rumah.

Next chapter