61 Akhir Dari Rasa Takut

Argus saat ini melayang cukup jauh di atas serigala itu, serigala itu masih mengunci matanya kepada Argus. Dia tidak mempedulikan Orion dan Rover yang masih ada di sekitar sana, Argus memberikannya beberapa goresan dan dia merasa kesal akan hal itu.

"Huh…." Argus menghembuskan nafas panjang, tatapannya juga tidak berpaling dari serigala itu.

'Aku takut, aku takut mati, aku takut melawan serigala itu, aku takut mengecewakan tuan ku dan aku takut pada diriku sendiri'

'Apa yang harus aku lakukan?'

SRING

3 pasang sayap Argus menghilang begitu saja, Argus terkejut. Tubuhnya melesat turun dengan cepat dan bertambah cepat secara perlahan, Argus bisa melihat tanah keras yang akan di hantam oleh tubuhnya.

'Perasaan apa ini? Kenapa perasaan ini selalu datang disaat aku akan mati?' Argus bisa merasakan jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

Argus melihat ke serigala yang melompat menerjang dirinya, Argus merentangkan tangannya ke arah serigala itu dan sebuah tangan hitam dengan rantai muncul. Tangan itu mencengkeram salah satu kaki serigala itu.

Argus menarik dirinya untuk bisa dekat dengan serigala itu, dia pun menancapkan pedangnya ke tubuh serigala itu dan mereka jatuh ke tanah.

"Sepertinya, Argus berhasil" Orion berkata.

"Dia sudah lega, kan"

"Ya, dia bisa mengambil keputusan yang baik dalam waktu singkat. Pasti rasa takut akan jatuh membuat adrenalin menggila di tubuhnya dan dia dengan baiknya memanfaatkan itu untuk berpikir jernih…"

"ketika kau panik atau gugup, pikiran mu akan tertutupi dengan informasi-informasi baru yang tidak berguna. Tapi bukan berarti kau tidak bisa menyaring itu dan melihat hal-hal penting saja, ingatlah itu…"

"Bahwa sangat disarankan untuk berpikir jernih, tenang dan rasional dalam situasi terdesak" Orion berkata, dia berdiri dan berjalan ke arah Argus.

Argus menyerang serigala itu dengan pedangnya, dia memanfaatkan situasi yang membuat serigala itu semakin sulit untuk berdiri karena baru saja terjatuh.

Argus melompat mundur, serigala itu berhasil bangun meski tubuhnya mengeluarkan banyak darah. Argus bersiap dengan pedangnya, serigala itu terlihat ragu untuk mendekati Argus.

SRET

Argus melempar beberapa bola api merah ke arah serigala itu, serigala itu mengeram dan melompat. Argus mengambil posisi untuk melompat tinggi, 3 pasang sayap kembali muncul di punggungnya dan dia pun mendorong dirinya ke udara.

'Aku yakin bahwa itu seperti ini…' Argus memutar dirinya, sambil tubuhnya di dorong ke arah serigala itu.

SLASH

Argus bergedik begitu tebasannya tidak menyentuh apapun, begitu dia melihat ke sekitarnya. Dia menemukan serigala itu yang ada di bawahnya, Argus mengembangkan sayapnya dan dia pun terhenti di udara.

Namun sayapnya kembali menghilang dan membuat dirinya juga ikut turun bersama serigala itu, serigala itu tampak sudah siap untuk mendarat dan menunggu Argus.

Argus menggenggam pedangnya seperti menggenggam sebuah tombak, pedangnya di tutupi oleh api hitam. Argus pun melempar pedang itu seperti tombak dengan cepat ke arah serigala itu.

CLEP

Pedang itu menancap tepat di tubuh serigala itu, serigala itu menggeram kesakitan beberapa saat dan tumbang begitu saja. Argus terkejut melihat itu, namun kesadarannya memudar.

"Rover"

"Baik" Rover menangkap tubuh Argus.

.

[Argus naik Rank]

[Tingkat kekuatan Argus meningkat]

[Argus membunuh serigala raksasa (B+) Memperoleh +30.000 (+150%) poin pengalaman]

[Kekuatan meningkat]

[Jumlah energi sihir meningkat]

.

Orion hanya diam, dia melihat ke Argus yang tidak sadarkan diri. Dia menyuruh Rover untuk membaringkannya dan dia mendekati serigala yang susah payah dibunuh oleh Argus. Orion pun mengambil Core dan beberapa hal yang berharga dari serigala itu.

.

Nama: Orion

Rank: C+

Energi sihir: 45.000

Tingkat kekuatan: 30.000

Poin pengalaman: (275.000/450.000)

Gelar: <Raja dunia>, <Champion>, ...

Potensi: Tak terbatas

.

'Jumlah Mana ku bertambah sedikit dan begitu juga dengan kekuatan ku, meski hanya peningkatan kecil. Dan poin pengalaman ku juga bertambah banyak dari membunuh serigala-serigala ini'

"Argh…" Argus duduk, dia melihat ke sekitarnya.

"Sudah merasa lebih baik?" Orion mendekat.

"Sudah tuan, tapi. Apa yang terjadi?"

"Seperti yang kau lihat di sana, kau berhasil...."

"Akhir dari rasa takut"

"….." Argus menatap ke serigala itu dengan diam.

"Mulai sekarang, jangan pernah meragukan diri mu. Kau itu kuat, Argus" Orion menyerahkan pedang Argus kembali ke Argus.

"Baik….Tuan" Argus berkata, dia menundukkan kepalanya.

"Kau boleh berpuas diri Argus, kau boleh berbangga dengan apa yang kau lakukan sekarang, dan kau boleh berteriak untuk mengungkapkannya" Orion tersenyum tipis.

"….." Argus tampak diam.

"Hmm?" Orion bingung dengan reaksi Argus.

"WAAA!!!!" Argus berteriak se keras yang dia bisa, Orion dan Rover tampak terkejut dengan tindakan tiba-tiba itu.

"Sudah lebih baik?"

"I-iya, tuan" Argus tampak malu.

"Tidak perlu merasa malu, santai saja" Orion duduk di dekat Argus dan Rover juga duduk.

"Rover kembalilah" Orion melihat ke Rover"

"Baik, tuan" Rover mengangguk dan clone Orion pun lenyap.

"Argus, apa kau bisa merasakan apa yang terjadi pada diri mu?"

"Aku tidak tahu, tuan" Argus tampak bingung.

.

Nama: Argus

Rank: B

Tingkat kekuatan: 70.000

.

'Sekarang dia meningkat lebih jauh, tapi aku tidak perlu mencemaskan apapun'

"Selamat, Argus. Sekarang kau sudah naik ke Rank B, kau benar-benar jadi lebih kuat. Bahkan lebih kuat dari ku" Orion tersenyum.

"A-Aku, Rank B?" Argus tidak tahu harus bagaimana.

"Ya, seperti yang ku katakan tadi" Orion mengangguk.

"….." Argus hanya diam, namun tangannya bergetar memegang pedangnya itu.

"Tapi, meskipun begitu. Kau tidak akan bisa menang dari ku, jadi jangan merasa begitu hebat" Orion menyeringai kepada Argus.

"Aku tidak pernah berpikir bisa mengalahkan mu, tuan" Argus terkekeh.

'Jika tuan ku berkata begitu, maka memang begitulah yang akan terjadi'

"Ayo kita kembali, Argus"

"Baik, tuan"

"Bagaimana dengan beberapa luka yang kau derita sekarang?"

"Ini hanya luka kecil dan aku memiliki tingkat regenerasi yang cukup untuk menyembuhkan ini"

"Oh, kalau begitu kita akan menunggu hingga kau sembuh sepenuhnya"

"Terima kasih, tuan"

Orion dan Argus beristirahat di sana, Orion menggunakan waktu itu untuk menutupi beberapa luka goresan yang dia terima dari serigala-serigala itu dengan perban dan akhirnya Argus pulih sepenuhnya, lalu kembali ke bayangan Orion.

Orion sampai di kota, dia masuk semudah dia keluar. Karena langit sore yang sudah dari tadi tampak, Orion memilih untuk langsung ke asrama.

Sebelum Orion masuk ke asrama, dia melihat ke lapangan. Disana para gadis berkumpul, mereka terlihat sedang melakukan pelatihan kecil. Orion tidak ingin mengganggu dan memutuskan untuk kembali dan membersihkan diri.

Orion Membuka pakaiannya, beberapa bagian di tubuhnya di tutupi oleh perban. Orion menyentuh sedikit luka-luka itu, rasa nyeri dan sakit muncul disana.

'Ketika aku melawan 2 serigala Rank B itu, tidak ada masalah. Tapi ketika membantu Rover melawan yang Rank B+, itu memberi ku beberapa luka ini….'

'Argus begitu hebat bisa membunuh 1 seperti itu, aku sendiri belum bisa bertarung dengan benar hingga sekarang' Orion melihat ke kepalan tangannya.

TOK TOK TOK

Orion melihat ke pintu kamarnya dan mendekat ke pintu itu, ketika dia membukanya. Disana ada Kiana dan Kiara, mereka terkejut melihat Orion.

Mereka belum pernah melihat tubuh Orion secara langsung dan ketika melihatnya di hadapan mereka saat ini, mereka tidak bisa berkata-kata. Tubuh Orion terlihat ramping, namun juga terlihat kuat dan kokoh.

Kiana dan Kiara merona seketika, darah keluar sediki dari hidung mereka. Namun mereka dengan cepat mengusap darah itu. Tapi mereka kembali sadar begitu melihat beberapa perban yang terdapat darah pada mereka.

"Ah, Kiana dan Kiara. Ada apa?" Orion bertanya dengan santai.

"Orion, apa yang terjadi pada Orion?"

"Ya, kenapa ada luka dimana-mana?" Kiana tampak khawatir, dia menyentuh salah satu dari luka itu.

"Aku mendapat sedikit pertarungan dengan serigala di luar sana, jangan khawatir. Ini hanya goresan kecil"

"Aku akan mengobati mu, Orion" Kiana menarik Orion, menuju kamarnya.

TAP

"Kiana pikir apa yang Kiana lakukan?" Kiara men ahan tangan Orion yang lainnya.

"Hah? Tentu saja membawa kekasih ku untuk mengobatinya" Kiana melirik Kiara dengan kesal.

Kiana tidak secepat Kiara dalam mengambil inisiatif untuk Orion sebelumnya, namun dia sudah mulai untuk mengalahkan Kiara dalam hal kecepatan yang berhubungan dengan Orion.

Siapa yang cepat, dia yang dapat. Itulah yang selalu mereka tetapkan satu sama lain, bahkan jauh sebelum mereka menyukai Orion.

"Orion juga kekasih Kiara, jadi Kiara berhak untuk mengobatinya" Kiara menarik Orion, namun Kiana bisa mempertahankan Orion.

"Siapa yang cepat, dia yang dapat. Aku yang duluan berinisiatif untuk mengobati luka Orion" Kiana menarik Orion.

"Tapi Kiara yang pertama kali menanyakan keadaannya, berarti Kiara yang lebih dulu" Kiara kembali menarik.

"Kau hanya menanyakan kabar, Kiara. Bukan berinisiatif"

"Itu saja su-"

SRET

Orion sedikit pusing dengan permasalahan yang baru saja di ciptakan oleh kedua kekasihnya, namun dia juga sudah tahu. Bahwa itu termasuk resiko dari memiliki banyak kekasih yang satu sama lain, saling mengetahui. Bukannya bersembunyi.

Orion pun menarik mereka mendekat ke dirinya, Kiara dan Kiana terkejut. Tubuh mereka sepenuhnya menyerah pada kekuatan Orion dan tubuh mereka hanya mengikuti tarikan Orion.

"Kalian tidak seharusnya begi-"

BUK

Namun Orion tidak memperkirakan, bahwa kedua kekasihnya itu tidak bergerak sama sekali dan itu berakhir dengan siku mereka yang menghantam perutnya. Orion berlutut karena nyeri di lukanya bertambah.

"O-Orion, kau kenapa?" Kiana berlutut di samping Orion sambil mengusap punggungnya.

"Hanya sedikit nyeri saja, bukan apa-apa" Orion tersenyum kaku.

"Kiara akan mengobati Orion, ayo Kiara bantu" Kiara membantu Orion untuk berdiri.

"Hei, Kiara. Kemarikan Orion ku!!" Kiana berkata dengan kesal.

"Hah?" Kiara melihat ke Kiana dengan dingin.

"Ku bilang, kemarikan Orion ku" Kiana membalas dengan tidak kalah dingin.

SRET

"Aw!!!" Kiana dan Kiara berkata serentak, Orion mencubit pipi mereka.

"Ayo ke kamar ku…" Orion menarik mereka berdua.

"Nah, tolong sembuhkan aku" Orion berkata.

Kiara dan Kiana pergi ke kamar mereka, membawa hal-hal yang di perlukan untuk mengobati Orion. Mereka mulai membersihkan luka sekitaran Orion, awalnya mereka terkejut melihat luka Orion yang terlihat lebih parah jika dia memang melawan serigala.

Orion pun mengatakan serigala macam apa yang dia lawan sebenarnya, mereka berdua terkejut mendengar itu dan menasehati Orion agar lebih berhati-hati. Orion hanya tertawa kaku, dia tidak bisa menjanjikan itu.

Mereka menjahit luka Orion yang memungkinkan untuk di jahit, Orion sedikit bergeming karena nyeri dari jarum yang memasuki dirinya dan benang yang berjalan di kulitnya. Mereka juga memberi Orion cairan pemulih stamina dan ramuan mempercepat pemulihan.

"Terima kasih, Kiana dan Kiara. Aku sangat terbantu karena kalian mau menyembuhkan ku" Orion tersenyum kepada mereka.

"Kiara juga senang bisa berguna untuk Orion" Kiara tersenyum.

"Memangnya, siapa yang bilang kalau Kiara tidak berguna?" Orion menatap Kiara.

"Bukan siapa-siapa, Kiara hanya merasa begitu saja" Kiara menggeleng.

"Kau sudah banyak membantuku, bahkan dari dulu…." Orion mengusap kepala Kiara.

"Kalian berdua" Orion juga mengusap kepala Kiana.

"Hehehehe" Kiana tersenyum.

"Kalian sangat manis" Orion mencium pipi Kiana.

"….." Kiana terdiam, dia merona.

HAP

"O-Orion?" Kiana terkejut.

Orion menggigit sedikit pipinya, Orion berhenti dan melakukan hal yang sama kepada Kiara. Dia melakukan itu spontan karena pipi kedua gadis itu sangat lembut dan memiliki sensasi yang sama seperti dia menghisap payudara.

"Maaf, hanya saja pipi kalian begitu halus dan lembut" Orion terkekeh, sementara mereka berdua melihat Orion dengan pipi yang mengembung.

"Astaga, kalian jadi tambah lucu, imut dan manis" Orion mencubit pipi mereka berdua.

"Orion, hentikan. Itu menyakitkan!!" Kiana berkata.

"Orion, sakit!!" Kiara juga berkata.

"Ma-maafkan aku, sepertinya akan sulit untuk terbiasa dengan kalian di sisi ku. Aku suka itu" Orion tersenyum.

Kiara dan Kiana terdiam, senyum langsung Orion adalah hal yang belum pernah mereka lihat. Orion memang sering tersenyum, namun hanya senyum ringan dan tipis.

Tapi senyum yang dia berikan kepada kedua kekasihnya itu adalah senyuman murninya, yang membuat kedua kekasihnya itu terpana dan terdiam.

"Eee…Ada apa?" Orion bingung.

"Bu-bukan apa-apa" Mereka berkata sambil memalingkan wajah mereka yang merona.

"Kalau begitu, aku harus pergi mandi dulu" Orion pergi ke kamar mandi.

Orion masuk ke kamar mandi lalu membasuh diri dengan shower, setelah itu berendam di dalam bathtub. Orion merasakan sedikit rasa sakit yang menggigit ketika lukanya bersentuhan dengan air hangat, namun membiarkannya.

Orion kembali setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, dia berbaring karena hari ini cukup melelahkan untuk tubuhnya. Orion mengeluarkan {Black rover}.

'Rover, aku ingin bertanya' Orion berbicara melalui pikirannya.

'Tentang apa, tuan?'

'Core milik mu, apa terhubung dengan Core pedang ini?'

'Bisa di bilang, bahwa Core ku adalah Core pedang ini juga. Core kami 1'

'Ah, begitu. Lalu, apa warna Core mu?'

'Core ku memiliki warna hitam'

'Seperti dugaan ku, salah satu dari <12 mitologi dunia> memang hebat'

'Rover, apakah mungkin. Untuk seseorang menyerap Core dari makhluk lain?'

'Aku tidak pernah mendengar tentang ada hal seperti itu, kenapa tuan bertanya?'

'Aku hanya penasaran saja, mungkin itu bisa memberikan kekuatan tertentu pada seseorang'

'Sayang sekali, tuan. Aku belum mendengar apapun tentang itu, bagaimana jika tuan melihat di {Ensiklopedia dunia}?'

'Akan ku lakukan nanti, sampai jumpa' Orion memutus komunikasi mereka dan menghilangkan {Black rover}.

Orion menutup jendela kamarnya, malam sudah akan di mulai dan dia juga merasa lapar. Orion keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk makan malam yang menyenangkan.

avataravatar
Next chapter