1 SPL-Chapter 01

{Morning Debate}

Jakarta, salah satu kota terpadat di Indonesia, rumah bagi setiap insan yang merupakan warga asli maupun yang hanya sekedar berwisata

Jakarta juga merupakan rumah bagi dua lelaki yang sepertinya tidak akan mungkin pernah berdamai, layaknya tokoh Naruto dan Sasuke, kartun ninja dari Jepang

Mungkin saja mereka adalah versi nyata dari tokoh tokoh tadi

Ceklek

Suara pintu pagar sebuah rumah di Jakarta, tepatnya di Kabupaten Bekasi, Kota Cikarang, sebuah kota kecil memang, namun menyimpan begitu banyak cerita

Seorang pemuda berusia sekitar 16 tahun an, keluar dari rumah tersebut, menuju keparkiran tempat dimana ia memarkirkan sepeda kesayangannya

Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari rumah yang berada diseberang lelaki bernama Mingyu tadi, dan turut mengambil sepedanya disamping pemuda tinggi itu

Diperumahan mereka memang hanya terdapat dua parkiran khusus sepeda, yang dikarenakan jika disediakan lebih banyak parkiran, maka akan semakin mudah dicuri

"Ekhem, Good Morning"-Sapa pria yang usianya tak jauh berbeda dari Mingyu yang lebih dulu mengambil sepedanya

Namun, tak ada balasan yang Mingyu lontarkan, bahkan hanya sekedar anggukan kecil pun tidak ia lakukan

"Heh, denger nggak sih ?"

Mingyu menoleh kearahnya hanya untuk memberikan dehemannya sebagai tanda ia mengiyakannya

"Pantes orang orang manggil lo KakuMan, berasa ngomong sama patung, cih"

Mereka berdua telah saling mengenal sejak keduanya belum lahir, orang tua mereka memanglah dekat, sahabat karib katanya, namun kenapa tidak berlaku pada anak anaknya ?

Kemana mana selalu berdampingan, sekilas mereka nampak seperti anak kembar, tetapi ketika kalian mengenal mereka lebih dekat lagi, mereka bak air dan api yang tak akan pernah bisa berdamai

Dari mulai Taman Kanak Kanak hingga Sekolah Menengah Akhir, tempat dimana mereka mencari ilmu saat ini, keduanya tak pernah terpisahkan, bahkan mereka selalu mendapati kelas yang sama, hingga bosan mendatangi mereka

Sesampainya disekolah, lagi lagi keduanya mendapati bahwa mereka sedang berjalan berdampingan lagi memasuki kelas mereka, hingga salah satunya memulai percakapan, mungkin lebih tepatnya perdebatan

"Gyu, bisa nggak sih lo nggak ngikutin gua sehari aja, bosen gua"

"Gua disini mau belajar"

"Tiap hari ketemu lo terus, nggak dirumah, disekolah, diminimarket, di Mall, dimana mana kayaknya ada lu terus, berasa punya penguntit gua, kalo kayak gini caranya"

"Kurang kerjaan banget gua nguntit lo, kalo lo nggak suka, bilang sama nyokap-bokap lo, lagian mereka kan yang nyekolahin kita"

"Terus lo mau diem aja gitu ? Kita nempel terus kayak anak kembar gini"

"Gua ogah kembaran sama lo"

"Lah dikira gua nggak ogah kali, udah enek gua liat muka lo, lo lagi lo lagi"

"Ya nggak usah diliatin lah, bego"

"Tiap hari tiap waktu, lo lagi, dari matahari terbit sampe terbit lagi, lo lagi, capek gua, Gyu"

"Gua juga capek harus ketemu anak kayak lo"

"Maksudnya apa Gyu ?? HAH ??!"

"Otaknya entah kemana, kelakuan kayak maung (macan) , kerjaannya cuman berenang"

"Suka suka gua lah, ya emang gua nggak sepinter lo, tapi nggak usah ngehina gua juga dong, semua orang punya kehebatannya masing masing"

"Siapa yang ngehina, gua cuman menyatakan fakta seorang Wonwoo Anggawijaya aja kok"

"Oke, giliran gua yang nyatain fakta tentang lo, Mingyu Hirata"

"Silahkan, lumayan pahala gua nambah"

"Ini bukan gibah goblok, kan tadi gua udah bilang cuman fakta, giliran gua aja disalahin terus, kalo lo yang ngomong berasa kayak Tuhan yah Maha Benar"

"Suka suka gua lah, mau gua bilang gibah, gobah, goput sekalian, terserah gua"

"Lo yah Gyu..."

Brak

Suara yang memecah ketegangan dikelas mereka berasal dari Bu Ayu yang memukulkan buku bukunya entah seberapa tebalnya buku itu, membuat Wonu bergidik ngeri, membayangkan bagaimana sakitnya jika benda itu melayang kearahnya

"Mau sampai kapan kalian berantem terus ?"

"Udah berapa kali Ibu tegur kalian, mulai dari teguran halus, sampai dilaporkan pada wali kelas kalian"

"Padahal baru kemarin Kepala Sekolah memanggil orang tua kalian, bukan ?"

"Kalian teman sekelasnya, juga menyaksikannya, benar ?"

Sontak seisi kelas menjawabnya

"Benerrr, Buu"

"Lantas kenapa kalian masih bertengkar seperti ini, apa kalian tidak kasihan dengan orang tua kalian yang dengan susah payahnya membiayai kalian sekolah ?"

"Nggak sih, bu..Kan kita pakai beasiswa"

Lawakannya berhasil membuat kelas bergemuruh akan tawa

"WONU...Mentang mentang..Pakai beasiswa kamu semakin menjadi jadi rupanya"

"Mentang mentang cari duit, beliin anak sembarangan"

Lawaknya lagi, diikuti oleh Mingyu

"Pulang kerja dimarahin, ngajak berantem ?"

"Kamu, sih"

"Ini permen milkitiw, permen susu mahal"

Seisi kelas kembali ricuh, atas lawakan kedua bocah berprestasi tadi, tak ada yang menyangka bahwa Mingyu juga dapat mengikuti candaan Wonu seperti tadi, biasanya ia akan diam, atau malah menyalahkan Wonu

"Sudah..Sudah..DIAM"

Kelas menjadi hening, hingga kau hanya bisa mendengar suara detakan jam dan pendingin ruangan yang terpadang pada sisi sisi kelas

"Sudah cukup bercandanya, kembali kekursi masing masing dan buka buku paket kalian pada halaman 27"

Saat itulah kelas memulai pelajaran Matematikanya

○•○•○•○•○•Sweet Puppy Love•○•○•○•○•○

•Kim Mingyu as Mingyu Hirata•

•Jeon Wonwoo as Wonwoo Anggawijaya•

•Lee Ji Eun as Bu Ayu Larasati•

avataravatar
Next chapter