2 part 1

Aku terus melangkahkan kaki menyusuri lorong-lorong kelas sekolah dengan cepat.Langit sudah gelap,dan seperti nya sesaat lagi hujan deras akan turun.Anak-anak yang lain pun terlihat berjalan terburu-buru menuju parkiran untuk mengambil kendaraan mereka dan pulang sebelum hujan datang.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah,aku langsung mencegat angkot yang lewat.Kebetulan sekali sekolah ku letak nya sangat strategis,di pinggir jalan raya.Setelah naik kedalam bus yang penuh sesak dengan orang-orang yang baru pulang kerja atau pun pulang kuliah,aku melirik jam ditangan,pukul 16.10.Masih ada waktu untuk santai sejenak di kedai kopi langganan ku.

Ya,aku memang menyukai kopi.Minuman berwarna hitam ini mulai merebut hati ku ketika tak sengaja meminum nya saat mencicipi cappucino milik Rana,sahabat ku.Dan semenjak itu aku jadi rajin ke kedai kopi yang letak nya tak seberapa jauh dari kompleks rumah ku.

"Mbak,cappucino nya satu ya,"ujar ku pada pelayan di kedai kopi ini.Lalu aku langsung menuju meja kosong didekat jendela,tempat ini adalah tempat favorit ku.Dari tempat ini,aku dapat melihat lalu lalang orang-orang yang sibuk dengan keseharian mereka masing-masing,dan juga aku bisa melihat pengamen-pengamen kecil yang bernyanyi sambil berjoget.Terkadang aku sering memanggil mereka ke dekat jendela kedai ini,menyuruh mereka bernyanyi,lalu memberikan mereka uang serta beberapa potong brownies buatan ku.Ya,hobi ku memang membuat brownies.

Tak lama cappucino panas milik ku pun datang.Dengan segera ku raih cangkir yang mengepul itu dan menyeruput isi nya."Hmmm,"gumam ku sambil memejamkan mata saat cappucino itu masuk ke tenggorokan ku.Tapi . .kok cappucino nya berbeda ya?terasa lebih kental dan . .

"Mbak,maaf pesanan kopi nya tertukar,"ujar pelayan yang tadi mengantarkan pesanan ku.

Aku melongo sambil memandangi cangkir yang ada di tangan ku ini."Jadi ini apa ?"tanya ku heran.

"Itu esspreso,pesanan mas yang di ujung itu,"jawab pelayan itu sambil menunjuk seorang laki-laki berbaju hitam di meja dekat pintu masuk.Laki-laki itu memandang ku sambil tersenyum,lalu mengalihkan pandangan nya ke cangkir esspreso ditangan ku yang baru saja aku teguk seperempat isi nya.

Wajah ku sedikit memerah karna malu."Maaf,"ucap ku dengan bahasa bibir.Namun laki-laki itu malah menghampiri meja ku.Sang pelayan langsung menunduk dan merasa bersalah.

"Maaf ya mas,saya bikinin lagi kopi nya,"kata si pelayan sambil menunduk.

"Gak usah kok mbak,gak apa-apa saya minum ini aja,"tunjuk nya pada secangkir cappucino ditangan nya.Lalu si pelayan pun pamit dengan wajah bersalah.

"Eh,maaf ya pesanan esspreso kamu saya minum,"ujar ku dengan wajah tidak enak.

Dia malah tersenyum sambil menyeruput cappucino yang seharus nya menjadi milik ku."Ini juga enak kok,"kata nya.

"Tapi ini gak enak,"ceplos ku.

Dia tertawa kecil."Saya pesenin cappucino lagi ya kalo gitu?"tawar nya.

Aku menggeleng cepat."Eh,gak usah.Ngerepotin,"

"Oiya,saya Jovan,"ujar laki-laki itu sambil mengajak bersalaman.

"Mmh . . Lova," Lalu kami pun bersalaman dan saling melempar senyum.

"Eh,kayak nya kita ini jodoh ya?kayak kopi susu,"cetus Jovan tiba-tiba.

Aku sedikit mengerutkan kening ku.Apa sih maksud laki-laki ini?pake bilang kalo mereka ini jodoh segala,padahal baru kenal hari ini.

"Aku pake baju hitam ibarat nya kopi,dan kamu pake baju putih ibarat nya susu,"kata Jovan."Dan kita seperti kopi susu!"seru nya.

Ya,hari ini aku memakai baju putih,lebih tepat nya sih seragam putih.Karna aku masih mengenakan seragam putih abu-abu ke kedai kopi ini.Namun yang aku herankan,apa maksud si laki-laki ini berkata kalau mereka jodoh,pake bawa-bawa kopi susu segala.Benar-benar aneh!

Aku hanya tersenyum kecut saat laki-laki ini tertawa.Laki-laki yang aneh!Dan dia terus saja menatap kearah ku,membuat ku merasa risih saja.

"Kalau gitu,saya duluan ya," Sambil meraih tas,aku pun berdiri dari tempat duduk ku.

"Kok cepet banget sih?"tanya nya heran.

"Udah sore,takut hujan juga,"jawab ku sambil memasang senyum terpaksa,lalu pergi dari hadapan laki-laki aneh ini.

***

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam,namun aku masih sibuk didepan layar tablet ku.Banyak sekali mention di twitter dan juga pesan yang masuk ke whatsapp,yang berisikan pesanan brownies buatan ku.Menjadi penjual brownies adalah pekerjaan sampingan ku,lumayan lah untuk tambahan uang jajan,ditabung dan sisa nya untuk diberikan kepada anak-anak jalanan yang membutuh kan.

Berkali-kali aku menguap,namun berkali-kali pula pesan dan mention yang masuk dalam pemberitahuan ku.Untuk esok hari aku mendapat pesanan 2 loyang brownies coklat keju,dan 3 loyang brownies isi selai blueberry.Untung esok adalah hari minggu,jadi aku bisa memaksimalkan waktu nya untuk membuat kue.

Saat aku hendak meletakan tablet keatas meja,tak sengaja mata ku menangkap objek sebuah figura kecil.Didalam figura itu terlihat aku sedang tersenyum bersama anak-anak jalanan yang ada di lampu merah.Itu adalah foto beberapa bulan lalu,yang diambil saat aku dan beberapa teman sekolah ku mengadakan acara malam amal dengan membagikan nasi bungkus kepada para gelandangan dan anak jalanan di dekat lampu merah.

Aku tersenyum menatap figura itu,namun hati ku terasa sedih jika mengingat mereka.Mereka yang hidup sengsara di tengah hebat nya kota besar,mereka yang harus bersusah payah ditengah orang-orang yang hidup nya serba ada,dan mereka yang harus kelaparan disaat orang lain membuang makanan mereka seenak nya saja ketika merasa kenyang.

"Semoga aku bisa membantu mereka Tuhan,"bisik ku sebelum ku pejamkan mata dan larut dalam mimpi indah bersama anak-anak jalanan itu.

Keesokan hari nya,begitu bangun tidur yang ada dalam pikiran ku adalah brownies!Yup,aku harus segera membuat pesanan brownies dari para pelanggan.Setelah mencuci muka,aku pun bergegas menuju dapur dan langsung mengenakan celemek.

Kini dapur ku penuh dengan tepung,margarin,telur,coklat dan bahan-bahan lain nya.Mama yang baru saja bangun tidur langsung geleng-geleng kepala menyaksikan kegigihan putri tunggal nya ini.

"Kamu gak sarapan dulu apa?"tanya Mama nya yang saat itu tengah menyeduh teh.

"Belum laper Ma,"jawab ku tanpa menoleh sedikit pun pada Mama.Aku terlalu sibuk dengan adonan dihadapan ku ini.

Tak terasa jam telah bergeser dengan cepat kearah pukul 12 siang.Hampir setengah harian aku sibuk dengan brownies-brownies ini.Aku menyeka keringat dikeningku dengan punggung tangan,lalu melepaskan celemek dan menaruh nya diatas kursi.

Sambil menghempaskan tubuh keatas kursi,aku menarik napas dalam-dalam.Tercium aroma brownies yang lezat.Tiba-tiba perut ku terasa lapar,sedari tadi aku tidak makan apa-apa.

"Makan dulu deh,abis itu baru anter pesanan ke pelanggan,"ucap ku sambil menjentikan jari .

***

"Jadi,nanti malam kita mau keliling lagi bagi-bagi nasi bungkus?"tanya ku bersemangat saat Lian mencetuskan ide nya.

"Iya,tapi daerah pemberian nasi bungkus nya diperluas lagi ya,"kata Lian.Lalu dia pun mengeluarkan sebuah catatan kecil."Nih,masih banyak tempat-tempat yang belum kita datengin,"

Aku mengangguk-angguk,membaca satu persatu nama tempat yang belum terjamah oleh kami.Dan di tempat itu juga masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan kami.

"Eh,gue ada usul nih.Gimana kalo kita ngajarin anak-anak jalanan itu membaca dan menulis?"cetus Vivi.Dan ide nya disambut baik oleh yang lain nya,malah mereka sedang memikirkan kapan akan memulai misi itu.

"Eh,bau apa sih ini?enak banget kayak nya dari tadi gue cium,"celetuk Farid sambil mengendus-endus.Aku sedikit tertawa geli melihat tingkah Farid.

Lalu aku pun mengeluarkan sebuah kotak makanan berisi potongan brownies coklat keju yang tadi pagi aku buat khusus untuk teman-teman ku ini."Bau ini nih,"ujar ku sambil menaruh kotak makanan itu diatas meja.

"Hmmm,pasti brownies,"tebak Lian.

"Yup,anda benar!jadi anda berhak mendapatkan sepotong brownies ini,"ujar ku sambil menyerahkan sepotong untuk nya.

"Hey,ada yang mau cappucino?"tawar Kartika yang baru saja datang sambil membawakan nampan berisi cangkir-cangkir cappucino panas.

"Aku mau!"seru ku paling bersemangat.

"Dasar,ratu cappucino lo!"

"Hmmm,"gumam ku sambil menikmati cappucino itu mengalir menuju tenggorokan.

***

"Adik,ini untuk kamu,"ucap ku sambil menyerahkan sebungkus nasi berisi lauk pauk seadanya.Si adik kecil berwajah kumal itu pun tersenyum sambil menerima pemberian ku.

"Makasih kakak cantik,"ujar nya sambil memamerkan deretan gigi yang bolong-bolong.Lalu dia melahap nasi bungkus itu tanpa mencuci tangan kotor nya terlebih dahulu.

Aku menggelengkan kepala ku,"Kalau mau makan,cuci tangan pakai sabun dulu ya dik,"

Adik itu menghentikan makan nya."Lupa kak,saya juga gak punya sabun.Mandi aja jarang,"ucap nya dengan polos.

"Yaudah,ini ada uang.Kamu belikan sabun untuk mandi sama cuci tangan ya dik,"kata ku sambil menyerahkan uang sepuluh ribuan.Si adik itu pun menerima nya dan langsung mengantungi nya kedalam celana kumal nya yang sudah banyak tambalan.

"Lova . ."panggil Rana dari sebrang jalan.

Aku langsung menoleh kearah Rana."Kenapa?"teriak ku.

"Punya minyak angin gak?"tanya nya.

Aku langsung merogoh tas ransel ku,dan menemukan sebotol minyak angin.Lalu aku berjalan mendekati Rana yang rupanya sedang bersama dengan seorang anak perempuan berusia 10 tahunan.Anak perempuan itu meringis sambil memegangi perut nya.

"Kenapa dia Ran?"tanya ku begitu berada di depan mereka berdua.

"Katanya sakit perut dari tadi sore Va,"jawab Rana sambil meraih minyak angin ditangan ku.

Aku berjongkok dihadapan anak perempuan yang sedang tiduran beralaskan kardus."Kamu udah makan dik?"tanya ku sambil membelai rambut nya.

Dia menggeleng."Perut aku sakit banget kak,jadi gak bisa mulung buat beli makan,"jawab nya lirih.

Tanpa sadar mata ku berkaca saat mendengar jawaban anak ini.Seorang anak kecil yang harus nya bisa tidur ditempat tidur hangat dan nyaman,serta perut terisi kenyang harus menunda makan nya dengan alasan sakit dan tidak bisa mencari sesuap nasi.Kemana orang tua anak ini?tega sekali mereka!

"Kamu punya orang tua dik?"tanya ku lagi.

Dia menggeleng."Aku punya nya nenek,tapi nenek lagi mulung kak.Kata nya mau beliin aku makanan,"jawab nya masih sambil memegangi perut kurus nya.

Aku hampir saja menangis mendengar ucapan anak kecil ini.Bayangkan saja,dia harus tinggal berdua dengan nenek nya yang pasti sudah ringkih.Beruntunglah hidup ku dikelilingi orang tua,dan juga kakek serta nenek ku yang masih sehat dirumah.

"Ini buat kamu dik,dan yang ini buat nenek kamu,"kata ku sambil meletakkan dua bungkus nasi didekat tangan anak perempuan ini.

"Kamu makan sekarang ya dik,habis itu kamu tidur,"

"Mhh,kalau begitu.Kami berdua pamit dulu ya dik,salam buat nenek kamu,"ujar Rana,lalu kami berjalan pelan menuju jalan raya untuk bergabung dengan teman-teman yang lain.

"Ya ampun,kasian banget ya adik itu,"ucap ku.

Rana mengangguk."Jadi inget adek gue dirumah,"sahut Rana sambil menunduk.

"Tapi kan adik elo sekarang lagi bobok cantik di kamar,"hibur ku sambil mengelus pundak Rana.

Rana lalu tersenyum,lalu melirik arloji nya."Eh,udah jam 10 nih.Pulang yuk,"ajak nya.

Aku mengangguk,lalu memanggil Lian."Lian,pulang yuk,udah malem,"

"Nanggung nih,tinggal satu bungkus lagi yang masih sisa.Kalian duluan aja,"sahut nya,lalu menyebrangi jalan dan berjalan menuju kebawah fly over.

avataravatar