webnovel

Chapter 1 - Hari Pertamaku di Orange High School!

Hari ini adalah hari pertamaku, Andreana Elisabeth, masuk sekolah SMA dan aku bersekolah di Orange High School.

Sekolah ini terkenal di kotaku karena banyak anak berprestasi masuk di sekolah ini.

Dan aku tergolong beruntung karena aku mendapatkan tawaran beasiswa untuk masuk ke sekolah ini.

Sehingga aku memberanikan diri untuk pindah dari kota lamaku, kota Cherry, ke kota Orange.

Sekolah dimulai jam 9 pagi. Sekarang sudah jam 7.30 pagi, aku bergegas menuju halte bus menunggu bus yang akan mengantarkanku ke sekolah.

20 menit kemudian, bus yang aku tunggu sudah datang.

Aku masuk ke dalam bus, di dalam bus banyak anak anak seumuran aku. Lalu aku melihat ada 1 kursi kosong disebelah anak perempuan yang berambut merah dengan gaya gothic style.

"Hai apakah disini ada orang?" aku memberanikan diri bertanya kepada anak itu.

Dia hanya menggeleng dan mempersilahkan aku duduk.

Sepanjang perjalanan, aku dan anak itu hanya diam. Lalu aku mencoba mengajak dia ngomong.

"Kamu sekolah di Orange juga?" aku bertanya demikian konyolnya.

"Kalo kau melihat aku berada di bus ini juga, berarti ya aku sekolah di Orange juga." dia menjawab sambil tetap melihat keluar jendela.

Aku tertawa dan aku memberanikan untuk memperkenalkan diri "Hai namaku Andreana Elisabeth. Panggil saja Andrea."

Agak lama setelah itu dia akhirnya memperkenalkan dirinya "Namaku Jessica Melissa. Panggil saja Jessie."

Lalu kami mulai mengobrol sepanjang perjalanan menuju ke sekolah.

Akhirnya bus tiba di Orange High School.

Sungguh luar biasa, sekolah ini besar sekali.

Ada banyak siswa di dalamnya. Ini hari pertamaku sekolah, jadi aku harus memberikan kesan yang baik sebagai siswa baru.

"Kau kelas berapa ngomong ngomong?" tanya Jessie.

"Hmm aku kelas 1." aku menjawab.

"Oh kalo begitu sama denganku. Tapi kamu anak baru bukan? Kalau begitu kau harus ke kantor kesiswaan dulu untuk mengambil jadwal kelas kita." Jessie menggenggam tanganku mengajak menuju kantor kesiswaan.

Di kantor kesiswaan, aku diminta untuk menunggu terlebih dahulu. "Nona Andreana!" akhirnya petugas kesiswaan memanggilku. "Ya itu saya!" aku berdiri mendatangi loket.

"Baik Nona Andreana, setelah ini kau harus ke kelas Aljabar. Siang nanti kau harus ke kelas Theater. Ini jadwal kelas kamu untuk kelas 1 ini. Semoga harimu menyenangkan" jelas petugas kesiswaan itu.

Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Aku dan Jessie langsung menuju kelas Aljabar. Di dalam kelas sudah rame.

Aku duduk terpisah dengan Jessie. Depanku adalah anak cowok berambut coklat, tinggi dan memakai kemeja santai berwarna biru.

"Anak baru? Aku baru pertama kali lihat kamu disini." anak itu melihatku dan menyapa.

Aku menganggukkan kepala "Ya aku anak baru. Salam kenal. Namaku Andreana Elisabeth. Panggil saja Andrea. Kalau kamu?" dia tersenyum "Namaku Gilbert Joseph, panggil saja Joseph. Kalau ada yang kamu tidak ngerti, bilang saja nanti aku bantu." aku tersenyum mengucapkan terima kasih dan gurunya pun masuk ke dalam kelas.

Sepanjang pelajaran, aku berusaha memahami pelajaran Aljabar ini. Sesekali aku bertanya ke Joseph akan pelajaran ini.

Setelah pelajaran selesai, aku benar benar merasa lega.

"Andrea, apa kamu mau belajar bersama denganku dan beberapa anak yg lain setelah kelas Theater?" Joseph menawariku untuk belajar bersama.

Sepertinya aku memang harus minta diajari seseorang berhubung aku baru masuk dan sudah ketinggalan beberapa sub bab.

"Baiklah kita belajar dimana Joseph?" aku bertanya sambil siap siap untuk pindah kelas.

"Biasanya kami belajar di kafe dekat kampus. Mungkin sampai sore karena biasanya akan ada diskusi juga supaya semua bisa paham" ternyata Joseph adalah salah satu anak terpintar di kelas.

"Oh oke, aku ikut" lalu aku dan Joseph berjalan bersama menuju kelas Theater.

"Bagaimana pelajarannya Andrea? Apa kau bisa mengikuti?" Jessie bertanya tiba tiba setelah aku sampai di kelas Theater.

"Oh itu. Aku akan belajar bersama dengan Joseph supaya aku makin bisa mantap dalam pelajaran karena aku sudah tertinggal beberapa sub bab."

aku memperkenalkan Joseph kepada Jessie. Jessie hanya diam saja lalu dia berdiri "Hei kalo ada perlu, kau bisa cari aku disana" Jessie menunjuk kursi paling belakang.

"Jessie memang gitu setiap kelas Theater dia duduk di paling belakang supaya dia tidak disuruh maju untuk percobaan akting oleh gurunya." aku tertawa kecil mendengar penjelasan Joseph lalu menghadap belakang ke arah kursi Jessie dan memberikan jempol.

"Selamat datang di kelas Theater. Jadi seperti yang Ibu katakan minggu lalu, hari ini adalah pemilihan cast yang akan berpartisipasi dalam drama musikal di musim gugur nanti. Judul drama musikalnya nanti adalah AUTUMN IN YOU." Aku kaget karena ternyata akan ada drama musikal musim gugur.

"Jadi ibu sudah memilih beberapa di antara kalian untuk casting terlebih dahulu di depan dan tolong bagikan berkas naskah drama ini ke semuanya."

Ibu itu kemudian menyerahkan setumpuk berkas naskah drama ke anak yang duduk di paling depan lalu anak itu berdiri dan berjalan sambil membagikan bermas naskah drama tersebut.

"Baiklah ibu akan panggil. Untuk pemeran Princess, yang dipanggil adalah Mia Thalia. Silahkan Nona Thalia bisa maju ke depan untuk casting sebagai Princess."

Lalu seorang anak perempuan tinggi, rambut bergelombang berwarna emas dan memakai bandana putih serta tanktop merah dan rok hitam pun maju ke depan panggung.

"Oh mungkinkah ini adalah kesempatan kita yang terakhir untuk bertemu kembali, Pangeran Kevin!" Hebat.. Thalia ini membawakan peran princess dengan penuh penghayatan.

Lalu selanjutnya beberapa anak dipanggil untuk dicasting sesuai dengan peran yang akan mereka perankan.

Saat sudah selesai casting semuanya, kami diminta untuk menunggu di dalam kelas Theater karena ibunya dipanggil kepala sekolah.

"Thalia, kamu sangat cocok menjadi seorang princess." aku langsung mendatangi Thalia.

"Terimakasih dan hei kau anak baru itu kan? Andrea kan? Salam kenal yah." Thalia sudah tahu tentangku dan dia tersenyum.

"Wah kau sudah mengetahui namaku. Salam kenal juga Thalia, semoga kita bisa berteman baik ke depannya" aku dan Thalia salaman.

Tiba tiba terjadi keributan di belakangku dan Thalia.

"Awas Thalia!!" dari belakang Thalia ada seseorang yang membawa 2 kotak besar berisi perlengkapan theater tidak sengaja menabrak Thalia karena saking tinggi kotaknya, dia tidak bisa melihat kalau ada Thalia sedang berdiri di depannya.

Thalia terjatuh dan pingsan, sepertinya ada luka di kepalanya.

"Beri jalan! Aku akan membawa Thalia ke ruang kesehatan!" tiba tiba seorang anak cowok berbadan atletis dan berambut pirang membopong Thalia yang sedang pingsan.

"Kasihan Thalia" Jessie berada disampingku.

"Siapa yang membopong Thalia itu?" aku bertanya.

"Itu Edward Michael, pacar Thalia."

Setelah itu Jessie berjalan menuju kursi belakang. Joseph tiba tiba mendatangiku.

"Kau tidak apa apa Andrea?" Joseph terlihat cemas. "Tidak apa apa Joseph. Tapi Thalia."

Seketika Joseph memegang pundakku dan berkata "Sudah ayo kita kembali ke kursi saja".

Sepertinya dari raut wajah Joseph, dia sangat mencemaskanku.

Wajar, mengingat saat kejadian aku berada sangat dekat dengan Thalia.

Saat ibunya kembali, seorang anak menceritakan kejadian Thalia dan ibunya kaget lalu dia membubarkan kelas Theater kami dan dia keluar ruangan lagi menuju ruang kesehatan.

"Perlu kamu ketahui bahwa Thalia itu adalah ketua tim cheerleaders junior di sekolah ini. Jadi wajar kalau hampir semua siswa dan guru di sekolah ini mengenal dia." Joseph menceritakan kepadaku saat kami berdua berjalan menuju perpustakaan.

"Oh pantas saja. Namun Thalia adalah gadis yang baik. Dia bahkan sudah tahu namaku terlebih dahulu sebelum aku mengenalkan diri."

"Ya dia tergolong anak gaul di sekolah ini namun dia anak yang baik. Ngomong ngomong apa kau sudah memutuskan untuk masuk klub apa?" Joseph tiba tiba bertanya demikian.

"Belum. Aku belum memutuskan mau masuk klub apa. Kau masuk klub apa?" aku benar benar belum ada ide sama sekali mau masuk klub apa.

"Hmmm... besok jadwal pelajaran kita cuma 1 kelas saja, kelas Sejarah. Jadi selesai lebih cepat. Mungkin setelah itu ku temani kau untuk keliling sekolah lihat klub-klub yang ada?" Joseph menawariku untuk berkeliling sekolah melihat lihat klub yang ada di sekolah ini.

"Kau sendiri ikut klub apa Joseph?" aku penasaran akan klub yang diikuti oleh Joseph.

"Aku juga belum menentukan karena kami baru mulai sekolah dari 2 minggu yang lalu. Makanya kita sama sama keliling dan lihat klub yang ada."

"Baiklah besok setelah kelas, kita akan berkeliling sekolah melihat lihat."

Sesampainya di perpustakaan, aku dan Joseph bertemu dengan anak anak kelas kami yang lain. Ada Sherlyn Amber, salah satu anak dari tim Cheerleaders lalu ada Naomi Wang, salah satu anak gaul di kelas kami, terakhir ada Matthew Fendy dan William Oki, teman teman dari Joseph.

Hari itu kami semua belajar tentang Aljabar yang tadi diajarkan di kelas. Joseph mengajari kami dengan pemahaman yang dia buat untuk mempermudah kami semua untuk memahami pelajaran tersebut dan benar semua terlihat memahami pelajaran tersebut melalui cara yang dibuat oleh Joseph.

Kami berada di perpustakaan sampai jam 4 sore. Setelah itu kami semua pamit untuk pulang ke rumah.

"Apa kau pulang sendiri, Andrea?" Joseph berjalan bersamaku menuju halte bus.

"Iya aku pulang naik bus. Rumahmu dimana Joseph?"

"Rumahku di jalan Rose.. kau dmn?"

"Eh sama. Aku juga di jalan Rose. Yuk pulang bareng."

Setelah 20 menit menunggu, bus yang aku tunggu sudah datang. Aku dan Joseph bergegas masuk ke dalam bus.

Di dalam bus, kami duduk bersama dan ngobrol tentang hari hari kami di sekolah lama kami.

Tanpa terasa bus sudah sampai di halte dekat rumahku.

"Rumahku ke arah sana. Kalau begitu bagaimana kalau besok kita bertemu lagi disini, Andrea?"

"Boleh! Aku biasanya ada disini jam 8. Hei bagaimana kalau kita tukeran email saja? Jadi kita bisa contact?" aku mengeluarkan HP ku dari dalam tas.

"Boleh" lalu kami saling bertukar alamat email.

Setelah itu kami berpisah menuju ke rumah masing masing.

Hari pertamaku di sekolah yang baru sungguh menyenangkan. Aku sudah mempunyai teman teman yang baik. Semoga selanjutnya aku bisa lebih baik lagi di sekolah.