webnovel

BAB1

Dorr Dorr Dorr

Suara tembakan itu mengema di seluruh hutan. Adu tembak terus terjadi antar pihak yang bermusuhan.

Shittt...

Umpat sraven menggertakan gigi nya pasal nya ia telah tertembak di bagian lengan kiri, padahal selama ini tak ada yg pernah bisa menyentuh diri nya julukan dewa kematian yang melekat pada diri nya seakan runtuh sudah seiring dengan darah yang terus bercucuran dari lengan kiri nya.

"Hahhahah keluar sialan" teriak Lyn kembali mengisi peluruh ke dalam torpedo.

"Aku akan membunuh mu kau pantas mati, dan kau harus mati di tangan ku kau tak menyangka bukan" teriak nya menyusuri hutan mengikuti jejak darah yang berceceran.

"Hahahaha kau kira aku lemah hah"teriak Lyn dengan bengis.

"Cih dasar penakut"

"Kau menghancurkan segala nya sraven, segala nya dan aku akan membunuh mu dengan tangan ku hahahaha" teriak terkekeh Lyn tau dia sedang bersembunyi di mana dia semakin dekat dengan sraven.

Brukkk

"Maaf Lyn nyatanya dendam mu sangat besar di banding cinta dan persahabatan mu aku harus melakukan ini"sraven membelai pipi Lyn setelah serangan nya berhasil.

"Kalian cari yang lain nya dan habisi jangan sampai ada yang tersisa"perintah sraven dingin.

"Baik tuan"teriak para bawahan nya segera menjalankan perintah tuan nya.

"Aku akan membawa mu pulang Lyn aku harap aku dapat melenyapkan dendam mu aku ingin melihat mu seperti dulu lagi"bisik nya di telinga Lyn lalu mengendong nya menuju ke Mension hutan nya yang ada di sebelah barat hutan tempat pertempuran mereka.

"Aku rindu kau yg dulu Lyn bukan cuma aku tapi kami semua.. kembali lah Lyn"bisik nya kembali hingga tanpa di sadari sraven setetes cairan bening itu jatuh menyusuri pipi dingin nya.

                            ******

FLASHBACK ON

1 jam sebelumnya

"Apa semua pasukan sudah siap Rey"Lyn mengalihkan tatapan nya pada Rey

"Ya semua telah selesai nona"jawab Rey masih dengan menundukan kepala nya.

"Heh baik aku akan menyerang sekarang menurut laporan mata mata kita dimansion hutan tree bahwa dia akan melakukan perburuan malam ini" jelas Lyn mengiri penuh peluru torpedo sang senjata yang menjadi teman nya sejak umur nya 15 Tahun.

Senjata pemberian ayah nya saat pulang dari Rusia, senjata yang dalam sekali tembakan nya dapat menyamai 3-4 peluru sekaligus yang otomatis dapat menghancurkan apa yg di kenai nya. Hening.....

"Kau harus mati"batin nya menggertakan gigi nya menunjukkan smirk jahat nya.

"Nona saya akan selalu ada di samping anda mari kita mulai"ujar Rey memecah keheningan.

"Tidak Rey kau kembali dan rawat lah dia aku tak yakin akan kembali dengan selamat" jawab Lyn menghentikan langkah Rey.

"Tapi nona tugas saya adalah melindungi anda" Rey menatap Lyn dengan penuh tanda tanya karna menyuruh nya untuk pergi.

"Tidak Rey jaga dia untukku dia lah satu satu nya harta yang ku miliki tanpa dia aku tak akan sanggup melakukan ini bawa dia pergi Rey aku tak ingin dia hidup dalam dunia gelap ini berikan dia kebahagiaan kumohon Rey...." Lyn melipat kedua tangan nya menatap Rey lekat tengan Isak tangis nya.

"Apa yang anda lakukan nona jangan seperti ini"Rey tak ingin melihat nona nya yang kuat dan ceria menjadi seperti ini terpuruk nona sudah banyak berubah menjadi orang yang tak dapat di kenali nya lagi.

"Aku memohon pada mu Rey, bukan sebagai nona mu tapi sebagai teman mu teman yang telah menghabiskan masa kecil bersama sebagai seorang adik ku mohon bawa dia pergi dan lindungi dia."Isak tangis Lyn semakin terdengar lirih ia terduduk menundukan kepala nya.

"Kau tak perlu seperti ini Lyn aku akan menjaga nya kau adikku bukan maka berjanji lah kau akan kembali pada kami" Rey memeluk Lyn erat.

"Kau harus kuat Lyn kau harus bisa menghadapi nya aku ingin kau datang kembali pada kami bukan dengan air mata tapi senyum bahagia"kembali Rey berkata mengelus rambut panjang Lyn.

"Baik kak"Lyn menghapus air mata nya dan keluar dari ruangan itu.

Sekarang waktunya nya sekarang waktunya untuk balas dendam Lyn tau dia ini mungkin tak mudah tapi ia akan berusaha demi kejadian di masa lalu yang sangat membekas di ingatan nya.

Lyn berjalan lalu berhenti di depan hutan yang akan menjadi arena uji kemampuan itu.

"Let's get started" smirk Lyn bergerak maju dengan pasukan nya tidak banyak hanya sekitar 15 orang, karna dia tidak ingin mengorbankan banyak orang. (Oh ayolah Lyn tak Setega itu hanya demi ke egoisan nya)

"Aku menemukan mu" seringai Lyn mengarahkan senjata nya ke arah buruan ny.

Lyn melangkah mendekati target nya yang sedang membidik juga ke arah sebuah rusah yang sedang berteduh di bawah pohon.

Lyn menarik pelatuk pistol nya dan Yap tepat sasaran peluruh Lyn mengenai tangan kiri pria tersebut ya pria itu adalah sraven Aldebaran orang yang dulu pernah ada di hati nya.

Arghhhh...."erang sraven

Darah sraven mengalir dengan deras ia sontak melihat ke belakang di sana tepat berdirih seorang gadis dengan senjata di tangan nya yg masih berasap akibat tembakan yang di keluarkan nya.

Seketika wajah sraven mematung seakan melupakan rasa sakit pada lengan nya, ia menatap lekat manik mata berwarna biru laut tersebut seakan bertanya 'mengapa kau lakukan ini'.

"Ckck"Lyn mendelik mengalihkan pandangan ke arah lain dan mengintruksi kan anak buah nya untuk menyerang bodyguard yang semakin mendekat.

Adu tembak pun tak dapat di elakan lagi satu persatu anak buah Lyn tumbang begitu pun dengan sraven yg akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan menunggu anak buah ny yang lain.

"Cih kau kira kau bisa kabur dari ku" delik Lyn menunjukan smirk nya mengejar jejak langkah sraven melalui darah nya yang tercecer.

Lyn semakin mendekat langkah demi langkah menuju tempat sraven bersembunyi di balik batu besar itu.

"Kau tak akan bisa kabur sraven"teriak Lyn

"Kau akan arghhhh....."erang Lyn menyetak kaki nya yang tertembak.

"Sial obat bius aku ha..rus..."

Brukkk....

FLASHBACK OFF

*******

~San Fransisco

"Rey mengapa kita ke sini"tanya Fanny melirik Rey yang sedang menyusun koper mereka ke mobil mereka.

"Untuk menemukan kebahagiaan dan menunggu"jawab Rey penuh teka teki.

"Aishhh kamu..otak ku tak dapat mencerna nya Rey" kesal Fanny memukul lengan Rey....

"Rey.."tatap Fanny yg masih kesal meminta penjelasan.

~TBC

Next chapter