webnovel

The Start of Apocalypse

"Siapa itu yang bersama Yuuki.?"

"Hm apa yang dia lakukan bersama pelacur itu.?"

"Cih pelacur itu mendapat mangsa baru."

Terdengar bisik-bisik para siswa setelah melihat Nero dan Miku datang kesekolah bareng. Nero yang mendengar itu mengerutkan dahinya. Dia melirik ke Miku, dan melihat walau ekspresi wajahnya santai dan tenang, namun dia melihat matanya dipenuhi dengan rasa sakit. Dia tahu rumor-rumor ini sangat mempengaruhi dirinya, namun dia menutupinya dengan kepribadian menggoda yang palsu.

"Kau pasti mendengarkan ya Nero-kun." Gumam Miku pelan dan sedih

"Hm, dengar apa.?" Ucap Nero

"Tidak apa Nero-kun,aku tahu kamu mendengarkan perkataan mereka." Ucap Miku

"Miku-san, dengar aku tak akan mendengarkan rumor-rumor yang beredar tentang siapapun. Jika aku ingin menilai seseorang, maka aku akan mengenal seseorang itu terlebih dahulu. Bagiku rumor adalah hal omong kosong yang tak diketahui kebenarannya. Aku tak peduli rumor-rumor tentangmu, yang aku lihat kau cukup baik untukku. Jadi aku tak akan menilaimu hanya berdasarkan rumor. Lagipula kau teman pertamaku disini kan." Ucap Nero sambil tersenyum menatap Yuuki.

"Nero-kun." Gumam Miku dengan mata berkaca-kaca, dia terharu dengan perkataan Nero, tidak ada yang pernah sebaik ini dengannya, sejak rumor-rumor tersebut menyebar, para siswi banyak yang membencinya, hanya beberapa orang saja yang mau berbicara dengannya, sedangkan untuk para siswa selalu saja memandang dirinya dengan remeh dan penuh nafsu. Sering dia berpikir apakah dia harus pindah atau malah berhenti sekolah. Namun dia mengingat perkataan ibunya yang sudah meninggal dan tetap melanjutkan bersekolah disini. Dan sekarang ada seorang laki-laki yang begitu baik kepadanya, mungkin saja keputusan untuk bertahan disini sama sekali tidak salah.

Nero yang melihat Miku menangis, segera menangkup wajahnya dan menghapus air matanya.

"Miku-san, mari berteman oke. Dan jangan khawatir tentang rumor-rumor itu. Apapun yang terjadi aku tak akan meninggalkan atau menjauhimu hanya karena rumor-rumor omong kosong itu." Ucap Nero lembut, dia melihat seperti apa Miku sebenarnya saat melihat matanya, mata yang penuh rasa sakit dan penderitaan, dia adalah seorang perempuan yang rapuh didalam, namun diluar dia berpura-pura kuat dan tidak terpengaruh oleh rumor-rumor tersebut. Sungguh menyedihkan melihat seorang gadis yang sebenarnya baik hati dan polos ini akan menjadi seperti apa saat di anime nanti.

"Hihihi, terimakasih Nero-kun." Ucap Miku sambil tersenyum menyeka air matanya

"Baiklah aku harus ke kantor guru untuk mengetahui kelasku. Maukah kau mengantarku Miku-san." Ucap Nero sambil tersenyum

"Tentu saja Nero-kun." Ucap Miku tersenyum balik

Dan dengan itu mereka pun keruang guru untuk mengetahui dimana kelas Nero, dan ternyata kebetulan mereka sekelas.

*Time Skip 1 bulan kemudian*

Sudah satu bulan Nero datang ke dunia ini. Saat ini dia dan Miku semakin dekat, bukan hanya itu saja kini Nero juga cukup dekat dengan Kohta dan Rei. Dengan Kohta, mereka berdua sering datang ke lapangan tembak dan berlatih disana. Nero membuat kesepakatan dengan pemilik lapangan tembak tersebut sehingga mereka diizinkan untuk berlatih disana.

Sementara itu dengan Rei, Nero bertemu dengannya saat diatap. Saat itu kelihatannya Rei terlihat sangat frustasi dan kesal, Nero yang melihat itu, tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekatinya. Walau awalnya Rei sempat curiga dan kesal karena terganggu oleh Nero, namun akhirnya mereka cukup akrab. Nero selalu mendengarkan curhatnya tentang Takashi. Nero tahu Rei berpacaran dengan Hisashi karena, dia cukup kesal menunggu Takashi membuat gerakan,dan Hisashi sangat perhatian dengannya.

Hingga akhirnya mereka menjadi teman dekat bersama dengan Miku, dia juga sudah tahu kejadian sebenarnya dibalik rumor Miku, yaitu dimana dia dituduh sebagai pelacur setelah dia menolah berhubungan seks dengan pacarnya, lalu saat dia pergi melarikan diri ke rumah sahabatnya setelah hampir diperkosa pacar dan teman pacarnya, namun ternyata di rumah temannya hanya ada pacar temannya tersebut, dan saat Miku kembali hampir diperkosa, temannya pulang dan melihat Miku dengan pacarnya dalam posisi tak senonoh, pacarnya yang melihat itu segera mencari alasan dan berkata bahwa Miku menggodanya, Miku menccoba menjelaskan, namun temannya tersebut lebih percaya kepada pacarnya, maka dari itu tersebar rumor tak menyenangkan tentang Miku.

Kembali ke Rei, Nero juga menghiburnya saat dia mengulang kelas karena Shido. Dan Nero selalu memotivasinya saat dia sedang down. Tanpa disadari Nero, Rei lama-lama mulai menumbuhkan perasaan kepadanya, walaupun saat ini masih sangat kecil. Dia cukup kenal dengan Saeko

Dengan pengalamannya bertempur dengan senjata jarak dekat, dia mampu menarik perhatian Saeko saat sparring dengan beberapa anak kendo di kelasnya. Dia juga bergabung dengan klub musik, dan sangat berprestasi di bidang akademik. Dia bersaing dengan Saya Takagi dalam memperebutkan siswa no.1 di sekolah. Memang ini sangat mudah baginya yang mempunyai pengalaman sekolah di kehidupan lamanya.

Dan kini dia tahu besok adalah hari dimana wabah dimulai. Dia sudah menyiapkan satu tas besar yang berisi 2 potong pakaian dan beberapa makanan ringan serta banyak kantong air. Bukan itu saja dia juga menyelipkan Tonfa baja di tas gitarnya. Btw Tonfa itu memang sudah ada di apartemennya bersama pistol P226 dan Glock 17 yang entah bagaimana berada di apartemennya.

Tak lupa dia menyiapkan kedua pistol itu didalam tas gitarnya juga bersama beberapa magazine,peluru dan peredam yang dia dapat dari lapangan tembak sebagai hadiah saat bertaruh dengan pemilik tempat tersebut.

Dan tak lupa pisau kecil dan carving knife yaitu jenis pisau dapur yang memiliki bentuk yang tipis dan runcing yang dia selipkan di tas dengan beberapa barang lainnya yang akan dibutuhkan nanti. Dan tak lupa dia mengisi baterai power banknya. Dia membeli 3 power bank dan mencharger semuanya, dia juga mengisi penuh handphonenya. Itu akan berguna untuk mencari informasi diinternet sampai EMP ditembakan. Setelah menyiapkan semuanya, dia segera tertidur.

*Pagi Hari.*

*NERO POV*

"KRING KRING KRING WAKE UP WAKE UP"

Terdengar bunyi alarm yang menyebalkan, suara itu membuatku melompat dari tempat tidur. Ponselku yang berada tepat disamping telingaku lah yang bertanggung jawab mengeluarkan suara menyebalkan itu dengan volume yang sangat keras. Aku mematikan alarm dengan paksa.

"Ugghhhh, siapa orang idiot yang memiliki ide untuk menempatkan alarm ponsel tepat disamping telinga dengan volume full."

*Empat jam yang lalu*

Karena saraf yang muncul, kini dia tak bisa tidur sampai jam 1 pagi. Dia memutusan untuk menyetel alarm dengan volume yang keras

*Sekarang*

"…oh.."

Aku meletakkan tangan di pelipis, mencoba memijat sakit kepala yang kurasakan.

"Setidaknya aku bangun tepat waktu….dan sakit kepala."

Aku dengan grogi turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan mandi.

Setelah selesai, aku keluar dari kamar mandi dan duduk di samping mejaku sebelum melihat barang-barang di tas.

"Beberapa jam sebelum wabah ya, yah setidaknya begitu jika wabah dimulai pada hari yang sama di anime."

Sambil menggelengkan pikiran itu dari kepalaku, aku bangkit dan mengenakan seragam sehingga aku bisa segera berangkat ke sekolah.

Aku segera keluar apartemen dan bertemu dengan Miku, terlihat dia sedang menunggu di depan parkiran

"Hei Nero-kun, siap berangkat.?" Tanyanya

"Halo Miku-chan, ayo kita berangkat." Ucapku

Kami segera menaiki sepeda motor dan berangkat kesekolah. Dalam perjalanan aku diam sambil memperhatikan suasana di jalan mencari tanda-tanda gangguan yang tidak biasa. Sirene yang meraung-raung,kendaraan darurat yang lewat dengan tergesa atau bahkan pejalan kaki yang panic, sungguh apa saja yang bisa digunakan sebagai bukti apa yang akan datang. Miku yang menyadari aku terdiam tidak seperti biasanya segera bertanya.

"Nero-kun, apa kau baik-baik saja. Tak biasanya kau terdiam, apa ada masalah yang mengganggumu.?" Tanyanya

"Miku-chan, a-aku merasakan hal yang buruk akan terjadi hari ini." Kataku samar-samar

"Hm hal buruk.?" Ucapnya

"Ya, berjanjilah padaku, untuk tetap dekat denganku hari ini." Ucapku serius

"Ehh,apa maksudmu Nero-kun.?" Tanyanya bingung

"H-hanya berjanji padaku Miku-chan. Aku benar-benar merasakan firasat buruk hari ini." Ucapku memohon

"B-baiklah, aku berjanji padamu Nero-kun." Janji Miku setelah mendengar suaraku yang sangat serius.

Dan dengan itu kami melanjutkan perjalanan. Setelah sampai disekolah kami segera bergegas ke kelas, aku segera merosot dimeja

'Ada satu hal lagi yang perlu aku pahami, dan itu adalah, bagaimana ini semua akan terjadi.? Apakah akan mengikuti timeline anime atau manga.?' Batinku

Aku memejamkan mata, berfokus pada satu detail kecil yang aku perhatikan sejauh ini tentang masalah tersebut

' Jika aku ingat dengan benar, Takashi di manga tetap di atap ketika dia membolos. Di anime dia tinggal di tangga sebagai gantinya. Dan aku sering melihatnya berkali-kali membuang waktu di tangga sejauh ini. Ditambah di manga dia tidak terlihat sesedih itu tentang Rei. Namun di anime, dia terlihat jauh lebih lebih buruk dan melihat seberapa buruk keadaanya saat ini, itu membuat 2 poin mengikuti anime dan 0 poin untuk manga. Hal terakhir yang dibutuhkan adalah bagaimana nanti, apakah dia akan bertemu Morita seperti dimanga atau bertemu dengan Saya.' Batinku

*Nero POV END*

*Miku POV*

'Hm apa yang terjadi, hari ini Nero-kun lebih pendiam dari biasanya, dan lagi tentang janji tadi ini sangat aneh, semoga tidak ada apa-apa hari ini.' Batinku khawatir

Saat guru masuk dan pelajaran mulaipun dia terlihat melamun memandang ke luar jendela. Bahkan saat jam pelajaran kedua dimulai, guru memergokinya melamun dan memarahinya. Dan dia entah kenapa tergesa-gesa saat keluar ke kamar mandi.

'Nero-kun, apa yang terjadi denganmu." Batinku khawatir kepada orang yang kucintai itu.

Next chapter