4 4. Semuanya Lenyap

Papa merupakan orang yang paling aku sayang, ketika aku beranjak ke kelas 6 Sekolah Dasar, hari-hari ku begitu indah mempunyai keluarga yang lengkap dan bahagia, kebiasaan aku juga ikut papa jaring ikan kalau udah sore sekiranya pukul 3 kami udah berangkat dan itu seru lo, tak lupa juga kebiasaan ku menaruh surat untuk papa jika papa bepergian ke kota untuk urusan kerja, suatu hari papa mau ke kota T.

Papa : lin, besok papa ke kota T mau urus kerjaan

Linda : berapa lama pa?

Papa : cuman 3 hari kok, nggak apa-apa kan papa tinggal?

Linda : iya, nggak apa-apa

Papa : ya udah, linda tidur besok antar papa untuk pergi

Linda : iya pa

Aku masuk kamar tapi nggak niat tidur, aku nulis surat dulu untuk papa, terus aku masukin ke dompetnya papa.

Assalamualaikum

Papa tolong beliin buku berbie yang panjang, bandana warna putih, merah dan hitam, dengan beng-beng 2 pak. Jangan lupa beli papa ku sayang

Isi suratnya seperti itu dan surat itu masih tersimpan rapi di dalam lemarinya mama, selesai menulis surat aku pun tidur, aku tidur sama papa jangan heran udah gede tapi masih tidur sama papa hehehehee

Papa : lin bangun udah pagi, nggak mau antar papa di depan pintu?

Linda : 5 menit lagi ya pa

Papa : nggak boleh, ini motor yang mau antar papa ke desa sebelah udah datang, nanti papa telat naik bus nya.

Linda : iya pa linda bangun.

Papa : ayok antar papa di depan

Aku pun bangun dengan mata yang tertutup dan jalannya masih sempoyongan aku pun berdiri di depan pintu tak lupa ngomong ke papa

Linda : jangan lupa baca suratnya di dompet pa

Papa : oke cantik

Aku hanya senyum melihat papa menjauh dari rumah tapi merasa sedih karena nggak ada lagi yang bisa buat aku bahagia, sehari berlalu aku mulai gelisah aku tanya sama mama

Linda : ma kapan papa pulang?

Mama : ya ampun lin, kemarin papa baru pergi kok uda nanya kapan pulang

Linda : iya, tapi papa lama nggak?

Mama : papa kan ngomong cuman 3 hari, jadi lusa sudah balik

Linda : gitu, ya uda deh linda main dulu

Mama : kenapa, linda rindu sama papa?

Linda : iya, linda sangat rindu

Mama : lusa papa uda balik sana main dulu

Linda : iya deh, linda main dulu

Mama : jangan terlalu sore pulangnya lin

Linda : iya kok ma

Tiga hari merupakan setahun bagi ku, akhirnya tiga hari pun berlalu aku rela nggak main seharian untuk nunggu papa pulang, aku nunggu sampai sore tapi kok papa nggak datang-datang ya aku pun mulai gelisah mondar mandir tak jelas, akhirnya terdengar bunyi klakson motor aku pun berteriak

"Yes papa datang''

Aku langsung meluk papa rasanya rindu ini sudah terpenuhi dan ku ambil tasnya papa

Linda : sini pa biar linda bawain aja

Papa : makasih lin, hati-hati itu berat pesanan mu ada disitu

Mendengar itu aku pun langsung ke kamar terus ku buka betapa senangnya semua yang ku minta di beliin sama papa.

Aku pun mencoba bandana yang papa belikan, pokoknya hari-hari ku penuh dengan kebahagian, setelah beberapa bulan kemudian papa ngomong sama aku.

Papa : lin, papa dan mama mau ke kota B mau ambil gaji dan ada urusan kerjaan sedikit.

Linda : kok linda nggak ikut pa?

Papa : iya, linda sekolah sayang nanti nggak lulus lagi.

Linda : lama nggak pa?

Mama : seminggu aja kok, nanti kamu sama ka rita yang bisa ngurusin kamu.

Linda : seminggu kok lama amat ya ma pa?

Papa : iya lin, nanti apa yang kamu pesan papa beliin semuanya

Linda : nggak ah lin cuman mau papa dan mama cepat kembali

Papa : yakin ni, nggak mau beli apa-apa?

Linda : iya pa

Papa : ya udah, besok papa dan mama berangkat

Linda : lin antar ya pa sampai dermaga?

Mama : iya lin

Omong-omong jalur darat udah kebuka tapi kalau ke kota B harus ikut jalur laut, di desa kami pun belum ada yang megang hp dan nggak ada signal, tapi hanya ada telpon rumah itu hanya di kantor. Keesokan harinya aku sama ka rita mengantar kepergian mama dan papa, sampai kapal melepaskan tali dan meninggalkan dermaga aku hanya duduk terdiam hati ku gelisah.

Seminggu pun telah berlalu aku nanya sama ka rita

Linda : ka rita, sebentar selesai sholat isya mama dan papa udah ada kan?

Ka rita : iya, sebentar mama dan papa uda datang.

Aku kurang paham tentang orang dewasa ketika aku menanyakan soal mama dan papa ka rita hanya mondar mandir dengan jawaban yang sedikit nada marah

Linda : yes, ntar papa dan mama datang aku bisa (belum ngomong selesai ka rita langsung marah-marah)

Ka rita : lin kamu ini kenapa senangnya, papa lagi sakit ambulans sudah ke dermaga untuk jemput papa, kamu senang-senang kamu nggak kasihan sama papa?

Mendengar itu hati ku sakit, aku langsung berlari keluar nggak dengar lagi apa yang ka rita ngomong, pantas saja dari tadi kakak ku sibuk semua tapi kenapa nggak ada yang ngomong sama aku kalau papa sakit, aku tersandar di dinding samping rumah aku tak bisa menahan tangisan ku, aku pecah menangis suara ku membesar dan menangis sejadi-jadinya, aku tak sadar ternyata ada ka fandy di samping ku.

Ka andy : lin kamu kenapa? Kok nangis

Linda : ka andy, betul ya papa sakit?

Ka andy : iya lin, papa tadi muntah darah di atas kapal terus mereka kasih kabar ke puskesmas agar ambulans stay di dermaga.

Linda : kemarin papa pergi papa baik-baik aja, kenapa sampai sakit?

Aku mungkin masih kecil jadi nggak ngerti apa itu santet dan lain-lain yang menyangkut dengan hal gaib, ka andy ngomong kalau papa keracunan di salah satu rumah makan di kota B dan ada orang desa yang nggak suka sama papa akhirnya kaya begitu.

Papa dan mama datang aku nggak jemput kapal masuknya sekitar pukul 12 malam dan aku udah ketiduran, keesokannya aku sekolah untung kami kerja bakti jadi nggak ada kegiatan belajar mengajar, aku berniat untuk ke puskesmas bersama keponakan ku namanya dewi, ngomong-ngomong keponakan ku adalah anaknya ka rita dia lebih tua dari ku tapi kami sekelas.

Aku pergi sama dewi, ke puskesmas dengan rasa cemas aku bergegas berjalan lebih cepat, ayo dewi cepetan jalannya.

Dewi nggak ngubris aku ngomong apa karena badannya besar ya jalannya pun lambat. Kami sampai ke puskesmas semua kakak ku ada disitu bersama mama.

Mama : lin kamu datang sama siapa?

Linda : sama dewi ma, di rumah nggak ada orang.

Mama : iya, kamu udah makan?

Linda : belum ma, lin mau liat papa dulu

Mama : papa ada di kamar itu, masuk aja

Linda : lin masuk ya ma

Aku mungkin tak mengerti tentang hal medis semuanya terpasang di tubuhnya papa, aku mendekat dan memenggang tangannya papa.

Linda : pa (untuk ngebangun papa)

Papa : eh kamu lin, uda makan? Kesini sama siapa? Gimana sekolah kamu?

Banyak sekali pertanyaan yang papa lontarkan ke aku, tapi aku hanya menatapnya dengan air mata yang mengalir

Papa : kok anak papa nangis?

Linda : papa kenapa sakit? Linda nggak tega liat papa kayak gini

Papa : papa nggak apa-apa kok lin, jangan nangis lagi (sambil senyum)

Linda : iya, linda nggak nangis lagi

Papa : gitu dong anak papa, ada kue lin mau makan?

Linda : mau pa, linda lapar pulang sekolah linda langsung ke sini sama dewi

Papa : ya ampun, makan dulu

Aku pun makan setelah udah kenyang aku nggak ninggalin papa selalu di sampingnya, papa pun nggak masalah dengan keberadaan ku, tak ku sangka waktu semakin sore.

Papa : lin pulang dulu ya

Linda : emangnya kenapa pa? Papa nggak mau linda di dekat papa terus?

Papa : bukan gitu lin, kamu tu belum mandi bau tau (ngomong sambil tersenyum)

Linda : ohh iya ya pa, linda belum mandi

Papa : jadi linda pulang dulu terus mandi nanti balik lagi ke sini

Linda : oke bos (dengan senyum gembira)

Aku dan dewi di antar sama ka didi, ternyata di rumah uda ada ka rita dan kaka lainnya sisanya di puskesmas.

Aku udah mandi terus niatnya mau ke puskesmas tapi ka rita ngomong nggak usah ke puskesmas papa sudah di bolehin pulang ke rumah, rasanya senang sekali mendengar omongan ka rita. Sekitar pukul 8 malam papa pulang ke rumah dan aku nggak tidur. Akhirnya papa pulang aku senang dong karena mikir papa udah sembuh dan kita akan seperti dulu lagi tapi ternyata apa yang aku pikir salah, karena di ilmu medis tidak terdapat penyakit papa mungkin waktu itu aku nggak paham mengenai ilmu hitam atau black magic. Karena udah periksa di ilmu kesehatan nggak ada keluarga berniat untuk melihat di orang tua-tua (biasa di desa ku disebut orang tua-tua atau orang yang bisa liat ilmu santet) tiga hari berlalu dan yang obatin papa ngomong " kayaknya nggak bisa obat di rumah ini harus ke kampung sebelah" aku nggak tau maksudnya apa sampai harus bawah ke kampung sebelah tapi yang aku dengar-dengar rumah kami sudah di tanam sesuatu, aku berpikir panjang nggak tau itu apa!! Dan ternyata tukang obatnya menggali sesuatu di pintu depan aku nggak tau itu apa tapi aku menyaksikan sendiri semacam kayu yang diikat oleh kain putih. Setelah nemuin itu kami sekeluarga sepakat kalau papa di rawat di kampung sebelah, sekitar jam 12 aku nunggu akhirnya kami bersiap bawah papa ke kampung sebelah. Untungnya jalur darat udah bisa di lewat pakai mobil, aku ikut untuk antar papa ke kampung sebelah, kami pakai mobil open cup aku duduk di belakang sambil di peluk tante aira sepanjang perjalanan mungkin aku tak sadar atau mungkin belum memahami apa yang aku lihat, sebuah kain putih yang terbang dan ngomong sama tante aira.

Linda : tan itu kok kain putih terbang kayanya ikutin kita?

Tante : mana lin, kamu liat di mana?

Linda : itu tan, masa tante nggak liat?

Tante : udah tutup mata mu lin jangan liat lagi

Linda : iya tan

Aku sedikit ketakutan karena liat kain putih yang terbang sendiri, aku menutup mata sambil peluk tante dengan erat. Setelah 5 menit kemudian aku liat udah nggak ada kain putihnya, nggak lama uda sampai ke rumah yang kami tujuh di desa K, rumah yang kita tujuh ialah rumah saudara jauh nya papa nggak tau kenalnya dari mana, kami pun turun setelah semuanya sudah di dalam rumah, aku mendekat sama papa tapi apa yang aku dapat papa nggak mengenalku cukup sedih aku putri kesayangannya kok nggak di kenali, aku pegang tangan papa

Linda : pa, papa nggak apa-apa?

Papa : ini siapa?

Linda : pa, ini linda masa papa nggak kenal linda? (dengan muka yang kusut)

Papa : maaf lin mata papa uda buram jadi nggak kenal kamu

Aku mikir sejenak kalau papa nggak kenal aku masa nggak kenal suara ku

Papa : lin belum tidur?

Linda : belum pa, linda nggak bisa tidur

Papa : kenapa nggak bisa tidur? Besok kamu sekolah udah mau lulus kan?

Linda : iya pa, linda janji besok linda sekolah

Papa : linda sekolah dengan baik ya

Linda : iya pa linda janji

Dari pembicaraan kami tak ku sangka hari-hari bahagia ku akan berakhir tapi aku tak berpikir sampai situ, karena aku yakin papa ku akan sembuh seperti dulu.

Mama : linda, biarkan papa istirahat dulu

Linda : iya ma, tapi linda sambil mijit papa ya boleh kan?

Papa : boleh kok lin

Linda : kalau gitu papa istirahat dulu

Aku hanya ingin di dekat papa tak ku sangka sudah jam 3 subuh aku belum tidur aku hanya memanggang tangan papa dengan rasa yang penuh harap kalau papa bakal sembuh.

Tante aira : lin kita pulang yuk, besok kamu sekolah

Linda : tapi tan, linda pengen sama papa

Mama : janji kamu sama papa apa?

Linda : linda janji akan sekolah ma

Mama : kalau lin disini terus nanti nggak sekolah dong, janjinya nggak tepati

Linda : iya deh ma, lin pulang dulu besok lin kesini lagi boleh kan ma?

Mama : iya lin, boleh kok

Ka rita : ayo lin kita pulang

Aku pun pulang disaat perjalanan pulang aku ingat apa yang aku liat tadi, setelah aku perhatikan di tempat yang tadi kok nggak ada udah hilang nggak tau kemana

Tante aira : lin liat apaan?

Linda : yang lin tadi liat tapi kok uda nggak ada si

Tante aira : udah nggak usah dipikirin

Aku pun terdiam nggak lama kemudian kami pun sampai rumah, yang biasa aku tidur di kamarnya papa dan mama kini ka rita nyuruh tidur di kamarnya kakak laki-laki ku, kami semua tidur ada beberapa kakak laki-laki ku yang pulang sisanya di desa sebelah menemani papa dan mama, pagi pun menyambut kami dengan penuh ceria aku berangkat ke sekolah karena hari ini adalah hari jumat jadi pulang sekolah begitu cepat aku bergegas pulang, aku pulang nggak di rumah tapi di rumah tante aira karena di rumah ku udah nggak ada orang semuanya udah pergi ke desa sebelah, aku kesal sama mereka kerena nggak nunggu aku pulang sekolah, setelah ganti pakaian aku bergegas ke rumah tante ku yang satunya lagi karena tante aira udah pergi ke desa sebelah, di rumahnya tante aira ada ka nina jadi nggak sendiri. Aku ke tante erna mereka udah siap-siap untuk ke desa sebelah hanya saja mereka menunggu ku katanya papa menyuruh mereka, kami berjalan kaki sekiranya dua jam, setelah kami sampai aku mendekat sama papa tapi mama ngomong.

Mama : lin kamu jangan dulu masuk

Linda : kenapa ma?

Mama : masih banyak iblis jadi tunggu beberapa menit dulu baru kamu masuk

Aku nggak mengerti apa yang di ngomongin tapi aku turuti apa kata mama, 5 menit udah berlalu dan aku dibolehin masuk aku pun masuk untuk ketemu sama papa

Linda : pa, ini linda

Papa : linda, kamu uda makan?

Linda : udah kok pa, terus papa udah makan?

Papa : udah lagi kok, terus sekolah kamu gimana?

Linda : baik kok pa

Papa : udah siap jadi anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) ni?

Linda : insha allah siap pa, kan ada papa yang ngajarin linda

Papa hanya tersenyum hari itu aku hanya menemani nya dan tak ku sangka itu adalah senyuman terakhirnya bagi putrinya tersayang. Waktu begitu cepat berlalu dan tak di sangka udah magrib aja. Aku disuruh pulang papa pun mengiyakan tapi aku selalu ngomong besok linda ke sini lagi dan selalu di iyakan oleh papa.

Hari itu adalah hari sabtu aku dan teman-teman sekelas ku lagi latihan LJK untuk ujian nasional nanti, di pukul 9:30 aku dan keponakan ku dijemput oleh salah satu warga desa yang bernama paman anto. Paman anto sedang ngomong sama pengawas kami ia adalah kepala sekolah kami aku tak tau mereka ngomong apa, aku hanya fokus di lembaran LJK ku tak lama dia mendekat dan ngomong.

Paman anto: lin ayo kita pulang

Linda : untuk apa pulang, linda mau latihan LJK

Paman anto : papa yg nyuruh untuk jemput linda

Linda : benar kh? (dengan rasa yang penuh kegembiraan)

Rasa gembira karena papa menyuruh orang menjemput ku, aku sampai lupa membawahkan ransel ku, kami berboncengan sama keponakan ku. Aku duduk di tengah, sesampai di rumah aku melihat begitu banyak orang yang tak biasanya, mereka mulai membangun tenda nggak tau untuk apa pikiran ku udah nggak karuang, kami melewati pintu dapur ketika aku turun dari motor aku hanya mendengar suara tangisan yang begitu kencang, aku belum menangis setelah sampai di pintu dapur aku mendengar "linda udah datang buka pintunya agar dia masuk liat papanya" dan di jawab dari dalam kamar adalah "tunggu papa lagi sakral tu maut".

Aku paham kata itu sekujur tubuh ku tak bernyawa aku terjatuh seakan-akan tidak memiliki tenaga lagi, aku menangis suara ku meledak ''Papa'' aku di angkat untuk ke kamar tapi apa yang ku dapat papa udah tidur dengan nyaman tak ada lagi candaan, senyuman, sapaan untuk putrinya aku hanya menangis hanya menyebut "papa bangun ini linda'' dengan memeluk dengan erat "pa bangun ini linda"

Hari itu rasanya tak mungkin terjadi seakan-akan semuanya hanya mimpi buruk bagi ku tapi itu memang terjadi pada ku, aku tak menyangka semuanya akan hilang begitu saja aku hanya menangis dan menangis tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku hanya memeluk papa dan menangis.

Mama : lin ikhlaskan papa, papa udah nggak rasakan sakit lagi

Aku hanya terdiam dan menangis mengingat apa yang aku dan papa lalui bersama rasanya aku tak sanggup untuk kehilangan papa tapi itu semua adalah ujian untuk ku dan harus dijalani. Salah satu kakak ku pingsan dan lainnya meraka lagi di kota, setelah memeluk papa aku duduk terdiam dan hanya menangis semua memeluk ku dan ngomong

"Linda harus kuat papa sudah tenang di alam sana, papa udah nggak rasakan lagi sakitnya linda mau papa terus terusan sakit nggak mau kan"

Satu kata pun aku tak menjawab aku seperti patung yang bernyawa hanya melihat papa yang tertidur nyenyak. sebelum di mandi kan kami menunggu ka rendy dan ka fandy, mereka berdua sedang perjalanan menuju ke desa, akses laut dan darat sudah bisa di lewati semua, mereka pun sampai di depan rumah dan mereka berdua hanya menangis. Setelah di mandikan kami di persilakan meminta maaf dan mencium untuk terakhir kalinya dan aku yang terakhir, aku mendekati papa dan memeluknya aku ngomong

"Pa linda minta maaf selama ini linda selalu marah-marah sama papa, linda selalu nyusahin papa, linda janji pa linda akan sekolah apa yang papa mau"

Aku mencium papa cukup lama sampai-sampai aku di tarik, lin udah papa mau di sholatkan. Sebelum di sholatkan ada teman papa yang membaca surat wasiat nya papa sekalian pangkat dan semuanya aku nggak peduli soal itu yang hanya ku pandang sebuah keranda yang isinya adalah papa ku, usai membaca wasiat itu mereka membawah papa ke mesjid aku langsung menangis sejadi-jadinya dengan suara yang kencang "linda mau ikut papa, linda mau antar papa yang terakhir kalinya"

Suara yang ku kenal menjawab "iya lin tapi kamu cuci muka dulu, kamu masih kuat jalan nggak?" itu adalah suara mama yang ternyata ada di samping ku, mama ku menarik dan menyuruh ku untuk cuci muka terlebih dahulu aku pun mengikutinya setelah itu kami mengantar papa ke mesjid untuk di sholatkan.

Mama memeluk ku karena aku tak mampu untuk berjalan lagi rasanya aku ingin ikut papa saja, teman-teman ku yang ngomong sama aku sepanjang jalan tapi aku nggak hiraukan mereka, aku hanya berjalan dan melihat keranda yang isinya papa ku, air mata ku terus mengalir banyak orang yang mengantarkan papa ke peristirahatan terakhirnya.

Selesai di sholatkan kami melanjutkan perjalanan untuk di makamkan, rasanya semua hanya mimpi buruk bagi ku tapi memang ini kenyataannya. Sesampainya di pemakaman aku duduk dan melihat papa yang di angkat dari keranda ke dalam kubur, hanya ada dua orang kaka ku yang memegang papa untuk di kuburkan. Aku ingin berteriak kalau papa jangan di kuburkan papa itu masih hidup tapi apalah daya aku tak ada tenaga sama sekali. Selesai di makamkan aku masih duduk terdiam dan berdiri mendekati kuburan papa sambil menaburkan bunga untuk nya.

Ka andy : lin, ayo kita pulang udah sore ni

Linda : bentar lagi ya ka, lin masih rindu sama papa

Ka andy : lin udah harus ikhlas dong, nanti kalau lin nggak ikhlas papa nya nggak tenang di sana

Linda : lin ikhlas ka tapi lin masih pengen disini temani papa

Ka andy : 5 menit lagi ya lin kaka tunggu

5 menit telah berlalu tapi aku tak peduli aku hanya duduk di sampingnya papa. Mama, ka rita, ka rendy, ka ivan dan ka iki udah pulang duluan yang ada di pemakaman hanya ka andy, ka fandy dan ka didi mereka menunggu ku.

Ka andy : lin, udah yuk kita pulang mama nungguin kamu di rumah

Linda : lin masih rindu sama papa ka

Ka didi : iya kaka tau, alangkah baiknya lin sholat biar rindunya hilang

Ka fandy : iya lin, yuk kita pulang

Linda : iya deh, kita pulang

Aku seakan berbicara sama papa "Papa linda pulang dulu, ntar linda bakalan jenguk papa jangan sedih ya papa nggak sendiri kok linda selalu ada buat papa"

Kami semua pulang ke rumah, aku masih nggak percaya kalau papa udah nggak ada aku masuk ke dalam rumah dan berdiri di depan pintu kamar yang biasa kami tidur bareng, di sana hanya ada bantal yang di sarungi serba putih.

Mama : lin, kamu ngapain berdiri disini

Linda : masih nggak percaya kalau papa udah nggak ada

Mama : mungkin ini berat buat kamu, bukan cuman kamu mama juga tapi kita ikhlaskan papa ya

Linda : iya ma, lin butuh waktu

Mama : lin mandi dulu tadi pulang sekolah nggak mandi kan?

Linda : iya ma

Mama : ohh iya itu teman-teman kamu juga antarin ransel kamu yang ketinggalan di sekolah

Linda : ohh iya ma, lin lupa bawah tadi

Mama : ya udah, habis mandi jangan lupa makan

Linda : oke ma

Seusai mandi niatnya mau makan tapi rasanya nggak laper jadi aku hanya duduk termenung.

Tante aira : lin udah makan?

Linda : nggak laper tan

Tante aira : jangan gitu, kamu harus makan tante ambilin ya?

Linda : nggak usah tan, lin nggak laper

Tante aira : lin kamu nggak boleh tahan laper ntar mama tau gimana? Mau liat mama sedih lagi

Linda : nggak mau tan, ya udah lin makan

Tante aira : gitu dong, tante ambilin ya

Linda : iya tan

Tante airah bergegas mengambilkan makanan ku, tak lama kemudian dia kembali membawahkan makanan ya bisa di bilang cukup enak lah kalau mood ku lagi bagus, tapi mood ku lagi kacau jadi aku makannya hanya sedikit.

Hari-hari begitu cepat di lalui tak terasa udah mau dina ke 7 malam, sore itu aku lagi duduk di depan rumah tak ku sangka mama memanggilku berulang kali dan ternyata aku melamun sampai-sampai mama menepuk pundak ku.

Mama : lin, kamu mama panggil nggak di jawab

Aku sangat kaget ketika mama menepuk pundak ku

Linda : maaf ma, linda nggak dengar

Mama : kamu melamun?

Linda : mungkin ma, linda juga nggak tau

Aku nggak ngasih tau mama kalau aku mikirin papa, tiba-tiba bunyi suara es cream dan aku pengen beli tapi aku nggak ada uang.

Linda : ma, ada es cream

Mama : kenapa? Kamu ingin

Linda :iya, kalau mama beli linda makan es creamnya

Mama : linda pengen berapa?

Linda : benar ma, sesuka linda? (sambil senyum)

Mama : iya

Linda : linda pengen lima ma

Mama : dimakan semua nggak itu?

Linda : janji ma linda habisin semuanya

Mama : ya udah, mama beli dulu

Linda : rasa coklat ya ma

Mama : iya

Tak ku sangka mama benar beli nya lima es cream, lagi asyik makan ka fandy suka sekali nyari gara-gara sama aku, aku teriak karena ka fandy memakan es cream ku. Dengan suara yang lantang aku ngasih tau sama mama "mama liat ka fandy ni, ka fandy makan es creamnya linda"

Mama : fandy nggak usah nyari gara sama adik mu

Ka fandy : nggak ma, linda nya aja yang berlebihan

Linda : bohong ma, ka fandy tadi makan es creamnya linda

Mama : fandy kalau mau beli ini uangnya nggak usah ganggu adik mu

Ka fandy : iya ma

Akhirnya ka fandy nggak makan es cream ku dia beli sendiri, belinya banyak amat di kasih sama kakak ku yang lain mereka si makannya satu-satu akunya aja yang makan lima dasar aku.

avataravatar
Next chapter