webnovel

TRAGEDI 1 PART 2

Di tengah hutan di tepi sungai, setelah berlari >1 jam melewati jalan rahasia yang terdapat dikamar ayahnya, Otoichi bersama istri dan anaknya tiba di tepi sungai yang berada di dekat prefektur Gifu yaitu sungai Nagara. Tanpa membuang waktu untuk beristirahat Otoichi segera menuntun anak dan istrinya menaiki sebuah rakit yang berada di tepi sungai.

Dalam waktu selang sekitar 1/2 jam setelah menaiki rakit mereka mendengar teriakan dari para petinggi klan yang mengejar mereka dari jarak 700-800 meter dari mereka menggunakan kuda untuk mengejar mereka mnyusuri disepanjang tepi sungai.

Setelah mendengar teriakan tersebut Otoichi segera bangkit dan berbalik kearah teriakan tersebut sambil berkata kepada istrinya "Sayang!! Maafkan aku sepertinya hanya sampai disini aku menemani kal-"

sebelum menyelesaikan kalimatnya Otoichi mendengar suara istrinya "Apa kau bermaksud mengorbankan dirimu demi keselamatanku dan Ryoichi ?" potong Okaichi dengan suara teredam namun lembut.

Berbalik Otoichi melihat ekspresi kesedihan yang mendalam diwajah istrinya, Otoichi hanya bisa menghela nafas sambil menjawab "Hhuuufff,, kita tidak punya pilihan lain dan aku tidak yakin akan bisa melindungi kalian disaat kalian dalam bahaya nanti" katanya dengan suara dalam namun lembut.

"Jika itu yang kamu takutkan maka kamu tidak perlu khawatir, aku bisa melindungi diriku sendiri. Adapun Ryoichi aku akan mengirimkan pesan jarak jauh kepada Ayahku untuk datang menyelamatkannya." jawab Okaichi dengan wajah sedih namun tegas.

Melihat ekspresi tegas dari istrinya Otoichi merasakan hatinya berdarah saat terpikir olehnya istrinya akan terbunuh didepannya.

Masih belum mau menyerah untuk membujuk istrinya Otoichi mencoba mencoba membujuk istrinya lagi "tapi, jika kamu juga mati siapa yang akan merawat Ryoichi nanti, apa kamu tega membiarkan dia hidup tanpa merasakan kasih sayang dari orang tuanya ?" katanya dengan nada mengejek diri sendiri.

Tetap dengan wajah tegasnya Okaichi menjawab pertanyaan Otoichi "Jika kamu berpikir begitu maka aku juga berpikiran sama tentangmu, akupun tidak akan sanggup hidup tanpa kasih sayang darimu" katanya dengan suara rendah disertai serak.

Mendengar jawaban dari sang istri hati Otoichi serasa bagaikan es yang mencair.

Setelah hening beberapa saat, sambil mendesah panjang penuh penyesalan Otoichi menjawab "Hhhhhuuuuufffff,,BAIKLAH maaf karena aku tidak dapat mengiasi hari-harimu dengan penuh kebahagiaan" katanya dengan suara dalam nan lembut.

"Tidak apa-apa. Selalu berada disisimu dan melahirkan Ryoichi adalah hal terindah dalam hidupku." jawab Okaichi sambil berbalik dan mengirimkan pesan kepada ayahnya menggunakan alat komunikasi jarak jauh dari klan Shimizu.

Adapun Otoichi berjallan mendekati Ryoichi yang masih tertidur dan menggunakan sihir segel untuk menyegel kekuatan Iblis dalam tubuh Roichi dan ingatan Ryoichi tentang keluarganya agar keberadaannya tidak dapat dilacak oleh para petinggi klan Kaneko nantinya.

Dimana segel tersebut akan perlahan terbuka dikala Ryoichi telah memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri dari kejaran musuh-musuhnya.

Setelah mengirim pesan keayahnya, Okaichi berjalan mendekati suami dan anaknya.

Dengan airmata yang bercucuran dari matanya, Okaichi mengecup kening anaknya kemudian berkata "Ryoichi ingatlah!! Dimanapun ayah dan ibu berada kami akan selalu mnyayangi mu" katanya.

Ryoichi yang masih tertidur dibangunkan oleh cipratan air mata ibunya.

Sambil brusaha membuka matanya Ryoichi samar-samar mendengarkan perkataan terakhir ibunya sebelum tertidur kembali berkat sihir hipnotis dari ayahnya, akan tetepi perkataan terakhir yang ia dengar dari ibunya membuatnya sangat sedih sehingga menyebabkan ia menangis sambil tertidur. Setelah itu dengan tekad yang kuat Otoichi dan Okaichi melompat dari rakit ke tepi sungai untuk mnghadang para tetua dari klan Kaneko yang semakin mendekat.

Di kota Chosi prefektur Chiba di wilayah klan Shimizu, di sebuah ruangan penjara bawah tanah terdapat seoarang pria paruh baya yang berumur 49-50 tahun yang sedang duduk bersila sambil memejamkan matanya.

Ia adalah ayah dari Okaichi yaitu Juuiciban Shimizu mantan pemimpin klan Shimizu yang ditahan oleh para petinggi klan Shimizu akibat tindakan putrinya yang dianggap sebuah tindakan penghianatan terhap ras manusia, setelah menerima pesan dari putrinya yang berbunyi "Ayah,,maafkan aku karena telah membuatmu mengalami masa kelam setelah peperangan antara ras iblis dan ras manusia. Mungkin ini adalah pesan terakhirku kepadamu, aku tahu ini egois tapi aku mohon dengan sangat!! tolong selamatkan anakku dari kejaran klan Kaneko yang mencoba untuk membunuhnya disungai Nagara di prefektur Gifu."

Membuka matanya dari persemediannya Juuichiban mendesah panjang lalu bergumam pada dirinya sendiri "Hhuuufff..Akhirnya yang kutakutkan selama ini terjadi juga, dan disinilah aku sebagai seorang ayah dan kakek tidak sanggup melihat mereka hidup dalam kesusahan" menyelesaikan gumamannya Juuichiban bangkit dari duduknya.

Tanpa pikir panjang Juuichiban segara melakukukan teknik terlarang yaitu memisahkan roh dari tubuh seseorang yang dikenal sebagai tekhnik roh pahlawan.

Tekhnik ini dikatakan tekhnik terlarang karena roh yang keluar dari dari raga orang yang menggunakan tekhnik tersebut memiliki kekuatan 2× lebih besar dari kekuatan sang pengguna akan tetapi, tekhnik tersebut hanya bisa digunakan sekali dan mangakibatkan kematian karena roh pahlawan yang di panggil oleh pengguna tekhnik tersebut tidak dapat kembali lagi keraga orang yang menggunakannya.

Setelah menggunakan tekhnik terlarang tersebut, roh pahlawan dari raga Juuichiban segara terbang bergegas menuju sungai Nagara.

Dalam waktu <=2 jam roh pahlawan Juiichiban sampai ditepi sungai tempat terjadinya pertempuran yang dilakukan oleh oleh putri dan menantunya melawan para tetua klan Kaneko, mengamati sekeliling kaneko mndapati >10 mayat tergeletak ditepi sungai termasuk mayat dari putri dan menantunya dan mayat ojiichi yaitu anak dari Niban Kaneko.

Sambil menahan sedih dan amarah, Juuiciban segera meleburkan mayat putri dan menantunya dengan menggunakan sihir api suci dari klan Shimazu kemudian ia memasukan abu dari mayat mereka kedalam sebuah botol seukuran ibu jari orang dewasa dan membawanya mengikuti jejak para tetua yang mengejar Ryoichi dengan kecepatan yang terbilang sangat cepat.

<=45 menit kemudian ditepi sungai dipinggiran hutan kota Ogaki prefektur Gifu, terdapat sebuah rakit yang terhenti di tepi sungai.

Dari jarak <= 400 meter dari rakit tersebut dapat terlihat sekumpulan pengendara kuda yang perlahan mendekat dengan niat membunuh yang membara.

Mereka adalah para tetua dari klan Kaneko, salah satu dari mereka berkata dengan nada muram "Hmmm,,akhirnya kita menmukan penghianat terakhir, setidaknya dengan kepala dari putra pengianat ini akan mengurangi amarah dari pimpinan kedua klan yang telah kehilang nyawa anaknya", yang berbicara adalah tetua pertama klan.

"Tetua pertama benar" jawab kerumunan serempak.

Tanpa membuang waktu mereka segera menaikan kecepatan mereka mendekati rakit bertujuan segera mengakhiri tugas mereka. Setelah jarak mereka <= 50 meter dari rakit tetua pertama yang berad segera melompat kerakit dari kuda yang dikendarainya sambil msemegang kapak besar yang berlumuran darah.

Setelah jarak antara Ryoichi dan tetua pertama <1 meter tiba-tiba terjadi distorsi ruang diantara mereka dan menelan tetua pertama.

Setelah melihat pemandangan mengerikan tersebut para tetua klan yang mengikuti di belakang tetua pertama berhenti dijalur mereka masing-masing dengan wajah penuh ketakutan.

Disertai angin yang cukup kencang suara geram Juuiciban terdengar "Hmmm,,,Karena kalian telah berniat buruk kepada cucuku maka tidak ada hal selain kematian untuk kalian" Katanya.

Setelah suaranya memudar angin yang tadi cukup kencang menjadi semakin kencang dan perlahan mulai mencabik- cabik para tetua klan Kaneko.

Para tetua klan yang sangangt ketakutan mulai menjerit sambil memohon apmpun

"Senior ampuni kami sen-..."

"senior ampuni kami sen-..."

=

=

=

Namun sebelum menyelesaikan kalimat mereka, mereka telah menjadi potongang daging yang disebabkan angin yang bertiup semakin intens.

Setelah memusnakan para tetua klan Kaneko roh pahlwan Juuichiban perlahan muncul diatas rakit tepat diserang Ryoichi yang masih tertidur.

Melihat wajah Ryoichi yang sedang tidur namun air matanya masih berceceran diwajahnya akibat samar-samar melihat eksperi ksedihan dari kedua orang tuanya dan suara isak tangis dari ibunya sebelum tertidur akibat sihir hipnotis ayahnya, Juuichiban mresa suka cita bercampur sedih yang mendalam.

Sambil membasuh air mata dari wajah Ryoichi Juuichiban memasangkan kalung botol yang berisi abu dari jasad ayah dan ibunya.

Setelah kalung itu trpasang barulah ekspresi kesedihan diwajah Ryoichi mulai meredah.

>3 jam kemudian sosok roh pahlawan Juuichiban mulai memudar bagaikan ditelan bumi, namun disaat-saat terakhir sebelum menghilang sebuah fenomena aneh terjadi yaitu roh pahlawan dari Juuichiban memasuki tubuh ryoichi melalui bagian dada sebelah kanannya.

Setelah beberapa saat Ryoichi pun terbangun, membuka matanya perlahan dengan tatapan penuh kebingungan Ryoichi mencoba sebaik mungkin untuk mengingat apa yang telah terjadi dan apa asal-usulnya.

awal petualangan

Rifan_4705creators' thoughts
Next chapter