23 Hancur

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo

08/08/20

Bulan demi bulan berlalu hingga hari berganti tahun, Jungkook masih terus berusaha menghidupi keluarga Kecilnya, meskipun sulit akhirnya jungkook mendapatkan beberapa peran kecil di sebuah drama bahkan ia hanya akan di jadikan boneka pajangan tapi bagi jungkook tidak masalah selama itu bisa menghasilkan uang maka ia akan lakukan.

Jimin masih setia menemani jungkook, ia bekerja dengan telaten hingga rasa sesakit apapun di pendamnya agar jungkook tidak merasa khawatir. Mereka harus mampu melewati masa ini

Semantara Yoongi masih tinggal bersama hyungnya ia tidak akan pernah pulang ke rumah sederhana itu untuk berhidup usah payah. Yoongi sudah mulai bisa menggerakan kakinya, ia mengikuti terapi setiap hari dan Jeoni sudah semakin tumbuh besar.

Jungkook tidak putus kontak dengan Yoongi karena ingin berbicara dengan anaknya meskipun harus terus mendengar ocehan Yoongi dengan segala hujatannya.

Jimin sedang memasak untuk makan siang, hari ini ia tidak bekerja. Ia meminta izin karena merasa lelah dan badannya juga panas sekali. Jimin menyembunyi segala kesakitannya seorang diri.

"Jungkook ayo makan"

"Iya sayang, hari ini aku ada akan syuting satu adegan"

"Itu perkembangan yg baik, kemarin kau hanya sebagai orang yg berlalu lalang... hahah kemajuan baik sayang"

"Kau meledeku jim?? Ahh untung saja aku sabar"

"Aku menyemangatimu kook, selamat sayang"

Jimin melayangkan sebuah pelukan kepada jungkook sebelum memulai makan siang atau mungkin sebagai Quality Time mereka.

"Jim badanmu panas, apa kau sakit sayang?"

"Aku hanya kelelahan kook, aku juga izin untuk tidak berkerja"

"Sudah ke dokter? Aku belikan obat sayang"

"Tidak usah kook, ini hanya demam aku bisa mengurus diriku sendiri"

"Jim jangan sembunyikan apapun dariku"

"Iyak kook, ayo makan saja"

Mereka mulai menyantap makanan dengan menu sederhana itu, jimin memang sedang sakit, perutnya selalu keram dan sakit yg datang tiba-tiba, bekas luka yg tak menghilang dari tubuh cantiknya itu terus mengalirkan rasa ngilu yg teramat sangat.

Jimin tidak ingin membuat Jungkook semakin khawatir dengan dirinya dan juga Yoongi, ia akan terus memberikan dukungan agar jungkook tidak menyerah. Jimin pernah menemukan pisau di dalam tas jungkook, ia menangis semalaman memikirkan untuk apa jungkook membawa pisau kemana-mana, apa jungkook akan mengakhiri hidup? Atau dia akan menjadi seorang penjahat?  Pikiran itu selalu menghantui jimin.

"Sayang?? Jim?? Jimin??"

Yg di panggil langsung tersadar dalam lamunannya, sudah hampir 7 kali jungkook memanggil istri pertamanya itu namun tak di berikan jawaban oleh sang namja mungil

"Apa yg kau pikirkan jim??"

"Aku hanya merindukan jungmin"

"Ingin mencobanya lagi sayang??"

"Dasar mesum, kau tiap malam membuatku berdesah kook-ah"

"Aahh rasanya masih kurang, aku akan memberika bibit unggul untukmu"

"Dasar bodoh, kau akan berangkat syuting jam berapa?"

"Mungkin aku harus berangkat sekarang"

"Ingin aku temani kook?? Aku akan menjadi managermu untuk hari ini"

"Kau bersedia sayang?"

Jimin mengangguk, pasangan suami istri itu segera mempersiapkan diri untuk berangkat ke lokasi syuting, menurut yg jimin dengar drama tersebut bergenre action, tidak cocok sekali dengan yg biasa di perani jungkook.

Tapi bukan saatnya memilih peran, apa pun itu harus ia lakukan dengan baik dan semaksimal mungkin. Jimin dan jungkook sudah berada di lokasi syuting, mereka menyapa semua para staf yg bertugas meskipun semua mata memandang benci kearah jimin.

Namja mungil itu memberikan senyum terbaiknya, biarkan orang-orang membencinya tanpa sebab tapi ia akan tetap bersikap baik dengan siapapun.

"Hanya mendapatkan 1 adegan saja apa harus jungkook membawa istrinya itu?"

"Ada masalah apa tuan?" Jimin tahu betul kata-kata itu tertuju untuknya.

"Kau yg menghancurkan karir jungkook, tidak perlu menjadi manis di hadapan kami. Kau bukanlah siapa-siapa di sini"

"Aku tidak mendengar ucapanmu tuan, permisi"

Jimin mengacuhkan orang-orang yg selalu mendekatinya, ia tak akan menyimpan dalam hati apapun yg semua orang katakan, jimin duduk di sudut menunggu jungkook sedang berganti pakaian, bagaimana penampilan suaminya itu sekarang.

"Jimm..."

"Kook, astaga kau tampan sekali. Sepertinya film laga akan cocok untuk mu dari pada film romantis"

"Aku anggap itu sebagai kecemburuan"

"Iissh dasar, jadi kau akan melakukan adegan apa??"

"Melompat dari atas gedung"

"Mwooooo??? Ini gila!!"

"Tenanglah sayang, aku tidak akan melompat tanpa alat-alat lengkap yg sudah di sediakan"

"Jungkook ini membuatku khawatir, apa kau harus melakukannya sayang?"

"Percayalah jim. Semua alat-alat untuk mendukung drama ini sangat baik. Aku tidak akan terluka"

"Jaga dirimu kook, aku mencintaimu"

Jungkook mengecup surai jimin, lalu meminta restu sang istri agar ia lancar dalam melakukan bagiannya. Jungkook hanya akan tampil di satu adegan ini maka ia harus memberikan yg terbaik.

★★★★★★

Yoongi sedang bermain bersama Jeoni, sesekali ia melirik jam dinding karena biasanya jungkook akan menghubunginya disaat sekarang ini, tapi suda lewat 20 menit tak ada tanda bahwa jungkook akan menghubunginya.

Ting Tong

Yoongi mengalihkan pandangannya kearah pintu rumah, ia meninggalkan Jeoni sebentar untuk membuka pintu rumah, Yoongi melajukan kursi rodanya karena memang hanya dia yg bisa membukakan pintu jika sedang berada sendiri di rumah

PRANKK!!

Tanpa sengaja namja cantik itu menyenggol vas bunga yg berdiri disisi meja. Yoongi kaget bukan main, ia mengusap dada karena jantungnya yg memompa begitu cepat. Setelah tenang ia kembali melajukan kursi rodanya menuju pintu

"Paket tuan, untuk tuan Yoongi"

"Iya itu aku, terima kasih"

Yoongi memeluk bunga besar yg ia terima sebagai paket, itu bunga kesukaannya senyum yoongi mengembang saat melihat nama pengirimnya.

"Jeon Jungkook, untuk istriku dan juga anakku Jeoni appa sudah mendapatan 1 peran anggap saja ini sebagai tanda selamatan. Saranghae Jeoni... dan Yoongi maafkan aku"

Yoongi memeluk buket bunga tersebut dan kembali menutup pintu, pecahan kaca dari vas bunga yg sebelumnya tidak sengaja tersenggol olehnya berserahkan di lantai. Yoongi memandangi bunga yg di dapatnya dan serpihan kaca yg masih tercecer

"Ju-jungkook??"

★★★★★★

"JUNGKOOOKKKKKK!!! Andweee... jeballl aahhh kook aahhh"

Jimin menangis tersedu saat melihat secara langsung tubuh jungkook terjun bebas dari lantai 13 saat mengambil adegannya. Jimin sudah berfirasat buruk jika memang ada yg janggal dengan perlengkapan yg di pakai jungkook

Saat ini tubuh jungkook sudah tergeletak di lantai dasar dengan darah yg menguak di sepanjang lokasi tersebut

"Ju.. jungkookahh.. hiks kook-ahhhhh"

"Jeon jungkook hikss.. sayang irronaa"

"Aahh jebballll selamatkan suamiku ku aahh kookaahh hiksss.."

Jimin menangis sesegukan sambil terus memelul tubuh berdarah jungkook, jimin meraung-raung seperti anak kecil. Apa yg terjadi sebelumnya??

Apa jungkook mati?? :'(

Bersambung

Tinggalkan pendapat kalian

Terima kasih

QaraMizuki

avataravatar