webnovel

Suamiku pilihan ayah

Jihan seorang gadis berparas cantik anak semata wayang dari Wisnu Fernandez, pemilik dari perusahaan Company Fernandez Group, Jihan mempunyai sahabat yg baik bernama Maura, Jihan selalu curhat dengan Maura sahabatnya begitu pun sebaliknya Maura selalu curhat kepada Jihan. Namun suatu ketika Jihan disuruh menikah oleh Wisnu ayahnya, dengan seorang CEO pemilik dari perusahaan Malik Surya Grup yang cukup Wisnu kenal dengan baik. Jihan ingin menolak pernikahan tersebut tapi ia takut kalau sang ayah akan kembali jatuh sakit, karena memiliki penyakit jantung. Pernikahan Jihan pun terjadi dengan sangat sederhana dirumahnya hanya dengan dihadiri keluarga dekat dari ke dua belah pihak. Bagaimanakah kisah pernikahan antara Reza dan Jihan? Apakah ada orang ketiga di antara pernikahan mereka? Mari kita baca ceritanya!!!! # Ceritanya hanya pemikiran dari author #

nurul_anggi · Teen
Not enough ratings
182 Chs

25.Kekesalan Jihan

Jihan yang tengah Fokus menatap layar laptopnya dikejutkan dengan suara ponselnya yang bergetar, Jihan seketika langsung mengambil ponselnya yg berada di yang berada di meja kerjanya jihan melihat nama si pemanggil tidak ada di layar ponselnya.

Jihan seketika langsung mematikan ponselnya yang menurut nya orang yang tidak penting menelpon nya, berulang kali ponsel Jihan berbunyi hingga yang ke empat kali Jihan menjawabnya.

"Halo assalamualaikum, ini siapa ya?"ucap Jihan.

"Waalaikum salam,saya Reza."ucap Reza di sebrang telpon.

"Oh,mas Reza kukira siapa."ucap Jihan.

"Kamu dimana ini?"tanya Reza.

"Aku di perusahaan mas Reza,memangnya kenapa?"ucap Jihan.

"Aku sudah sampai ini di depan perusahaan company fernandez group."ucap Reza.

"Mas Reza, sudah di depan perusahaan?"tanya Jihan.

"Iya."ucap Reza.

"Baiklah,saya akan turun kebawah."ucap Jihan.

"Hem,saya akan menunggu kamu di dalam mobil."ucap Reza.

"Iya."ucap jihan.

"Assalamualaikum."ucap Reza.

"Waalaikum salam."ucap Jihan.

Setelah mematikan sambungan telepon nya, Jihan beranjak pergi dari ruangannya dengan membawa tasnya menuju lift, Jihan merasa kesal karena belum waktunya jam makan siang tetapi Reza sudah datang menjemput nya.

Saat jalan menuju lift Jihan berpapasan dengan Amel sekretaris.

"Buk Jihan,mau kemana buk?"tanya Amel.

"Saya mau pergi Amel."ucap Jihan.

"Oh"ucap Amel singkat.

"Amel, kalau gitu saya pergi dulu ya?"ucap Jihan.

"Iya buk,hati- hati di jalan."ucap Amel.

"Iya."ucap Jihan.

Jihan berlalu pergi meninggalkan amel menuju lift, sesampainya di depan lift Jihan menekan tombol masuk lift setelah lift terbuka Jihan langsung masuk kedalam lift dan menekan tombol menuju ke lantai bawah perusahaan.

Tak lama berada di dalam lift kini jihan terlihat sudah keluar dari dalam lift dan Jihan langsung melangkah kakinya menuju keluar gedung perusahaan company fernandez group.

Sesampainya jihan di luar perusahaan,jihan seketika langsung melihat plat mobil sport yang bertuliskan nama Reza, Jihan seketika langsung jalan menghampiri mobil Reza.

Setelah jihan sampai di depan mobil Reza, reza langsung membuka kaca pintu mobilnya dan sedikit mengeluarkan kepalanya dari kaca mobilnya .

"Masuk."ucap Reza menyuruh Jihan masuk.

"Iya."ucap Jihan.

Jihan langsung masuk kedalam mobil Reza dengan menduduki bangku belakang mobil reza, tampak Reza melihat Jihan dari kaca depan mobil nya heran.

"Kamu jangan duduk dibelakang?"ucap Reza.

"Saya duduk dibelakang atau pun didepan sama saja mas Reza."ucap Jihan.

"Memang saya supir kamu?"ucap Reza.

"Baiklah,saya akan pindah."ucap Jihan malas berdebat.

Tampak Jihan sedikit kesal dengan Reza sedangkan Reza tampak terlihat mengulum senyum.

Setelah Jihan berpindah tempat duduknya, Reza langsung melajukan mobilnya.

"Mau kemana dulu?"tanya Reza.

"Langsung ke butik langganan ku saja di jalan xx."ucap jihan sekilas melirik reza.

"Kamu gak makan siang dulu?"tanya reza.

"Gak."ucap jihan singkat.

"Tapi saya mau makan siang dulu saya sudah laper, kamu temani saya."ucap Reza.

Jihan diam saat perkataan Reza.

Setelah melakukan percakapan singkat, Reza dan Jihan tampak terlihat diam, Jihan hanya melihat- lihat pemandangan luar dari dalam kaca mobil Reza sedangkan Reza fokus menyetir mobilnya.

Hampir beberapa menit melajukan mobilnya, kini mobil Reza berhenti di depan sebuah restoran yang cukup terkenal di kotanya yang pemiliknya adalah Reza sendiri, Reza langsung turun dari dalam mobilnya sedangkan jihan tampak berdiam diri di dalam mobil Reza.

Reza yang tak melihat Jihan tak kunjung keluar dari dalam mobilnya,. Seketika Reza langsung kembali masuk kedalam mobilnya.

"Kenapa kamu gak keluar?"tanya Reza.

"Saya tunggu disini saja mas Reza."ucap Jihan.

"Saya tadi sudah katakan,temani saya makan."ucap Reza

"Saya tidak mau keluar mas Reza, biar saya menunggu didalam mobil saja."ucap Jihan.

"Baiklah kalau itu mau kamu, tapi saya tidak akan jadi mengantarkan kamu ke butik."ucap Reza.

"Mas Reza ini apa- apaan sih, kalau memang mas Reza tidak mau mengantar kan saya bilang dari tadi, kenapa separuh perjalanan gini sih?"ucap Jihan.

"Saya tadi memang niat mau nemani kamu ke butik tapi kamu saja gak mau temani saya makan."ucap reza.

"Baiklah,saya akan temani."ucap jihan kesal.

"Hem,keluarlah."ucap Reza.

"Iya."ucap jihan kesal.

Jihan keluar dari dalam mobil mengikuti langkah Reza dari belakang, sesampainya di dalam restoran terlihat Reza langsung di sambut oleh manager restoran yang seusia dengan reza.

"Selamat siang pak Reza?"ucap manager restoran.

"Siang."ucap Reza.

"Pak Reza, calon istri pak Reza?"tanya manager restoran melihat jihan.

"Iya."ucap Reza.

"Cantik sekali pak Reza ?"ucap manager restoran.

"Hem."ucap Reza melirik manager restoran.

"Maaf pak Reza."ucap manager yang tau maksud dari lirikan Reza.

Reza tampak diam saat perkataan manager restoran tersebut.

"Mari pak reza dan nona,saya antarkan ke meja?"ucap manager restoran.

"Iya."ucap Jihan.

Jihan dan Reza mengikuti langkah manager restoran, tak berapa lama melangkahkan kakinya terlihat sang manager berhenti di depan sebuah ruang khusus restoran.

"Pak Reza dan nona,silahkan masuk?"ucap sang manager.

Reza seketika langsung masuk kedalam ruangan saat manager restoran menyuruh nya masuk.

"Iya,makasih ya ."ucap jihan.

"Iya nona, nona boleh saya kenalan dengan nona?"ucap sang manager.

"Boleh."ucap jihan.

"Nona, nama saya Adit manager restoran disini?"ucap manager dengan mengulurkan tangannya ke jihan.

"Oh, nama saya jihan."ucap jihan yang ingin membalas uluran tangan sang manager namun tidak jadi karena reza.

"Adit kamu mau ngapain?"tanya Reza.

"Saya mau kenalan sama calon istri pak Reza jadi saya mengulurkan tangan saya."ucap manager dengan santainya.

"Kamu sudah selesai kan kenalannya, silahkan kamu pergi?"ucap Reza.

"Baiklah, pak reza."ucap adit.

Adit berlalu pergi meninggalkan Reza dan Jihan, sedangkan Jihan masih melihat kepergian adit hingga Reza meyadarkan jihan.

"Kamu suka sama Adit?"tanya Reza.

"Tidak."ucap Jihan.

"Kenapa kamu melihat Adit seperti itu?"tanya Reza.

"Saya hanya melihatnya saja, kenapa memangnya tidak boleh?"tanya Jihan.

"Tidak."ucap Reza langsung berlalu masuk.

Jihan tampak diam saat perkataan reza dan tak berapa lama Jihan langsung masuk ke dalam mengikuti Reza dari belakang.

Sesampainya didalam Jihan dan Reza langsung duduk di kursi mereka masing masing, tampak Jihan terlihat heran dengan meja yang dipenuhi makanan yang begitu banyak.

"Mas reza?"panggil jihan.

"Hem."ucap Reza mengambil makanannya.

"Kenapa banyak sekali makanannya?"tanya Jihan.

"Kalau mau makan saja."ucap Reza.

"Saya gak mau makan."ucap jihan.

"Kalau kamu tidak mau makan,saya tidak akan mengantarkan ke butik."ucap Reza.

"Baiklah,saya akan makan."ucap Jihan menahan kesal.

"Hem."ucap Reza.

Jihan langsung mengambil makanannya dan dan menikmati makanan yang diambilnya sedangkan Reza telah dulu melahap makanannya tampak terlihat Reza dan Jihan diam menikmati makanan mereka masing- masing tanpa ada pembicaraan .