webnovel

Suamiku pilihan ayah

Jihan seorang gadis berparas cantik anak semata wayang dari Wisnu Fernandez, pemilik dari perusahaan Company Fernandez Group, Jihan mempunyai sahabat yg baik bernama Maura, Jihan selalu curhat dengan Maura sahabatnya begitu pun sebaliknya Maura selalu curhat kepada Jihan. Namun suatu ketika Jihan disuruh menikah oleh Wisnu ayahnya, dengan seorang CEO pemilik dari perusahaan Malik Surya Grup yang cukup Wisnu kenal dengan baik. Jihan ingin menolak pernikahan tersebut tapi ia takut kalau sang ayah akan kembali jatuh sakit, karena memiliki penyakit jantung. Pernikahan Jihan pun terjadi dengan sangat sederhana dirumahnya hanya dengan dihadiri keluarga dekat dari ke dua belah pihak. Bagaimanakah kisah pernikahan antara Reza dan Jihan? Apakah ada orang ketiga di antara pernikahan mereka? Mari kita baca ceritanya!!!! # Ceritanya hanya pemikiran dari author #

nurul_anggi Β· Teen
Not enough ratings
182 Chs

14. Cerita Maura dan Jihan

Sesampainya di area parkiran mobilnya Jihan masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya ke cafe milik Maura.

Hampir dua puluh lima menit jihan mengendarai mobilnya akhirnya jihan sampai di cafe milik maura sang sahabat, setelah memarkir kan mobilnya jihan berjalan masuk ke dalam cafe untuk menemui maura. sesampainya di dalam cafe, jihan langsung jalan menuju dapur cafe tempat kerja maura.

Sampai di dapur jihan melihat maura sedang memasak makanan, jihan berjalan mendekati maura yang tidak sama sekali melihat kedatangan jihan.

"Ra, masak apa lho?" tanya jihan di samping Maura.

"Jihan, lho udah sampai?" tanya maura terkejut.

"Lho lihat gimana ra, pakai tanya lagi lho kalau gue udh sampai." ucap jihan mendengus kesal.

"Hehehe, jangan marah kali han." ucap Maura.

"Gue gak marah Ra cuman gue kesel." ucap Jihan dengan mimik wajah kesal.

"Iya - iya gue minta maaf Han, ya udah kalau gitu kita makan aja dari pada lho kesal, ini udah masak ini masakan gue, pasti lho laper kan?" tanya Maura sambil mengambil makanan yg dimasaknya.

"Iya gue emang laper, lho masak apa itu ra tadi gue tanya lho gak jawab." ucap Jihan.

"Oh iya gue lupa, gue masak pasta linguini han?" ucap Maura.

"Ternyata lho pandai juga ya ra masak." ucap Jihan bercanda.

"Ih... lho ha han, gue kan udh memang pandai masak jihan, percuma dong gue buka cafe masak pemilik cafenya sendiri gak bisa masak, kan aneh han?" ucap Maura kesal.

"Hehehe... gue kan hanya bercanda Ra." ucap Jihan tersenyum.

"Ya udh, yuk kita makan han ?" ucap maura sambil membawa makanan ditangannya.

"Iya Ra, kita duduk di sana aja Ra." ucap jihan menunjuk kursi di sudut cafe.

"Oke, han lho mau minum apa?" tanya Maura yang sudah meletakkan makanan nya .

"Gue, mau minum jus jeruk aja Ra." ucap Jihan.

"Oke, gue buatin bentar ya han, lho tunggu aja disini?" ucap Maura beranjak dari duduknya menuju dapur cafe.

"Iya." ucap singkat Jihan.

Hampir lima menit maura membuat jus jeruk, akhirnya maura membawakan jus jeruk untuk jihan dan minumannya sendiri di nampan.

"Han ini jus jeruk lho?" ucap Maura meletakkan jus jeruk di depan maura.

"Makasih maura sayang." ucap Jihan senyum.

"Lebay banget lho han?" ucap maura menduduki kursi nya.

"Hehehe...sedikit gak papa kali ra." ucap jihan sambil tertawa.

"Terserah lho han, ya udah kita makan yuk ke buru dingin nanti?" ucap maura.

"Iya, gue makan ini masakan lho ya ra." ucap jihan menunjukan makanan di sendok garpu milik nya .

"Iya." ucap Maura singkat.

"Ra, Ini enak banget masakan lho ra." ucap jihan menikmati makanannya.

"Makasih han, salahnya gue kagak ada uang receh, kalau ada gue udh kasih lho han." ucap Maura.

"Lho pikir gue kekurangan uang Ra?" ucap jihan kesal dengan perkataan Maura.

"Ya enggaklah, masak seorang CEO perusahaan kekurangan uang." ucap Maura.

Jihan diam tak menjawab perkataan maura.

"Oh iya han, lho mau bicara apa sama gue?" tanya maura.

"Lho juga mau bicara sama gue." ucap jihan.

"Iya, gue memang mau bicara sama lho tapi lho dulu aja han yg bicara, baru gue setelah lho."ucap maura.

"Oke, Ra seminggu lagi gue akan menikah." ucap jihan

"Lho lagi bercanda ya han." ucap naura tak percaya dengan perkataan jihan.

"Gue gak bercanda Ra, gue emang mau nikah."ucap jihan.

"Lho mau nikah sama siapa han?" tanya Maura.

"Yang pastinya sama pria lah maura." ucap Jihan mendengus kesal.

"Iya han gue tau lho nikah sama seorang pria tapi lho kok tiba- tiba mau nikah, setau gue lho kan jomblo?"ucap maura.

"Iya gue emang jomblo tapikan seorang jomblo bisa aja menikah Ra ."ucap jihan.

"Gimana caranya seorang jomblo bisa menikah?" tanya maura.

"Ya bisa aja Ra, misalnya dijodohkan." ucap jihan.

"lho di jodohkan kan han?" tanya maura.

"Iya." ucap jihan singkat.

"Sama siapa lho di jodohkan han?" tanya maura.

"Sama ayah gue Ra." ucap jihan.

"Tapi kata lho paman kritis, han?"ucap maura.

"Ayah gue udah sadar maura, lho aja yg kagak datang- datang ke rumah sakit." ucap jihan.

"Iya juga sih yg lho katakan han, gue belum datang jenguk paman." ucap maura.

"Ya udah gak papa ra, mungkin lho belum ada waktu untuk jenguk ayah gue." ucap jihan.

"Gue jenguk paman saat acara pernikahan lho aja han." ucap maura

"Terserah lho Ra, gue lanjut ya bicara gue yang tadi?" ucap jihan.

"Iya" ucap maura singkat.

"Ayah yg memilihkan calon suami buat gue Ra, calon suami gue itu Reza seorang CEO malik surya grup."ucap Jihan.

"Wah...tambah kaya dong lho han." ucap maura senang.

"Ih... lho kaya aja di pikiran lho ra, kaya itu gak di bawa mati tau." ucap jihan kesal.

"Hehehe... iya juga sih, terus lho setuju menikah dengannya?" tanya maura.

"Gue menyetujui nya Ra demi ayah, gue gak mau ayah jatuh sakit lagi Ra."ucap jihan sedih.

"Ya udah lho jangan sedih gitu dong han, nanti gue ikut sedih jadinya."ucap maura.

"Memangnya lho bisa sedih Ra?" ucap Jihan bercanda.

"Ya bisalah, han lho udah pernah ketemu sama calon suami lho itu?" tanya maura.

"Belum Ra."ucap jihan.

"Jadi kapan lho ketemu sama calon suami lho itu, han?" tanya maura.

"Gue belum tau ra kapan gue ketemunya, mungkin pas acara akad nikah aja ketemunya."ucap jihan.

"lho ada- ada aja han, masak ketemunya pas acara akad doang sih, apa lho gak mau lihat wajah calon suami lho itu?" tanya maura.

"Kalau bisa gue gak mau Ra ketemu sama dia."ucap jihan.

"Kenapa lho gak mau ketemu sama dia han?" tanya maura.

"Malas aja gue ketemu dia Ra."ucap jihan.

"Oh."ucap maura singkat.

"Ra, nanti kalau gue nikah lho datangkan?" tanya jihan.

"Pastinya han gue datang, masak gue gak datang ke pernikahan sahabat gue sendiri."ucap maura.

"Mana tau lho sibuk kerja atau lho sibuk kencan sama orang yg lho sukai itu." ucap jihan.

"Kalau sibuk kerja gue tinggalin kerjaan gue han demi lho han, kalau kencan kayaknya gak lagi deh." ucap maura.

"Kenapa lho Ra ,lho gak dekat lagi sama orang yg lho sukai itu?" tanya jihan penasaran.

"Gue masih dekat sama dia han, sebenarnya gue mau cerita tentang dia ke lho han." ucap maura.

"Oh...lho mau cerita itu ?" ucap jihan.

"Iya han, dia itu namanya fauzan han." ucap maura.

"Fauzan, tapi kok gue pernah dengar namanya ya ra?" ucap jihan.

"Ya pastilah lho dengar nama Fauzan, kan banyak nama fauzan bukan satu aja han." ucap maura.

"Iya juga sih." ucap jihan.

"Gue lanjut ya cerita gue han?" ucap maura.

"Iya lanjutkan lah Ra." ucap jihan.

"lho tau han dia nganggep gue hanya sebatas temannya saja." ucap maura.

"Ya bagus ra lho jadi temannya." ucap Jihan.

"Bagus dari mana Han, gue inginnya itu lebih dari sekedar teman tapi ya sudahlah teman pun gak papa?" ucap maura.

"Eh Ra, asal lho tau ya teman bisa jadi demen lho, lho tau maksud gue?" tanya jihan.

"Maksudnya lho itu apa ?"tanya maura balik.

"Gini lho Ra, bisa jadi lho sekarang ini teman sama dia, mungkin ke depannya lho jadi kekasih dia." ucap ihan.

"Iya sih, tapi gue gak berharap lagi jadi kekasih dia?" ucap maura.

"Memang kenapa ra tapi lho suka sama dia, lho kok gak mau jadi kekasihnya? " tanya Jihan.

"lho perlu tau ya han yg buat gue gak mau jadi kekasihnya itu karena si fauzan itu udah punya kekasih." ucap maura.

"Dia punya kekasih?"tanya jihan.

"Iya dia punya kekasih han." ucap maura.

"Lho tau dari mana dia punya kekasih?"tanya jihan.

"Gue cari tau lah." ucap maura.

"Lho kirim mata- mata untuk selidiki tentang dia ya?" ucap jihan menebak.

"Ya enggaklah ngapain juga gue pakai kirim mata- mata cari tau tentang si fauzan, gue carik tau aja dari fauzannya sendiri." ucap maura.

"Lho langsung tanya dia punya kekasih apa belum gitu?"tanya jihan.

"Enggak juga han."ucap maura.

"Jadi, gimana lho cari taunya?" tanya jihan.

"Gue cuma bilang, zan cewek lho gak marah kita jalan berduaan kayak gini, dia jawab diakan gak tau kalau kita jalan berduaan kayak gini." ucap maura.

"Oh..."ucap jihan singkat.

"Takutnya han, gue nanti sering ketemu sama dia, bisa merusak hubungannya sama orang lain, gue gak mau jadi perebut kekasih orang."ucap maura.

"Iya juga sih, gue suka sama pemikiran lho Ra, lho baik Ra tidak memikirkan diri lho sendiri melainkan orang lain yg lho pikirkan gue salut sama lho Ra, lho adalah sahabat gue yg baik." ucap Jihan.

"Makasih han atas pujiannya ,gue berfikir han mungkin fauzan hanya gue sukai sebagai teman aja gak lebih." ucap maura.

"Itu lebih baik Ra, tidak mesti yg kita sukai jadi milik kita." ucap jihan.

"Betul yang lho bilang han." ucap maura.

"Oh iya Ra, gue mau pamit pulang soalnya, gue mau pulang kerumah dulu setelah itu ke rumah sakit." ucap jihan.

"Oh...baiklah han." ucap maura.

"Gue pamit ya ra, assalamualaikum ra?" ucap jihan beranjak dari duduknya.

"Waalaikum salam han." ucap maura

Setelah pamit ke maura, jihan ke luar cafe menuju parkiran mobilnya,setelah sampai di parkiran mobilnya Jihan segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju pulang ke rumah.

Maaf ya kalau author ada kesalahannya πŸ™

Komen yang positif ya buat authors biar author tambah semangat!!!

Terima kasih