10 Lamaran Dadakan

Setelah beberapa hari yang lalu Ilyas hilang kabar, lebih tepatnya mungkin sibuk dengan urusan pekerjaannya sehingga sangat jarang sekali bertemu dengan Yakub atau pun Hajar.

"Mama... kenapa Papa Raja gak pernah kelihatan dirumahnya?" tanya Yakub sambil mendongakkan menatap kearah rumah Ilyas yang ada di samping rumah mereka.

"Mungkin Papa Raja sedang sibuk nak, lagi pula mungkin saja sedang banyak perkerjaan." ucap Hajar.

"Tapi biasanya Papa Raja akan meluangkan waktu untuk bermain dengan Yakub." ucap Yakub.

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu dimana mereka berdua diajak Ilyas bermain Timezone, Ilyas memang lebih dekat dengan Yakub. Bahkan tidak jarang mereka main geme bersama atau main perang-perangan bareng.

Hajar menjadi kasihan dengan anaknya Yakub yang nampaknya merasa sangat nyaman dengan kehadiran Ilyas sebagai Papa nya, Bahkan Hajar pun merasa sedikit kehilangan belakang ini.

Karena biasanya Hajar selalu menyiapkan makanan atau saat Ilyas dan Yakub selesai bermain game, atau bermain perlengkapan walaupun tidak ada hubungannya darah, Ilyas sangat menyayangi Yakub layak seperti anaknya kandung.

"Apakah kamu marah padaku karena aku belum menjawab lamaran mu kemaren sewaktu kita ada di panti asuhan menjenguk anak-anak yatim disana." ucap Hajar menduga.

Saat ini hajar sedang mencuci piring sambil menanyakan kejadian kemarin di pantai asuhan. Saat Yakub tampak asyik dan mudah akrab sekali bermain dengan anak-anak panti seisinya, Ilyas mengajak Hajar berbicara berdua.

flashback On

"Mereka terlihat sangat bahagia ya?" tanya Yakub.

"Iya anda benar aku belum pernah melihat Yakub sebagai itu." ucap Hajar yang masih fokus melihat kearah wajah putranya yang selalu saja tersenyum.

Lain dengan Ilyas yang malah asik memandang wajah cantiknya Hajar, saat tersenyum Hajar terlihat sangat cantik bagi seorang Ilyas. Jika saja Hajar mengingat Ilyas saat ini mungkinkah Hajar akan memeluk Ilyas seperti dulu dan bersikap manja dengan Ilyas, pikiran Ilyas selelu tertuju ke sana tapi masih ragu untuk berkata jujur bagaimana jika Hajar tidak menyukainya.

"Maukah kamu menikah dengan ku?" ucap Ilyas dengan jarak yang sangat dekat dengan Hajar.

"Apa..... astagfirullah halazimmm, anda membuat ku terkejut." ucap Hajar yang langsung mundur agak menjauh dari Ilyas yang berjarak dekat dengannya.

Bahkan tadi jika Hajar menoleh terlalu cepat atau buru-buru kearah Ilyas bersuara mungkin saja mereka tampa sengaja akan berciuman. Sebenarnya berada di dekat Ilyas merupakan hal yang tidak baik bagi Hajar karena memang kadang jantungnya sering berdetak kencang tak karuan dan membuat Hajar takut mungkin dia akan terkena serangan jantung.

Tentunya seorang Hajar masih sangat polos, jangkan untuk pacaran bahkan jika ada lelaki mendekat dengan nya langsung di tolak karena tidak ingin membuat kasih sayang pada Yakub terbagi.

Lagi pula selama ini Yakub gak pernah suka dengan teman-temannya Hajar, menurut Yakub sahabat dari Mamanya itu selalu memanfaatkan Mamanya dan tidak pernah perduli ketika Mamanya jatuh sakit.

"Papa Raja dan Mama Ratu sedang apa?" Teriak Yakub yang melihat Mama dan juga Papa Raja nya itu dari samping dengan jarak lumayan jauh, karena memang jika terlihat dari jauh Ilyas dan Hajar seperti orang sedang berpelukan mesra.

Melihat Yakub yang mendekat kearah mereka Hajar langsung menjauh dari Ilyas yang merentangkan tangannya untuk memeluk anaknya yang tampak berlari kearah mereka.

"Eh, kok Yakub meluk Papa, bukan meluk Mama?" ucap Hajar yang pura-pura marah.

Yakub memang berlari kearah Ilyas dan juga Hajar tapi melihat senyum manis dari Papa Raja nya Yakub lebih memilih untuk memeluk Papa Rajanya saja dari pada Mama Ratu nya, karena Yakub merasa papa Rajanya telah memberikan banyak sekali kebahagiaan untuk mereka.

Ilyas dan Yakub yang melihat Hajar sedang manyun pun langsung mendekat kearah, setelah berkomunikasi melalui tatapan dengan saling menaikkan turun kan alis. Seakan mereka sedang berdiskusi bagaimana caranya agar Sang mama tidak marah lagi.

"Papa Raja ayo kita peluk Mama bersama dengan begitu biasanya mama akan kembali tersenyum." ucap Yakub sambil berbisik.

Ilyas hanya tersenyum manis dan menganggukan kepalanya bertanda dia setuju dengan rencana yang ingin dilakukan oleh anaknya tersebut, tentu saja Ilyas mengangap Yakub sebagai anaknya karena Yakub telah melamar Hajar tadi.

Hajar merasa sangat kesal karena kedua laki-laki berbeda usia itu tampaknya malah sedang berdiskusi dan tidak memperdulikannya yang sedang marah, tentu saja hal itu membuat Hajar benar-benar marah saat ini.

Ketika ingin berbalik Hajar menabrak sesuatu yang keras kepala sehingga membuat nya sedikit kaget, dan bukan hanya itu bahkan Hajar juga mendapat sebuah Pelukan hangat dari Ilyas dan juga Yakub secara bersamaan.

"Mama Ratu jangan marah, tadi Yakub peluk Papa karena memang seperti wajah Papa Raja terlihat cemas dan khawatir." ucap Yakub.

"Iya, aku juga minta maaf ya jika udah bikin kamu marah dan merasa gak nyaman tapi tolong pertimbangan lah Ajakan ku tadi." ucap Ilyas yang malah mengambil kesempatan untuk mengecup pucuk kepala Hajar beberapa kali dan tentunya hal itu tidak di ketahui oleh Yakub Karena Ilyas sangat cerdik.

Wajah Hajar sudah memerah menahan rasa malu saat ini, perlakuan manis dari putranya dan juga Ilyas membuat nya meleleh, tapi Hajar juga merasa sedikit jengkel pada Yakub yang malah dengan seenaknya mencuri kesempatan untuk mengecup puncak kepalanya beberapa kali.

Hajar sangat malu, bangaimana jika ada orang di sekitar pantai yang melihat mereka. Dan bagaimana jika putranya Yakub juga melihat hal itu. Hajar pasti akan sengat bingung menjelaskan pada Yakub yang memengang memiliki kecerdasan diatas rata-rata ini, bahkan Yakub dapat mengetahui dengan mudah saat Ilyas sedang cemas tadi mungkin Ilyas takut jika lamarannya di tolak oleh Hajar.

"Papa Raja ajak Mama Ratu kemana, kok gak ajak-ajak Yakub?" tanya Yakub penasaran.

"Tentunya kamu akan ikut Pangerang kecil, kamu adalah Pangeran kecil kami. Tolong minta Mama mu untuk menerima ajakan dari Papa ya, nanti jika berhasil Papa akan memberikan hadiah Adik-adik yang lucu untuk mu..." ucap Ilyas dengan serius tetapi sambil tersenyum lebar, hal itu menurut Hajar tidak yakin bahwa saat ini Ilyas sedang serius.

flashback off

"Mama.... kok melamun terus sih, dari tadi Yakub manggil mama loh," ucap Yakub dengan sedikit kesal karena Hajar dari tadi malah asik melamun setelah mencuci piring dan mengabaikan Yakub yang ingin bertanya.

"Maafkan Mama nak, tadi mama gak ke denger. Jadi Pangeran Kecil Mama ini mau tanya apa?" tanya Hajar sambil tersenyum pada anak seraya berkokok menyamakan tinggi tubuhnya dengan Yakub.

"Mama kangen Papa Raja gak?, Yakub kangen Papa Raja...," ucap Yakub sambil menyantap dalam kedua mata Mamanya seakan mencari jawaban.

avataravatar
Next chapter