webnovel

Presiden, Bos

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Tidak ada hantu di rumah, jadi ia tidak perlu lagi menutupi sinar matahari. 

Yu Dai pergi menuju ke jendela dan membuka tirai. Sinar matahari yang hangat langsung menyelimutinya, cahayanya sangat kuat hingga ia menyipitkan sedikit matanya.

HP nya masih berdering, lalu Yu Dai menemukannya di bawah meja teh. Setelah tersambung, ia segera menutupnya.

Ketika ia melihat jam yang ada di HP, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang, waktu yang terpanas pada hari itu.

Hantu membuatnya merasa lebih buruk. Hal pertama yang ia pikirkan adalah, jika saat ini Lan Qingling terkena sinar matahari, apakah ia akan hancur?

Kemudian ia bergegas ke kamar mandi dan mandi, setelah itu ia keluar untuk mengambil barang kirimannya.

Panggilan teleponnya tadi adalah untuk memberitahu bahwa barang kirimannya sudah tiba, dan ia perlu menandatanganinya. 

Meskipun saat ini ia tidak berbelanja online, tetapi itu bukanlah hal yang mengejutkan jika ia sesekali menerima hadiah dari keluarga atau temannya. 

Ketika ia ingin mengambil barang, ia melihat seorang pria muda yang tampan, yang berusia dua puluhan dan tampak berpakaian sangat bagus. 

Anting yang berada di telinga pemuda itu tampak memantulkan cahaya matahari. 

Orang itu terlihat akrab baginya, tetapi ia tidak ingat di mana ia bertemu dengan pemuda tersebut. 

Sebelum ia bertanya, pria tampan tersebut tersenyum dan berkata, "Nona Yu, barangmu. Silahkan menandatanganinya." 

Ia memutar tas yang berada di tangannya, lalu Yu Dai langsung memperhatikan logo prada yang ada di sana. Dalam waktu yang bersamaan, ia juga melihat bahwa tidak ada identitas dari pengirim barang tersebut. 

"Ini…."

"Ini merupakan hadiah yang diberikan oleh presiden kepada Nona Yu. Aku harap Nona Yu menyukainya." Pria tampan tersebut lalu menatap kaki Yu Dai. Kemudian ia tersenyum dan berkata, "Sekalipun tadi malam aku hanya melihatnya sebentar, tetapi aku rasa sepatu ini sangat cocok untukmu. Tapi aku masih ingin berkata bahwa Nona Yu akan terlihat lebih menawan jika mengenakan sepatu yang lebih tinggi."

Matanya tampak tidak menunjukkan ekspresi apapun. Yu Dai tidak merasa tidak nyaman, hanya ia mengenakan sandal sekarang, jari-jarinya muncul, ia merasa agak malu, lalu ia memasukkan jari-jarinya. 

"Baiklah. Aku tidak tahu Presiden mana yang kamu bicarakan, aku tidak bisa menerima hadiah ini."

"Di kotak sepatu tersebut ada kartu nama Presiden, jika kamu tidak menginginkannya, kamu bisa membuangnya." Pria tampan tersebut berkata sambil meletakkan barang-barangnya di bawah lantai, lalu ia melambaikan tangannya dan berkata, "Barangnya sudah terkirim, aku pergi dulu."

"Hei!" Mengapa orang itu bersikap seperti ini?

Setelah ia berjalan dua langkah, pria tampan tersebut berhenti dan berbalik. Wajahnya terlihat seperti hendak meminta sesuatu. "Nona Yu, mohon pastikan bahwa sepatu ini sangat cocok untukmu."

Tanpa memberikan kesempatan bagi Yu Dai untuk bereaksi, ia pun langsung pergi.

Yu Dai melihat kotak sepatu tersebut dengan ragu-ragu. Hatinya merasa khawatir jika ia akan menerima pesan ancaman, bom, bagian tubuh, dan sebagiannya….

Akan tetapi, bukankah pria tersebut mengatakan 'tadi malam' dan 'melihat sebentar?'

Lalu Yu Dai mengingat wajah salah satu pelayan yang ada di Warna Malam dalam sekejap.

Ia ingat, sebelum ia dibawa pergi dari lantai satu oleh Lan Qingling, ia panik karena merasa bahwa semua tamu yang berada di lantai satu telah pergi. Ia hanya melihat seorang bartender dan pelayan yang berada di depan Bar. Saat itu, ia pernah berjumpa dengan wajah orang barusan.

Orang yang tadi mengatakan Presiden….

Yu Dai membungkukkan tubuhnya lalu membuka kotak sepatunya. Ia pun merasa terkejut dengan sepatu yang berada di dalamnya. Ia mengutak-atik sepatu tersebut dan mencari apa yang disebut dengan 'Kartu Nama Presiden.' 

Selembar kertas catatan tertempel di sana. Di kertas tersebut tertulis tiga kata yang ditulis oleh Lan Qingling.

Itu benar-benar dia! Sekalipun Yu Dai merasa sedikit bingung, ia masih bisa menebaknya. Tetapi ia merasa agak terkejut.

Bukankah Lan Qingling adalah hantu? Bagaimana ia bisa menjadi seorang Presiden?

Apalagi ia merupakan Presiden dari Warna Malam.

Yu Dai merasa sedikit pusing karena hal tersebut. Mungkin ia merasa tidak baik karena kepalanya terbentur.

"Apakah Anda ingin mencari Nona Yu?"

Kemudian ia mendengar suara Paman Penjaga yang tidak begitu jauh.

Lalu Yu Dai melihat sumber suara tersebut, ia melihat Paman tersebut menatap ke arahnya dan mengatakan sesuatu pada orang lain. Ketika beliau melihat Yu Dai datang kemari, beliau melambaikan tangan dan berkata padanya. "Xiao Yu, ada seseorang yang mencarimu!" 

Yu Dai merasa bahwa ia mungkin seharusnya pindah ke daerah yang penjagaannya lebih ketat.

"Nona Yu, silahkan naik ke mobil."

Kacamata hitam, baju bergaya barat berwarna hitam, sepatu kulit berwarna hitam, badan yang tinggi besar, nada bicara yang terdengar rendah….

Yu Dai mengedipkan mata, sejak kapan ia memasuki dunia gelap? Ia memikirkannya lalu mengambil sepatu tersebut tanpa ragu-ragu.

Penjaga keamanan tidak menghentikan orang semacam itu untuk masuk, lalu membantunya untuk mencari seseorang. Yu Dai merasa bahwa ia ingin mengeluhkan hal itu kepada Paman Penjaga Keamanan——Ia tidak dapat membicarakan tentang perasaannya yang bercampur aduk dalam beberapa tahun ini. 

Ketika ia melihat Penjaga Keamanan Song yang datang dan tersenyum, hati Yu Dai merasa sedikit tidak senang. 

Penjaga Keamanan Song tidak memperhatikan sama sekali, lalu ia mendekati Yu Dai dan berbisik, "Xiao Yu, rupanya kamu mengetahui tingkat atas dari daerah ini. Apakah kamu tahu jika anakku sebentar lagi akan menikah dan ingin membeli rumah? Aku dengar bahwa tingkat tiga daerah ini terjual baik, hanya saja harganya… hei, bisakah kamu memberikanku diskon?" 

"Aku tidak mengenal siapapun di tingkat atas." Jawab Yu Dai.

Ia menatap titik hitam di satu sisi lalu berkata dengan perlahan. "Paman Song, lihatlah penampilan orang ini, apakah ia terlihat seperti orang baik? Aku telah mengatakan sebelumnya, Ayahku melakukan bisnis, dan mungkin ia memiliki hutang pada orang lain." 

"Hei? Kalau begitu kamu perlu berhati-hati." Kata Paman Penjaga, kemudian ia berkata lagi, "Aku harus bekerja sekarang. Jika ada bahaya, ingatlah untuk menghubungi polisi." 

Yu Dai pun tersenyum dan mengangguk dengan santai. Ia merasa bahwa tidak ada perubahan sikap dari Paman Penjaga. Paman itu hanya mengambil keuntungan dari orang biasa untuk menghindari bahaya.

"Mengapa aku harus naik ke mobil?" Ketika ia melihat Penjaga Keamanan tersebut telah pergi jauh, Yu Dai menghadapi orang misterius tersebut, dan ia tidak merasa gugup sama sekali. 

Sebenarnya ia sengaja menguji sikap orang misterius tersebut. 

Ketika Yu Dai melihat bahwa orang tersebut tidak terburu-buru, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi tidak sabar, dan Yu Dai hampir yakin bahwa orang itu tidak jahat. 

"Ada perintah dari Bos. Saya akan membawa Anda ke rumah sakit." 

"Apa marga Bos mu?" Tanya Yu Dai.

"Lan." Jawab orang tersebut.

Kemudian Yu Dai mengutak-atik sepatu tersebut dan naik ke atas mobil. 

Suasana mobilnya terasa sunyi, supirnya juga tidak berbicara dan Yu Dai pun terdiam. 

Ia menundukkan kepalanya hingga rambutnya menutupi matanya, agar orang lain tidak dapat melihat ekspresinya. 

Bahkan ketika ia berada di atas mobil, ia masih membawa kotak sepatu itu di tangannya. Selembar kertas itu dilipat dua kali olehnya, dan ia dengan hati-hati memasukkannya ke dalam sepatu.

Sepatu ini sangat indah, pasti harganya mahal. Ia mempelajari rancangan busana ketika ia mengambil gelar sarjana. Sebagai gadis yang normal, bukanlah hal yang aneh untuk mengetahui tentang merek pakaian utama dunia. 

Ia pernah melihat sepatu itu saat peluncuran produk prada yang baru. Sepatu tersebut merupakan karya yang paling dibanggakan oleh Ketua perancang.

Lan Qingling memperhatikan bahwa ia tidak mengenakan sepatu tadi malam, jadi ia memberikan sepatu untuk Yu Dai.

Hal yang menakjubkan adalah, sepatu itu tidak terlalu tinggi, sesuai dengan kesukaannya.

Kakak yang memberikan sepatu tersebut mengatakan bahwa, Yu Dai lebih cocok mengenakan sepatu hak tinggi. Apakah ia perlu meminta Lan Qingling untuk membelikannya? 

——Sulit untuk menjadi Lan Qingling, lelaki itu pernah sekali menarik rak sepatunya, bagaimana ia bisa tahu jika Yu Dai lebih suka sepatu berhak sedang atau berhak rendah? 

Ia juga mengantarnya ke rumah sakit. Bukankah ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja? 

Hantu itu benar-benar tidak mendengar perkataan Yu Dai sama sekali! 

Ia ingin mengeluh dan mengejek, tetapi sebenarnya ia merasa tersentuh dengan sikap tersebut.

Bahkan ia tersenyum tanpa sadar.

Yu Dai menganggap hal tersebut sebagai biaya akomodasi yang dibayar langsung, dan Yu dai menerimanya dengan senang hati.

Next chapter