1 Prolog + Chapter 1

MENIKAH DENGAN ANAK DEKAN?

Biasanya ketika kalian membaca cerita-cerita di wattpad, kalian akan menemukan cerita dimana perempuan bertemu dengan sang lelaki, terikat kontrak pernikahan, entah karena hutang, terkena cipratan kopi, atau bahkan one night stand, lalu mereka menikah, dan berakhir dengan bahagia.

Berbeda dengan Vrella Imanuella Raharjo, dia masih muda. Seorang calon guru. Mendapatkan beasiswa di kampus ternama dan sialnya dia bertemu dengan Anthony.

Pengusaha muda yang menanamkan modal di kampus tercintanya. Kalian tahu kelanjutannya? Yang jelas, Anthony tidak akan menikahi Vrella. Seleranya jelas jauh di atas Vrella

"LO PIKIR LO SIAPA NYURUH GUE NIKAH? LO GILA?!" teriak Vrella tepat di depan wajah Anthony. Nafasnya naik turun karena emosi yang sudah tidak bisa dia tahan.

"Bukannya udah jelas? Sebagai ganti rugi gue pengen lo nikah," Anthony menyeruput kopinya dengan tenang. Ada seringaian tipis yang muncul di bibir indahnya. "Tapi bukan sama gue…" lanjut Anthony. Matanya menatap Vrella dalam.

"HEH! Denger ya, gue bakalan ganti jas lo berapa pun harganya. Mau gue harus terikat pekerjaan 20 tahun juga, gue jabanin! G U E K A G A K M A U N I K A H! Titik!" di dalam hatinya Vrella bertekad akan bekerja keras untuk membayar jas laki-laki sok ganteng yang memang ganteng di hadapannya.

*flashback*

Angin sepoy-sepoy #alah menggerakkan secara teratur pepohonan rindang yang ada di salah satu kampus swasta ternama di Indonesia. Sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone, Vrella berjalan menuju sebuah toko buku di depan kampus.

Kebiasaan buruk yang selalu dipeliharanya sejak kecil adalah meleng a.k.a gak lihat-lihat. Terlalu asik dengan handphonenya membuat Vrella tidak menyadari ada orang yang sedang berjalan di depannya. Alhasil…

BRUUUUUK!

Semuanya terjadi tanpa perhitungan. Seperti di film-film dan cerita-cerita yang ada di wattpad, Vrella menabrak seorang laki-laki berjas, yang kemudian membuat kopi yang baru saja dibelinya harus tumpah mengenai jas laki-laki tersebut.

Ironis? Bisa jadi. Bahagia? Sedang didoakan. Vrella tidak bisa untuk tidak kaget, syok, dan melongo. Pikirannya masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi.

1… 2… 3… START!

"Aduuuh, maaf saya gak lihat jalan, Pak." Vrella berusaha untuk bersikap sebersalah mungkin. Berharap ada belas kasihan dari laki-laki yang terlihat sangat kaya itu. Anthony Adrian Miguello. Pengusaha kaya, muda, dan pastinya tampan. Seorang pengusaha tampan yang menanamkan uangnya di kampus tercintanya. Semua orang tahu itu.

"Maaf, Pak Anthony. Saya betul-betul tidak sengaja melakukannya. Saya minta maaf, Pak."

Vrella berusaha membersihkan tumpahan kopi di jas mahal Anthony, dan dengan cepat tangannya di tahan.

"Besok temui saya di gedung A lantai 8, jam 9 pagi!" dengan jas berlumurkan kopi dingin, Anthony melongos pergi meninggalkan Vrella yang sedang membeku ditempat.

"Mampus gue!" Vrella bisa membayangkan betapa suramnya hidupnya saat ini.

Pagi ini menjadi pagi tersuram bagi Vrella. Matanya menghitam, perutnya berbunyi, dan wajahnya berminyak. Dia tidak bisa tidur semalaman, memikirkan hal apa yang akan terjadi hari ini.

Duduk di pinggir tempat tidur, dengan mata yang berfokus pada satu arah, alias berkontemplasi merupakan satu-satunya hal yang bisa Vrella kerjakan pagi ini.

"Haahhhhh, semoga gue gak dikeluarin aja. Tolong banget lah ini, dikit lagi gue wisuda,"

"Tuhan, setidaknya tolong aku supaya aku gak dikeluarin, ya Tuhan." Vrella tidak berhenti untuk berkomat kamit untuk setidaknya meminta Tuhan membantunya.

Dengan tekad dan kepercayaan tidak dikeluarkan dari kampus, Vrella bersiap-siap dan berangkat menuju tempat yang sudah diberitahu sebelumnya oleh Anthony.

Mual, muntah, kembung, batuk, keringat dingin, dan gemetaran, menyertai perjalanan Vrella menuju ruangan, tempatnya harus bertemu dengan Anthony.

Dan vhuallaa~ Vrella sudah berada di depan pintu ruangan Anthony setelah melewati fase panjang perizinan dengan sekertaris Anthony.

Secara tidak sadar, Vrella sudah meneguk salivanya seperti minum air putih. Telapak tangannya sudah basah oleh keringat dan gemetar hebat saat menyentuh gagang pintu.

Tok..tok…tok

"Masuk!"

'Waduh, kayaknya gue gak bakalan aman nih. Galak bener' Vrella mengelus dadanya dan menghembuskan nafas beserta tekadnya, lalu perlahan membuka pintu berwarna coklat kayu elegan itu perlahan.

"Selamat pagi, Pak Anthony. Saya Vrella dan Fakultas Pendidikan…"

"Saya tahu! Duduk di kursi dekat lemari!" kata-kata Anthony tak terbantahkan.

"Bbbaiiik., Pppak," dibentak seperti itu, tekad dan segala kepositifan yang sudah disusun di awal, hancur berkeping-keping.

Setelah menunggu hampir setengah jam, Anthony akhirnya menghampiri Vrella yang hampir mati bosan menunggu. Anthony dan Vrella duduk berhadap-hadapan, dengan kepala Vrella yang terus menunduk ke bawah. Vrella takut.

"Kamu tahu salah kamu apa?" tanpa ba bi bu, Anthony melontarkan pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan lagi, kalau kata Vrella.

"Tahu, Pak. Saya minta maaf untuk kejadian kemarin sore, Pak. Saya akan bertanggung jawab dengan mencuci jas, Bapak."

"KAMU PIKIR HARGA JAS SAYA MURAH?!" bentak Anthony.

Dibentak dengan keras seperti itu, mau tidak mau membuat pertahanan Vrella runtuh. Air matanya turun tanpa ia sadari.

"Saya mohon maaf, Pak. Tapi saya mohon jangan keluarkan saya, 3 bulan lagi saya wisuda, Pak. Saya tidak mau mengecewakan orang tua saya. Saya janji akan melakukan apa pun, Pak." Tangis Vrella tidak bisa dibendung lagi. Dia mengingat orang tuanya yang memiliki harapan penuh padanya.

"Baiklah," Anthony menyandarkan punggungnya di sofa. "Oke, saya terima. Sebagai bentuk tanggung jawab, kamu harus menikah!" cepat, tegas, dan lugas. Butuh waktu bagi Vrella mencerna kata-kata Anthony.

'menikah.'… 'menikah'…'menikah' MENIKAH?!

"Sebentar, Pak. Maaf apakah boleh tolong diulangi, Pak? Telinga saya mungkin sedang bermasalah."

"Saya mau kamu menikah, Vrella." Anthony menatap serius ke arah Vrella. Kalimat yang diucapkan sudah sangat jelas.

"Maaf, Bapak Anthony yang dihormati oleh semua kalangan di Universitas Rajawali, saya rasa anda mungkin salah memberikan teguran atau hukuman. Mungkin itu kepada pacar, Bapak. Jadi saya mohon dengan kerendahan hati…"

"Saya sedang tidak bercanda, Vrella. Saya ingin kamu M E N I K A H!"

"Bapak Anthony, saya akan membayar berapa pun harga jas dan mencuci jas yang kena tumpahan kopi kemarin. Saya berjanji, Pak" tenggorokannya tercekat ketika mengucapkannya. Vrella takut tidak mampu, tetapi emosinya menang.

"Saya ingin kamu menikah, Vrella. Ucapan saya mutlak!"

Cukup sudah kesabarannya. Habis. Tidak bersisa.

"Bapak pikir, Bapak siapa bisa mengucapkan itu? Saya bisa saja melaporkan…"

"Saya bisa juga menghancurkan keluargamu, Vrella." Anthony tersenyum menang saat melihat air mata di pelupuk mata wanita itu. "Menikah atau keluargamu hancur." Ujar Anthony.

Kesabarannya menguap. Vrella sudah tidak bisa menahannya.

"LO PIKIR LO SIAPA NYURUH GUE NIKAH? LO GILA?!" teriak Vrella tepat di depan wajah Anthony. Nafasnya naik turun karena emosi yang sudah tidak bisa dia tahan. Persetan dengan jabatannya! Persetan laki-laki di hadapannya adalah pimpinan kampus!

"Bukannya udah jelas? Sebagai ganti rugi gue pengen lo nikah," Anthony menyeruput kopinya dengan tenang., dia mengikuti cara berbicara Vrella. Ada seringaian tipis yang muncul di bibir indahnya. "Tapi bukan sama gue…" lanjut Anthony. Matanya menatap Vrella dalam.

"HEH! Denger ya, gue bakalan ganti jas lo berapa pun harganya. Mau gue harus terikat pekerjaan 20 tahun juga, gue jabanin! G U E K A G A K M A U N I K A H! Titik!" di dalam hatinya Vrella bertekad akan bekerja keras untuk membayar jas laki-laki sok ganteng yang memang ganteng di hadapannya.

"Lo gak bisa nolak. Lo tau konsekuensinya, Vrel dan gue bukan orang yang gak tegaan untuk menepati ucapan gue!" Kaki Vrella sudah tidak bisa menahan tubuhnya. Vrella terduduk di atas sofa dengan air mata. "Hanya 1 tahun, Vrel. Tidak lebih. Tanda tangan dan keluarga lo selamat."

Vrella kalah telak. Dia jauh lebih mencintai keluarganya, daripada dirinya sendiri. Dia tidak bisa melawan. Pasrah, mungkin kata yang lebih tepat.

"Lo bisa baca dulu surat perjanjiannya," Anthony menyerahkan surat perjanjian tersebut ke Vrella.

Surat Perjanjian Pernikahan

Alleo Raningrat dan Vrella Imanuella Raharjo…

'Alleo Raningrat... Alleo, ALLEO RANINGRAT?!'

"MAKSUD LO DENGAN ALLEO RANINGRAT APA?" teriak Vrella tepat di depan Anthony. "GUE GAK NIKAH SAMA LO?!"

"Gue dari awal sudah bilang, Vrella. Lo gak akan nikah sama gue." Anthony tersenyum menang.

Alleo Raningrat. Anak laki-laki dari dekan Fakultas Pendidikan Universitas Rajawali. DAN DIA HARUS MENIKAH DENGAN ALLEO?!

avataravatar
Next chapter