1 Bab 1

Di suatu hari pada sebuah upacara pernikahan di gereja, terlihat seorang lelaki berdiri sendiri dipojokan menatap seorang mempelai wanita yang sedang berjalan berdampingan dengan mempelai prianya, lelaki itu hanya terdiam membisu dia mengepalkan tangannya dengan erat.

Tak lama setelah itu ia pergi meninggalkan gereja ia duduk di sebuah kursi taman, ia merenung disana seolah tak menerima pernikahan yang terjadi di sana.

"Rasanya, baru kemarin kita berpacaran, rasanya baru kemarin kita merasakan hal hal yang kita senangi bersama, meski sebenarnya kita sudah menjalani hubungan ini dalam waktu yang sangat lama"

"Yang membuatku sakit hati, bukanlah kau yang menghianatiku dengan menikahi orang lain, namun yang membuatku sakit adalah. Kau dengan begitu mudahnya mengundangku ke upacara pernikahanmu dan mengatakan kalau aku harus melupakan masalalu kita bersama dan menjalani hidup baru. Hatiku terasa terbakar ketika melihat surat undangan itu, karena yang tertulis disana adalah kau dan seorang lelaki yang sangat aku kenal ia adalah kakakku sendiri"

Cukup lama pria itu meneteskan air mata sembari bergumam mengenang masalalunya bersama sang gadis impian yang kini telah menikah bersama lelaki lain yang tak lain adalah saudara kandungnya sendiri.

Langit tiba-tiba saja menggelap dan hujan pun turun dengan derasnya, ia masih terdiam di sana tubuhnya basah di guyur oleh air hujan, ia pun berdiri memutuskan untuk pergi dari sana, namun tak lama saat ia melangkah kursi yang ia duduki tiba-tiba tersambar petir.

{Jiduarr!!!!}

"Huaaaa!!!!!!!!, gawat kalau aku masih duduk disana aku bisa mati!" seru kaget lelaki itu, ia menelan sedikit ludahnya dan mencoba untuk lari dari sana namun kali ini petir kembali menyambar dan yang paling parah mengenainya.

{Blaaaaaaaaaar!!}

Pandangan pria usia 27 tahun itu memutih dan tak lama setelah itu ia mendengar suara orang-orang yang sedang berdebat.

'Apa yang terjadi? Dimana aku, semua terasa sangat silau?'

"Apa ini!, Apa yang terjadi? Kenapa yang terpanggil adalah manusia?! Bukankah aku telah menggunakan 59% mana milikku untuk memanggil mahluk terkuat yang bisa membantu ras kita?!"

"Tenang tuanku, mungkin saja ia memiliki kemampuan Khusus yang tidak dimiliki semua mahluk, seperti sihir tingkat dewa misalnya" jawab seorang yang terdengar seperti kakek tua itu dengan gugup.

Beralih sudut pandang.

'Apa yang terjadi kenapa semuanya pada ribut'

Aku mencoba membuka mataku sekali lagi, perlahan tapi pasti penglihatanku mulai menjadi lebih jelas, aku melihat kalau aku berada di ruangan serba hitam atau gelap di penuhi patung patung mengerikan, aku melihat ada seorang lelaki berambut hitam bertampang layaknya preman dan mempunyai dua tanduk panjang matanya merah menyala, namun ia tidak terlihat begitu sehat, tubuhnya pucat dan saat ia berbalik aku melihat punggungnya terluka.

Di sampingnya ada seorang kakek-kakek berpakaian penyihir abat pertengahan, ia membawa tongkat kayu yang besar, aku sedikit kebingungan dengan kondisi ini, dan aku ingin bertanya namun pria pirang bertanduk itu langsung mengatakan sesuatu yang entah kenapa membuatku agak kesal apalagi di akhir kata-katanya ia menunjuk ke arahku dan mengatakan aku ini seorang perempuan, padahal aku ini lelaki tulen.

"Tapi aku sama sekali tidak merasakan adanya energy sihir yang melimpah, baik itu sihir iblis maupun sihir suci dari gadis itu!" seru keras pria bertanduk itu.

Aku sempat bingung soal ia menunjuk diriku dan mengataiku sebagai seorang gadis, dan apaan pula itu sihir iblis dan sihir suci.

Aku memilih untuk tetap diam dan memandangi seluruh tempat sampai akhirnya aku menatap ke arah bawah dan melihat serta merasakan sesuatu yang tidak wajar, aku melihat dada ku memiliki tonjolan yang cukup besar, aku menyentuh dadaku sendiri dan aku merasakan sesuatu yang sangat aneh, aku mencoba memahami sesuatu dari ini semua.

Dan disaat aku ingin mengarahkan tanganku ke bagian selangkangan untuk memastikan sesuatu yang sangat-sangat pribadi yaitu bagian itu, aku benar-benar masih lelaki tapi tindakan itu terpaksa ku hentikan saat lelaki bertanduk dan berwajah menyeramkan itu menatap aneh ke arahku.

"Apa yang kau lihat orang aneh?" tanyaku pada pria itu, ia mengedutkan matanya berkali-kali mendengar pertanyaanku.

"Bukankah Itu adalah kata-kataku gadis aneh, apa segitu tampannya wajahku dihadapanmu sampai-sampai terangsang seperti itu dan colmek di hadapanku hah!"

"Apaaa?! Se enaknya saja bicara, aku ini laki-laki tau!"

"Oh ya! Apa benar kau seorang lelaki?! Lagian mana ada pria berdada besar seperti ini!" seru pria bertanduk itu meremas dadaku dengan keras, aku tiba-tiba merasakan sebuah rangsangan aneh ketika dadaku di remas olehnya.

"Ah!"

"Ah! Kau tadi mengerang kan, kau pasti terangsang, dasar gadis mesum!"

"Ku kurang ajar!" seru ku tak terima aku pun melayangkan tinjuku ke arahnya ia yang melihat itu langsung kaget bukan main dan segera melangkah mundur dan tercengang akan apa yang aku lakuan.

Dia menatap ke arahku dengan serius, itu bukan disebebkan oleh karena tinjuku mengenai wajahnya, melainkan karena sesuatu yang tidak aku ketahui, aku menutupi dadaku aku tidak menyangka saat itu, wajahku memerah saat aku menunduk, sebuah surai panjang berwarna hitam terlihat, aku bingung rambut siapa, padahal rambutku tidak sepanjang itu.

Aku mengelus surai hitam itu, itu sangat lembut dan saat aku menariknya kepalaku terasa sakit yang artinya itu memang rambutku, di saat itu aku mulai meyakini apa yang dikatakan orang yang ada di hadapanku ini adalah benar, aku adalah seorang gadis, tapi bagaimana bisa, seingatku, aku adalah seorang lelaki, sejak lahir sampai berusia 27 tahun aku adalah seorang lelaki.

Beralih ke sudut pandang sang lelaki misterius bertanduk.

Dia tinju yang dia arahkan, barusan mengeluarkan membuat angin berhembus menerpa wajahku, bagaimana bisa, bukankah ia tidak memiliki energy sihir di dalam tubuhnya yang artinya ia seharusnya hanya sekelas rakyat jelata.

"Hey kau, sebutkan siapa namamu?" tanyaku dengan penuh wibawa pada gadis misterius yang terpanggil melalui ritual pemanggilan pelayan raja Iblis.

"Cih! bukankah kurang sopan jika kau menanyakan nama orang lain tanpa memperkenalkan nama terlebih dahulu" jawabnya sembari meludah ke arah samping.

Jujur melihat tingkahnya yang sama sekali tidak ada manis-manisnya itu membuatku sedikit tertarik, tertarik untuk membuatnya berlutut padaku.

"Grrrrrrrrr dasar wanita kurang ajar! Berani sekali kau berperilaku seperti itu kepada Raja Iblis!" seru orang-orangku, mereka seperti tidak menerima ucapan gadis itu kepadaku, yah aku bisa mewajarkan itu, tapi gadis itu nampak tak peduli akan ucapan para petinggi dan tetua iblis di kerajaanku.

Aku pun mendekatinya, dia menatap heran ke arahku dan menatap aneh semua penduduk atau rakyat dan para petinggi kerajaan ini, aku yakin ia pasti menganggap penampilan kami ini aneh, aku bisa mewajarkan dan mengetahui hal itu, karena ia adalah mahluk dari dunia lain, apalagi ia adalah seorang manusia.

Aku menajamkan pandangan mataku padanya, ia membalas tatapanku, aku yakin ia adalah orang yang sangat pemberani atau tak takut apapun, namun keberanian saja tak cukup untuk membantuku mempertahankan kerajaan ini, apalagi ia adalah manusia sudah pasti ia akan menolak keinginan atau permintaan dariku dan mungkin akan berbalik melawanku dengan bergabung di kerajaan manusia.

"Namaku Zarathos, Raja iblis ke 189 di kerajaan ini, kerajaanku sedang menghadapi masa-masa sulit, para iblis dari kerajaan lain dan mahluk-mahluk lainnya terus menerus menyerang kerajaanku, bahkan manusia juga ikut memusuhi kami, maka dari itu aku melakukan ritual pemanggilan Servant, tadinya aku berharap bisa memanggil mahluk Magis, tapi entah kenapa yang terpanggil adalah kau, jadi bisakah kau memperkenalkan namamu?" Jawabku dengan santai sembari menjelaskan keadaan kerajaan ini dan menanyakan namanya sekali lagi.

Ia nampak tak percaya dan berpikir keras, aku yakin sulit baginya untuk mempercayai ucapanku apalagi aku adalah iblis, tapi walau bagaimana pun ia telah terpanggil sebagai pejuang yang akan membantuku untuk melindungi kerajaan ini, aku tidak akan memaksanya, karena ia adalah manusia, lagi pula menyimpan manusia di kerajaan ini sangatlah membahayakan.

"Namaku Ozaki Ryu, Seorang master Karate dan Takewondo" jawab gadis itu, aku sempat tercengang mendengar namanya, yang terdengar seperti nama seorang lelaki, tapi dari tingkah dan sikapnya memang seperti seorang lelaki, aku dan seluruh orang-orang Istana nampak kebingungan mau memasang ekspresi bagaimana.

"Ozaki Ryu? Jangan bercanda manusia, namamu itu terdengar seperti seorang lelaki"

"Aku memang lelaki, dulunya sebelum aku dipanggil olehmu dengan upacara apalah itu!" sangkalnya.

"Haaah, kau menyelahkanku!"

"Yah memangnya kenapa?! Kembalikan aku menjadi laki-laki atau aku akan membunuhmu!"

"Apa kau pikir kau bisa membunuhku, wanita kurang ajar! Di dunia ini memang memiliki sihir, tapi tak ada satu sihirpun yang memiliki fungsi untuk merubah jenis kelamin seseorang secara permanen bahkan jika itu sudah mencapai sihir kutukan sekalipun!" sangkal ku aku benar-benar tidak bisa menerima kalau ia adalah seorang lelaki, terutama melihat wajahnya yang benar-benar cantik untuk ukuran seorang manusia.

Normal POV

Nampak gadis yang mengaku bernama Ozaki Ryu itu menatap tak percaya ke arah Raja Iblis yang bernama Zarathos, ia kaget karena di dunia ini meskipun di penuhi dengan sihir atau orang-orang yang ada di dunia itu bisa menguasai sihir tak ada satupun sihir yang bisa merubah jenis kelamin.

"Kenapa tidak ada?" tanya Ryu pada Zarathos.

"Karena sihir itu sangat tidak berguna, maka dari itu, jangankan dipakai, bahkan dalam sebuah sejara sihir semacam itu tidak pernah diciptakan!" tegas sang raja iblis.

Gadis itu nampak membelalakan matanya, dia masih belum bisa mempercayai keadaan yang ia alami, hal ini benar-benar tidak masuk akal.

"Kenapa? Apa kau masih ingin menyangkal akan keadaanmu itu, sudah mengaku saja, kalau kau itu memang seorang perempuan, karena dilihat dari manapun kau itu perempuan!" tambah sang raja iblis sembari membatin 'Meski dari sifatmu yang nampak seperti lelaki'

"Tapi .."

"Sudahlah, aku sudah sangat lelah akibat pemanggilan ini. Onikage!"

"Ya tuanku!" seru seseorang dengan rambut panjang penuh tato di tangannya mengeluarkan semacam aura hitam.

"Jaga gadis itu, jangan biarkan ia keluar istana karena bisa berbahaya jika ternyata sebenarnya ia bukan mahluk yang terpanggil melainkan manusia yang melakukan teleportasi dan menyembunyikan kemampuan sihirnya!"

"Kalian semua, rahasiakan hal ini dari siapapun termasuk para iblis dari kerajaan lain!. Dan kau, karena kau seorang manusia dan juga perempuan aku tidak bisa mempercayaimu ataupun membawamu ke medan perang, maka dari itu aku akan memberikanmu tugas memasak di dapur dan akan di awasi oleh seluruh Iblis di istanaku, apa kau mengerti?"

"Ya aku mengerti, tapi kenapa kau memilih membiarkanku hidup dan bukannya membunuhku adalah suatu tindakan yang tepat?"

"Aku tidak akan melakukan hal bodoh semacam itu, meskipun itu merupakan tindakan yang sangat tepat, aku membiarkanmu hidup bukan karena kasihan, melainkan karena aku membutuhkan seorang penerus dan karena pertumbuhan iblis murni itu sangat lambat dan juga masa mengandung iblis yang juga lambat, aku jadi berpikir bagaimana jika aku melakukan hubungan itu denganmu, mungkin pertumbuhan anakku akan sangat cepat" ucap sang raja Iblis sambil menatap Ryu dengan tampang serius.

Ryu bergidik ngeri mendengarnya dan menatap tak percaya, ia benar-benar kaget mendengar apa yang disampaikan oleh Zarathos.

"Kau se serius mengenai hal itu?" tanya gadis itu mulai ketakutan.

'Jika ia serius dengan kata-katanya maka aku harus memikirkan cara untuk lari dari sini?' batin Ryu.

Zarathos kembali terdiam, sebenarnya ia tidak begitu yakin memper istri manusia karena dulu ia pernah punya seorang teman yang berasal dari ras manusia, mereka sangat dekat dan akrab, namun suatu ketika Zarathos dikhianati gadis manusia yang merupakan teman sekaligus sahabatnya dengan menusuknya dari belakang menggunakan belati perak yang di rendam di air suci.

Zarathos bahkan menatap tak percaya pada gadis itu, gadis itu mengeluarkan sebuah kode dan prajurit kerajaan berdatangan dan menyerangnya, Zarathos melawan dan mengalahkan mereka semua, namun ia juga terluka parah dan seorang dengan pedang suci menikamnya dari belakang, dan pedang itu berhasil menembus dagingnya yang lemah terhadap benda-benda suci, namun tulangnya terlalu keras untuk di potong dengan pedang sehingga pedang itu meninggalkan serpihan kecil di dagingnya Zarathos mengerang kesakitan dan langsung teleport ke istananya di sana ia mengerang kesakitan dan akhirnya pingsan selama 4 bulan.

Setelah sadar, lukanya memang pulih, namun energy sihirnya menjadi tidak stabil karena tercampur dengan energy suci yang berasal dari serpihan pedang yang menempel di dagingnya, kemampuan Regenerasinya pun melambat dan pemulihan mana atau energy sihirnya juga melambat tak secepat dulu, sehingga ia tak bisa menggunakan sihir tingkat tingginya dalam jumlah banyak.

Lalu kabar tentang dirinya yang melemah terdengar ketelinga seluruh ras, dan seminggu setelahnya ia terus digempur oleh ras-ras lain yang berniat untuk merebut kekuasaannya, tapi beruntung ia masih bisa bertahan, namun sekarang, bahkan bangsa iblis dari kerajaan lain ikut menyerang dan di ikuti manusia, membuat Zarathos kewalahan.

"Besok persiapkan dirimu, dandan yang cantik, karena kau akan menjadi mempelai wanitaku, oh iya namamu akan aku rubah, karena sangat tidak cocok dengan wajahmu, maka nama Ryu akan kuganti menjadi Rika!"

"Apaaa! Tidak akan! Aku tidak mau menjadi istrimu mahluk aneh, aku akan pergi dari sini!" seru Ryu lalu langsung melangkah mencoba melarikan diri namun Onikage langsung memukul tengkuknya dan membuat ia pingsan.

"Onikage, bawa nona Rika ke kamar ratu jaga dia baik-baik dan jangan sampai ia keluar kamar, lalu berikan ia makanan dan semua hal yang ia perlukan, dan besok pastikan ia memakai pakaian yang indah"

"Siap tuanku!"

"Bagus"

Zarathos pun pergi meninggalkan ruangan pemanggilan tsukaima atau familia, sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kenapa bukan mahluk kuat yang terpanggil dan kenapa harus manusia.

'Hancur sudah kerajaanku, tidak ada harapan lagi untuk bertahan' batin Zarathos sambil meneteskan air mata di dalam kamarnya yang gelap.

Ia juga menahan rasa nyeri yang di akibatkan pecahan pedang suci yang berada di dalam tubuhnya, semakin lama tubuhnya semakin lemah bahkan sekarang ia sudah tak mampu menggenggam sebuah pedang.

'Jika terus begini aku pasti akan mati tanpa meninggalkan penerus dan kerajaan ini akan jatuh di tangan penjajah'

Di kamar ratu kemudian.

Terlihat seorang perempuan berambut hitam panjang memakai jas hitam dan kemeja putih ditambah celana kain hitam panjang dan sepatu kantoran, ia membuka matanya, dia kaget karena tiba-tiba berada di sebuah kamar mewah dengan tilam empuk, ia mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu menyentuh dadanya sekali lagi.

"Sial ternyata ini bukan mimpi, berarti aku masih berada di istana raja iblis bajingan itu" gumam gadis itu lalu ia mencoba untuk bangun.

"Hoooh lidahmu tajam juga nona Rika" gumam seseorang dari balik bayangan gadis yang dipanggil Rika itu menatap tajam ke arah sumber suara.

"Siapa kau?! Keluar jangan hanya sembunyi!" seru gadis itu "Dan lagian namaku Ryu bukan Rika!"

Seorang lelaki dengan tubuh penuh tato dan berambut hitam panjang keluar dari balik bayangan sambil menyeringai sadis.

"Kau!" seru Ryu pada lelaki itu.

"Aku adalah Onikage, pemimpin prajurit bayangan Zarathos-sama"

Ryu mulai memasang kuda-kuda bertarungnya, oh iya Ryu adalah pemain Karate dan Takewondo, ia adalah atlet seni bela diri campuran yang menguasai dua jenis teknik bela diri dengan sangat bagus.

Namun bagaimana dengan Onikage, sebagai pemimpin pasukan bayangan jelas ia juga menguasai beberapa Matrial Arts tertentu, ia berjalan santai menuju ke arah Ryu atau yang sekarang sudah dikasih nama Rika oleh Zarathos.

"Sudahlah, nona Rika, kau harusnya merasa bersyukur karena Zarathos-sama tidak membunuhmu, melainkan menjadikanmu sebagai istrinya dan juga, kau tidak di wajibkan untuk bertempur di medan perang yang suatu saat akan merenggut nyawa, Zarathos-sama saat ini sedang berada di ambang kematian, tubuhnya melemah ia sudah tidak sekuat dulu semenjak ia di serang di bagian punggungnya, selama ini hanya aku yang dipercaya untuk mengetahui hal itu. Tapi karena kau akan menjadi istri yang mulia, aku akan memberitahukan, bahwa jika serpihan pedang suci masih menempel didalam tubuhnya ia akan mati dalam jangka seminggu"

Ryu atau Rika kaget mendengar hal itu, ia nampak tak percaya akan hal yang ia dengar hal itu.

"Aku yakin Zarathos-sama memikirkan hal ini sejak awal ia memanggilmu, karena ia sebentar lagi akan mati, ia yakin, para iblis akan berencana jahat pada nona jika nona hanya seorang perempuan dan tak punya identitas apa-apa, maka dari itu ia berniat menikahimu agar kau punya status sebagai ratu iblis, dengan begitu saat kematiannya nanti, para iblis di wilayah ini tak punya pilihan selain menghormatimu, di antara semua Iblis hanya aku yang paling dekat dengan Zarathos-sama jadi aku yang paling tau sikap dan kebiasaannya, dia sebenarnya sangat baik pada semua mahluk, namun demi menjaga Imagenya sebagai raja Iblis ia kadang bersikap kurang ajar sombong dan kejam"

Ryu nampak melunak namun ia masih belum bisa mempercayai kata-kata dari Onikage.

"Memangnya separah apa kondisinya sekarang?" tanya Ryu pada Onikage.

"Sekarang ia hanya menjerit dalam diam, aku bisa merasakan hawa keberadaan Zarathos-sama sangat tipis, aku merasa kalau ia benar-benar ingin membuat keturunan dengan anda" jawab Onikage sambil tersenyum penuh misteri.

Ryu sebenarnya tak percaya dengan ucapan Onikage tadi, tapi ia hanya diam saja dan mendengarkan semua ucapan yang ia anggap omong kosong itu, lagian ia tidak akan bisa kabur dengan mudah dari istana iblis yang mengurungnya, jadi dia berpikir kalau diam dan menurut saat ini ia bisa mengelilingi istana dan mengetahui selak beluknya yang kemungkinan bisa digunakan untuk melarikan diri.

"Baiklah aku mengerti, tapi aku belum percaya sepenuhnya kepadamu, lagipula aku menurut karena masih sayang nyawa, aku tau kau pasti akan langsung membunuhku jika aku melakukan suatu hal yang mencurigakan" ungkap Ryu.

"Nona Rika memang hebat, aku benar-benar senang kau bisa mengetahui niat membunuh yang aku selipkan dibalik kata-kata manis yang membujuk tadi"

"Siapapun tau kalau bangsa iblis itu tidak bisa dipercaya" jawab Ryu sambil menatap tajam ke arah Onikage.

"Hebat meskipun kau tau kalau kau jauh lebih lemah dariku, kau tidak ketakutan atau pun bersembunyi dan masih mau menatap wajahku, hebat, mungkin hal inilah yang membuat tuan Zarathos ingin menikahi nona, Fufufufufu"

'Dia menakutkan, dia seperti bisa membunuhku kapan saja, tapi aku tidak akan kalah dengan mudah, aku bisa mencari jalan keluar dari tempat ini dengan mudah jika aku mau' batin Ryu.

Onikage kembali menghilang kedalam bayangan, meninggalkan Ryu atau Rika yang sedang termenung memikirkan sesuatu, setelah itu Rika atau Ryu menatap ke arah cermin dan melihat bayangan dirinya yang benar benar mirip dengan seorang perempuan, rambut panjang sepunggung dengan dada yang lumayan, ia masih mengenakan pakaian kantoran.

Ryu menatap ke sebuah lemari yang diperkirakan adalah sebuah lemari baju dan membukanya saat lemari itu terbuka isinya berbagai macam baju atau pakaian kelas bangsawan yang dimana ia belum pernah memakainya dan pakaian-pakaian yang ada itu terlihat berat dan rumit, Ryu merasa ia tidak akan bisa mengenakan pakaian itu seorang diri, namun Ryu cukup kaget melihat sebuah baju yang cukup mencolok berada di lemari itu, baju itu adalah baju Khas Sailor atau baju seragam sekolah wanita di jepang era moderen.

'Bagaimana bisa baju ini ada di dunia ini maksudku di abat pertengahan dimana para Iblis masih ada?' tanya batin Ryu, namun ia tidak begitu memikirkannya, ia merasa pakaiannya begitu sesak, ia pun melepaskan semuanya dan mencari dalaman di lemari itu dan mendapatkannya, meskipun belum pernah memakai Bh sebelumnya namun Ryu tau benda itu di pasang dimana dan setidaknya ia pernah mengintip bersama teman-temannya dulu, mengintip perempuan ganti pakaian.

Setelah memasang Bh dengan susah payah karena kesulitan mengaitkannya ia kemudian mengambil pakaian yang ia pilih dan memasangnya dengan santai, yah pakaian seragam sekolah itu memang tidak perlu ribet dalam pemakaiannya, setelah mengenakan seragam sailor itu ia kemudian mengenakan rok mini yang di sediakan, karena belum pernah memakai rok mini Ryu merasa tidak nyaman, namun ia tau kalau ia harus terbiasa, lalu duduk dan bercermin di tempat rias.

Saat menatap dirinya di cermin ia melihat masih ada jiwa lelaki yang tersisa di dalam dirinya, yah penampilannya terlihat seperti gadis tomboy meskipun mengenakan baju seragam dengan benar.

Ia pun akhirnya memilih tidur di kamar itu, meskipun agak kurang nyaman karena ia tidak terbiasa tidur di kasur empuk.

'Bisa tidur di kasur yang se empuk ini memang sudah menjadi harapanku sejak lama, tapi aku tidak pernah membayangkan kalau aku harus menikah dengan seorang Raja Iblis, belum lagi aku memiliki tubuh perempuan dan ingatan tentang kalau aku ini seorang lelaki masih ada dan melekat padaku, hal ini benar-Benar menyiksa batin dan melukai harga diriku' batin Ryu, sebenarnya Ryu tidak masalah kalau ia berubah menjadi perempuan, namun yang ia masalahkan adalah harga dirinya sebagai lelaki akan menghilang jika ia menerima perubahan ini.

Ke esokan harinya.

Ryu bangun dari tidurnya dan berjalan keluar kamar dengan keadaan yang seadanya rambut hitam panjangnya terlihat kusut dan kering ia berjalan lemas dan melihat ada seorang pria tatoan yang menghadangnya.

"Yo selamat pagi nyonya besar Rika, bagaimana tidurnya nyenyak?"

Ryu atau gadis yang dipanggil Rika tadi menatap ke arah depan dimana orang yang menyapa dan menanyainya sedang berdiri menatap dirinya.

"Aku kurang nyaman dengan tempat tidur itu, karena aku lebih terbiasa tidur di tempat yang kecil, sudahlah, aku ingin mandi, cepat antar aku"

"Seperti yang kau inginkan Nona Rika" Onikage sang pemimpin pasukan bayangan langsung mengantar Rika ke kamar mandi, Ryu atau Rika kaget melihat kamar mandi yang luar biasa besar disana terlihat begitu mewah bahkan di dalam juga ada pemandian air panasnya.

Singkat cerita.

Akhirnya Ryu yang tak bisa mengenakan pakaian-pakaian atau gaun kerajaan itu langsung dibantu pelayan-pelayan kerajaan Zarathos mereka mendandani Ryu atau si Rika menjadi gadis yang lumaian cantik meski tampang Bishonen nya masih begitu terlihat.

Sebenarnya Ryu tidak mau menikah dengan Raja Iblis, namun ia merasa tidak punya cara lain selain menurut, ia akan menyusun beberapa rencana untuk melarikan diri, termasuk cara agar mereka tidak berhubungan intim.

Pernikahan Zarathos dan Ozaki Rika pun berlangsung meriah disambut para iblis dengan sangat bahagia, namun Onikage nampak sangat khawatir terhadap rajanya, Ryu memperhatikan pandangan Onikage dan menatap ke arah Maou Zarathos yang menjadi suaminya saat ini.

Rika melihat wajah Zarathos lebih pucat dari sebelumnya, Zarathos juga nampak tidak sehat tenaga genggaman tangannya sangat lemah dan sudah dipastikan kalau Rika tidak perlu menggunakan tenaga yang besar untuk melepaskan genggaman tangan dari Zarathos, berbeda dengan sebelumnya Zarathos tenaga genggaman tangan sang raja sangat lemah, bahkan Rika bisa menilai kalau pandangan mata Zarathos sudah tidak normal, Zarathos juga lebih memilih duduk dari pada berdiri saat pesta pernikahan mereka.

Saat ini Ryu tiba-tiba merasa kasihan, ia membawa Zarathos kedalam kamar raja, tentu saja lewat bantuan Onikage yang menunjukan arah jalan menuju kamar, ada banyak iblis yang berpesta di sana namun iblis-iblis itu hanya masyarakat kota biasa dan tidak ada iblis dari daerah lain.

"Kau istirahat saja, tak perlu memaksakan dirimu untuk hadir di pesta" ucap Rika pada saat itu, ia sebenarnya hanya merasa kasihan melihat kondisi Zarathos yang nampak lemah dan bukan karena ia istrinya.

"Heh sekarang kau bisa begitu perhatian padaku, ada apa?" tanya Zarathos.

"Diam! Aku melakukan ini bukan karena aku adalah istrimu!, tapi aku hanya sedikit memberikan rasa terimakasih karena kau tidak membunuhku" jawab Rika sambil memalingkan wajahnya dan jika dilihat baik-baik ada sedikit rona merah di pipinya meski hanya berupa garis kecil.

'Kenapa aku malah mengatakan terimakasih dengan nada malu-malu, haaaah, sudahlah, aku harap dia tidak ke geeran' batin Ryu atau Rika lalu mengalihkan pandangannya menatap Zarathos yang terbaring di kasurnya.

Zarathos sedikit menyunggingkan senyuman ke arah Ryu atau Rika istrinya, lalu mengucapkan sebuah kata.

"Terima kasih perhatiannya. Mungkin besok adalah hari terakhir untukku, sebelum kematianku tiba, aku ingin kau pergilah meninggalkan istana ini, jika Onikage melihatmu, berikan ini padanya, maka ia akan membantumu untuk melarikan diri dari tempat ini" ucap sang raja iblis sambil memberikan sebuah gulungan kerajaan kepada Rika.

Rika yang sebenarnya adalah Ryu jadi teringat akan suatu hal yang sangat menyakitkan pada saat itu, ia teringat masa lalunya dimana ia dan gengnya dulu di kepung banyak musuh dan salah satu dari anak buahnya mengatakan hal yang hampir sama seperti yang dikatakan Zarathos dimana ia meminta dirinya untuk lari sementara ia berjuang melawan kematian.

Ryu atau Rika hanya diam dan mengambil gulungan itu dan kembali ke kamarnya, Ryu tau harusnya mereka tidur sekamar namun harga dirinya sebagai lelaki tidak luntur hanya melihat kondisi sang raja Iblis.

"Jadi bagaimana? Apa keputusanmu ketika melihat kondisi dari raja kami yang sudah benar-benar lemah?" tanya Onikage pada Rika.

"Aku tidak tau, tapi aku juga tidak punya kekuatan untuk membantu kalian jadi keberadaanku disini hanyalah beban"

"Jadi begitu, apa yang dikatakan Zarathos-sama kepadamu?" tanya Onikage.

"Aku tidak mau membicarakannya, aku harus tidur di kamarku, aku belum siap untuk tidur sekamar" jawab Rika lalu berjalan meninggalkan Onikage.

"Ratu Rika, bagaimana kondisi tuan raja?" tanya seorang lelaki berambut pirang berotot dengan gelang api di tangannya.

"Dia hanya perlu istirahat Enja, aku sudah mengantarnya ke kamarnya" jawab Rika sambil tersenyum.

"Syukurlah"

"Hem, kami kira Zarathos-sama mengalami kondisi yang berat, ngomong-ngomong kau adalah manusia kedua yang sempat dekat dengan Zarathos-sama" ucap seorang lelaki berambut biru panjang dengan gelang air di tangannya.

"Benarkah itu Suija, emangnya siapa manusia yang pernah dekat dengan suamiku?" tanya Rika, ia mencoba besikap senatural mungkin dan menggali banyak informasi mengenai tempat dan keberadaannya serta ia ingin tau semua hal tentang Zarathos yang terasa sangat misterius.

"Kami tidak tau, yang pasti dia seorang perempuan, dan ia menghianati Zarathos-sama dengan menikamnya dari belakang, dan memanggil para kesatria suci untuk membunuh Zarathos-sama karena serpihan pedang suci yang masih berada di dalam dagingnya dia tidak bisa menggunakan kekuatannya, ia bahkan tidak bisa berubah ke wujud true Devil miliknya" jawab Enja dengan nada sedih.

"Yang penting adalah kau, kau tidak akan menghianati raja kami kan? Jika kau sampai melakukannya, sampai ke ujung lautan pun akan aku kejar" ucap Suija sambil menatap Rika dengan intimidasi, namun Rika masih bisa tenang.

'Jadi begitu, dia dan aku hampir sama, di khianati oleh orang yang dekat dengannya, sungguh menyedihkan, dia di ambang kematian dan aku terjebak di dalam kondisi yang tak mungkin bisa dipulihkan' batin Ryu atau Rika lalu ia hanya tersenyum dan menjawab.

"Aku akan menjaga raja kalian dengan caraku"

"Baiklah kami mengerti"

Suija dan Enja adalah dua saudara penjaga dan pelindung lantai api dan air di kerajaan ini, beberapa jam kemudian, pesta berakhir semua orang pulang, Rika membantu para pelayan untuk membereskan bekas bekas pesta, namun para pelayan menolak mereka mengatakan kalau Rika tidak pantas melakukan pekerjaan kasar karena Rika adalah ratu.

"Tidak nyonya besar, anda tidak boleh membantu kami dalam pekerjaan kotor begini" tolak halus mereka, jika dilihat lihat mereka hampir tidak ada bedanya dengan manusia, hanya saja, bentuk telinga mereka yang berbeda atau mereka memiliki tambahan anggota badan, seperti bertelinga hewan dan memiliki ekor hewan ada juga yang punya tanduk dan ada juga yang bertelinga lancip dan berkulit gelap.

"Tenanglah, aku melakukannya karena aku mau, lagian aku sudah terbiasa hidup menjadi orang kecil, aku belum terbiasa hidup dengan hanya memerintah saja"

Mereka semua pun akhirnya pun mengalah dan membiarkan Rika membantu mereka, Onikage dan pasukannya hanya tersenyum melihat hal itu.

"Tak aku sangka Zarathos-sama punya petis terhadap gadis manusia yang model begini" gumam Onikage, ia tidak menyangka kalau gadis kasar di awal pertemuan bisa menjadi lembut dan murah hati ketika sudah terbiasa dengan orang-orang di sekitarnya.

Biasanya para ratu iblis itu memiliki sifat arogan dan juga penuh kesombongan, tapi lihatlah gadis manusia yang terpanggil melalui upacara pemanggilan monster perjuang cerminan hati dan kehidupan si pemanggil, malah menjadi seperti ini, padahal yang memanggil adalah Raja Iblis, harusnya akan menjadi orang yang arogan dan sangat kuat seperti monster, tapi kenapa malah kebalikan dari semua itu.

Bersambung

avataravatar
Next chapter