webnovel

Istriku Idolaku 2

Di rumah Irfandi 

Masih di meja makan.. 

"Alhamdulillah, bun jam berapa sekarang ?", tanya Irfandi. 

"Jam setengah sembilan ayah..", jawab Titah. 

"Ya sudah yuk berangkat", kata Irfandi. 

"Yes jalan-jalan", sorak Citra kesenangan. 

"Ya sudah yuk kita siap-siap berangkat", kata Irfandi. 

"Kalian tunggu di luar saja ya, bunda mau ambil bekal kalian, nanti bunda nyusul", sambung Titah. 

"Iya bunda..", seru Arfan, Irfandi, dan anak-anak. 

Di garasi mobil.. 

"Nah ini bekalnya anak-anak, loh ayah kok mobil dua-duanya di panasin sih, oh yang satunya lagi untuk anak-anak dan mas Arfan ya ?", tanya Titah. 

"Saya gak bisa nyetir mobil, bisanya nyetir motor", kata Arfan. 

"Enggak bun, yang satu kan buat bunda, Silvy dan Citra, mobil satunya lagi untuk ayah, Kamil, dan Arfan", jawab Irfandi. 

"Loh ngapain sampai dua mobil ayah, cukup satu mobil saja", kata Titah. 

"Tapi bun..", kata Irfandi lagi. 

"Tapi apa ayah ?", tanya Titah lagi. 

"Biasanya seperti itu kan, kita..", jawab Irfandi lagi. 

"Gak ada alasan ya ayah, sekarang pake satu mobil saja, yang satunya di matikan dan kunci mobilnya di taruh di dalam rumah, haduh dompet bunda ketinggalan lagi, tunggu bunda ambil dompet bunda dulu di kamar, dan kalau bunda sudah sampai di sini lagi harus sudah siap dengan satu mobil saja, paham kan ayah ?", tanya Titah lagi. 

"Iya paham bun, ayah..", jawab Irfandi lagi. 

"Bagus..", seru Titah. 

Di kamar Titah dan Irfandi.. 

"Haduh kok gak ada sih dompet bunda, perasaan tadi di taruh di sini, eeh hp bunda getar, siapa yang telepon ya, emm pasti ayah deh, gak sabaran sekali ya suamiku ini, eh bukan deh.., dari kakak ku, bunda kirain dari ayah", kata Titah yang memegang dompetnya sambil menelepon. 

                     ** 

Percakapan Titah dan Renaldy lewat telepon. 

"Assalamu'alaikum mas Renal", Titah memberikan salam pada Renaldy. 

"Wa'alaikumussalam dik", Renaldy menjawab salam dari Titah. 

"Kamu dimana sekarang mas Renal sudah sampai nih, mas tunggu di depan saja ya ?", tanya Renaldy. 

"Ya tunggu saja, saya masih di rumah, cari dompet, sebentar lagi jalan kok..", jawab Titah. 

"Astaghfirullahalhazim saya kira kamu dan keluarga sudah ada di jalan ternyata belum, haduh.., ya sudah cepat ya, saya tunggu di depan nih..", kata Renaldy lagi yang mengeluh saat mendengarkan jawaban dari Titah. 

"Oke..", seru Titah. 

                     ** 

Masih di kamar Titah dan Irfandi.. 

"Duh.., kemana lagi dompet bunda, gak ketemu lagi, mungkin ayah tau kali ya dimana, ya sudah tanya ayah saja deh..", kata Titah lagi yang masih tidak sadar kalau dompetnya di pegang olehnya. 

Di garasi mobil lagi.. 

"Nah ayah matikan mobilnya bunda ya, kita mau santai dulu di teras depan rumah", kata Kamil. 

"Tapi..", kata Irfandi yang sedang mencari alasan untuk meminta bantuan Arfan. 

"Gak ada tapi-tapian yah..", sambung Silvy. 

"Tau, ayah sekarang pilih deh, pilih kita laporin bunda apa enggak ?", tanya Citra. 

"Haa.., laporin apa ya anak-anak, ayah gak ngerti ?", tanya Irfandi juga. 

"Kemarin ayah kemana, ke rumahnya tante Iin kan ?", tanya Citra lagi. 

"Iya tuh benar, terus lihat-lihat an yang lama banget ya kan ?", tanya Silvy. 

"Oh yang itu, jangan dong, jangan.., iya deh ayah matikan mobilnya bunda dan ayah taruh juga kunci mobilnya bunda ke dalam rumah ya, tapi ingat jangan di laporkan ke bunda kalian ya", jawab Irfandi lagi yang ketakutan. 

"Ya sudah sana, Kamil mau lanjut main mobile legends", kata Kamil. 

"Kalau Silvy mau siap-siap untuk nge-vlog", sambung Silvy. 

"Kalau Citra mau duduk santai sama pakde Arfan ah, yuk pakde Arfan..", sambung Citra lagi. 

"Yuk..", seru Arfan. 

Di teras depan rumah.. 

"Hayuk pakde, kita duduk di sini", kata Citra. 

"Iya..", seru Arfan. 

Di garasi mobil lagi.. 

"Ayah..", seru Titah yang memanggil Irfandi. 

"Iya bun..", jawab Irfandi. 

"Tadi kan ayah di kamar ya ?", tanya Titah. 

"Iya bun, kenapa ?", tanya Irfandi juga. 

"Tau dompet bunda, yang suka bunda pake kalau mau pergi doang kan ?", tanya Titah lagi. 

"Iya bunda, terus ?", tanya Irfandi lagi. 

"Kok di lemari kamar gak ada ya, perasaan bunda sudah di keluarin dari lemari deh.., tapi kok gak ada ya, kira-kira ayah tau gak dimana dompetnya bunda ?", tanya Titah lagi. 

"Tau bun..", jawab Irfandi. 

"Tau, dimana yah ?", tanya Titah lagi. 

"Itu di tangan bunda apa, dompet yang bunda cari kan ?", tanya Irfandi lagi. 

"Eh iya, astaghfirullahalazim..", jawab Titah yang baru menyadari kalau dompetnya di pegang dari tadi. 

"Hadeh bunda gimana sih, oh ya bun, mobilnya bunda sudah ayah matikan ya dan kunci mobilnya bunda juga sudah ayah taruh di dalam rumah ya, yuk kita berangkat bunda..", kata Irfandi. 

"Ya sudah yuk, eh iya ayah..", sambung Titah. 

"Kenapa lagi bunda ?", tanya Irfandi lagi. 

"Anak-anak dan mas Arfan mana ?", tanya Titah juga. 

"Anak-anak dan Arfan di teras depan rumah bunda..", jawab Irfandi lagi. 

"Oh ya sudah bunda panggil mereka, ayah keluarin mobil dan tutup pintu garasi mobil ya", pinta Titah. 

"Oke, siap bunda..", seru Irfandi yang melaksanakan perintah dari Titah. 

Di teras depan rumah lagi.. 

"Anak-anak, mas Arfan..", seru Titah yang memanggil anak-anaknya dan Arfan. 

"Iya bunda..", seru anak-anaknya dan Arfan. 

"Yuk kita berangkat, ayah juga sudah siap, kalian masuk mobil saja duluan ya dan bunda mau ngecek pintu dulu, takutnya ada yang belum di kunci sama ayah..", kata Titah. 

"Siap bunda..", seru anak-anak dan Arfan. 

"Citra gak ikut sama mas Silvy, mas Kamil, dan pakde Arfan deh bunda, Citra ikut bunda saja", kata Citra. 

"Ya sudah Citra ikut bunda, dan yang lainnya di mobil saja sama ayah ya..", sambung Irfandi. 

Setelah bunda selesai memeriksa semua pintu yang di kunci oleh ayah, kami pun berangkat. 

Aku duduk di depan bersama bunda dan ayah, sedangkan kakak-kakak ku duduk di belakang bersama pakde Arfan. 

Kakak laki-laki ku (Kamil) sedang sibuk dengan game nya, sedangkan kakak perempuan ku (Silvy) sedang sibuk dengan vlog nya, dan pakde ku sedang sibuk chatingan dengan bude ku, oh ya hampir saja lupa bude ku (istriku) bernama Linda dan pakde Arfan mempunyai dua orang anak, bernama Eka dan Eko.

Oh ya hampir saja aku lupa juga mbak Eka dan mas Eko sama seperti pakde dan ayah ku yaitu kembar. 

Di mobil Irfandi.. 

"Ayah, bunda mana sih lama sekali", kata Silvy yang sedang sibuk dengan vlog nya. 

"Sabar ya Silvy, nah itu bunda dan Citra, adik kamu..", sambung Irfandi. 

"Hayuk masuk ke mobil sayang", kata Titah yang membuka pintu mobil. 

"Iya bun..", seru Citra. 

"Bunda kok lama sekali sih..", keluh Kamil. 

"Maaf deh.., sudah jalan ayah..", kata Titah. 

"Iya bunda..", seru Irfandi. 

"Oh ya bun, kita mau pergi kemana ?", tanya Irfandi. 

"Kita mau ke empat tempat wisata yang ada di Bandung, sesuai dengan apa yang kita diskusikan kemarin, ingatkan ayah ?", tanya Titah juga. 

"Haa, empat tempat wisata bunda, kok kita gak tau", kata Kamil. 

"Tau bunda sama ayah gak kasih tau kita kalau mau pergi ke empat tempat wisata", sambung Silvy. 

"Curang nih..", sambung Citra juga. 

"Maaf sayang, bunda lupa kasih tau kalian..", kata Titah. 

"Ayah juga, maaf ya..", sambung Irfandi. 

"Sudah, sudah, kapan jalannya, kok malah debat sih..", keluh Arfan. 

"Iya deh, ya sudah ayah jalan..", kata Titah lagi. 

"Iya bun..", seru Irfandi. 

"Oh iya, tadi kan kata bunda kita pergi ke empat tempat wisata, kemana saja bunda, di luar Bandung kan ?", tanya Silvy. 

"Masih di  Bandung kok sayang..", jawab Irfandi. 

"Yah, ku kira di luar Bandung..", keluh Silvy lagi. 

"Loh kenapa sayang, kota Bandung tempat wisata nya juga gak kalah indah kok seperti tempat wisata yang lain, dan kita mau pergi ke tempat wisata yang belum pernah kalian kunjungi", sambung Titah. 

"Memangnya kemana saja bun ?", tanya Citra. 

"Kita mau pergi ke tempat wisata yang pertama itu ke Little Seoul Bandung, kedua Saung Angklung Mang Udjo, yang ketiga Curug Dago, dan yang terakhir Taman Balai Kota", jawab Titah. 

"Oh..", seru Silvy. 

"Iya..", sambung Irfandi. 

"Ah sudah lanjut game nya", kata Kamil. 

"Aku juga mau lanjut vlog, pakde lagi apa ?", tanya Silvy. 

"Pakde kalian sedang melepaskan rindu ke bude mu, biasa chatingan hehe, iya kan fan ?", tanya Irfandi. 

"Iya benar Fandi..", jawab Arfan. 

"Ayah, bunda, Citra mau tanya dong..", kata Citra. 

"Apa tuh ?", tanya Irfandi. 

"Kamu mau tanya apa sayang ?", tanya Titah. 

"Citra mau tanya lama perjalanan ke Little Seoul Bandung berapa ?", tanya Citra. 

"Ayah jawab", pinta Titah. 

"Siap bun..", seru Irfandi. 

"Antara lima puluh menit sampai satu jam sayang kalau tidak macet", jawab Irfandi. 

"Kalau dari Little Seoul Bandung ke Saung Angklung Mang Udjo berapa yah ?", tanya Citra lagi. 

"Tujuh belas menit sampai dua puluh menit sayang", jawab Irfandi lagi. 

"Kalau dari Saung Angklung Mang Udjo ke Curug Dago ?", tanya Citra lagi. 

"Dua puluh enam sampai tiga puluh lima menit sayang", jawab Irfandi lagi. 

"Oh, pertanyaan terakhir ya ayah..", kata Citra lagi. 

"Apa tuh sayang ?", tanya Irfandi lagi. 

"Kalau dari Curug Dago ke Taman Balai Kota berapa ayah ?", tanya Citra lagi. 

"Antara lima belas menit sampai dua puluh lima menit sayang", jawab Irfandi lagi. 

"Kalau gak macet juga ya ayah ?", tanya Citra lagi. 

"Iya sayang..", jawab Irfandi lagi. 

Little Seoul Bandung 

"Mas kok Titah dan keluarga belum nyampe juga ya", keluh Citra istri Renaldy. 

"Nah ya benar tuh adik kita mana ya, coba kamu telepon deh nal..", sambung Tiyo. 

"Oh oke..", seru Renaldy. 

Di parkiran mobil.. 

"Yes nyampe..", sorak Titah yang memberi kode pada anak-anaknya yang sedang sibuk dengan game dan vlog nya. 

"Sudah sampai, anak-anak turun, ayah dan pakde Arfan mau ambil bekal dan sebangsanya di bagasi mobil, bunda telepon siapa ?", tanya Irfandi. 

"Ada deh, ayah turunkan semuanya ya..", jawab Titah. 

                     ** 

Percakapan Titah dan Renaldy lewat telepon. 

"Assalamu'alaikum dik..", Renaldy memberikan salam pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam mas", Titah menjawab salam dari Renaldy. 

"Kenapa mas ?", tanya Renaldy. 

"Kamu dimana dik, kita sudah tunggu dari tadi nih, kok kamu gak sampai-sampai juga ?", tanya Renaldy. 

"Sudah kok, sudah sampai, ini di belakangmu saya sekarang", jawab Titah. 

"Oh hmm..", keluh Renaldy. 

"Hehe..", Titah hanya tertawa dan menutup telepon dari Renaldy. 

                     ** 

Masih di Little Seoul Bandung 

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada keluarganya. 

"Wa'alaikumussalam", keluarganya menjawab salam dari Titah. 

"Loh Irfandi ganti model rambut ya tah ?", tanya Tiyo. 

"Enggak kok mas Iyo, model rambutnya masih sama", jawab Titah. 

"Lah itu..", seru Tiyo. 

"Oalah.., ini bukan suamiku, Irfandi, tapi kakaknya namanya Arfan", sambung Titah. 

"Oh kok mirip ya", seru Tiyo lagi. 

"Namanya juga saudara kembar ya mirip lah mas, aneh-aneh saja deh", sambung Titah lagi. 

"Oh iya ya, lupa saya hehe", kata Tiyo. 

"Sudah kumpul di sini semua bun, gak ada yang di tunggu lagi kan ?", tanya Irfandi. 

"Ada Fandi..", jawab Tiyo. 

"Haa, ana, sapa mas ?" 

(Haa, ada, siapa mas ?), tanya Irfandi lagi. 

"Rama mertua ne panjenengan" 

(Bapak mertua mu ), jawab Tiyo lagi. 

"Ealah sue dong lak ngono" 

(Ealah lama dong kalau gitu), keluh Irfandi. 

"Ayah..", seru Titah yang mengancam Irfandi. 

"Iya bun, ampun bun..", sambung Irfandi. 

"Atos, atos ulah ribut, tah tuh anjeunna bapa, yuk lebet, Fandi.." 

(Sudah, sudah jangan ribut, nah tuh dia ayah, yuk masuk, Fandi..), kata Fira. 

"Nggih mbak.." 

(Ya mbak..), seru Irfandi. 

"Antos bapa di dieu nya, anu lianna yuk lebet" 

(Tunggu bapak di sini ya, yang lainnya yuk masuk), kata Fira lagi. 

"Nggih mbak.." 

(Ya mbak..), seru Irfandi lagi. 

"Hayuk no, cepat..", kata mbah Sakiman. 

"Fandi hayuk mlebet , punapa ing mriki kamawon" 

(Fandi hayuk masuk, kenapa di sini saja), kata pak Nano. 

"Inggih pak, niki enggal kersa mlebet" 

(Iya pak, ini baru mau masuk), sambung Irfandi. 

"Loh no, niki sinten ?" 

(Loh no, ini siapa ?), tanya mbah Sakiman. 

"Sampun mlebet kamawon riyen pak, mangke kula jelaskan ing lebet" 

(Sudah masuk saja dulu pak, nanti saya jelaskan di dalam), jawab pak Nano. 

"Oh nggih sampun, loh no, ibumu pundi ?" 

(Oh ya sudah, loh no, ibumu mana ?), tanya mbah Sakiman lagi. 

"Sampun ing lebet bersama putu uga cicit panjenengan pak" 

(Sudah di dalam bersama cucu dan cicit mu pak), jawab pak Nano lagi. 

"Oh nggih sampun mlebet menawi mekaten" 

(Oh ya sudah masuk kalau begitu), kata mbah Sakiman. 

"Nah kumpul dulu di sini, nah kalian bebas ya mau kemana saja tapi ingat kumpul lagi di sini jam dua belas siang untuk makan siang dan sholat, habis itu baru lanjut ke tempat wisata yang ke dua, nah sampai sini paham ?", tanya Citra, istri Renaldy. 

"Paham..", seru semua keluarga. 

"Oke..", sambung Citra, istri Renaldy. 

"Bun, bunda..", seru Citra yang memanggil Titah. 

"Iya sayang ada apa ?", tanya Titah. 

"Minta uang dong untuk jajan nanti", jawab Citra. 

"Oh ya sudah sini, nah anak-anak ini uang untuk kalian ya masing-masing dapat tiga ratus lima puluh ribu", kata Titah yang memberikan uang jajan pada anak-anaknya. 

"Bunda, ayah juga ya", sambung Irfandi. 

"Iya ayah, tenang saja, ada kok untuk ayah, nih..", kata Titah lagi yang memberikan uang pada Irfandi. 

"Haa..", Irfandi kaget hanya di kasih uang lima puluh ribu dari Titah. 

"Kenapa ayah ?", tanya Titah lagi. 

"Masa ayah cuma dapat lima puluh ribu sih bunda, anak-anak kita tiga ratus lima puluh ribu", jawab Irfandi. 

"Kenapa ayah gak mau, ya sudah mana sini uangnya ?", tanya Titah lagi. 

"Mau di tambahin ya bunda uang untuk ayah ?", tanya Irfandi juga. 

"Gak, bunda gak mau kasih uang untuk ayah, oh ya uang yang kemarin untuk ongkos ke kantor masih ada kan ?", tanya Titah lagi. 

"Masih sih bun..", jawab Irfandi lagi. 

"Ya sudah pake saja yang itu..", kata Titah lagi. 

"Yah masa cuma dua puluh lima ribu sih bun, untuk apa..", sambung Irfandi. 

"Ya sudah nih, lima puluh ribu", kata Titah lagi. 

"Iya deh.., daripada gak di kasih uang sama sekali hemm..", keluh Irfandi. 

"Nah gitu, bagus..", seru Titah. 

"Bunda, kita kesana ya", kata Kamil. 

"Iya, eeh.., tapi sebelum kalian bertiga pergi sayang bunda dulu dong..", sambung Titah. 

"Iya bunda", sambung Silvy. 

"Muah..", anak-anaknya mencium Titah. 

"Ayah juga ya bunda..", kata Irfandi yang ingin mencium Titah. 

"Eeh.., gak usah, sana, sana, sana, ayah.., kamu sayang saja tuh artis idolamu Cupi Cupita, muah, muah, muah, gimana enak gak bunda pukul tadi pagi ?", tanya Titah. 

"Sudah ah bunda mau gabung dengan yang lain, kalian jangan pisah ya", kata Titah lagi. 

"Iya bunda..", seru Silvy. 

"Kok bunda bisa tau ya ?", tanya Irfandi bingung. 

"Loh ayah kenapa ?", tanya Kamil. 

"Kok bunda tau ya ayah mimpi apa semalam ?", tanya Irfandi masih bingung. 

"Ayah sih pamer mimpi Instagram, jadi nya kaya gitu deh..", jawab Citra. 

"Haa, masa aku pamer mimpi di Instagram sih, ada-ada saja kamu nak, ya sudah bun, ayah jalan-jalan dulu bersama anak-anak", kata Irfandi. 

"Iya.., haduh ampun.., ayah, anak-anak kalau habis nyemil sampahnya bukan di buang malah di biarin di situ saja, haduh dasar anak sama ayah sama saja, eeh.., tunggu kalau anak-anak ku sama ayah, lalu bunda sama siapa dong, ah bodo ah.., bunda juga deh..", keluh Titah.

Next chapter