5 part 5

Sesampainya di rumah aku langsung merebahkan diri ke kasur, aku masih memikirkan kejadian yang membuat ku terkejut setengah mati.

"mana bisa mama menjodohkan ku dengan orang yang gak tau sopan santun begitu, apa penglihatan mama mulai rabun jangan-jangan mama... ", " Jangan-jangan apa sayang" ujar mama yang sontak membuatku terkejut.

"looh mama sejak kapan disana, kan Lisa kaget ma"

"sayang apa tanggapan kamu tentang Revan" tanya mama lembut.

"mama... Revan itu orangnya nyebelin, ngeselin, gak tau sopan santun, pokoknya tiap kali liat mukanya bikin Lisa kesal" ujar ku sambil mengingat kelakuannya yang nyebelin.

"sayang kan kamu belum ngenal Revan lebih, " tak kenal maka sayang loh nak", coba jalanin dulu dekat dulu siapa tau pendapat kamu tentang dia berubah dan mungkin kalian bisa cocok".

"mama udah ahh Lisa mau tidur, besok Lisa kuliah pagi"

"baiklah sayang, pesan mama jangan menilai orang dari luar nya saja, sekarang kamu membencinya bisa saja kedepannya kamu mencintainya" ujar mama sambil mengecup pipiku dan langsung pergi meninggalkan kamarku.

"aku sangat membencinya bagaimana aku bisa mencintainya, dasar mama apa-apa saja, sudah lah dari memikirkan nya membuatku pusing mending tidur".

Keesokan harinya.

" ma Lisa berangkat dulu ya Lisa keburu telat ini, Assalamu'alaikum ma" sambil mengecup pipi mama.

"iya sayang wa'alaikumsalam hati-hati yaa di jalan ya nak".

Orientasi pun selesai, hari ini dimulai perkuliahannya pertama. Aku dan Dina kebetulan kuliah di Universitas yang sama, dan Fakultas dan Jurusan yang sama pula, kami kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil.

Mata Kuliah pertama hari ini adalah B. Inggris, aku juga bingung "ini kan bukan SMA lagi kenapa di kuliahan juga ada mata kuliah B. Inggris" batintu. Aku memang tidak pernah menyukai pelajaran tersebut, tak heran nilai ku sangat kecil bahkan aku selalu ikut ujian ulang, karena memperbaiki nilai ku yang jelek itu.

Mata kuliah pun di mulai, betapa kagetnya aku melihat sosok yang paling ku benci sekarang ada di depanku, tak lain dan tak bukan dia yang akan jadi dosen Mata kuliahku yang paling kubenci itu. "tak heran mengapa aku membenci mata kuliah ini" bantiku mengutuk pria tersebut.

"woiy Lis, kenapa lo dari tadi aku liatin kok muka lo kesal gitu sihh, Lis dosen nya cakep banget gilaa, kalau dosennya seganteng gini mahh aku bakalan datang terus hhmm tipe aku banget Lis" ujar sahabatku sambil menatap Revan terus.

"apaan sih kayak rubah gitu di bilang ganteng mata mungkin udah minus kali yaa Din jadi lo susah bedain mana yang ganteng sama yang bukan" ujar ku kesal.

Tak butuh waktu lama, rupanya Revan memperhatikan ku sedari tadi, dia bisa melihat wajah kesal ku. "menarik, akan ku buat kamu menderita karena telah mempermainkanku" bantin Revan sambil tersenyum sinis.

"perkenalkan saya Revan Diandra, selama 2 semester ke depan saya yang akan membimbing kalian di mata kuliah saya yaitu B. Inggris, tanpa basa basi sekarang perkenalkan diri kalian masing-masing, nama, asal sekolah dan jurusan kalian, kalau begitu di mulai dari kamu" ucap Revan menunjuk salah satu mahasiswa baru di depanku.

"mati aku semoga dia gak ngenalin aku, dan gak di apa-apain Ya Allah tolong hamba-Mu ini" batinku yang ketakutan.

"perkenalkan nama saya Dina Wardani, asal sekolah SMA 1 UNGGUL kota Bandung, jurusan di sekolah IPA, sekian dan Terima kasih", " mati sekarang giliran aku, hhuuff semoga dia gak ngenalin amin" ujar batinku yang terus mengutuknya.

"perkenalkan nama saya Lisa sanjaya, asal sekolah di SMA 1 UNGGUL kota Bandung, Jurusan IPA, sekian Terima kasih" aku langsung tetapi nasibku tidak begitu baik hari ini, Tiba-tiba naas pun terjadi.

"jadi nama kamu Lisa, sepertinya saya pernah melihatmu tapi dimana yaa, saya lupa karena kamu mirip sekali dengan orang yang menabrak saya tapi tidak tau minta maaf atas perbuatan nya" ujar Revan dengan nada marah.

"mampus aku" batinku panik.

"maaf Pak saya tidak mengerti apa yang Anda bicarakan, mungkin anda salah orang pak, kampus disini kan sangat luas, mungkin orang itu mirip saja dengan saya" jawabku panik dan ketakutan.

"oohh benar mungkin saya memang salah orang" jawabnya sambil menatapku tajam.

"apaan sih nihh orang mau balas dendam ayo siapa takut" ujar batinku mengutuknya.

"baiklah kita mulai mata kuliah hari ini dengan perkenalan, di pertemuan selanjutnya saya ingin kalian fokus dengan mata kuliah saya, dan saya ingin kalian semua mendapatkan nilai yang baik karena saya membimbing kalian dua semester saja, baiklah mata kuliah hari ini telah selesai dan saya harap kalian semua belajar yang rajin" ujarnya sambil menutup mata kuliah nya.

"semua bisa keluar kecuali Lisa sanjaya, setelah istirahat temui saya di ruangan ada yang harus saya diskusikan dengan kamu" ujar nya sambil merapikan buku dan keluar.

"apaan lagi ini Ya Allah udah pusing mata kuliahnya makin pusing sama dosennya, Engkau sangat mengujiku Ya Allah" teriakku yang sontak membuat sahabatku terkejut.

"kamu kenapa sih Lis, aku perhatiin kamu hari ini banget looh semenjak dosen baru itu dateng"

"gak apa-apa kok Din, ngomong-ngomong kita mau makan apa aku lapar nihh" kataku mengalihkan pembicaraan.

Mata kuliah kedua kosong, karena tiba-tiba dosen ada halangan. Aku menarik lengan Dina dan langsung menuju kantin, tak lama kami berjalan, tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil namaku. "Lisa... kamu apa kabar masih ingat sama aku kan" tanya Bagas padaku yang terlihat ngos-ngosan karena habis berlari mengejar ku.

"ehhh kak Bagas aku baik kak Bagas apa kabar" tanya sahabatku centil.

Dia tidak menjawab pertanyaan Dina, dan malah menatapku terus. "sialan aku di anggurin sama cogan" ucap Dina kesal.

"iyaa kak masih, maaf kami mau ke kantin" ujarku cuek sambil menarik tangan Dina dan pergi meninggalkan nya.

"ehh tunggu aku juga mau ke kantin, barengan ajaa ya, kebetulan aku juga lagi lapar" ujarnya gembira.

Aku tidak memperdulikan nya, malahan Dina yang terlihat sangat antusias karena keberadaan Bagas disini. "emang Dina paling gak bisa liat cogan dikit langsung aja klepek-klepek" ujarku dalam hati sambil melihat tingkah laku Dina yang centil.

Sesampainya di kantin kami pun memesan soto dan bakso akibat sangat lapar.

"kamu mau makan apa Din, aku lagi kepengen bakso kamu ikutan gak? tanyaku sama Dina.

" aku soto aja dehh Lis, lagi gak kepengen makan bakso sama es teh yaa" ujar Dina.

"aku ikutan kamu aja dehh Lisa karena lagi kepengen makan bakso juga" jawab Bagas bersemangat dan aku tetap dengan gayaku yang cuek.

"loohh katanya tadi cuma barengan ke kantin aja, kok sekarang malah ikut makan bareng" tanyaku curiga kepada Bagas.

"udah lah Lis jarang-jarang kita makan bareng cogan, udah lo pesan aja biar kita cepetan makannya aku lapar niihh" ujar Dina sambil mendorongku ke arah pesanan.

"kurang ajar Dina kalau aku lagi gak lapar mati lo Din" jawabku kesal dan mengancam.

"hahaha udah buruan sana"

"mbak saya pesan bakso nya dua yaa, yang satu pakek mie kuning aja satunya lagi campur, soto ayam satu sama es teh nya 3 yaa mbak makasih"

"Baik silahkan di tunggu yaa" jawab pelayan tersebut ramah.

Tanpa sepengetahuan ku sedari tadi rupanya Bagas memperhatikan ku, dia tersenyum saat melihat ku berbicara dengan pelayan itu.

"kak Bagas suka yaa sama Lisa" tanya Dina langsung membuat Bagas malu.

"ehhh kok kamu bilang gitu sihh" jawab Bagas mengelak.

"aku tau kak tatapan kak Bagas ke Dina itu beda, kak Bagas suka kan sama Dina udah gak malu kalau iya bilang iyaa ribet banget sih kak" tanya Dina kepo.

"eemm menurut kamu tipe cowok Lisa itu gimana ya Din" tanya Bagas serius.

"nahh gitukan enak" jawab Dina sambil tertawa.

"kamu di tanyain malah ketawa serius aku nanyanya" ujar Bagas tidak sabaran.

"Lisa suka cowok yang pergaulannya baik, gak ribet menurutnya, ramah dan yaa yg paling penting humoris dan peduli sama sekitarnya, bagaimana apakah kak Bagas masuk dalam salah satu tipenya Lisa ?

Tampak dari jauh aku melihat Dina dan Bagas mengobrol sambil sesekali tertawa, "aku penasaran mereka sedang mengobrolkan apa" batinku heran melihat mereka dekat seperti itu.

"mbak saya tungguin di meja no 13 yaa" ujarku kepada salah satu pelayan disana.

"iyaa dik, sebentar lagi pesanannya siap" ujar pelayan tersebut.

Aku langsung menghampiri mereka berdua.

"pada ngomongin apa kok kayaknya asik banget" tanyaku sedikit kepo.

"ciiiiiiieeeee... lo penasaran juga ternyata Lis" ujar Dina sambil menyubit pinggangku.

"apaan sihh kan aku nanya, ya udah sih kalau ganggu kalian aku bisa makan di meja sebelah kok"

"ehhh gak kok gak ganggu, makan barengan kan lebih enak dari pada sendiri" ujar Bagas.

Lagi asik-asiknya makan, jam istirahat pun tiba, aku jadi lupa kalau dosen killer itu menyuruhku ke ruangannya saat istirahat.

"ehh Lis bukannya kamu disuruh ke ruangan nya pak Revan yaa" tanya Dina bingung padaku.

"oohh iyaaa aku lupa, aku duluan yaa" dengan buru-buru aku pergi meninggalkan mereka berdua di kantin.

avataravatar
Next chapter