63 Dia Tidak Mencintaimu Sama Sekali

Sepulang kerja, Lisa menyeberangi trotoar di depan kantor Petersson Communication untuk menemui Clara di kafe Socialite. Lisa melangkah masuk dengan langkah tergesa – gesa. Ia menoleh ke sekelilingnya, mencari seseorang yang ia bahkan belum pernah melihat sosoknya di dunia nyata!

Dasar jalang brengsek, dikira gue tau apa lo yang mana!?

Tak lama setelah Lisa mondar – mandir mencari Clara. Ponselnya berdering. Lisa menangkat panggilan itu dengan marah.

"Kasih tau gue lo di mana bangsat!" bentaknya di telepon.

Wanita di seberang telepon menjawabnya dengan tenang tanpa emosi yang menggebu. "Saya duduk di dekat jendela, baju putih."

Lisa memalingkan kepalanya ke arah jendela. Di sana, ia melihat sebuah meja untuk dua orang dan seorang wanita berambut panjang lurus berkibar disapu angin.

Wanita itu berkulit putih halus, seperti kain sutra. Alisnya melengkung indah sempurna seperti disulam. Bibir tipis merah merekah seperi mawar. Hidung yang lebih mancung daripada Lisa. Kedua mata hitamnya berkilat – kilat indah. Bulu matanya sangat tebal dan lentik.

Clara sangat luar biasa cantik.

Lisa sampai tertegun ketika ia menatap sosok wanita itu dari kejauhan. Kepercayaan dirinya mulai turun drastis!

Wanita itu bertukar pandang dengan Lisa. Ia melambaikan tangan, mengajak Lisa untuk segera bergabung dengannya.

Lisa menghampiri meja dekat jendela itu dengan langkah normal. Wanita itu bangkit dari kursinya dan menyodorkan tangannya untuk menjabat tangan Lisa. Wanita itu jauh lebih tinggi daripada Lisa, bahkan tanpa menggunakan sepatu hak tinggi! Gaun putihnya membungkus tubuh langsing tinggi itu dengan anggun. Kalung berlian bertengger di lehernya. Clara benar – benar cocok menjadi seorang model!

Bila dibandingkan dengan dirinya, Clara jauh lebih cantik dan tinggi sudah pasti. Lisa sangat yakin wanita ini tidak perlu bersusah payah untuk memikat hati pria – pria lajang tampan di ibukota!

Sesaat Lisa berpikir, ada benarnya juga bila Oscar pernah menyukai wanita yang ada di depannya saat ini.

"Halo, saya Clara. Mari silakan duduk, sudah pesan minum?" Wanita itu benar – benar sulit ditebak! Emosinya tidak terbaca. Clara sangat menakutkan!

Lisa yang tadinya ingin menghajar wajah wanita ini mendadak mundur. Kepercayaan dirinya runtuh gara – gara aura kuat dan emosi yang tidak terbaca dari wanita itu. Benar benaknya, Karina tidak ada apa – apanya bila dibandingkan dengan Clara!

Lisa menjabat tangan wanita itu dengan enggan. Bahkan telapak tangannya sangat halus tanpa cacat. Perawatan wajah dan tubuh Clara pasti bernilai jutaan rupiah pikirnya.

"Lo mau ngomong apa ke gue?" tanya Lisa kasar. Ia berusaha tidak menunjukkan kerentanan dirinya di depan wanita yang jauh lebih baik darinya. Ia tidak ingin kalah dengan begitu saja hanya karena Clara jauh lebih cantik dan lebih tenang daripada Lisa.

"Tenang, sepertinya anda perlu duduk dan minum secangkir teh lavender!�� wanita itu menyodorkan tehnya kepada Lisa.

"Nggak sudi gue minum bekas lo! Udah lo mau ngomong apaan, cepetan gue capek abis ngantor seharian!"

Clara tidak mengerjap sedikitpun dengan cara bicara Lisa yang mulai kasar. Ia meraih cangkir tehnya itu dan menyesapnya perlahan. Sebuah senyuman tipis tergambar di wajah cantiknya. Sikapnya yang sopan dan lembut itu menunjukkan bahwa Clara berpendidikan tinggi dan terlahir dari keluarga orang kaya.

"Lisa, saya adalah teman kuliah Oscar dahulu waktu kami sekolah di Swedia. Sudah 5 tahun kami memiliki hubungan. Ketika kami masih di Swedia, kami selalu mengikuti kelas berdua. Setiap waktu istirahat kami selalu makan siang berdua."

Clara menyesap tehnya lagi.

"Setiap liburan musim panas, kami selalu rajin ikut acara perayaan pertengahan musim panas. Kami selalu berakhir mabuk bersama dan bercinta sepanjang malam musim panas."

Lisa mengerenyitkan dahi ketika mendengar kalimat yang sebenarnya tidak perlu Clara lontarkan. Ia tidak ingin mendengar kehidupan seks Clara ketika masih berpacaran dengan Oscar.

"Saya masih ingat dengan jelas waktu itu kami selalu bercinta setiap malam akhir pekan. Dan, oh betapa pria itu sangat perkasa di atas ranjang. Anda pasti tahu kan rasanya?" tambahnya masih dengan emosi yang tidak terbaca. "Anda kan istrinya, pasti tahu."

Biarpun kalimat yang dilontarkan tidak senonoh, tetapi Clara mampu membawakannya dengan sopan dan anggun. Lisa kehilangan keberanian untuk menyela wanita yang duduk di depannya itu. Ia jelas – jelas kalah status sosial dengan Clara!

Sangat tidak mengherankan bila Oscar pernah jatuh hati kepada Clara. Wanita cantik dengan pendidikan tinggi, gaya bicara yang halus dan sopan. Clara bagaikan seorang putri di dunia modern!

"Denger, gue nggak mau ngedenerin masa lalu lo sama Oscar. Basi tau nggak!? Gue ini sekarang istrinya Oscar! Istri sah! Lo sengaja ngajak gue ketemuan cuma buat pamerin kecantikan lo dan manas – manasin gue kan? Supaya gue cerai gitu?" sahut Lisa geram.

Jemari – jemari lentik dan panjang Clara menyentuh lembut ujung cangkir tehnya. Kaki jenjangnya disilangkan. Ekspresi wajahnya tidak dapat ditebak. Wanita itu hanya memiliki satu ekspresi, yakni selalu terlihat tersenyum kosong.

"Katakan pada saya Lisa, apakah anda dengan Oscar bahagia?" Kedua mata hitam berkilau Clara menatap Lisa lekat – lekat. Wanita itu sedang bermain – main dengan perasaan Lisa.

Lisa tersenyum kecut dan menjawab dengan acuh tak acuh. "Kebahagiaan gue dan Oscar bukan urusan lo!"

Clara menyandarkan punggungnya di kursi. Wanita itu tersenyum tipis. Setiap respon yang diberikan oleh Clara sangat cukup membuat hati Lisa serasa terkoyak.

"Apakah anda tahu apa makanan favorit Oscar? Apakah anda tahu kopi apa yang dia suka? Apakah anda tahu ia suka gadisnya mengenakan pakaian tidur seperti apa? Apakah anda tahu posisi seks kesukaanya apa?"

Lisa tidak tahan dengan semua pertanyaan bodoh yang dilontarkan Clara kepadanya. "Bacot lo jalang! Gue mungkin nggak tau sekarang, tapi pasti ke depannya gue tau semuanya! Gue yakin suami gue akan terbuka sama gue ke depannya!" sergah Lisa dengan kasar dan serampangan.

"Anda jangan berpura – pura bahagia saja. Saya tahu Oscar tidak akan pernah mencintai anda. Saya tahu, Oscar menikahi anda karena sebuah kecelakaan bukan?"

Mata Lisa terbelalak, ia kaget mendengar kalimat terakhir Clara.

"Dari mana lo tau gue hamil!?"

"Oh Lisa, semua orang pun juga sudah tahu," jawab Clara masih dengan nada lembut dan tenang.

"Banyak bacot lo! Lo benernya mau ngomong apaan sih! Cepetan lah buang – buang waktu gue aja!"

Mendengar gertakan Lisa, Clara mencondongkan tubuhnya ke depan. Mata hitam berkilaunya menatap mata Lisa yang terlihat redup.

"Saya di sini berbincang dengan anda ini untuk memberitahu anda bahwa Oscar tidak mencintai anda. Hingga akhir waktu nanti, Oscar hanya akan jatuh cinta kepada saya," jawab Clara dengan dingin dan mengintimidasi.

"Lo bener – bener ngabisin waktu gue ya Clar? Lo emang sengaja manas – manasin gue!"

"Saya tahu anda sedang mengandung anak dari Oscar, dan dia adalah pria yang bertanggung jawab harus saya akui itu. Namun menikahi anda bukanlah karena Oscar memang mencintai anda. Saya yakin ketika anak anda lahir nanti, Oscar akan menceraikan anda."

Note :

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705

- Pernikahan Tersembunyi : My Imperfect CEO https://www.webnovel.com/book/pernikahan-tersembunyi-my-imperfect-ceo_17580757105605205

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105

avataravatar
Next chapter