14 GEBETAN BARU

Kanaya memutuskan move on dari Rafli, ia lebih memilih mendekati Arsha yang jelas status single. Namun hatinya masih terpukau akan kelembutan dan ketampanan Rafli, meskipun Arsha tidak kalah tampan.

Di depan restoran Pak Hendra ada usaha baru yang sama di bidang kuliner dengan plang nama Reyhan Kuliner. Kanaya langsung mengingat calon suami Rania.

"Rania kamu sudah tahu belum ada restoran baru dibuka?" tanya Kanaya.

"Kamu sudah tidak marah sama aku? Rania sangat gembira."

Kanaya menggaruk rambutnya rada gemes dengan sahabatnya soalnya ditanya bukannya dijawab dulu, Rania justru bertanya balik.

"Aku tidak marah sama kamu lah, Rania ada restoran baru di depan kita, nama plangnya Reyhan Kuliner, sudah lihat belum?"

"What? Masa, aku belum lihat. Lagian nama Reyhan itu banyak mana mungkin itu Reyhan mantanku," ujar Rania.

"Nanti jam istirahat kita makan disana, yuk!"

Ide gila Kanaya membuat Rania terbatuk.

"Kenapa tidak mau? Soalnya aku penasaran itu Reyhan kamu atau bukan. Mau ya, Rania?" Kanaya lebih penasaran dari Rania, dia ingin melihat sosok laki-laki yang tega menyakiti hati Rania di hari pernikahan.

Arsaha mendekati mereka berdua lalu berteriak, "Jam kerja kalian ngerumpi, kembali ketempat kerja Kanaya!"

Rania dan Kanaya menutup kedua telinga lalu kembali ke tempat masing-masing.

Revan tiba-tiba menghubungi Wulandari, ia kirim pesan panjang banget.

"Wulan kamu kenal Kanaya? Dia itu bekas pacarku, kenapa dia peluk-pelukan begitu di upload di sosial media, tidak tahu malu. Dulu waktu jadi pacarku, marah jika potonya aku posting di Instagram, sekarang jadi genit dia, syukur sudah putus." Wulan melotot tidak percaya dengan apa yang barusan dibacanya.

Revan cowok tajir, ganteng, ternyata mantan si Kanaya, tapi kenapa putus?

Wulandari buru-buru menghapus video Kanaya pelukan dengan Arsha sebab dia tidak mau jika Kanaya tahu lalu marah.

"Kenapa dihapus videonya?" Revan kirim pesan lagi ke Wulandari.

"Aku posting video tersebut tanpa izin dari Kanaya, jadi takut dia marah. Mas Arsha dan Kanaya bukan pacar kok, mereka hanya teman, kamu jangan sok tahu!" Balas Wulandari mematikan datanya.

Kanaya benar-benar mengajak Rania makan siang di Reyhan Kuliner.

"Selamat datang di Reyhan Kuliner," kata pelayan ramah.

Kanaya dan Rania tersenyum, sang pelayan menyodorkan daftar menu.

Kanaya dan Rania matanya melihat kesana kemari tapi ditutupi daftar makanan. Namun tidak menemukan keberadaan Reyhan.

"Pesan apa Mbak?" tanya pelayan dengan sangat ramah dan sabar menghadapi tingkah kedua pembeli.

"Mbak jadi pesan tidak?" tanya pelayan lagi, tapi Kanaya dan Rania masih tidak fokus, matanya masih mencari-cari Reyhan.

Reyhan muncul dari depan bersama ayahnya kaki Rania gemetar.

"Kanaya itu benar Reyhan, kita pergi dari sini, ya, please," ujar Rania.

"Wah, ganteng juga." Kanaya tak berkedip menatap wajah Reyhan.

Reyhan melihat Rania mendekati, "Mau pesan apa kalian berdua Mbak-mbak cantik?"

"Eh, ada Mbak-mbak yang gagal jadi mantu. Mau apa kesini?" ujar ayah Reyhan ketus.

"Mau beli sianida, bukan lah! Pesan semua makanan yang enak di sini, sekarang!"

kata Rania nada tinggi.

Kanaya melotot berkata, "Serius kamu Rania?" Rania mengangguk saja.

Reyhan merasa sedih dan bersalah tapi dia begitu lemah di hadapan ayahnya.

"Pelayan keluarkan semua menu makanan yang paling enak dan mahal untuk meja satu, segera!" pekik ayahnya Reyhan.

Rania orang kaya tajir melintir, apapun bisa dibeli, ia bekerja bukan demi uang, tapi untuk bisa dekat dengan sahabatnya Kanaya.

Satu persatu makanan datang semua terlihat enak dan menggiurkan.

Rania berkata, "Kanaya makan sepuasnya, hari ini aku yang traktir."

Kanaya tidak bisa membayangkan berapa uang yang akan dikeluarkan Rania, tapi perutnya sudah keroncongan jadi ia melahap makanan tersebut.

"Enak tidak?" tanya Reyhan yang masih berdiri disitu melihat Rania menyantap hidangan atas di meja.

"Enak lah, daripada makan ati!" ujarnya.

Reyhan tahu betul Rania masih sangat sakit hati padanya, tapi ia tidak bisa berbuat apapun selain kata maaf dan mendoakan kebaikan untuk Rania.

Jam makan siang Rafli sengaja ke tempat kerja membawa rantang disuruh Ibu Maya, tapi dia tidak menemukan Rania.

"Mas boleh tanya tidak?"

"Iya, ada apa?" tanya pelayan.

"Kenal Rania tidak? Kira-kira dia ada dimana sekarang?" tanya Rafli.

"Rania si tukang cuci piring itu?"

"Iya, tau tidak Mas, di mana dia?" Pelayan tersebut menunjuk restoran baru di depannya.

Rafli tidak percaya Rania makan di restoran baru, padahal ia juga kerja di restoran apa bosnya tidak marah?

Ponsel Rania berbunyi, ia mengangkatnya, "Ada apa Rafli? Aku sedang makan, kamu menyusul saja kemari di meja nomor 1."

Rafli belum bicara satu patah kata pun sudah dimatikan, mau tidak mau menyusul.

Namun Security penjaga melarang masuk membawa makanan.

Rafli bingung, akhirnya ia bertanya, "Apa bapak sudah makan siang?"

"Belum, saya makan kalau ada sisa," ujarnya.

Membuat Rafli iba lalu memberikan rantang isi makanan tersebut.

"Ini untuk saya?" tanya Pak Security dengan expresi bahagia.

"Ya, ambilah lagi pula di dalam istriku sedang makan bersama sahabatnya." Rafli melihat Reyhan dan Kanaya merasa ada yang mengganjal di hatinya.

Sosok Reyhan laki-laki yang dicintai oleh Rania, sedang sosok wanita yang makan bersama Rania mengakui mencintai Rafli.

"Sini! Duduk dan ikut kami makan," kata Rania meminta Rafli untuk makan bersama.

Reyhan berkata dalam hatinya jika ternyata suami Rania adalah Rafli sahabat Rania sejak SMP, tapi penampilannya sangat berbeda.

"Hai, Rafli masih ingat sama aku Reyhan." Reyhan begitu berani menyapa Rafli, membuat darah Rafli mendidih lalu spontan meninju wajah Reyhan.

Rania langsung tersedak ia tidak percaya jika Rafli masih marah dengan Reyhan.

"Rafli jangan!" pekik Rania menghentikan santapannya melerai suaminya.

"Rania dia pantas dipukul, laki-laki tidak tahu diri, pengecut beraninya muncul di kehidupan kamu lagi," pekik Rafli.

Kanaya menyadari jika ternyata Rafli mencintai Rania karena ia terlihat begitu peduli dan sayang sekali ke istrinya.

"Aku memang pengecut dan pantas dipukul, maaf kan aku Rania. Kamu suaminya Rania kan? Jadi tolong jaga dia, jangan sampai dia terluka untuk kedua kalinya." Reyhan setelah berkata demikian dia pergi meninggalkan meja nomor satu. Rania sudah tidak nafsu makan, ia segera kekasih membayar semua makanan yang dipesannya.

Kanaya sibuk membungkus sisa makanannya, agar tidak mubazir menurutnya.

"Kanaya makanannya aku bawa pulang ya, kamu jangan bertengkar dengan Rafli, dia suami yang baik dan sayang sama kamu."

Rania menggeleng kepala tidak percaya apa yang dikatakan oleh Kanaya.

"Rafli pulang lah! Aku bukan anak kecil yang harus diperhatikan," ujarnya.

Rafli pun pulang tanpa permisi.

Kanaya meletakan semua makanan enak dan mahal itu di meja makan kontrakannya, sambil berkhayal menjadi istri Arsha atau Reyhan keduanya kaya dan tampan.

Soalnya Rafli dia sudah ikhlas, soal Revan apalagi dia tidak mau mengingatnya lagi.

avataravatar
Next chapter