webnovel

Bab 1

"Bu, aku ingin gaun yang di miliki adik Yun Hee. Berikan saja gaun ku pada nya, aku hanya ingin gaun yang di miliki nya", Soo Yun, putri kedua Keluarga Soo itu terus merengek pada Ibu nya, Soo Jin. Soo Yun selalu ingin memiliki apa yang di miliki oleh Yun Hee, karena dia selalu merasa iri pada gadis kecil itu. Ya di mata nya Yun Hee tak lebih anak tak di anggap karena hanya gadis kecil itu yang tidak menyandang nama keluarga nya dalam nama nya.

Soo Jin berusaha menenangkan Putri kesayangan nya dengan lembut dan penuh kasih sayang, "Sayang, apa yang kamu lihat dari gaun jelek Yun Hee, gaun yang kamu punya seribu kali lebih cantik dari milik nya. Apa kamu tidak menyesal menukar nya dengan gaun murahan yang jelek itu", bujuk Soo Jin pada putri kesayangan nya.

Soo Jin selalu bisa memenuhi keinginan putri kedua nya, Soo Yun adalah putri kesayangan nya apa pun permintaan Soo Yun, Soo Jin akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi nya, tidak terlewat kan apa pun.

Soo Yun kembali merengek seperti anak kecil yang menginginkan permen gulali di pasar malam. Rumah Keluarga Soo menjadi ribut karena suara Soo Yun yang melengking, terus meminta perhatian seluruh rumah.

Soo Min, anak sulung Keluarga Dae merasa risih dengan tingkah manja Soo Yun, sejak lahir Soo Min sudah menjadi anak kesayangan Ayah nya, Soo Yang-Ji.

"Berikan saja apa yang dia mau, Bu. Aku sudah tidak tahan mendengar suara berisik Soo Yun", Soo Min berteriak dari lantai 2 setelah melihat dua orang Putri dan Ibu itu duduk di sebuah kursi panjang. "Dia hanya meminta gaun jelek Yun Hee, kan? Maka minta lah dan berikan pada nya. Aku yakin Yun Hee tidak akan keberatan menukar gaun jelek milik nya dengan gaun mewah Soo Yun", Soo Min melangkah turun untuk mendatangi Adik kedua dan Ibu nya di bawah.

Soo Jin menghela nafas, ini kesekian kali nya Soo Yun meminta barang milik Yun Hee. Meski pun Yun Hee tidak pernah menolak tetapi Soo Jin merasa iba pada gadis kecil itu, dia selalu menjadi bahan tertawaan bahkan selalu di abaikan seperti dia tidak pernah ada di keluarga.

"Baik lah, Ibu akan meminta nya. Kamu tunggu sebentar, dan diam lah. Kamu bisa-bisa di marahi Ayah mu karena suara mu mengganggu pekerjaan nya", bujuk Soo Jin pada Putri Kesayangan nya. Segera Soo jin berjalan ke arah kamar Yun Hee.

Soo Jin berdiri di ambang pintu, mengetuk dan memanggil naka Yun Hee.

Pintu terbuka tanda bahwa putri bungsu nya itu belum tidur. "Yun Hee, bisa kah Ibu masuk?", Soo Jin jelas tidak ingin mengganggu anak aneh itu, dia benci berurusan dengan nya.

Yun Hee mengalihkan pandangan nya ke pintu, suara Ibu nya terdengar. Yun Hee jelas tahu apa yang di ingin kan Ibu nya jika bertemu. Karena mustahil bagi diri nya berinteraksi secara normal seperti pasangan Ibu dan Anak pada umum nya.

Yun Hee menjawab dengan lembut, "Iya Bu, masuk lah", Yun Hee mempersilahkan Soo Jin masuk ke kamar nya, dia tidak ingin berurusan dengan orang-orang itu terlalu lama bahkan untuk beberapa detik saja.

Soo Jin membuka pintu kamar Yun Hee dengan lebar, Putri Bungsu nya tengah duduk di atas kasur dengan mata nya menatap layar laptop mungil di depan nya. Itu adalah kebiasaan setiap hari nya, tanpa bosan. Soo Jin hanya sangat malas untuk bertanya apa yang tengah dia lakukan dengan laptop itu...

Bisa kah dia melakukan hal yang berguna bagi keluarga ini? Anak ini selalu menghabiskan hari-hari nya di kamar, tidak melakukan apa pun selain bertatap muka dengan laptop nya.

Rasa jijik selalu menyelimuti mata Soo Jin jika melihat Yun Hee di depan mata nya, dia akan membuang muka dengan pandangan penuh rasa jijik, bahkan sesekali meludah seolah-olah Yun Hee adalah sebuah kotoran dalam keluarga nya.

Jika bukan karena Soo Yun, dia tidak ingin berhadapan dengan anak aneh ini. Kepura-puraan baik Soo Jin akan tampak terlihat jika Soo Yun merengek untuk meminta barang yang di miliki Yun Hee, dengan sangat berat hati dia akan berpura-pura baik terhadap Yun Hee, agar gadis aneh itu bersedia memberi apa yang dia minta.

"Yun Hee, apa yang sedang kamu lakukan? Apa kah Ibu mengganggu mu?", basa basi yang lumrah.

Dengan senyum yang di paksa setulus mungkin Yun Hee menjawab dengan lembut, "Tidak Bu, masuk lah. Kali ini apa yang akan Ibu minta dari ku?", Yun Hee langsung mengarah ke inti permasalahan nya."Aku tidak punya barang bagus lagi, jadi apa yang di mau kakak Soo Yun dari ku kali ini?".

Yun Hee sudah mendengar teriakan dan rengekan Soo Yun dari dalam kamar nya, bahkan suara Soo Yun akan mampu terdengar hingga radius ratusan meter dari rumah nya.

Setiap hari Yun Hee akan selalu mengalah dan memberikan apa pun yang di minta Soo Yun pada nya, apa pun, bahkan nyawa nya yang tidak berharga mungkin akan Yun Hee berikan pada nya.

"Kamu sudah jelas mendengar nya bukan? Jadi aku tidak akan berlama-lama dan memperpanjang urusan kita. Soo Yun menginginkan gaun milik mu, berikan itu pada nya segera. Agar dia menjadi tenang", Soo Jin tahu anak aneh ini pasti sudah mendengar nya sejak tadi. Suara Soo Yun yang begitu keras, orang tuli pun mungkin akan tiba-tiba bisa mendengar seketika.

"Bu, kenapa harus selalu milik ku yang dia ingin kan? Kau sendiri tahu, aku tidak pernah memiliki barang bagus apa pun untuk membuat nya iri. Bahkan kalian tidak pernah membelikan aku apa pun, barang yang bagus. Aku selalu berpikir kenapa kalian semua selalu pilih kasih pada ku? Apa kah aku anak kalian? Aku selalu menjadi yang terasing di keluarga ini, aku tidak pernah merasakan apa itu kehangatan dalam keluarga, aku seperti anak yang tidak pernah ada di keluarga ini", Yun Hee menelan kata-kata nya, dia tegas ketika berbicara, membungkam siapa pun yang mendengar nya.

Soo Jin melotot, wajah nya merah padam karena kemarahan nya yang meledak seketika, "Yun Hee, berani sekali kamu berbicara pada Ibu mu seperti itu. Tidak kah kamu bersyukur bahwa aku masih memberi mu kesempatan untuk bernafas sehingga kamu masih hidup hingga saat ini. Jangan kamu pikir kamu berani berbicara seperti itu dapat membuat ku merasa kasihan pada mu. Yun Hee, bahkan aku pun berpikir berkali-kali apakah aku pernah melahirkan mu", Soo Jin termakan amarah nya.

Kamar itu menjadi saksi untuk setiap perkataan dan perbuatan yang selalu menyiksa Yun Hee sejak kecil. Diri nya tidak tahu apa pun tentang masa lalu nya, jadi dari mana kepercayaan diri nya muncul untuk berbicara apakah dia anak kandung Keluarga Soo atau bukan.

Kalimat itu selalu membuat hati nya tertusuk duri yang menyakitkan, hati nya hancur mendengar perkataan Soo Jin untuk beberapa alasan.

Next chapter