9 9. Couple Date

Seperti sebuah tabiat yang tidak bisa hilang dari jiwanya. Rose sekarang menyantap es krim rasa coklat dengan beberapa buah buahan yang diletakkan di atasnya. Lihatlah wanita ini bahkan tidak punya malu dengan makan es krim dengan cara yang seperti itu. Tidak feminim sama sekali.

Tapi entah mengapa itu terlihat menggemaskan bagi Jerome. Dia berbeda sekali dari Wendy. Bahkan dari cara dia berbicara. Suaranya sangat enak sekali di dengarkan. Dia tidak menyangka ada orang yang memiliki suara emas sepertinya itu, Jerome mengeluarkan tisu.

Kemudian dia mengelapkan tisu itu pada mulutnya Rose. Sungguh dia sangat senang sekali di perlakukan seperti itu. Rose terdiam sejenak. Dia tidak mengerti dengan keadaan yang seperti ini. Apa yang dimaksud oleh orang ini? Dia membantunya membersihkan mulut? Atau ini sebuah tindakan mempermalukan dirinya?

"Ih! Apaan sih?!" Celetuk Rose yang jadi nya tidak nyaman dengan hal ini. Dan benar saja Jerome hanya tersenyum lebar. Dia merasa ada yang salah dengan mereka berdua saat ini.

Rose hanya diam saja. Dia ingin sekali rasanya pergi dari toko es krim ini dan pergi menuju ke kedai pizza. Kemudian dia akan memilih untuk pergi ke toko LP. Mumpung dia sedang di traktir oleh teman nya ini.

For information, Jerome adalah orang kaya yang paling terkenal di Korea. Kekayaan nya menduduki posisi ke 30 orang terkaya di Korea. Bahkan rumah nya megah sekali seperti sebuah istana yang sangat mengagumkan sekali.

"Ayo ke kedai pizza. Sebelum Ramai. Nanti kita ga dapat kursi loh." Ucap Jerome dengan menarik tangan nya Rose. Karena dia tau jika orang ini akan lemot sekali menangkap apa yang dia ucapkan.

Rose mengerutkan kening nya. Memangnya dia anak balita berusia 4 tahun?! Sampai harus digandeng seperti ini? Rose menatap beberapa orang yang ikut memperhatikan mereka juga. Ia menelan air liur nya. Sepertinya dia tidak cocok untuk berdiri disamping anak ini. Apa yang harus dia lakukan saat ini? Ah!! Ini memusingkan sekali rasanya.

Rose hanya diam saja. Mengikuti alurnya dan akhirnya mereka sampai juga di kedai pizza yang jaraknya sekitar 100 meter. Semua orang sudah duduk di bagian lantai satu. Mereka kebagian di lantai 2. Tak apa. Meski tempat nya sedikit panas tapi itu akan membuat mereka tergugah dengan suasana romantis. Tapi....

Itu biasanya untuk orang orang yang sedang dating.

Ah! Dia rasanya ingin kabur saja dan pergi ke toko LP. Dia merasa sangat canggung bila terus-terusan dengan orang seperti Jerome. Seperti tidak cocok saja style mereka. Style Rose terlalu santai sedangkan milik Jerome begitu modis sekali. Ala-ala anak jaman kekinian.

"Mau pesan paket romantis kak?" Tanya sang pelayan.

"Apa istimewanya?" Tanya Jerome dengan cukup terkejut akan kata 'romantis'

"Date couple. Jadi rasa pizza dan adonannya berbeda dari yang lainnya. Topping juga istimewa ada truffle nya. Dan ada caviar nya. Dan kami akan memberikan 5 topping yang sangat mewah." Ucap nya dengan menawarkan tawaran yang bagus.

Jerome menatap Rose. Menanyakan apa yang harus dia pesan. Sedangkan Rose hanya mengangguk. Mengiyakan apa yang dipilih oleh Jerome, meski dia tidak tau apa yang sebenarnya dipilih oleh nya.

"Oke. Pesan couple date nya 1. Sama winter punch nya dua."

"No! Aku troppical punch." Sahut Rose.

Bahkan dari selera mereka minum saja berbeda.

Kemudian Jerome mengangguk. Kini tinggal menunggu pesanan mereka sampai. Semoga saja yang datang ga aneh-aneh. Awas aja kalau aneh aneh.

Selama 15 menit Rose bermain hp dan seorang anak kecil mungkin usia nya baru saja 3 tahun menghampirinya. Mengatakan jika dia ingin dipangku oleh Rose. Tentu saja sebagai orang yang tinggal sendirian dan tidak terlalu mengenal dunia luar. Rose bingung.

"Hey. Cepat pangku! Nanti dia nangis loh." Kata Jerome yang udah panik kalau semisal ibunya datang dan pada akhirnya menyalahkan mereka berdua.

"Eh. I-iya. Iya." Kata Rose.

Dia segera mengangkat tubuh pria kecil yang imut sekali itu. Dia duduk dengan sangat gembira sekali di pangkuan nya Rose. Dia merasa tidak nyaman dengan hal seperti ini. Bagaimana jika bayi ini jatuh? Dan... Bagaimana jika dia nanti ngompol? Atau yang lainnya...

Rose menutup matanya karena takut ada ada yang terjadi dengan anak ini. Cekrek. Bukannya membantu Jerome malahan memotret komuk Rose yang sangat lucu sekali.

"Ahahha..." Tawa sang bayi dengan sangat aktif sekali bergerak kesana-kemari dan membuat Rose sulit sekali menjaga posisinya.

"Sini sini... Aku gendong." Kata Jerome dengan sikapnya yang seperti bapak bapak yang mencintai anak nya.

Dia menggendong nya dengan sangat telaten sekali. Seolah bayi ini adalah bayinya sendiri. Anak nya sendiri. Rose terdiam sejenak. Dia menunggu pizza nya datang kenapa yang datang malah bayi?! Ih! Bete banget.

20 menit kemudian...

Akhirnya pizza itu datang. Couple date. Tapi... Yang membedakannya adalah tempatnya. Pizza itu sangat cantik. Benar. Hanya saja tiba tiba tempat mereka makan di beri gorden yang menutupi nya. Mengelilingi.

Rose bertanya-tanya mengapa ada benda ini disini? Dan jujur itu sangatlah mengganggu sekali. Rose hanya bisa diam saja saat ini. Jerome yang sudah kembali dari anak kecil itu, ikutan bingung.

"Ini fasilitas yang wajib dilakukan. Mas dan mbak nya baru jadian tanggal berapa? Kita akan catat di disini." Ucap sang petugas.

"Hah? Yang bener aja mas. Kita ki-kita kan---" Rose tergagap gagap.

"14 Februari tahun 2018." Ucap Jerome begitu saja. Membuat Rose bertanya-tanya. Kenapa anak itu mengarang jawaban?

Astaga. Memalukan sekali. Dia menyebutkan hari Valentine. Apa yang akan dikatakan oleh sang petugas ini? Ah! Menyebalkan sekali pria ini.

Setelah semua pegawai itu sudah pergi, hanya tersisa dia dan Jerome saja. Pandangan mereka saling bertemu dan rasanya begitu.... Gugup?

Rose menelan air liurnya dengan susah payah. Sibuk memotong pizza dan memakan nya dengan berfokus pada hpnya saja. Meski ia bingung harus melakukan apa.

"Jangan bingung Rose ya..." Kata Jerome dengan tersenyum lebar.

"Aku takut jika reputasi ku jatuh. Jadi... Aku terpaksa melakukan nya. Lagipula hanya sebuah catatan kertas. Bukan catatan perasaan. Ahaha."

Dia mencoba bercanda dan menggombal. Tapi itu tidak akan membuat Rose tertawa ataupun berekspresi.

"Malu maluin tau!" Celetuk Rose dengan memakan pizza itu.

"Mmm... Bisa ngga sih kalau makan yang wajar aja? Jangan kaya kambing?" Ucap Jerome dengan menatap Rose.

Rasanya jadi Ilfeel bila terus terusan menatap seseorang makan seperti kambing di depan nya.

"Ih. Salah sendiri! Ngapain lihat lihat? Udah tau gue orang nya kek gini." Sahut Rose dengan merasa tersinggung.

Bisa bisanya di sama-samakan dengan kambing!

avataravatar
Next chapter