7 7. Salah Paham

Rose yang terus terusan berlari karena kancing bajunya terbuka 4, ahh... Malu sekali rasanya. Sedangkan Dosen itu masih berdiri di tempat nya seolah tidak percaya dengan hal ini. Apakah tadi itu benar? Dia sungguh tidak percaya sekali akan hal itu.

Kini gadis itu pulang, dia menggunakan bus umum tapi ada yang aneh juga saat ini. Semua orang memandanginya seolah olah ada yang salah. Tapi... Apa itu? Dia tidak tau akan kesalahan nya sendiri. Rose juga merasa tidak enak dengan posisi duduk nya dia memandang ke arah bawah tubuhnya. Astaga! Ia sedang haid?

Dia duduk di bus itu tapi tak tau kapan dia akan berdiri. Tunggu... Dia tidak bisa memakai Hoodie nya untuk menutupi celananya. Karena dia harus menutupi dadanya. Ah... Sial sekali dia sekarang. Andai saja jika 4 kancing bajunya tidak rusak. Dia pasti tidak seperti ini. Tapi tak lama kemudian seseorang masuk dan rupanya itu adalah Dosen tadi. Duh. Kenapa dia baik bus sih?! Padahal kan punya mobil.

Tapi setelah dipikir-pikir asa manfaatnya juga ini orang. Rose segera membuka jas milik dosen nya. Dan segera mengenakan di tubuhnya.

"Hey apa---"

"Maaf pak. Tapi aku sedang dalam keadaan darurat. Kau bisa pergi ke rumah ku. Nanti aku akan cuci-kan di laundry. Express!" Kata Rose sembari menuangkan kata kata membujuk.

Dosen nya itu hanya diam saja. Dia tidak bisa menolak juga bila hal itu sudah ada di tangan nya Rose. Doa hanya bisa memandangi nya dengan tatapan ikhlas dan pasrah.

Rose memandang name tag yang digunakan oleh dosen nya itu. Berkali-kali dia ingin bertanya siapa namanya, terus saja lupa. Sekalinya ingin bertanya rasanya malu.

"Nama saya Jay. Kau bisa memanggilku pak Jay." Ucap nya dengan tersenyum tipis.

"Jay? Oke. Btw, pak pak Jay, kenapa anda terlihat muda? Maksud ku. Aku tidak terbiasa dengan wajah dosen yang sepertimu.... Iya kan?" Tanya Rose yang jadinya salah tingkah. Sepertinya dia salah mengungkapkan kata deh. Bagaimana ini?

"Iya... Aku masih muda. Di kalangan para dosen yang usianya masih 30 sampai 40 tahun an. Amjad berusia 27 tahun. Ahahaha... Itu karena aku mengambil jalur akselerasi saat SMA." Ucap nya dengan tersenyum lebar.

"Woahh! Kau jadi orang pintar dong!" Seru Rose.

Pak Jay hanya tersenyum saja.

"Mungkin... Seperti itu." Ucap nya.

Lihatlah Pria jni sombong sekali. Padahal Rose hanya basa basi saja biar dia tidak marah karena jas nya di pakai untuk hal darurat ini. Tapi kenapa pujian nya tadi di terima seolah olah dia benar benar yakin akan pujian itu. Ga tau malu.

Rose membaca buku sembari sisa perjalananya. Hingga dia tidak sengaja tertidur saking keasikan nya tidur disini. Pak Jay memandangi nya dan akhirnya memutuskan untuk menghentikan bus. Dia ingin membawanya pulang. Untung saja ada tanda pengenal yang terdapat identitas rumah nya. Dia langsung keluar dari bus dengsn menggendong Rose penuh dengan langkah hati hati. Sungguh ini adalah hal yang membuatnya ketakutan sekali. Rose bahkan tidak sadar sadar juga bila ada orang yang menggendong nya seperti ini. Wah... Bahaya sekali hal ini.

Bagaimana bila dia di gendong seseorang tapi dia masih belum sadarkan diri? Itu kan bahaya banget.

Dosen itu dengan gagah masuk ke dalam suatu gang dan dia mencari rumah nya Rose. Setelah menemukan nomor rumah nya. Dia menekan tombol rumah itu. Ting tong.... Seseorang keluar dengan wajah yang sudah bersih penuh make up, dan tubuh nya yang sangat bagus dan terbentuk.

"Apa yang terjadi dengan anakku?" Tanya ibu itu.

"Dia tadi tidak sengaja tidur---"

"Oh astaga... Jadi kau pacarnya Rose?? Oh my Gosh... Rupanya Rose punya pacar setampan kamu... Syukurlah. Ayo masuk! masuk!" Seru mamanya dengan sangat gembira sekali.

Dosen Jay yang tidak tau apa apa itu hanya menurut saja. Dia tidak bisa menolak juga. Dan semakin lama dia menggendong juga semakin berat rasanya.

"Maaf merepotkan mu. Pasti Rose mabuk ya?"

"Tidak. Dia tadi ga sengaja ketiduran di bus. Jadi aku bawa ke rumah nya.". Ucap Dosen Jay dengan sangat ramah dan sopan santun. Setelah meletakkan nya dalam kamar, Jay segera duduk di kursi ruangan tamu. Aduh... Dia harus pulang... Tapi kenapa jadinya salah paham seperti ini?

Ibunya rose kembali ke ruangan tamu dengan membuatkan teh. Dan dia bersiap untuk berbincang-bincang dengan nya.

"Berapa usia mu nak?" Tanya ibunya ini dengan menatap Pak Dosen.

"Dua puluh tujuh tahun Bu. Tapi---"

Ibunya terbelalak. Astaga anak nya itu memacari orang yang jauh lebih tua dari nya 6 tahun.

"Wah... Ga apa apa sih kalau 27 tahun nya kaya kamu. Ibu setuju sih. Dan oh ya, kamu kerja apa?" Tanya ibunya Rose yang tidak mendengarkan penjelasan Dosen Jay.

"Saya.. saya sebagai dosen di kampusnya Rose Bu." Jawab nya.

"Owalah... Kalian ini bertemu di kampus toh? Waduh.... Pasti Rose duluan yah yang ngajak pacaran?! Dia memang suka gitu. Suka NGEGAS Mulu kerjaan nya." Ucap Mama-nya.

Dilain sisi Rose merasa aneh dan tidak enak hati. Dia menatap sekeliling nya dan merasa ada yang aneh disini.

"Kenapa aku ada dirumah?" Tanya nya dengan perasaan aneh.

"Bukannya tadi aku ada di bus?" Tanya nya sekali lagi.

Setelah 2 menit duduk dengan memikirkan apa yang terjadi dengannya saat ini. Dia mendengarkan suara Dosen Jay yang sedang berbincang dengan ibunya. Mampus... Ga mungkin kan? Haduh! Bisa jadi ibunya salah paham!

Rose segera berdiri tapi dia ingat jika dia harus membersihkan tubuh nya lebih dulu. Ah! Repot banget sumpah.

"Oh ya Tante... Saya pulang dulu yah. Karena masih ada jadwal kampus juga. Maaf Tante ga bisa ngobrol lama-lama..." Ucap sang dosen.

"No problem! Dosen Jay... Kau bisa membawa ini. Aku memasaknya. Semoga kamu suka." Ucap ibunya Rose dengan membawakan sebuah roti bakar disalah satu kotak makan.

"Hm... Bagaimana dengan kotak nya? Oh aku akan mengantarkan nya pada Rose besok. Terimakasih Tante...." Jawab nya dengan bahagia sekali.

Meski dia seharusnya tidak bersikap seperti ini. Bagaimana bisa ibu itu menatapnya sebagai calon menantu? Sungguh hal yang sangat aneh sekali. Lagipula Rose... Bukan tipe ideal nya.

"Ma! Kemana Dosen Jay?!" Tanya Rose yang sudah panik. Tapi setelah dia keluar dari kamar dia tidak menemukan apapun kecuali ibunya sendiri.

"Pacarmu itu? Dia sudah pulang. Baru saja...." Ucap ibunya dengan mencubit pipi anaknya ini dengan perasaan senang..

"Pacar? Darimana sih?! Aduh mama kan!! Bikin malu aja!" Teriak Rose dengan menangis dan menutup pintu kamarnya.

avataravatar
Next chapter