20 20. Curiga

07.00 AM.

Tepat dipukul 7 pagi dia terbangun karena suara alarm kiamat yang selalu saja membuatnya jadi terbangun. Matanya baru saja terbuka dan dia merasa lega setelah 2 hari menghilang dan terpaksa harus tidur di kasur yang sangat keras itu.

Akhirnya dia bisa merasakan empuk nya kasur, bantal, dan guling. Serta nyaman nya pakai AC dan selimut yang menemani dia semalaman ini.

Hanya saja ada yang berbeda di pagi ini. Saat dia membuka matanya, dua teman nya itu sudah ada di pinggir kasurnya dengan menopang dagu masing-masing menggunakan telapak tangan.

"Aneh sekali, anak yang ga pernah sisiran ini dekat sama dosen kita. Bahkan sampai hilang dua hari...." Ucap Amber dengan mencolek rambutnya Rose yang gimbal, karena ga pernah di sisir.

Rose mengerutkan kening nya. 'apa maksud teman teman nya?'

Karena malas sekali berdebat, dengan langkah kakinya yang berat itu langsung masuk ke dalam kamar mandi. Akan banyak sekali jadwal jelas dan jadwal bertemu dengan dosen. Dia harus mengenakan pakaian yang rapih dan formal.

Sementara itu, Chika dan Amber saling tatap menatap, sesekali mereka melirik Rose yang sedang mandi. Yeah, mereka mengintip dari lubang kunci.

"Hey... Dia benar benar berbeda bukan? Dia seperti sudah.... Terlatih." Kata Amber berpendapat.

"Terlatih apa?" Tanta Chika dengan wajah polos nya seolah tidak ada dosa dari pertanyaan nya itu.

Amber memukul dahinya karena merasa sebal dengan Chika. Dua puluh menit kemudian Rose telah mengenakan pakaian nya dan dia telah siap untuk pergi ke kampusnya.

"Ya... Really? Kau akan pakai hal seperti ke kampus setelah dua hari menghilang?" Tanya Chika dengan merasa aneh sekali.

Rose hanya mengangguk saja. Tentu saja dia akan langsung pergi, memangnya apa salah nya? Toh dia cuma mau pergi belajar bukan mau pesta ulang tahun.

"Hari ini tuh ada festival lukisan di kampus. Ada banyak sekali seniman yang tampan, dari Kanada. Masa lu cuma pakai bedak sama liptint doang? Ga balance lah...." Kata Chika.

Sedangkan Amber yang merasa mengenakan liptint dan bedak saja juga merasa tersinggung.

Yeah, mereka berdua akhirnya berkutat di depan meja rias sembari makan sarapan mereka. Hampir tiga puluh menit, akhirnya mereka semua sudah siap.

"Ya, ini belum terlambat kan?" Tanya Rose yang agak gusar dengan waktu saat ini.

"Santai... Kurang dua puluh menit." Kata Amber yang langsung lari ke arah bus dan mereka semua jadi kejar kejaran dengan waktu.

Masalahnya adalah bus selalu saja mudah terjebak macet. Bahkan saat mereka baru saja naik tangga bus, mereka cepat cepat putar balik dan langsung mencari taksi.

"Sir!! Please be faster!" Teriak Chika yang mulai panik juga.

Masalahnya di kelasnya apalagi dengan salah satu dosen Killer mereka yang bernama pak Hwang Tao Jun, dari Cina itu akan menghukum siapapun mahasiswa nya yang telat masuk kelas nya.

Entahlah orang itu sangatlah disiplin sekali, bahkan hidup nya itu penuh sekali dengan aturan dan tata tertib.

"Aduh... Mas!! Yang cepetlah!!" Teriak Rose dengan marahnya.

Ini semua karena Chika yang aneh aneh merias nya. Bahkan saat ini saja dia tidak tau dengan bagaimana saat ini keadaan make up nya. Apakah lebih baik atau mungkin lebih buruk? Ini semua karena Chika!

Cittt...

Mobil taksi itu sampai berdecit. Sampailah di kampus, Chika dan Rose berlari ke arah koridor kiri dan Amber ke arah koridor kanan.

"Semangat!!" Teriak Rose dan dia meninggal Chika yang harus berbolek lagi ke arah kanan.

Nasib punya besti yang sama sama beda fakultas. Jadinya sering kali merasa malu kalau di hukum nya sendirian. Karena beda guru pengajar.

"Hai Rose..." Sapa Jerome dengan mengangkat tangan kanan nya.

"Um hai." Jawab Rose denvan malu malu kucing nya itu.

Jujur dia merasa sangat lelah sekali saat ini, kakinya serasa akan patah, dan dirinya jadi kehausan.

"Wajah lu beda." Kata teman sebangkunya.

"Kenapa?"

"Cantik." Jawab teman sebangkunya yang padahal jarang banget dia ngomong. Dan kalau ngomong juga dengan suara yang super duper kecil.

Namanya Diva. Dia pernah mengalami kasus pelecehan seksual saat dia berusia 17 tahun, cuma KATANYA sih. Tapi semenjak itu Rose jadi ngejagain dia meski hampir ga pernah obrol obrolan.

Jerome yang ada di bangku depan nya itu, bukannya duduk menghadap dosen, beberapa kali dia sengaja menjatuhkan penghapus ke arah nya hingga sang dosen itu marah.

"Hey! Kau! Mau pelajaran atau kau mainan penghapus? Keluar!" Bentak sang dosen.

"Maaf Pak." Jawab Jerome dengan tersenyum lebar ke arah Rose. Membuat Wendy jadi merah padam ke arah nya.

.

.

.

.

Kring.... Bel berbunyi dan dia merasa sangat lega sekali saat ini, tidak bisa menjawab kuis dengan cepat tapi dia akhirnya merasa lega setelah semuanya telah berlalu.

Tiba tiba saja Diva menarik tangan Rose dan memberikan Rose sebuah tisu.

"Tangan mu berdarah." Kata Diva yang sadar akan hal itu.

Benar. Pergelangan Rose berdarah karena gelang yang dia kenakan itu membuat dirinya terluka. Tak berselang lama tiba tiba saja Jerome datang dengan mengatakan jika ada sesuatu yang harus dia katakan.

"Sorry Jer... Gue ada janji sama Amber." Ujar Rose yang sebenarnya ga mau terlalu dekat dekat dengan cowok ini.

"Ngga lama." Kata Jerome yang masih mengotot sekali dengan hal ini.

Rose akhirnya mengangguk dan di berjalan membuntuti nya. Itu ada di kantin belakang. Chika dan Amber yang tau ada Rose disana dia langsung menguping.

"Apa yang Lo lakuin kemarin sama Dosen Jay? Kenapa bisa tersesat sampai Sydney? Dan kenapa kau tidak Langsung pulang? Apa dia melakukan sesuatu yang berbahaya?"

Chika dan Amber menutup mulut masing-masing.

"Serius nih." Bisik Chika yang semangat kalau ada yang kayak beginian.

"Ngga. Kita cuma... Cuma... Nginep aja. Di motel. Tapi ada masalah dikit jadi pulang nya agak lama." Kata Rose dengan malu malu.

"Masalah? Masalah apa?"

Rose sedikit malu untuk menjelaskan nya. Dia segera pergi meninggalkan Jerome yang masih bertanya-tanya.

"Kupikir kau tidak perlu tau akan hal ini." Jawab Rose dengsn tersenyum tipis.

Sedangkan Chika dan Amber langsung berbelok ke arah kantin dan duduk dengan wajah julid yang sudah termode.

"Gue curiga ada something di antara Pak Jay sama Rose. Lo tau kan? Ini tuh pertama kalinya Rose mau bangun pagi buat cuma ke kampus. Dan dia bangun dengan sekali deringan alarm. Ga kayak biasanya." Kata Amber.

"Yeps. Apalagi dia juga bilang kalau dia nginep di motel sama Pak Jay, di Sydney. Kan aneh.... Kenapa coba harus nginep kalau ada mobil nya pak Jay?" Ujar Chika..

Mereka akhirnya terus-terusan mencocoklogikan pikiran mereka bersama.

"Gue curiga." Gumam Chika.

avataravatar
Next chapter