18 18. Ketakutan

Mungkin ini sudah jam 3 pagi. Rose merinding sekujur badan. Dia kebingungan harus seperti apa saat ini. Sedangkan orang yang membelinya itu sedang ada di luar ruangan. Katanya dia akan kembali dengan membawakan barang yang istimewa untuk dia.

Suara napas Rose yang begitu berat. Dia tidak tahan lagi.

Harus bertindak seperti apa dia saat ini? Tubuhnya mengigil karena udara dingin yang hampir saja membunuh nya. Rasanya sangatlah mati rasa sekali. Disaat dia ditipu oleh dosen nya sendiri.

Brak!! Suara dobrakan pintu dari kamarnya. Lihatlah pria mesum tadi. Kini dia berdiri di depan nya dengan telah telanjang bulat. Rose menutup matanya. Ini kali pertamanya dia melihatku hal semacam itu. Yang digambarkan di buku IPA saat dia masih SMA rupanya... Tidak sebagus yang digambar. Tapi...

Dia sungguh takut sekali.

"Tolong... Jangan lakukan ini pada ku..." Lirih Rose dengan gemetaran. Dia yang sudah terduduk di lantai kotor itu tidak bisa bertindak lagi. Dia tidak bisa berdiri, dan bahkan kedua tangan nya kini diikat oleh tali tampar yang sulit sekali untuk diputuskan.

"Jangan lakukan ini? Baiklah. Aku akan melepaskan tangan mu agar kau bisa menyentuhku. Jangan kabur..." Ujar sang pria.

Rose menggeleng. Dia terus terusan menggeleng Seperti orang gila.

"Ehem... Baiklah. Mari kita mulai video nya. Ah... Gadis cantik sepertimu... Pasti ada jutaan orang bahkan miliaran orang yang akan menontonmu. Dan aku... Akan kaya." Oceh pria itu sambil mengucapkan bualan kotor.

Rose menggeleng. Dia berteriak meminta tolong. Dia menangis karena ketakutan. Akankah kita suaranya ini akan putus?

"Ku dengar kau adalah salah satu mahasiswa di Adelaide? Jurusan musik?"

Rose mengangguk. Dia takut sekali hingga saat tangan nya telah di terlepas oleh ikatan itu dia tetap memposisikan tubuhnya seperti awal dia di ikat.

"Baiklah. Kita ubah judulnya menjadi... Tubuh cantik nan montok mahasiswa jurusan musik Adelaid. Ratu seksi kampus Adelaid. Gimana? Okay bukan?"

Rose hanya diam saja. Dia terus menundukkan kepala nya hingga pria itu yang terus terusan memaksa nya membuka baju ikut turun tangan.

"Aish!! Sudah ku katakan kau harus segera melepaskan nya!! Ahahahaha!" Tawanya yang menyebalkan menggema.

Rose terus terusan memberontak hingga dia tidak sengaja membenturkan kepala nya dengan kepala pria itu.

"Ah...." Desah Rose dengan merasa kesakitan sekali. Kepalanya bocor. Dia tidak tau harus seperti apa saat ini.

Tapi ketika dia lemah karena kepala nya, pria itu makin beringas seolah dia tidak merasakan sakit di kepalanya.

Kerah Hoodie Rose ditarik oleh nya, dan dilepas begitu saja. Kemudian tubuhnya yang mungil nan ringan ini di angkat, dan melayang diudara hingga akhirnya terjatuh ke atas kasur.

"Arghh!!" Teriak Rose yang semakin histeris. Tangan nya berusaha meraih bantal. Tapi dia sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi.

Kedua tangan nya terkunci oleh pria mesum. Dan lihatlah pria ini bahkan sudah duduk di atas perutnya. Membungkuk lebih dalam---

Bruk!!

Seseorang menendang tubuh pria mesum itu hingga terpental. Tubuhnya melayang hingga menabrak lemari pakaian hingga jebol.

Dosen Jay.

Tangan nya yang penuh dengan otot. Terlihat seperti preman, dan mata nya yang seperti kerbau sedang marah.

Ctarrrrr! Dia menjatuhkan dan membanting ponsel untuk merekam video itu hingga hancur berkeping-keping.

"Ya... Look at me!! Jika kau berani mendekati istriku lagi.... You will die!" Teriak nya dengan menampar wajah pria itu berkali kali.

Sampai sampai pria itu pingsan karena pukulan mautnya.

Baru pertama kalinya Rose menatap dosen yang selalu kalem di kampus, yang selalu tampil oke dan sopan mirip Mr. Bean. Rupanya...

Dia adalah gangster jahanam. Dan kini Rose tahu kenapa rumah dosen nya ini bisa ada di perumahan mafia.

"K-kau... Baik baik saja kan? Kamu ga di apa apain kan?" Tanya Dosen Jay dengan menatap tubuhnya Rose yang terbaring lemas di tempat tidur.

"I am very scared.." ucap nya dengan menatap sebuah cairan yang ada di bajunya.

Dia menatap pria mesum itu. Aish... Sialan. Bajunya jadi kotor karena pria tadi.

"Aku akan membelikanu baju. Ayo ikut aku dulu...." Kata dosen Jay dengan menggendong Rose.

Tapi aneh nya dia tidak menggendong Rose keluar hotel. Melainkan tetap di dalam hotel. Yaitu kamar hasil dari barternya Jay. Rupanya kamar ini lebih nyaman dan bagus daripada yang dia bayangkan. Dia duduk dikursi dengan mencoba membersihkan pakaian nya itu.

"Kenapa ini begitu lengket?" Tanya Rose sedikit jijik menghapus noda itu.

"Ya... Jangan kau yang melakukan itu. Biarkan aku saja." Kata Dosen Jay dengan segera mengambil dua tisu sekaligus, dan menghapus noda itu hingga hilang sepenuhnya.

"Ah benar. Kau bisa menggunakan pakaian ini... Aku tau itu bukan seleramu. Tapi... Setidaknya untuk sementara... Akan baik baik saja." Ujar Dosen Jay dengan memberikan baju padanya.

Rose mengernyitkan dahinya. Apa ini benar untuknya? Dress merah yang sangat seksi ini? Iyuh... Dia tidak akan menyangka ada dress yang sangat pendek seperti ini?

"Pak, anda yakin? Aku bahkan tidak tau cara memakan nya bagaimana.... Astaga. Siapa orang yang membuat baju ini? Kalo di rumah ku pasti ini udah jadi alat pel pel an!" Ujar Rose yang merasa keberatan memakan pakaian itu.

"Ga mau? Mm... Ya udah pakai pakaian mu saja. Aku tidak akan tau apa resiko yang akan terjadi. Aku tidak akan tanggung jawab." Jawab Dosen Jay.

Sudah menjadi tabiat dosen memang. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswi nya pasti salah. Berpendapat pun salah.

Rose menghela napas.

"Bilang aja modus." Ketusnya dengan melirik dosen nya itu.

"Ey! Jangan sembarangan yah kamu! Enak saja!" Bentak dosen Jay dengan tertawa kecil.

Dia merasa menjadi seorang pahlawan saat ini.

Tapi jujur... Dia merasa bersalah karena telah bersiap Seperi itu pada Rose. Dia bercemin, merapikan rambutnya yang jadi berantakan. Tak lama kemudian seseorang menelepon nya. Untung saja ponsel nya sudah bisa di charger.

"Ya? Dengan Jay Axel Smith. Ada yang bisa dibantu?" Tanya Dosen Jay.

"Dosen Jay, kenapa anda tidak masuk kelas hari ini?? Banyak sekali mahasiswa yang protes karena ingin melihat mu mengajar. Cepat datanglah kesini!" Bentak rekan kerjanya.

"Eh. Maaf pak Sein. Saya ada urusan pribadi. Ada seseorang yang harus saya jaga saat ini. Katakan pada anak anak seperti itu. Maafkan saya...." Jawab Dosen Jay.

Ah... Menyebalkan sekali rasanya. Kenapa anak anak itu begitu tergila-gila dengan nya?

"Aku memang tampan dan manis." Ucap nya dengan tersenyum lebar ke arah cermin.

"Iyuh... Pede banget anda." Ketus Rose dengan merasa lelah sekali karena 20 menit nya terbuang hanya karena memakan dress ini.

avataravatar
Next chapter