15 15. Duo Criss, Penyebar Fitnah

Sudah jam 11.30.

Sebenarnya akan ada kelas sebentar lagi dan itu membuat Rose segera bersiap-siap untuk pergi kampus. Tetapi dosen Jay terus-terusan memaksa padanya untuk menunggu hingga dia selesai beberes.

Dia sih sebenarnya pengen langsung pergi aja dari saja karena dia merasa ga penting penting juga Dosen Jay. Dia pengen pergi keluar rumah, tiba tiba saja Cristiano dan Cristopher datang disaat yang tidak tepat.

"Eh... Kalian... Yang kemarin itu kan?" Tanya Rose untuk berusaha memastikan apakah tebakannya benar atau tidak.

"Yah. Aku Cristopher dan dia Cristiano. Semoga kau bisa menghapal wajah kami." Ucap Cristopher dengan tersenyum menyeringai.

Rose hanya mengangguk saja. Dia tidak jadi keluar karena dia rasa ada yang tidak beres disini. Lihatlah dua pasangan kembar itu seolah memberikan tanda padanya untuk tetap singgah di rumah ini. Dia tidak akan dijebak kan?

Apalagi melihat tingkah laku Dosen Jay saat mabuk. Owh.. itu membuatnya jadi sangat aneh sekali. Seolah dia mengeluarkan sisi ganas nya di balik sifat kalem nya itu. Rose terdiam sejenak, menundukkan kepala nya unfuk berfokus pada game nya.

"Kemarin... Nyaman?" Tanya Cristiano dengan duduk di sisi kanan nya Rose.

"Hmm... Jika ku perhatikan sih, kayaknya kamu nyaman. Iya kan?" Tanya Cristopher yang duduk di sisi kirinya.

Rose mengerutkan keningnya. Apa yang baru saja dilakukan oleh pria ini? Cristiano mengeluarkan ponselnya. Dan meletakkannya di paha Rose.

Aduh! Merinding banget di kelilingi om-om.

"Apa yang kalian maksud?" Tanya Rose yang masih gak paham dengan apa yang mereka ucapkan itu.

"Gini... Lo kemarin tidur bareng kan sana Jay? Kita punya buktinya kok. Jadi... Lo ga usah bohong bohong lagi. Oke?"

Setelah berbicara seperti itu, Cristiano menghidupkan ponselnya dan dia segera menunjukkan sesuatu yang menarik perhatian mereka sekali. Itu adalah... Sebuah hal yang benar benar tidak bisa dia bayangkan lagi.

"Hey! Jangan salah paham dulu... Gue sama Pak Jay ga ngapa-ngapain loh. Sumpah!" Kata Rose dengan sangat serius sekali. Bahkan dia sampai menunjukkan kalung salib nya itu.

A... Masa sih? Kita punya buktinya loh. Lagian kan si Jay Mabuk. Bisa aja kan? Ehem!" Cristopher berdeham.

Sedangkan Cristiano tertawa terbahak-bahak. Senang sekali mengerjai cewek polos kaya Rose. Rasanya benar-benar membuat nya begitu bahagia sekali. Rose terdiam sesaat. Apa yang baru saja dikatakan oleh dua anak kembar itu benar? Apa yang dia lakukan dengan Dosen Jay? Ah! Apa yang dia lakukan? Ya lord... Apakah dia sudah ternodai oleh tangan najis dan kotornya Dosen Jay?

Tapi sebelum memikirkan hal itu, Rose segeda menyingkirkan pikiran buruk itu jauh-jauh dari pikiran nya. Dia merasa sangat kecewa sekali.

"Ada apa?" Tanya Jay dengan menatap kedua teman nya yang sudah ads disana dan membuat nya bertanya-tanya apa kenapa rumah nya ramai sekali.

"Ini loh. Lo sama Rose baru aja berduaan dikamar kan?" Tanya Cristiano meminta penjelasan.

Karena mereka berdua kemarin malam benar benar melihat mereka berdua sedang melakukan hal seperti itu. Dan mereka tidak akan mungkin salah akan hal ini.

"Apaan sih? Ga jelas banget. Ayo Rose.... Kita berangkat." Ajak Dosen Jay.

"Nih buktinya!" Celetuk Cristopher. Dia menunjukkan layar ponselnya yang sedang menunjukkan temannya itu sedang berbuat macam-macam dengan Rose.

Rose menatap beberapa orang yang sedang menunjukkan foto itu. Dan dia tentu saja terkejut. Astaga! Demi apa ada foto yang seperti itu?!

"Hey... Itu cuma kebetulan aja karena Dosen Jay mabuk. Ayolah... Kita damai aja, oke?" Tanya Rose dengan tersenyum lebar.

"No. Bayar! Harga nya 5 juta? Worth it kan?" Ucap Cristopher.

Kemudian Dosen Jay mengangguk dan dia merasa sangat berat dan enggan sekali untuk menyerahkan uang sisa gajian nya itu.

Dan dua kembaran itu segera tersenyum lebar. Memberikan foto yang telah dia cetak itu pada Dosen Jay dan Rose. Kemudian melambaikan tangannya.

Rose menghela napasnya. Apa yang harus dia katakan pada Dosen ini? Jangan sampai dia salah paham dengan hal itu.

"Bukan aku. Sumpah! Aku ga ngelakuin hal itu pak!" Kata Rose dengan bersungguh-sungguh.

"Really? Okay. Segeralah naik ke mobil. Ada jadwal yang sangat padat jadi ini. Nanti kena DO loh." Ketus Pak Dosen dengan sangat tegas sekali.

Rose mengangguk. Ini semua karena duo Criss itu. Andai saja jika dia tidak mengintip ke kamar nya. Jadinya salah paham seperti ini. Memangnya dia cewek apa?!

Rose menguap lebar. Dan segera membuka mobil nya.

"Apa yang terjadi semalam? Apa dia melakukan hal bodoh seperti ini?" Tanya Dosen Jay dengan menyimpan foto itu pada laci meja belajar nya.

---***---

Cuaca di kampus sangatlah dingin sekali. Tapi dia merasa sangat menanti hari dimana akan ada liburan musim dingin setelah skripsi pertama dan itu akan memakan waktu sebanyak 4 bulan liburan. Oh! Ga sia sia memang belajar mati matian. Karena libur nya sangat lama sekali.

Mungkin hanya tersisa jadwal organisasi saja. Dan untungnya Rose hanya mengikuti organisasi musik dan ketuanya adalah Dosen Jay.

Setelah turun dari mobilnya dia jadi pusat perhatian semua orang. Para mahasiswa dan mahasiswi begitu curiga sekali dengannya. Dan lihatlah disana... Wendy dengan wajah nya yang merah sekali sepertinya marah dengan nya. Aduh... Apa dia akan di bully lagi?

"Ehem. Cie... Sama calon suami gue yah?" Kata Chika dengan tertawa terbahak-bahak. Dia sangat menyukai dosen itu.

Rose membuat ekspresi seolah-olah dia akan muntah. Kemudian berjalan di koridor kampus. Tujuan pertamanya tentu saja KANTIN. Dia belum sarapan. di rumah dosen itu hanya ada nasi. Namanya bukan makan jika seperti itu.

No rice no eat. Itu lah prinsip dunia makanan. Ahahah....

Rose berbisik pada Chika jika dia akan melakukan taruhan dengan nya.

"Taruhan? Jika menang dapat apa?" Tanya Chika.

"Yang menang di traktir sama yang kalah." Jawab Rose.

"Alah... Udahlah ambil gih makanan yang Lo mau. Gue bayarin. Uh!" Keluh Chika dengan merasa sedih juga dengan temannya yang satu ini.

"Nah! Gitu dong. Thank you my Chika!!" Kata Rose dengan mencium pipi teman nya yang tembam itu.

"Ih. Sorry gue bukan lesbian." Ketusnya dengan membuat Rose tertawa terbahak-bahak.

Temannya itu selalu saja menjaga jarak dengan nya. Karena berpikir jika Rose adalah orang yang suka sesama jenis. Apa karena jiwa jomblo Rose yang terlalu berlebihan? Ih. Memalukan sekali memang...

Rose diam sejenak. Dia merasa bingung memilih makanan apa saat ini. Tapi dengan cepat nya dia memilih mie spaghetti dan beberapa makanan lainnya seperti sup daging dengan nasi, dan Mac and cheese.

"Minumnya.... Orange jus. Oke?"

"Baik kak... Tolong ditunggu yah." Jawab sang pelayan.

avataravatar
Next chapter