12 12. First Time to Salon

Rose yang sedang makan di kantin dengan rambutnya yang penuh dengan coklat mengeras itu sedang ditertawakan oleh teman-temannya. Hingga salah satu pria datang ke arah nya. Itu adalah Jerome yang sudah 1 jam memperhatikan orang itu. Akhirnya dia merasa luluh juga, kasihan juga bila di pikir-pikir. Rose menatap beberapa orang yang menertawakan nya. Awas saja jika dia sudah siap. Dia akan menjadi orang yang sangat kuat sekali untuk mematahkan leher mereka semua.

Jerome datang dengan memberikannya sebuah handuk kecil. Menarik tangan nya dan mereka berdua berjalan ke koridor koridor kampus.

Aduh... Kenapa anak orang kaya ini narik tangannya Rose sih? Rose sendiri kebingungan dia hendak melepaskannya tapi tidak bisa. Seolah-olah tangannya di-lem dengan sangat erat sekali.

"Ada apa sih Jerome?" Tanya Rose dengan menatap orang yang sedang sibuk dengan sesuatu yang ada di tangan nya itu. Rupanya itu adalah sebuah shampo. Astaga. Dia menyuruhnya untuk mandi lagi? Sudah 2 jam dia mandi tapi tetap saja coklat itu tidak mau hilang. Malahan lebih lengket sekali.

"Ga bisa! Udah gue coba. Palingan gue harus botak dulu baru bisa." Ketus Rose dengan berjalan membelakangi nya. Sungguh melelahkan sekali hidupnya ini dengan Bullyan nya dari Wendy.

Kini anak itu sedang berada di rumah sakit karena katanya kakinya retak. Salah sendiri dia nyebut di kolam ikan pake lompat. Padahal tahu kalau kolam nya dangkal. Jadinya kakinya retak karena salah menginjak. Sedikit senang tapi juga sedikit sedih, dia ditelepon ibunya. Disuruh untuk segera pulang ke rumah. Sudah pasti dia hendak menghukum nya. Sungguh melelahkan sekali.

Rose diam sejenak. kemudian membalikkan badannya. Kenapa Jerome masih menunggunya disana?

"Ada apa sih sama Lo?! Udahlah jangan maksa---"

"Gue tau apa yang harus Lo lakukan. Cepetan ikut!!" Serunya dengan menarik tangannya lagi.

Astaga... Pria ini sungguh gemar sekali menarik-narik tangan para gadis. Rose mengerutkan keningnya. Karena udara dingin di Australia dia jadi sangat malas sekali untuk bergerak. Dan sekarang... Dia malah di ajak pergi dengan Jerome. Sungguh menyebalkan sekali rasanya. Kenapa dia tidak bisa pergi saja sendiri sana?! Ga usah tarik tarik Rose.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan segera pergi ke salah satu salon yang sangat megah sekali. Sebenarnya itu akan menjadi pertama kalinya bagi Rose untuk pergi ke salon. Entahlah... Semoga saja dia tidak membuat malu.

ROSE POV:

Hari itu gue pikir bakalan jadi hari apes gue tapi nyatanya ngga apes-apes banget. Rupanya masih ada orang yang mau nolong gue. Meski orang nya itu orang yang paling dia benci setahun yang lalu, karena mencuri kaset lagu Solonya. Tapi sudah setahun berlalu dia pikir mereka berdua bisa berubah. Dan mereka beruda juga sudah melupakan hal kelam itu.

Dia ngajak gue ke salon. Tempat yang sangat ga cocok buat gue. Gue aja jarang menyisir rambut. Gimana gue mau di make up? Bahkan datang ke kampus aja cuma pake bedak tabur dan pelembab saja. Gue bahkan jarang pake lipstik. Biasanya pake liptin atau lipbam doang.

"Gue ga mau pergi ke salon." Ucap ku. Tentu aja gue ga mau. Nanti kalau wajah gue di rubah jadi kayak artis Korea yang imut imut itu gimana? Ah... Dia lebih suka image yang cool dan serem.

Ga apa apa ga punya cowok. Gue juga lebih tertarik sama cewek.

"Lo mau rambut lo kayak sarang tawon? Ada ada aja. Udahlah jangan kayak gini. Malu maluin. Tau." Kata Jerome dengan mengejek ku.

Apalah yang dia inginkan itu. Gue cuma nurut aja. Yang penting itu gratis gue mau mau aja. Barangkali dia juga di traktir makan? Lumayan kan.

Setelah perjalanan yang agak jauh dari kampus, akhirnya gue sama Jerome sampai di tempat nya. Tempat nya bener bener feminim banget. Serba girly dan sangat PINK.

Waktu gue masuk gue langsung di sambut sama orang banci.

Gue duduk disalah satu sofa yang di sediakan hingga Akhirnya dia dipindahkan ke tempat keramas rambut. Gue nurut aja. Dan sedikit jijik dengan pria yang ada disebelah ku. Lihatlah badannya kekar tapi dirinya sangatlah gilry. Bahkan cara bicaranya yang menye-menye kayak cewek aja. Apa itu? Eyeshadow? Astaga... Apakah ada orang laki-laki yang pakai eyeshadow?

Mereka mencuci rambutku. Dan mengomeli karena aku jarang merawat rambutku sampai banyak sekali helai nya yang rontok begitu saja. Ga peduli. Yang penting gue bisa tidur sekarang.

POV OFF

---***---

"Kau pacarnya...." Tanya orang banci itu dengan mengoleskan sabun pada kepala nya Rose.

"Bukan." Jawab Jerome. Dia tersenyum saat melihat wajah cantiknya Rose meski dia masih tidur. Bukankah itu terlihat imut sekali?

Orang banci itu tertawa. Dia tau sekali jika orang yang ada di depannya ini sangatlah cinta dengan cewek ini.

"Ehem!" Orang banci itu pura pura batuk agar Jerome tidak melihatnya sampai sebegitu nya. Dia jadi nyamuk diantara Jerome dan Rose.

Setelah itu Rose terbangun karena suara hair dryer dan masih ada Jerome disebelahnya. Giliran cowok itu yang sedang tidur. Dan aku ga mau Rose harus nunggu cowok itu untuk bangun. Saat dia sudah bangun rambutnya malahan diberi warna silver.

"Hey... Jangan aneh aneh lah." Ketus Rose dengan bercermin.

Tapi.... Wajahnya oke juga bila di beri warna ini.

"Gimana? Bagus toh? Aku ini tau loh kalau kamu itu sebenarnya cantik. Cuma ga tua aja caranya merias diri. Nih. Eike... Kasih diskon. Nanti you datang kesini yawh..." Kata sang pria dengan menggunakan napas dibagian akhirnya. Sungguh jijik sekali melihat gerakan tubuhnya yang meliuk-liuk seperti ular keket.

"I-iya... Makasih." Jawab Rose dengan menggaruk telinga dan kepalanya yang tidak terasa gatal sebenarnya. Hanya dia jadi salah tingkah saja.

Dia duduk disana dengan bermain ML di hp nya. Sekitar 30 menit an seseorang terbangun dan rupanya Jerome. Dia menguap lebar dan mengatakan maaf. Rose mematikan ponselnya karena dia kalah. Kemudian menghela napasnya.

"Ya ga apa apa. Lo ngantuk banget hah?" Tanya Rose. Dia agak takut jika pria ini mengendari mobilnya dengan tidak berarti bila sudah ngantuk seperti itu. Yang ada malahan sangat bahaya sekali dia tidak tega dengan hal itu.

"Rose.... Aku ingin minum tequila. Mau ikut minum?" Tanya Jerome.

"Ngga! Bikin suara jelek." Ketus Rose dengan masuk ke dalam mobilnya Jerome. Dia ngantuk sekali. Apalagi setelah mendengarkan jika ada banyak sekali tugas.

Ada dua tugas yang sangat berat. Dia bingung harus mengerjakan apa. Dan malah memutuskan untuk bermain ponsel. Itulah Rose. Padahal tugas itu sudah seminggu yang lalu.

avataravatar
Next chapter