9 9 : Permintaan Maaf Yang Terpaksa

.

"Jangan menghindar! Temui saja mereka! Kami berada di belakang mu!" Ujar Ibu Chun Hi begitu Jeong Hea memutar tubuhnya ke belakang.

" Aku tidak berniat lari, tapi Ibu Chun Hi aku takut mereka akan membuat masalah di tempat ini jika aku menemui mereka." Jelas Jeong Hea ragu.

"Mereka tidak akan berani! Jumlah kita juga sama banyak dengan mereka. Teras kedai ini dilengkapi CCTV, jika mereka berulah kita kirim saja bukti rekaman CCTV ke polisi!" Tukas Ibu Chun Hi meyakinkan.

"Baiklah! Akan aku tanyakan apa mau mereka yang sebenarnya. Aku ingin sekali meninju wajah keparat itu jika tidak mengingat reputasi bibiku." Tukas Jeong Hea menarik, mengangkat lalu mengikat semua rambutnya ke atas.

" Hati-hati dengan kata-kata yang akan kau ucapkan padanya Jeong Hea. Bisa-bisa dia membakar kemarahan mu untuk membalik keadaan. Jangan mudah terprovokasi dengannya! Kamu ingat itu baik-baik ya, Jeong Hea!" Nasihat Yun Hee ikut mencemaskan sahabatnya itu.

"Bagus Nak! Lawan mereka dengan keberanian mu!" Ibu Chun Hi memberi semangat.

Dengan tapak kaki berjalan tegap Jeong Hea mendatangi kawanan Man Shik yang masih tampak congkak dan angkuh. Bisa dilihat jika kedatangan mereka bukan tujuan nyata melainkan tekanan dari pihak lain yang entah dari mana hingga membuat mereka sudi untuk menghampiri Joeng Hea di tempat kerjanya.

"Aku datang ke sini untuk menyelesaikan masalah di antara kita. Jangan membuatku semakin sulit. Kita selesaikan semuanya dan aku akan membayar mu banyak jika kamu menuruti semua. Jadi, kamu bisa memenuhi semua keinginan mu dengan uang yang akan aku berikan!" Ujar Man Shik memulai negosiasi.

"Apa maksudmu? Aku tidak paham dengan apa yang sedang kamu bicarakan!" Balas Jeong Hea sembari terus berhati-hati dan waspada.

"Aku ke sini untuk memberimu itu! Lihat di sana!" Tunjuk Man Shik pada salah seorang sopirnya yang sedang membuka sebuah koper hitam yang dibawa oleh salah seorang anak buah Man Shik.

Koper itu berisi penuh dengan uang. Dan saat sang sopir membukanya hingga ke dalam terlihat jelas semua isinya adalah uang. Bagi Jeong Hea tentu saja membuatnya tergiur karena ia tak pernah sekalipun melihat uang sebanyak itu seumur hidupnya. Namun pasti ada alasan yang besar jika seorang pria pelit dan licik seperti Man Shik sampai akan memberi nya uang sebanyak itu.

"Aku perlu melakukan apa untuk mu, hah? Tidak mungkin gratis, kan?" Jeong Hea melempar pandangan curiga.

"Cukup dua hal. Pertama kamu harus menandatangani surat bahwa kamu tidak akan mengatakan apapun tentang uang yang aku berikan kepadamu ini. Dua setelah ini aku akan meminta maaf kepadamu dan akan aku rekam untuk ditunjukkan kepada media, dan setelah itu kamu tidak akan menuntut apa-apa lagi, mengerti?" Jelas Man Shik dengan mata angkuhnya.

" Baiklah, tapi ada satu syarat dariku, aku juga memainkan kartuku. Aku meminta mu untuk menandatangani surat pernyataan bahwa kamu tidak akan membalas dendam mu berupa apapun kepadaku setelah acara ini sudah direkam! Paham?" Pinta Jeong Hea dengan kelingan mata.

"Apa? Mana bisa begitu?" Man Shik terkejut seolah Jeong Hea paham apa yang ada di pikirannya.

"Ah itu hanya untuk berjaga-jaga, aku hanya ingin melindungi diriku! Jika tidak bersedia ya sudah lupakan saja semua! Cepat Pergi dari sini!" Jeong Hea berbalik arah yakin jika Man Shik akan menimbang ulang lagi permintaannya.

"Hei! Baiklah! Tunggu dulu!" Man Shik seolah dibuat kesal oleh sikap Jeong Hea. Ia pun mengepalkan tangannya dan menggebrak mobilnya. "Sini, mana kertas yang kamu minta, akan ku tanda tangani!"

Man Shik merasa terpojok, ia tidak boleh bertindak ceroboh. Yang harus ia dulukan adalah menyelamatkan diri dan namanya di perusahaan SungWoo Fortune. Soal membalas dendamnya pada Jeong Hea masih bisa ia lakukan lagi di lain hari saat suasana sudah mulai tenang dan Kakeknya sudah melupakan kejadian ini.

"Tunggu sebentar akan aku siapkan!" Ujar Jeong Hea lalu berlari ke dalam kedai, meminta kertas pada Ibu Chun untuk membuat coretan permintaannya pada Man Shik yang harus ditandatangani pria itu.

"Hah, selesai! Uang, aku datang!" Ujar Jeong Hea bersemangat untuk menjemput koper berisi penuh dengan uang yang akan diserahkan Man Shik kepadanya.

Setelah masing-masing pihak menandatangani surat perjanjian maka video pun dibuat. Dalam video tersebut, Jeong Hea bersedia memaafkan perbuatan Man Shik padanya.

Dari kejauhan, Pria dengan jas putih dengan kemeja hitam dan kacamata hitam sedang mengamati di balik kaca mobilnya. Ia adalah Jun Kyun Young. Terbentuk senyuman di wajah Kyun Young karena berhasil mengerjai Man Shik. Ia hanya ingin mengajarkan kepada Man Shik untuk menahan perilaku buruknya. Apa lagi jika menyangkut kepentingan perusahaan.

Saat pembuatan video, Jeong Hea menerima uang pemberian Man Shik. Ia membuka satu per satu gebokan uang tersebut karena khawatir Man Shik menipunya. Hingga sekilas senyuman pun terbentuk di wajahnya, ' Bagus uang ini semuanya asli!' Jeong Hea tersenyum puas!

Dan di dalam mobil Kyun Young pun menggelengkan kepala heran karena gadis itu mau menerima uang pemberian Man Shik itu. Ia sungguh-sungguh tak menyangka jika maafnya bisa dibeli dengan harga yang mahal. Dan terbayang betapa miskinnya gadis yang sedang ia amati kini.

Setelah Man Shik dan kawanannya pergi, Kyun Young pun meninggalkan Jeong Hea. Saat ia hendak meninggalkan tempat pengamatannya, seseorang datang menghampiri Jeong Hea dan menunjukkan sekotak miso yang baru saja dibelinya. Priaitu terlihat cukup tampan dan perhatian pada Jeong Hea.

"Kak Seo Jun!" Panggil Jeong Hea terlihat akrab dengan anak sang majikan.

"Akan aku penuhi janji ku kali ini kepadamu!" Seru Seo Jun menyanggupi membuat Ramyeon untuk Jeong Hea.

.

.

.

Oppa Dosen yang mulai jatuh hati pada Jeong Hea....

Ikuti terus kelalanjutannya ya....

janga lupa memasukkan di daftar buku kalian

avataravatar