1 1

"mas refan sarapannya sudah siap, sarapan dulu ya sebelum berangkat ke kantor" ucap wanita muda yang nampak cantik dengan gamis dan jilbab rumahannya

Sedangkan pria yang ia panggil hanya melengos melewatinya tanpa harus repot repot menjawab ucapann nya

Entah sudah yang keberapa kian kali air mata wanita ini jatuh. Dia shevanya cantika putri. Gadis dengan segala kesabarannya dan kebaikannya, wanita yang memiliki paras cantik alami walau tanpa polesan make up sekali pun

Dia tidak mengerti mengapa pria yang sudah menikahi nya dua bulan ini begitu membenci nya.

Di umur vanya yang masih 21 tahun dan masih terbilang cukup mudah untuk bisa memegang penuh tanggung jawab rumah tangga.

Vanya adalah gadis desa dan bukan dari keluarga yang ber ada, suatu hari datang lah keluarga konglomrat yang rupanya sahabat dari bapak dan ibu nya semasa muda, dan yang paling mengejutkan keluarga itu ingin menagih janji mereka dengan orang tua vanya untuk menikah kan kedua anak mereka

dan jadilah sekarang Vanya dan refanno menikah tanpa di landasi cinta, bukan hanya itu vanya baru minggu minggu ini vanya mengetahui  jika ternyata suami nya itu memiliki kekasih diluar sana.

Back to topik!

Vanya menatap masakan yang telah ia buat dengan susah payah itu dengan sendu.

"gapapa vanya, makanan ini bisa dibungkusi lalu di bagikan sama pengemis pengemis di pinggiran jalan sana" vanya mencoba meninggikan hati nya sambil tersenyum tipis

Wanita cantik itu membukusi masakan yang cukup banyak itu lalu memasukannya dalam plastik

Vanya membereskan semua sudut rumah nya sampai bersih tak lupa ia mengepelnya sampai mengkilat

'Kring kring'

Vanya mengambil ponsel di saku gamis nya lalu mengangkat telpon yang ternyata mama mertuanya - mama refan  yang menelfon

"hallo assalamualaikum ma" sapa vanya sopan

"waalaikum salam sayang, sedang apa nak?? Sudah sarapan??" tanya mama arini

"alhamdulilah sudah ma, kalau mama sendiri??" tanya vanya balik

"alhamdulilah udah nak, gimana kabar kalian? Refanno memperlakukan kamu dengan baik kan nak? Kalo refan macam macam bilang ke mamah biar mamah yang jewer " ucap mama arini

"baik mah, mas refan baik kok sama vanya" ucap vanya sembari tersenyum kecut

"baiklah kalau begitu, mamah tutup dulu yah karna mamah mau liat butik" jelas mamah sambil ramah

Coba saja kalau mas refan baik seperti mamah, pasti aku makin cinta'batin ku 

"sayang ada apa??" tanya mamah

"ah enggak mah, yasudah kalau begitu mah, mamah hati hati ya" ucap  vanya

"iya nak,  yaudah assalamualaikum" pamit mamah arini

"waalaikum salam" jawab vanya lalu sambungan telepon pun terputus

..........

Disebuah mall ternama terlihat seorang wanita yang memeluk mesra tangan seorang pria berjas hitam

Mereka sedang berada di sebuah toko perhiasan ternama di mall tersebut

"sayang aku mau yang ini boleh??" ucap wanita itu manja dan diangguki serta diberi seyuman manis oleh pria tersebut

"boleh vita sayang, kamu boleh beli apapun" ucap pria itu yang tak lain adalah refanno suami dari vanya

"yey makasih sayang, i love you" wanita itu mengecup singkat pipi refan lalu refan langsung memberikan blackcard nya kepada vita

Vita arselia adalah kekasih refan selama setahun terakhir. Penampilannya berbeda 180 derajat dari vanya, jika vanya pakaiannya super tertutup, sedangkan vita pakaian kurang bahan bahkan terkesan memamerkan bagian bagian lekuk tubuh nya

Tapi walaupun begitu refan sangat mencintai wanita pilihannYa itu, berbanding balik dengan vita, vita hanya mencintai harta refan, refan yang selama ini hanya dia jadikan sebagai atm berjalannya saja

"sudah selesai? Kalau begitu mari kita pulang sayang aku ada meeting setelah ini" ucap refan sembari terfokus pada ponsel nya guna mengecek email.

"yaudah yuk pulang" refan memeluk pinggang vita dengan posesif

"sayang kamu duluan aja, aku ada janji dengan teman" ucap vita sambil tersenyum manis

"bener nih gapapa? Aku benar benar ada meeting, dan sangat penting, kalau tidak trlalu penting mungkin aku sudah menemani mu sayang" ucap refan dengan wajah menyesal

"iya sayang gapapa" vita mendorong pelan bahu tegap refan untuk segera memasuki mobil nya

Refanno pun mengendarai mobil nya menuju kantor karna memang ada meeting dengan investor

"hallo sayang, kamu tunggu di cafetaria di seberang jalan yaa nanti aku nyusul" ucap vita dalam sambungan telepon nya dan ternyata pria  itu kekasih vita juga

🍓🍓

Sore ini vanya berniat untuk memasakan rendang dan sambal hijau kesukaaan suami nya yang dia tau dari mama mertua nya.

Harum khas rempah rempah memenuhi dapur, vanya mencicipi sedikit masakannyaa lalu tersenyum puas dengan hasil karya nya kali ini.

Setelah selesai memasak vanya memutuskan untuk mandi karna hari pun sudah petang

Hanya membutuhkan waktu 15 menit  untuk vanya menyelesaikan acara mandi nya

Setelah dia keluar kamar dia mendengar suara gemericik air dari kamar sebelah, yaitu kamar refanno.

Mereka memang tidak sekamar karna itu sudah keputusan refanno dan hanya diangguki oleh vanya.

Vanya turun kebawah menuju dapur untuk menyiapkan makanan mereka karna refanno juga sudah pulang dari kantor

Vanya meletakan rendang dan sambal hijau nya di atas meja dan juga kerupuk yang slalu stay di dalam toples diatas meja

"makan dulu mas" ucap vanya dengan senyuman manis

"hm" vanya tersenyum tipis mendengar jawaban refanno

Mereka duduk berhadapan lalu vanya mengambilkan nasi dan lauk untuk refanno

"lain kali tidak usah diambilkan. Tangan saya tidak lumpuh, jangan membuat mood saya buruk dengan perlakuan sok manis kamu" ucap refanno dingin dan sarkas

"b-baik mas, maafkan saya" vanya mengucap air mata nya dengan cepat takut dilihat oleh refanno

Vanya mengambil makan untuk dirinya sendiri lalu memakan dalam diam. Sesekali dia mencuri pandang kearah refanno

Pria itu makin tampan dengan rambut acak acakannya dan wangi maskulin yang slalu menguar jika berdekatan dengan pria itu.

Vanya merutuki dirinya yang terlalu mudah jatuh dalam pesona seorang refanno kafel alfatah

Vanya sudah jatuh hati pada refanno sejak refanno melafalkan ijab kabul nya, saat itu hati nya berdesir hebat dan jantungnya berdetak cepat tapi apalah daya nya hanya gadis biasa biasa saja yang tidak mampu menarik perhatian seorang pria sesempurna suami nya refanno.

Refanno sudah selesai dia minum dan berlalu tanpa sepatah kata pun.

Vanya melanjutkan makannya lalu membereskan meja makan tak lupa juga dia mencuci piring mereka setelah itu baru dia berlalu ke ruang keluarga untuk menonton tv sembari menunggu adzan magrib.

Sedangkan refanno jangan ditanya. Dia sibuk dengan berkas berkas nya

avataravatar
Next chapter