4 Nata S Videl

"Aku minta maaf!! Maafkan kesalahan kami!" Kata Juni ketakutan.

Bagaimana tidak merasa takut, apa yang ada di hadapan mereka ini seperti bukan manusia. Ia dapat melesat secepat kilat dan memiliki kekuatan sekuat gajah.

"Nata, kita lupakan saja masalah ini ya" Sahut Dani ketakutan.

"Ben bicaralah sesuatu!" Kata Juni.

"Hahahaha aku tidak akan minta maaf pada siapapun" Kata Ben. "Maju kau! Aku tidak takut denganmu!" Lanjut Ben.

Apa yang dikatakan Ben tidak sesuai dengan keinginan tubuhnya. Jika kalian melihat tubuhnya saat itu, ia gemetar tak berhenti karena ketakutan pada kekuatan Nata.

"Hoo hebat juga kau rupanya berani menantangku." Kata Nata sambil tersenyum dingin.

Sekali lagi, Nata melesat kearah Ben.

"Hmm.. bagaiman kalau aku gunakan 10% kekuatanku, apakah km masih bisa bicara setelah itu." Kata Nata.

Nata lalu melolmpat dan memukul kepala Ben.

"Bangg!!!!" Suara tumbukan tangan Nata ke kepala Ben

"Ahhh!!!!!!!!" Teriakku.

Aku sangat terkejut melihat apa yang ku saksikan saat itu. Kepala Ben menghilang dan tubuhnya hancur parah. Tulang belakangnya terlihat mencuat dari tubuhnya yang sudah tak bernyawa itu lagi.

"BEN!!!!" Teriak Juni dan Dani.

"Aduh, maaf ya. Aku nggak tau manusia tubuhnya lemah begini." Kata Nata mengejek. "Yah mau bagaimana lagi memang kalian makhluk rendahan sih." Lanjutnya.

"Kau gilaa!!!" Teriak Juni.

"Monster!!!!" Teriak Dani.

Aku hanya bisa terdiam di tempat menyaksikan keganasan Nata. "Monster" itulah satu kata yang terlintas dipikiranku.

Setelah itu, Nata menyentuh sisa tubuh Ben dan muncul semacam cairan dari tubuh Ben. Cairan itu membangun kembali tubuh Ben yang telah hancur.

"Nih sudah aku kembalikan bentuk mu." Kata Nata.

Ben kembali bernafas namun matanya masih terpejam seakan dia pingsan.

"Selanjutnya si Rio itu, kelempar kemana dia." Kata Nata.

Tiba-tiba muncul sayap dari punggung Nata. Ia pun melayang dan melihat sekitar.

"Oh disitu rupanya." Kata Nata sambil melirik tubuh Rio yang sedang terkapar.

Nata terbang menuju tempat Rio berada. Ia menyentuhkn jarinya di dada Rio. Sebuah sina memancar dari jari Nata. Ketika sinar itu menghilang, luka-luka yang ada di tubuh Rio pun menghilang.

"Nah sekarang tinggal menghapus ingatan semua yang ada disini." Kata Nata sambil mengacungkan jarinya keatas.

Cahaya keluar dari jari Nata dan menyelimuti kami semua. Saking terangnya mataku sampai terpejam. Tubuhku yang masih shock juga akhirnya pingsan.

"Uhmm" aku membuka mataku.

Saat mataku terbuka aku melihat Nata yang menggendongku berjalan kearah panti asuhan.

Melihat wajah Nata, aku teringat kejadian di gang tadi.

"Kau! Monster! Turunkan aku!" Jeritku.

"Hoo, kau tidak hilang ingatan rupanya." Kata Nata sambil tersenyum. "Tenanglah manis, aku tidak akan menyakitimu." Lanjutnya sambil tersenyum padaku.

"Turunkan aku!" Kataku.

"Kau yakin?" Tanya Nata.

Mendengar perkataannya, aku melihat kebawah. Seketika tubuhku lemas. Kami tidak berada di darat! Melainkan melayang di udara.

"Kalau kau mau, aku bisa ajasih melepaskanmu." Kata Nata sambil tersenyum.

Aku hanya terdiam dan tidak berkata ataupun melakukan apapun lagi.

Tak lama kemudian kami tiba di dekat panti. Nata mendarat tepat di belakang gedung seni.

"Nih sekarang kau aku lepaskan." Kata Nata.

"Kamu, siapa kamu sebenarnya?" Tanyaku.

"Hmm? Kau ingin tau siapa aku?" Kata Nata.

Nata mengambil ranting pohon di dekatnya dan menulis sesuatu si tanah.

Setelah ia selesai menulis, terlihat ada tulisan "Nata S Videl" di tanah.

"Itukan namamu, aku sudah tau itu! Yang ku maksud adalah makhluk apa kau sebenarnya?!" Kata ku.

"Hahaha masih tidak mengerti juga?" Kata Nata. "Dasar manusia memang bodoh." Lanjutnya.

Ia lalu menulis sesuatu di bawah tulisan namanya. Kali ini aku memperhatikannya dengan seksama.

Tulisan kedua yang ditulis Nata membuatku terkejut. Betapa tidak, apa yang dia tulis saat itu tidak masuk akal.

"deVil SataN" begitu bentuk tulisan kedua yang dibuat Nata.

"Apa maksudmu?!" Tanyaku

"Sudah jelas aku tulis disana, apa kau masih tidak mengerti juga?" Kata Nata. "Aku adalah Satan, makhluk terkuat dan penguasa neraka." Lanjutnya sambil tersenyum.

Aku berusaha berfikir dengan logika ku. Semakin aku berfikir semakin aku menyadari bahwa ini masuk akal. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa, dapat mengancurkan juga dapat menyembuhkan. Ditambah lagi sayapnya itu tadi, bentuknya seperti sayap yang ada dilukisan malaikat tapi miliknya berwarna hitam.

"Yah karena ingatanmu memang tak bisa ku hilangkan jadi percuma saja aku berusaha menutupinya." Kata Nata. "Tapi ingat, jika kau memberitahu siapapun tentang ku, bukan hanya kau saja yang mati tapi semua yang tau rahasia ku juga akan ku bunuh." Lanjutnya.

"Kesialan apa yang menimpaku saat ini." Ktaku dalam hati.

Aku tak tau harus bagaimana, ini seperti tidak nyata dan terlalu mengerikan. Bisa-bisanya aku bertemu monster seperti ini setelah aku pindah.

"I.. iyaa.. aku berjanji tidak akan mengatakan apapun." Jawabku gemetar.

Melihat jawabanku itu, Nata tersenyum kembali. Ia lalu memasang kacamata dan merapikan poni rambutnya. Sekarang dia terlihat seperti Nata culun yang aku kenal.

"Oiya satu hal lagi, mulai sekarang kau harus mengikuti semua keinginanku." Kata Nata sambil melihat ku.

"Haa?? Apaa mau mu!!" Kata ku.

"Tenanglah, aku tidak suka "bermain" dengan wanita dari kalangan manusia." Kata Nata tersenyum.

"Kau!!!" Kataku.

"Haa?apaa? Hahaha" Kata Nata sambil tetawa.

Saat itu aku melihat Nata tertawa seperti manusia pada umumnya. Wajahnya saat itu tidak terlihat sebagai sang Raja Neraka tapi lebih seperti seorang teman yang sedang bercanda.

*********************

Hai buat yang baca, gimana chapter "STRINGS OF FATE" yang ini menurut kamu?

Kira-kira bakal terjadi hal apalagi ya antara Ren sama Nata? 🤔

Kalau kalian ada pertanyaan atau ingin kenal authornya lebih dekat silahkan follow akun social media ini:

Instagram/Twitter: bushhlightyear

Dm ajaa pasti saya balas😄

avataravatar
Next chapter