1 Ternyata Mimpi (1)

"Fath, Bangun nak sudah pagi"

"Hmmm"

"Fath... Bangun...!!! Sudah jam berapa ini..!" teriakan ibuku yang sudah memegang sapu, yang mungkin akan melontarkan pukulan super mother.

"Iya bu, Aku udah bangun"

"sana cepat mandi...!".

Serentak dengan kedoyongan badan yang tidak stabil karena bangun tidur ku hampiri kamar mandi yang terletak di belakang rumah, namun aku terkejut dengan kondisi badanku, "aneh" gumamku sambil bercermin, jujur aku gemuk sekali dengan berat 62 kg dengan tinggi 162 cm di usia remaja 16 tahun, tak begitu nyata namun ini realistis untuk kurasakan, badanku berubah menjadi sispack dengan otot elegant yang tidak terlalu besar seperti kaum adam pada umumnya.

"hah... apa benar ini aku"

"sungguh aneh, tapi nyata"

"apa aku sedang bermimpi",

"Ah... sudahlah...!" aku tak menghiraukan situasi saat ini, aku cuci muka dan membersihkan diri setelah itu seperti biasa menggunakan pakaian seragam SMA dan pergi ke dapur untuk mengisi bahan bakar kehidupan (sarapan), tak lama setelah itu.

"Fath...!, apa apaan pakaian mu itu"

"kenapa bu, apakah ada yang salah denganku"

"kamu dapat darimana pakaian cupu itu"

"aneh, ibu bilang ini cupu" gumamku di hati,

"dari almari baju seperti biasa bu..."

"cepat ganti...!, kau ini...! ini hari pertama mu sekolah di Akademi Sihir HIT, jangan permalukan ibumu dan juga Nama Baik ayahmu, cepat ganti dengan baju peninggalan ayahmu yang ibu simpan di dalam peti di bawah ranjang tidurmu..!"

setelah itupun aku pergi ke kamar dan mengganti seragam SMA ini Dengan menggunakan pakaian serba hitam peninggalan ayahku yang di simpan di dalam peti itu, aku tak tau kalau ibu menyimpan semua itu, setelah itu akupun pergi ke akademi dengan arah yang telah di tunjukkan oleh ibu, walau tak jauh dari rumah akupun masih bingung... sejak kapan Sekolah SMA One Plus HIT (OPH) berubah jadi sebuah Akademi Sihir HIT.

.....

Sesampainya di gerbang Akademi aku pun masih bingung, karena gedung ini tampak asing dan bukan seperti SMA OPH yang biasanya aku tempati, namun orang orang di sini tak jauh beda dengan orang orang SMA OPH terutama dia pacarku yang bernama "Neitly Yutam".

"Pagi sayang..." Sapa Neitly

"Pagi juga, Neitly... Apa kabar..?"

"Baik sayang... bagaimana latihanmu kemarin..?"

"Latihan apa yang...?"

"Bukankah kamu mau menjadi ahli sihir seperti ayahmu...?"

sejak kapan ayahku jadi ahli sihir bahkan menjadi tokohnya, entah apa yang ada di pikiran ku namun aku tak ingan itu semua dan aku hanya menjalani apa yang ada di depan ku, aku tak tau apa yang terjadi sebenarnya kepalaku hingga sakit memikirkan itu.

avataravatar
Next chapter