2 Baru~

"WOY WOY LEMPAR SINI!! GUE BELUM SELESAI"

"ITU BUKU GUEEEE"

"BIRUU, SINI GAK?!!"

Biru yang mendengar itu pun langsung lari ke bangku paling belakang. Ia melihat jam di tangannya dengan nafas yang tidak beraturan.

"sebentar aja, gue benar-benar harus nyontek. tega lo sama manusia tampan kek gue?" bujuk Biru dengan nada memelasnya. Ia pun kembali menyatat jawabannya.

"enak aja sebentar sebentar" Biru pun tersentak mendengar gebrakan meja didepannya. alhasil, pulpen yang ia pegang jatuh.

Biru menatap Shelly dengan mata membulat. "KAGET GUE SETAN" Biru mengambil pulpen nya yang jatuh tadi. "Pliss, Shell" lanjut biru seraya memohon.

"ENGGAK!!" Shelly pun merebut bukunya yang ada ditangan Biru. kesal, itu yang Shelly rasakan sekarang. "belajar makanya" Shelly pun berlalu dari hadapan Biru.

"Tapi Shell-"

"pagi semua" Seorang guru pun masuk kedalam kelas. Ia pun meletakan beberapa buku di mejanya. "keluarkan PR kalian" pintanya.

Biru membulatkan matanya saat mendengar itu. pasalnya, ia belum sepenuhnya menyalin jawaban tadi.

semua murid pun berdiri dan memberikan bukunya kepada guru didepan.

"kurang satu. Biru, mana PR kamu?" Bu Titi bertanya saat ia tau, hanya nama Biru yang tidak ada.

"SABIRU ALEXANDER!!" Biru terlonjak kaget mendengar teriakan itu. Ia pun kikuk dan tidak tahu harus apa.

Biru menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "anu bu, saya lupa. hehe"

Bu Tiwi pun berdiri dan berdecak pinggang. "keluar dari kelas saya. kamu saya anggap alfa, Biru"

Biru pun mendengus kesal. Ia melirik kearah teman-temannya. ia jengkel melihat mereka menahan tawa. "iya Bu" Biru pun bangkit dan keluar dari kelas.

****

Biru pun duduk bersandar di bangku lapangan. Ia masih kesal hari ini. "kelar lo, Shel sama gue." Guman Biru. Ia pun merebahkan dirinya di bangku.

"WOY, BANG BIRU!" Teriakan itu berasal dari tengah lapangan. sontak membuat Biru bangun dari posisi tidurnya.

"Basket yok. daripada tiduran aja." ajak Rizky saat mendekati kakak kelasnya itu. "Ayan lu tidur mulu" lanjutnya.

Biru menoyor kepala Adik kelasnya itu. biasa bisanya ia tidak sopan. "brengsek. lo kali yang ayan" Biru terkekeh.

Rizky mendengus mendengar ucapan Biru. Ia langsung menarik kerah seragam Biru, untuk berdiri dan berjalan ke lapangan. "Buru, Bang."

"Sialan, lepasin tangan lo ga. songong amat" Biru menarik-narik tangan rizky yang menarik kerah bajunya. tarikannya keras, otomatis Biru langsung berdiri.

Rizky terkekeh melihatnya "ga guna sopan sama lu, Bang." Ia pun tetap menarik Biru untuk bergabung ke tengah lapangan.

"yok main" ujar Rizky saat mereka sudah berada ditengah lapangan.

Biru langsung membenarkan kerah seragam nya yang miring karna ulah Rizky. kini ia berada ditengah lapangan, dan dikelilingi adik kelasnya. hanya ia yang anak kelas 12 disini.

Biru merebut bola basket dari tangan Zidan dengan cepat "ayo cepet! bagi tim bagi tim!!" Ujar Biru dengan terus mendribel bola nya.

sontak semua anak yang disitu kaget dan langsung membuat formasi. "Kakel sinting!" Gerutu Rizky. Ia pun mengejar Biru dan mencoba merebut bola.

"SABIRU!!! KAMU IBU SURUH KELUAR, BUKAN UNTUK MAIN!" Teriakan itu menggelegar sampai tengah lapangan.

Baru 2 menit Biru berlari, ia pun terhenti karna mendengar teriakan itu. Ia langsung mencari dimana suara itu. betapa kagetnya Biru, saat melihat kearah lorong. disana Bu Tiwi sedang berdecak pinggang dengan mata melotot ke arahnya.

"SINI KAMU, BIRU!" Seru Bu Tiwi

Biru pun mengangkat tangan dan membentuk tanda maaf. "Iya bu, iyaa. ampun" Biru bergegas lari dari lapangan.

"jangan lari, Biru!"

"Rizky sialannnn" ia Berguman menatap Rizky dan langsung bergegas menghampiri Bu Tiwi.

Biru pun menundukkan kepalanya dengan wajah memelas. "Itu Rizky, Bu yang ngajak saya." Ia pun langsung memberi pembelaan.

"ibu tidak mau dengar penjelasan kamu" Bu Tiwi langsung menjewer telinga Biru. "Kamu itu kakak kelas, harusnya kamu kasih panutan yang baik ke mereka. bukannya ikut main main seperti itu" lanjutnya.

"Aduh buuuu, tapi itu Rizky narik narik saya. suerrr" ia mengaduh karna merasa telinganya sangat panas. "Sakit aduh,Buu."

Bu Tiwi tidak menghiraukan ocehan Biru. Ia tetap menjewer dan berlajalan. "kamu ibu hukum"

******

avataravatar
Next chapter