webnovel

Story at school

Realistic
Ongoing · 66.9K Views
  • 38 Chs
    Content
  • 5.0
    31 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Zell, seorang pemalas yang kerjaannya hanya main game dan nonton Anime. Kehidupannya mulai KEMBALI kacau sejak kelas 2 SMA di mana dia KEMBALI dipaksa untuk mempelajari perasaan orang lain dan menyelesaikan masalahnya sendiri serta orang-orang yang terlibat dengan kehidupannya. Yuuki, adalah Adik Zell yang memiliki sifat terbalik dengan kakanya. Ishiki yang merupakan tetangga sekaligus teman masa kecil Zell yang ceria dan atletik. Ryuga, teman seperjuangan Zell yang sudah berusaha keras agar dapat berubah menjadi lebih baik. Yang terakhir adalah Rainata, murid baru yang mulai terseret dalam kehidupan Zell. Diantara mereka mulai timbul sebuah perasaan yang tak dapat mereka mengerti... "Dalam pertemanan, jika hanya hal kecil dapat membuat kita tercerai berai, maka dari awal kita memang tak begitu mengerti satu sama lain" 《Ishiki》

Tags
6 tags
Chapter 1SEBAGIAN PUZZLE I

"Waktu" adalah hal yang sangat merepotkan....

Zell adalah namaku, semangat artinya, sangat berkebalikan dengan sifatku yang pemalas, aku tak akan melakukan sesuatu yang tidak harus aku lakukan, tapi jika memang harusku lakukan maka akan aku lakukan dengan cepat, mungkin motto hidup ini berasal dari Oreki Houtaru, tapi dibandingkan dengannya yang hanya ingin menghemat tenaganya aku lebih tepatnya hanya ingin menghemat waktuku, aku hanya ingin menyelesaikan segalanya dengan cepat lalu bersantai.

Hari-hari terus berganti, tak ada hal istimewa yang terjadi dikehidupanku, yang ada hanyalah kehidupan yang membosankan,  tapi entah kenapa aku menyukainya, sifatku, fisiku, jalan pikiranku, apa yang aku miliki, hari-hariku, aku sangat menyukainya, aku berharap jika ini tak pernah berakhir, bahkan aku bersyukur dengan fisik lemahku ini, aku dapat memanfaatkannya untuk menghindari pekerjaan yang harusnya aku kerjakan menjadi orang lain yang harus mengerjakannya, ini adalah kehidupan yang sempurna.

Senin, awal semester baru, urutan ketiga paling samping dekat jendela adalah tempat duduk favoritku, tak lama lonceng berbunyi dan perlahan kebisingan menghilang.

Tak ada hal yang menarik yang terjadi di sekolah, yang kurasakan hanyalah ocehan bising dari orang yang duduk di sebelahku, namanya adalah Ryuga, sebenarnya aku telah mengenalnya sejak kami masih SD, tapi dibanding dengan menyebut teman, dia lebih memilih menyebutku dengan seorang rival, jujur aku tak begitu mengerti apa maksudnya.

Tapi jika memang seseorang yang sudah duduk berdekatan selama 10 tahun mungkin tak akan bisa disebut hanya dengan sebutan teman, mungkin lebih jauh dari itu, bisa jadi dia masih memikirkan tentang itu.

Sepulang sekolah dan pergi sekolah adalah hal yang sangat merepotkan, apalagi kelasku berada di lantai 2, menuruni anak tangga ini setiap hari jujur saja, aku membencinya, tapi aku harus melakukannya.

Saat pulang sekolah seperti ini aku tak pernah mampir kemanapun, yang aku pikirkan hanyalah melanjutkan game yang aku mainkan, entah sudah berapa lama aku sudah bermain game ini "toram online" judulnya, disana aku memiliki teman dekat yang selalu bermain bersamaku nicknamenya adalah "venz", sebenarnya aku tak tau apa di laki-laki atau perempuan, berapa umurnya, atau siapa nama aslinya, yang aku tahu dia adalah orang baik.

Dunia seolah bergerak cepat, waktu berlalu, hari pun ikut berubah dengan diiringi perubahan musim panas menjadi musim hujan, tanpa sadar PTS sudah dilakukan, aku melewatinya dengan sebisaku, jujur saja aku bahkan hampir tak belajar,  lalu tanpa sadar itu telah berlalu.

Besok adalah hari pemberitahuan nilai, hari ini aku pulang bersama ishiki, biar kuperjelas, ishiki adalah seorang gadis yang kebetulan rumahnya berada di samping rumahku, dia adalah gadis yan kepribadiaannya sangat berbeda denganku, ceria, atletik, berprestasi, aktif disekolah, dan dikenal hampir seluruh murid SMA kami, kami bahkan masih kelas 11.

Sudah kubilang jika dia berbeda dengankukan? Bahkan yang satu angkatan saja tak kenal.

Senku pernah bilang "Ketika seseorang sedang jatuh cinta yang tersisa dalam otaknya hanyalah pemikiran tak logis," bahkan lebih memilih orang yang dia cintai daripada banyak temannya. Itulah sebebnya aku membenci cinta, aku tak akan jatuh kelubang sama lagi, aku tak akan kalah hanya karena urusan hati, jika orang bilang "Cinta itu dari mata lalu turun kehati," maka aku hanya harus tak pernah melihat mereka. Jadi aku tak akan kalah.

Aku berangkat sekolah bersama adikku dan ishiki hari ini, tak lama adikku berpisah dipertigaan, dan aku terus berjalan, kami sampai di sekolah, Ryuga duduk di anak tangga seperti biasanya untuk menungguku.

Sebenarnya, aku tak pernah peduli dengan nilaiku, itu hanyalah angka, yang penting adalah dapat mempraktikannya didunia nyata, kau tau? ada banyak hal didunia ini yang tak bisa di buktikan hanya dengan menang dan kalah, jadi kali ini aku hanya mengincar nilai rata-rata, dan kebetulan berhasil. Semua orang dikelas menerima raport mereka sambil memperlihatkannya dengan teman mereka, yah.. jika dilihat dari raut wajah Ryuga aku sudah tahu apa yang dia pikirkan, jadi aku tak lagi menanyakannya,

Libur panjang berlalu dengan sangat cepat, tanpa sadar besok sudah hari pertama semester 2, dengan dimulainya semester baru ini, dimulai juga rutinitasku.

Lalu kesalahankupun dimulai.

Sudah cukup lama sejak lonceng berbunyi, namun guru tak kunjung datang, keadaan kelas semakin bising dari biasanya karena ada murid pindahan yang akan masuk dikelas kami. Yang kulakukan hanyalah menatap langit dari tempatku duduk, mungkin akan turun hujan hari ini, tak lama setelah aku berpikir seperti itu, ibu guru masuk dan seorang gadis mengikutinya dari belakang.

Suara rintik hujan mulai terdengar, suaranya mulai keluar dari mulutnya saat perkenalan, suara yang yang mulai menyatu dengan deru angin di luar membuatku semakin mengantuk saja. Kalau tak salah namanya adalah Rainata, hujan.

Padalah masih awal semester, entah mengapa ibu guru meninggalkan tugas yang sangat merepotkan, kerja kelompok, kata yang sangat membingungkan, "bentuklah kelompok dengan temanmu" saat itu keluar dari mulut guru, maka terlahirlah kelompok orang-orang pintar dan orang-orang buangan, bukan hanya itu, dalam kerja kelompok pasti akan ada orang yang akan bekerja lebih keras dari yang lain dan orang yang paling malas dalam melakukannya, apakah mereka patut dipertahankan atas dasar pertemanan? tentu tidak.

Aku bahkan tak mengerti kenapa pekerjaan ini dibuat, menurutku, meninggalkan PR atau kerja kelompok pada para siswa adalah hal yang salah, bukankah waktu para siswa telah direnggut sebanyak 45% disekolah, apakah mereka masih harus melanjutkannya dirumah? Kerja kelompok juga harus dilakukan pada hari libur, hari dimana para siswa mengistirahatkan otaknya karena telah bekerja keras selama saru minggu, jadi PR adalah suatu kesalahan.

Entah apa yang terjadi tapi ishiki mengajakku masuk dalam kelompoknya.

Yaa.. sudah dapat ditebak siapa mereka, ishiki adalah orang yang sangat pandai bergaul, jadi dia pasti mengajak si siswa baru dalam kelompoknya, dan yang satunya lagi adalah Ryuga.

Hari ini adalah hari minggu, hari ini Ryuga, Ishiki, dan Rainata berjanji datang kerumahku untuk mengerjakan tugas, Ryuga datang lebih cepat dari mereka berdua, dia mengajakku bermain game selagi menuggu, hampir setengah jam kami bermain akhirnya mereka datang. Dirumahku, aku hanya tinggal bersama adikku yang baru kelas 3 SMP. Kedua orang tuaku bekerja di luar kota, jadi dirumahku sangat tenang.

Satu jam berlalu, akhirnya tugas kami selesai, lalu kami kembali bermain game yang sama dan membuat party. Ishiki juga ikut, selang beberapa menit, ibunya Ishiki memanggilnya, di berdiri dan berjalan keluar dari rumahku, tapi Hp nya dia letakan di meja tempat kami tadi mengerjakan tugas, mungkin dia akan kembali.

Saat itu Ryuga tiba-tiba pergi ketoilet dan adikku keluar dari kamarnya.

Seperti biasa, sifat semangatnya itu tak pernah menghilang, karena dia melihat wajah baru, akhirnya dia berkenalan dengan Rainata, namanya adalah Yuuki, dia langsung duduk disampingnya dan melihat game yang ia mainkan, lalu mengatakan bahwa aku juga memainkanya, dan menyebutkan nicknameku.

Reaksi Rainata sedikit terkejut, aku bertanya-tanya apa yang terjadi, Yuuki membaca nickname milik Rainata dengan sedikit keras "Venz" tak salah lagi, aku mendengarnya cukup jelas, tapi apa-apaan ini, aku bahkan tak tau apa yang harus aku katakan padanya.

Cihhh… Sialan.

Di situasi ini aku tak pernah tau apa yang harus aku lakukan, ryuga kembali dan tanpa sengaja melihat game yang dimainkan rainata, lalu mengajaknya bermain bersama. Tak lama ishiki kembali, ishiki ikut terkejut melihat nickname yang tak asing lagi bagi kami, akupun tak menyangka akan bertemunya didunia nyata.

Gemuruh angin yang menandakan datangnya hujan, mereka bertiga bergegas pulang setelah berpamitan dengan ku dan adikku...

Malam ini, hujan sangat deras di luar, sangat dingin saat ini, entah mengapa aku jadi teringat namanya, "Rain, hujan". Tak ada bintang yang terlihat di luar, undangan party muncul di layar hp ku darinya, tak seperti biasanya dia banyak cerita denganku tentang kehidupan nyata, dia bahkan banyak bertanya tentang Ishiki dan Ryuga, dia juga bercerita kenapa dia pindah sekolah dan hal-hal kecil lainnya.

You May Also Like

meera(terlanjur pergi tanpa pamit)

"Tak selamanya hidup itu seimbang, tak ada kesedihan yg bertahan lama, maupun kebahagian terdengar abadi." konsekuensi kehidupan itu hanya dua, antara kesedihan dan kebahagiaan." tulis danu di buku diary, meratapi kehidupan. "Penantian itu panjang, jika hanya bertahan di satu sudut, tanpa melihat sudut yang lain." Pesta pernikahan menjadi awal titik temu antara danu dan meera. Alun-alun pandeglang menjadi awal dalam kisahnya. kampung domba memberi kesan, serta pantai carita yg menjadi saki mereka menari, bernyanyi di atas hamparan pasir. Awal tahun baru menjadi titik balik baginya, ada jarak yg mulai anggang, komunikasi yg mulai putus, serta sikap meera yg kian membisu. dina, seorang sahabat dekat mera, diharapkan oleh danu, agar bisa menyambung komunikasi serta memperdekat dengan meera. justru lain dari harapan bahka memperkeruh suasana, setelah dina jatuh hati pada danu, menjadikan hubungan ketiganya brantakan. Puncak perpisahan terjadi, setelah ibu meera meninggal dunia, dengan emosi meera bersumpah bahwa takan menikah dengan siapapun. Harapan danu kian mati. ia berjalan kemana mata kakinya melangkah. satu tekad yg danu buat, yaitu melupakan meera. danu mulai keluar dari zona nyaman, bertahun-tahun ia berusaha melupakan meera. Mengisi kekosongan dengan bekerja. danu mulai bekerja di salah satu media cetak. ia di tugaskan meliput berita di daerah pandeglang bersama salwa. mereka menjadi seorang patner kerja di bidang jurnalis, setiap harinya mereka selalu bersama, salwa merasa nyaman dengan danu, perlahan prasaannya tumbuh menjadi cinta. Mengingat usia danu yg merangkak dewasa, orang tuanya menginginkan untuk segera menikah, sempat danu rencanakan akan menikahi salwa, dan segera melamarnya. Ujian datang, ketika meera kembali bertemu dengan danu. sontak danu mulai menyepelekan rencana pertunangannya dengan salwa. Malam yg seharusnya lamaran, tapi danu asik bersama meera, semua rencana jadi berantakan, orangtua danu sangat marah. Mengetahui hal itu, meera merasa jadi penyebabnya, kemudian ia putuskan pergi dari kehidupan danu, dan meninggalkan kota pandeglang.

herul_arifin · Realistic
Not enough ratings
13 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT