23 Stela and Eric bagian 23

Lily dan Zahra menatap Stela dengan bingung.

"Ra" panggil Lily.

"Hm" jawab Zahra hanya berdeham sambil masih menatap Stela dan Azka begitupun dengan Lily.

"Lihat lah mereka, saat para cowok dingin dan cewek dingin bersatu mereka mengerti ucapan yang di singkat-singkat, bahkan Stela gak bingung sama sekali" ujar Lily melirik Zahra.

Zahra mengubah posisinya menghadap Lily, "memang biasanya gitu Li mereka tau bahasa yang di singkat karena mereka sudah terbiasa mengucapkan kalimat itu" jawabnya memberitahu pendapatnya.

Lily mengangguk lalu kembali melihat Stela dan Azka, "gua bayangin nih ya ntar kalau mereka pacaran wahh mungkin gak pernah chatan atau pun ngasih kabar aja jarang" jawab Lily.

Zahra terkekeh, "udah ah jangan mikir terlalu jauh udah masuk tuh gurunya" ujar Zahra.

Hari ini yang mengajar di kelas mereka adalah pak Eric guru yang terkenal killer di tempatnya, tapi kalau bagi Lily dia malahan sangat senang pak Eric mengajar di kelasnya.

"Buka buku kalian" ujar Eric dengan nada yang dingin.

Stela yang mendengar itu menatap Eic dengan tatapan yang kurang suka, karena dia tidak suka melihat orang seperti Eric.

Eric yang merasa di perhatikan melihat kearah Stela, dengan cepat Stela memalingkan wajahnya.

Eric mengerutkan keningnya melihat Stela, lalu dia pergi berjalan menuju kearah meja Stela.

"Woi Ra pak Eric ngapain ke arah sini" ujar Lily dengan berbisik.

"Suttt ntar pak Eric marah" ujar Zahra.

Eric menatap wajah Stela yang sepertinya sangat familiar setelah berpikir dengan keras dia ingat.

"Kamu" ujar Eric menunjuk Stela.

Stela menatap Eric dengan tatapan yang jutek, dan dia juga teringat sesuatu.

"Mampus gua" ujarnya di dalam hati.

"Dimana buku kamu?" Tanya Eric dengan nada yang dingin dan cuek.

"Belum di ambil pak" jawab Stela yang terdengar seperti biasa aja.

Eric menatap Stela dengan mata yang sudah mau menerkam Stela, "kenapa gak di ambil? Selama pelajaran saya kamu di luar jangan masuk, berdiri di depan pintu" ujar Eric menatap Stela dengan mata yang tajam seperti elang.

Stela pun santai saja, dia berdiri dari bangkunya dan pergi melangkah keluar. Namun sebelum keluar Eric memberhentikannya.

"Tunggu, kamu gak ada minta maaf sama saya?" Tanya Eric.

Stela menatap Eric dengan muka yang tidak suka, "pak saya kemarin gak sengaja nabrak bapak lagian kan bapak juga yang gak liat saya" jawabnya dengan santai.

Zahra dan Lily yang menyaksikan itu terkejut. "Ternyata orang yang Stela bilang itu pak Eric" gumam mereka berdua sambil saling tatap.

"Fix hidup Stela gak tenang setelah ini, aduh tuh anak pake ngelawan lagi" ujar Zahra.

Lily mengangguk sambil terus menatap kearah depan melihat Stela.

"Kamu gak punya sopan santun ya sama guru, seharusnya kamu yang minta maaf karena kamu yang nabrak saya duluan" ujar pak Eric.

"Iya deh pak iya saya minta maaf ya pak, udah kan? Jadi saya boleh keluar pak?" Tanya Stela yang mulai muak melihat Eric dia tidak suka laki-laki yang suka mengungkit masa lalu.

"Kamu keluar jangan masuk lagi di jam pelajaran saya" ujar Eric.

"Oke pak" jawab Stela dan langsung dia pergi keluar dan berdiri di depan pintu sambil memakai airpodsnya.

"Baik kita lanjut pelajaran yang kemaren" ujar pak Eric menjelaskan materi pada mereka yang berada di dalam kelas.

Saat Stela lagi menghayati musiknya ada yang menelpon dia, dan Stela melihat nama Gibran tertera di ponselnya.

"Halo ada apa bang?" Tanya Stela to the point.

"Kenapa kamu di luar saat jam pelajaran?" Tanya Gibran.

"Siapa juga yang mau di luar, aku di keluarkan sama guru" jawab Stela dengan santai.

"Kenapa bisa? Buat masalah apa kamu?" Tanya Gibran.

"Gurunya yang salah bukan Stela, kan Stela lupa ngambil buku yaudah Stela di keluarin" jawabnya.

"Memang siapa gurunya?" Tanya Gibran.

"Namanya kalau gak salah Eric" jawab Stela dengan santai saja seperti tidak ada beban.

Gibran yang mendengar itu langsung diam, dia saja tidak berani melawan Eric karena percuma dia kalau ngomong panjang lebar nanti hanya di balas iya, hm, oh, membuang waktu.

"Bang" panggil Stela saat Gibran terdiam.

"Ha? Yaudah kamu ambil buku sana lagi kek gitu biar gak di hukum lagi" jawab Gibran.

"Tunggu abang tau darimana Stela keluar dari kelas?" Tanya Stela.

"Abang lagi cek CCTV ini" jawabnya.

Stela mengangguk, "yaudah Stela ngambil buku dulu lah" jawabnya.

"Iya ambil sana" jawab Gibran.

Stela mematikan sambungan teleponnya lalu pergi kearah perpustakaan untuk mengambil buku pelajaran yang belum dia ambil dari kemaren.

Sebenarnya Stela ingin mengambilnya saat daftar ulang kemarin tapi dia juga lupa.

Sampai di perpustakaan Stela masuk ke dalam mendatangi guru yang ada di perpustakaan.

"Permisi buk, saya mau mengambil buku bu" ujar Stela.

"Kamu anak baru?" Tanya guru itu.

Stela mengangguk sambil tersenyum ramah, "iya bu" jawabnya.

"Yaudah kamu ambil aja sesuai dengan pelajaran yang ada ya" ujar guru tadi.

Stela mengangguk sambil tersenyum lalu dia pergi mengambil buku yang dia butuhkan, selesai itu dia kembali ke tempat guru tadi untuk mencatat nomor buku dan juga nama bukunya.

"Oh ya kenalin nama ibu Risa nanti siapa tau kita ketemu di jalan kamu bisa sapa ibu" ujar Risa memperkenalkan dirinya.

Stela mengangguk, "saya Stela buk dari kelas XI IPA 1" jawabnya.

Bu Risa mengangguk lalu memberikan buku kepada Stela untuk dia isi nomor bukunya dan juga tanda tangannya.

Selesai menulis semunya Stela mengembalikan buku tadi, "terimakasih ya bu" ujar Stela.

Bu Risa hanya mengangguk sambil tersenyum menatap Stela.

Stela pun membawa buku-bukunya ke arah kelasnya, sampai di depan kelasnya ternyata pak Eric belum keluar dari kelasnya, terpaksa dia menunggu di luar kelasnya dan meletakkan bukunya di pinggir tembok yang setengah di depan kelas Stela.

"Lama banget sih nih guru keluar" gumam Stela dengan malas menatap Eric.

Eric pun melirik Stela juga dari dalam, dia akhirnya pergi menghampiri Stela.

"Udah tau salah kamu dimana?" Tanya Eric.

Stela yang tadinya bersandar di tembok pun langsung berdiri dengan tegap, "sudah pak" jawabnya sambil mengangguk.

Dia juga sebenarnya malas menghadapi guru ini lagi makanya Stela hanya mengangguk saja.

"Kamu boleh masuk, tapi dengan satu syarat kamu jangan ngulangi hal yang sama lagi" ujar pak Eric.

Stela mengangguk semangat, karena dia juga sudah capek berdiri. Dia pergi membawa bukunya dan masuk ke dalam kelasnya.

"Makasih ya pak" ujar Stela sebelum berjalan kearah bangkunya.

Eric hanya mengangguk saja, lalu dia kembali duduk ke bangku guru.

Stela duduk di bangkunya, dan meletakan bukunya di dalam laci dia segera membuka buku fisika karena Eric masih memperhatikan gerak-gerik Stela dari tadi seperti ingin mencari kesalahan Stela lagi.

avataravatar
Next chapter