5 [DAY 2, LIKE DIFFERENT PERSON]

"jadi apa syaratnya?"

"easy, make everything that happens here as secret and secondly, stay away from alea, don't get too close to her, deal?" Kenan memberikan syarat yang mudah bagi Dito,

'anj....sok inggris bat, ni bocah songong bat kek temennya' teman yang dimaksud Dito tentu saja adalah Alea.

Dan siapa juga yang ingin mendekat ke cewe monoton dan hobi membaca buku yang menjaga dirinya saja tidak mampu, juga membosankan.

"terserah lo, gue juga nggak peduli, lagi pula gue bisa nanya ke Bang Andra sendiri dengan mudah" saat Dito akan pergi keluar untuk mengecek kondisi Alea, kata-kata Kenan membuat Dito mengurungkan niatnya untuk keluar ruangan.

"lo kira bang Andra bakal semudah itu percaya sama lo? Bahkan Dokter Geo sekalipun nggak akan bocorin ini, tapi gue sih terserah aja. Mungkin bener kata Nani, biar lo sendiri yang tau semuanya" Kenan sangat yakin bahwa Dito akan menjadi ancaman terbesarnya kali ini.

Rasanya Dito ingin menghajar bocah ini, waktunya terbuang sia-sia.

"terserah lo aja dah, lo buang-buang waktu penting gue, dan kalo lo mikir kalo gue bakal ngerebut tu bocah dari lo atau semacamnya, you're lucky. gue nggak tertarik sama orang-orang lemah." Tegas Dito

Dito mengatakannya dengan sangat jelas bahwa dia sama sekali tidak tertarik dengan permainan keluarga ini.

Sebenarnya Kenan sedikit lega dengan perkataan Dito, tapi setelah menyadari akhir dari kata-kata Dito.

Membuat Kenan berfikir dua kali untuk merasa lega.

Jika saja Dito tau apa yang telah dilalui Alea selama ini. Kenan yakin, Dito akan sangat menyesal telah mengatakan hal buruk itu.

Saat Kenan bersiap untuk memberikan Dito sedikiti pelajaran atas perkataan buruk yang diucapkannya mengenai Alea....

"I'm not that weak, you bastard. my life is harder than you think. So don't think other people are weaker than you...."

".... and if you think I'm that bad, then I can also think the same about you. about who is the weakest here. because I know everything....."

"..... even about yourself in the past."

Tiba-tiba saja Alea muncul dibelakang mereka berdua dengan rambut yang acak-acakan dan infus yang masih terpasang di tangannya.

Alea mendongakkan kepalanya dan menatap Dito dengan tatapan kosong yang membuat seluruh atmosfir diruangan itu tiba-tiba menjadi sangat dingin.

Kenan terkejut melihat Alea seperti ini, terlebih lagi kepada orang lain yang baru dikenalnya.

Dito sedikit merasa bersalah telah mengatakannya, ia tidak bermaksud mengatakannnya, ia terbawa emosi karena si bocah cunguk itu.

Ia sangat menghargai perempuan tapi kadang mulutnya satu ini suka lepas kendali dan jujur diwaktu yang tidak tepat.

"Alea lo ngapain...." belum sempat Dito menyelesaikan perkataannya, ia terdiam saat Alea tersenyum dan membuat dirinya bergidik ngeri.

Apa-apaan gadis ini?.....

Alea tersenyum, senyum yang membuat Kenan merinding, ia sungguh membenci senyuman itu, senyuman yang menyimpan segalanya, sama sekali tidak ada manis manisnya.

Alea dengan kesadarannya menarik infus yang ada ditangannya tanpa ekspresi dan rasa nyeri, dengan darah yang masih mengalir di lengannya, Alea merapikan rambut dan bajunya lalu keluar dari ruangan seolah tidak terjadi apa-apa.

Alea berjalan ke ruang tamu, duduk disana seraya mengelap darah yang masih saja menetes dari tangannya.

Dito dan Kenan sama paniknya saat darah itu terus mengalir, mereka segera berlari ke ruang tamu dan terkejut melihat Alea duduk disana tanpa bergerak sama sekali.

Kenan yang awalnya sangat panik , perlahan mulai tenang dan berjalan kearah Alea yang menatap kosong jam tua yang ada dihadapannya saat ini.

Dito yang ingin mendekat ke Alea, ditahan oleh beberapa bodyguard Alea yang betubuh besar.

"apa-apaan, lo semua nggak liat itu darah ditangan dia? Buta lo semua?!" Dito berteriak ke seorang bodyguard yang menahannya.

Bodyguard itu menggeleng, kemudian menarik Dito kesudut ruangan.

Dito yang bingung dengan yang mereka lakukan, menghela nafas dan mulai menengkan diri.

'sumpah ini gila, ini mereka pada ngapain sih ya tuhan?! oke lo harus tenang Dito. Apa jangan-jangan mereka mau ngorbanin gue sebagai tumbal buat penyembahan mereka?'

Dito segera menyingkirkan otak bodohnya ini, lagi-lagi otaknya tidak sinkron dengan situasi saat ini.

Saat Dito ingin menanyakan apa yang terjadi, Alea mulai berbicara.

"kita ke tempat nenek sekarang, gue pengen main ke tempat nenek sebentar. Siapin semuanya, gue juga mau ke pemakaman kakek, KALIAN SEMUA, DENGERKAN?!! CEPAT!" Alea beteriak keras membuat semua orang terkejut tanpa terkecuali Dito yang semakin penasaran dengan apa yang terjadi dirumah ini.

Kenan terkejut saat mendengar nada suara itu, tidak mungkin secepat ini...

"Olivia....."

*****

Kenan menatap Alea yang duduk disampingnya masih dengan keterkejutan, mobil itu terasa seperti tempat yang sangat pengap, bahkan Kenan kesulitan bernapas.

"Olivia?...." Kenan memanggil Olivia sekali lagi, ia masih merasa asing dengan keberadaan Olivia, mereka berdua terlihat sama tapi sebenarnya berbeda.

"Kita ketemu lagi, Kenan Ardana Abiputra?".

*****

Dito melihat Alea dan Kenan dari jauh, dan apa yang mereka bicarakan? Dan apa yang sebenarnya terajadi?.

Saat mereka semua sedang menuju ke pemakanan ini, semuanya hening saat diperjalanan dan dia diminta untuk menjauh dari tempat Alea dan Kenan berdiri, mereka berdua berdiri disamping sebuah makam.

'apa jangan-jangan ini makan korban-korban ritual penyembahan iblis mereka' lagi lagi pikiran Dito absurd.

"itu makam dari kakek Alea, saya tau kamu bingung dengan situasi ini. Tapi tolong jangan berfikiran yang aneh tentang nona Alea" celetuk salah satu bodyguard yang menahannya agar menjauh dari Alea.

"what the..., oke pak...." Dito terkejut saat mendengar perkataan pria ini.

'Ni orang bisa baca pikiran kali yak? Cenayang ape gimana ni bapak-bapak'. Dito melirik bodyguard itu dengan segala kengerian yang ada dikepalanya.

"kamu mungkin baru saja mengenal dan bertemu nona, tapi langsung melihat sisi nona yang lain, entah ini sebuah kemajuan atau lainnya..."

Bodyguard itu memulai percakapannya dengan Dito, yang membuat Dito berfikir ini adalah kesempatan baik untuk mengetahui tentang apa yang terjadi pada orang-orang disini.

"kalo boleh tau, maksudnya sisi lain itu apa? Saya sama sekali tidak tau apa-apa tentang Alea.." Dito mengatakan semuanya secara gamblang tetang keingintahuannya mengenai Alea.

"bapak sudah menduga bahwa kamu tidak diberitahu apa-apa oleh den Andra...hmm oke, bapak akan menjelaskan yang bapak ketahui selama ini, dan jangan bertanya kenapa bapak ngasih tau ini ke kamu, pokonya dengerin aja..."

Dito hanya bisa mengangguk mengerti dan mendengarkan semua yang diucapkan bapak ini yang entah namanya siapa...

" nona Alea itu punya Alter Ego, nona punya kepribadian gandanya sejak berumur 9 tahun dan yang kamu lihat yang sedang duduk bersama Kenan, itu kepribadian Alea yang lain, Alea menamainya Olivia..."

"Olivia?..." Dito speecless untuk sesaat, tapi ia mengendalikan dirinya untuk tidak menyela bapak bodyguard mysterius itu.

(padahal dia hanya tidak tau nama bapak bodygruard itu, dasar)

"Olivia itu sedikit berbahaya, dan nekat. Sangat berbahaya untuk tubuh nona Alea yang lemah. Olivia bisa menjadi penguat tetapi bisa menghancurkan nona Alea dengan mudahnya. Olivia lah yang bisa membuat nona Alea bisa hidup sampai saat ini..." lanjut bapak bodyguard itu.

Dan lagi-lagi membuat Dito tidak habis fikir dengan gadis itu. Ada hal yang menakjubkan sekaligus menakutkan.

"itu saja yang bisa saya sampaikan saat ini untuk nak Dito, sisanya nak Dito yang cari tau sendiri. oh iya nama saya Ahmad Wahyu, panggil saja saya pak Wahyu dan yang didepan itu panggil saja dia Nani..."

ujar Pak Wahyu menjabat tangan Dito yang dengan senang hati Dito terima.

Pak Wahyu tersenyum senang, ia berharap dengan adanya Dito disini, bisa membantu Nonanya itu, dan membebaskan segala derita yang nonanya alami selama hidupnya,

Karena ia punya firasat baik pada anak satu ini.

Sementara itu Dito menatap Alea/Olivia yang berjongkok disamping Kenan, saat ia sedang seriusnya mentap Alea, tiba-tiba saja Alea menatap balik.

Tersenyun dan mengucapkan sebuah kata yang memang tidak bisa mendengarnya, tapi gerakan bibirnya merangkai sebuah kata yang membuat Dito tergagap dan tersedak.

Bahkan kakinya gemetar saking terkejutnya.

"penculikan itu... am i right?"

*****

Sudah 5 hari sejak mengantarkan Alea kerumah neneknya, setelah itu dokter Geo memintanya untuk tidak menemui Alea terlebih dahulu.

Saat ia bertanya apa yang terjadi. dokter geo hanya diam dan seperti biasa, tidak menghiraukannya.

Jadi hari ini mempunyai kesempatan untuk bertanding futsal bersama teman-temannya yang lain.

"gue masih penasaran, sebenernya lo ada urusan apa dah akhir-akhir ini?" Celetuk Evan.

Sedari kemarin Evan dan Bryan terus bertanya kepadanya tentang kepergiannya akhir-akhir ini.

Bryan yang mendengar ikut bertanya kepada Dito.

"iye, kemane aja sih lo,nyari mangsa kan lo pasti?! ngaku nggak lo!?" tiba-tiba saja bola melayang tepat mengenai kepala Bryan dan seketika membuat Bryan terdiam.

'kena karma lagi gue, gini amat ya allah?!' gerutu Bryan dalam hatinya, jika ia mengatakan secara terang terangan, pasti ia akan mendapat karma lagi, jadi lebih baik dia mengunci mulut embernya untuk sementara.

" gue emgnya mau kemana dah, ya biasa masalah perusahaan, ada masalah sama saham bokap." Dito sengaja menyembunykan fakta bahwa dia menjadi pengawas Alea, karena jika mereka berdua tau.

Mereka akan mencari tau siapa Alea dan ia akan menjadi bulan-bulanan duo dajjal ini.

"hadeh, bahasan orang kaya emang beda...untung aku orang sederhana tapi impian setiap wanita" celetuk Bryan yang langsung membuat teman-teman mereka yang lainnya menyiram Bryan dengan air gentong yang berisi air tadahan hujan.

Perlu diketahui bahwa ayah dari Bryan adalah seorang pengusaha minyak dan ibunya seorang pelatih tari di sanggar milik keluarganya, jadi secara finansial. Bryan itu kaya, pake banget. fix. valid. no debat.

"si babi makin mirip dajjal" ujar Dito yang tertawa melihat kebodohan temannya ini.

"sapa tu cewe?"

"gila cantik banget yak?"

"ngapa duduk disitu dah"

" sini atuh neng, eh keknya galak"

"ini mah bukan galak, tapi sedikit agresif ckckckc"

Oblolan Dito, Evan dan Briyan berhenti mendengar gibahan laki mata keranjang kalo ngeliat cewe cantik atau janda muda lewat.

Dito terkejut saat melihat Alea duduk di rerumputan dan sedang melihat kearahnya.

Jantung Dito seakan berhenti saat Alea berdiri dan menghampirinya.....

"whats up?..."

avataravatar
Next chapter