2 prolog

-prolog-

___

"Eomma-! Jika aku menjadi salah satu dari mereka, aku akan menunjukan kepada semua pengisi bumi... bahwa eomma adalah yang terbaik" Junnie menunjukan semua gigi ratanya, lalu kembali melihat bintang-bintang sambil tersenyum.

Ibunya hanya bisa tersenyum melihat anak nya bahagia.

"Eomma-!"

"Apa aku bisa seperti bintang itu?" Ia menunjuk kearah bintang yang paling bersinar dibandingkan bintang yang lainnya.

Ibunya tersenyum, dan perlahan mengusap kepala Junnie dengan penuh kasih sayang. "Tidak ada yang ga mungkin sayang, semua harapanmu... jika kau berusaha dengan keras untuk menggapainya. Percayalah-! Semua yang kau inginkan akan menjadi nyata" lalu mengecup puncak kepala Junnie.

"Sudah malam tidur lah" lanjut Soo yeon sang ibu.

Junnie kembali tersenyum. "Aku masih ingin di sini, jika ibu mengantuk, tidur lah"

Saat aku mengungkapkan semua mimpi -  mimpi ku pada ibu, rasanya itu kebahagiaan yang sangat besar. Aku sangat senang saat ibu mendukung semua impian ku, seperti saat ini.

Narra

Apa tadi menyenangkan? Lain kali kau harus ikut memakan Tteobokki ekstra pedas bersama kami Junnie-ah-!

Junnie tersenyum penuh kebohongan saat melihat sebuah pesan masuk. Dia benar benar muak dengan topengnya ini.

Junnie melemparkan handphone nya ke atas kasur sembari tersenyum miris.

Semua orang bersikaf seperti pelayan kepada ku, mereka memberi perhatian lebih. Namun, sesungguhnya aku tak mempercayai mereka sebagai teman. Melainkan sebagai seorang penghianat.

"Junnie-ah! Aku tau apa yang kau rasakan saat ini, bersabar lah" gadis itu mengelus-ngelus pundak Junnie untuk memberi kekuatan.

Junnie tersenyum seperti biasanya.

"Aku tau kamu pasti ragu dengan ku bukan? Percayalah, kita memiliki nasib yang sama" Gadis itu pergi membawa tas nya. Sambil tersenyum senyum dia meninggalkan Junnie tanpa memberi tau, siapa namanya.

Saat dia datang, masalah memang membaik. Sedikit demi sedikit aku mulai percaya kepada seseorang.

Saat itu lah aku berani membawa seorang teman ke rumah ku. Kita bermain dan tertawa bersama, rasanya semuanya seperti berubah, akhirnya aku memiliki orang yang aku percayai.

Namun, semua kebahagiaan itu berubah saat orang tua ku selalu bertengkar di setiap malam.

"YA-! TIDAK ADA ORANG YANG TIDAK BUTUH UANG DI DUNIA INI!!"

"DASAR LAKI LAKI GILA!!"

"KAU BILANG APAA???"

"KAU GILA! GILA!"

"KAU PIKIR MUDAH UNTUK MENCARI UANG?"

Orang tua ku saling melontar kata-kata yang membuat ku sangat muak. Sudah tiga malam ini mereka selalu bertengkar karna masalah keuangan. Aku sudah tidak mengerti lagi.

"Ibu, aku ingin membeli gitar baru untuk Best cover besok di sekolah, dan handphone ku juga ada retakan karna terjatuh kemarin, boleh kah ak-" belum sempat Junnie menyelesaikan berkataannya, ibunya langsung saja menampar dan memukul nya dengan brutal.

Junnie yang kaget atas perlakuan ibunya yang tidak biasa ini dia hanya bisa pasrah dan membiar kan ibunya terus memukulinya sampai ia tertidur karna lelah memukuli anaknya.

Junnie hanya bisa menangis sambil memeluk lututnya dan menggigit bibir bawahnya, dengan rambut acak acakan dan berbagai memar di seluruh tubuhnya.

Ibu yang ku percayai, yang selalu mendukungku, sekarang menjadi diri orang lain karna ayah ku. Aku memang tidak tau masalah mereka, tapi itu benar benar membuatku kacau, dan aku tidak sedikitpun menceritakan ini kepada teman yang ku percayai saat itu, aku pun mulai menjauhinya. aku benar benar tidak memiliki siapa siapa lagi dan kembali menjadi diriku yang sebelum nya. Seorang introvert dalam topeng kebahagiaan orang lain.

Saat aku butuh penyemangat untuk terus bertahan hidup, aku akan melihat bintang sambil menulis buka harianku tentang dia, lima laki laki yang menjadi bintang alasan ku.

-Star Reaseon-

avataravatar
Next chapter