1 Prolog

Gadis berusia 20 tahun semakin menambah laju kecepatan langkah kakinya untuk berlari. Baginya sangat tidak mudah berlari dengan kebaya putih pengantin yang sangat melekat di tubuhnya. Ia menolehkan wajahnya untuk melihat warga yang tengah mengejar nya, "kenapa mereka berlari sangat cepat" paniknya dengan berusaha lari secepat mungkin.

Ia tidak boleh tertangkap, karena jika ia tertangkap ia akan di nikahkan dengan kakek tua bangka yang sudah memiliki banyak istri. Ia tak ingin masa depannya berujung dengan predikat sebagai istri muda dari seorang yang sudah mempunyai banyak istri. Orang tuanya yang mempunyai banyak utang, membuat ia harus rela dinikahkan dengan kakek tua bangka itu syarat melunasi utang kedua orangtuanya.

Nasibnya tidak boleh berakhir seperti ini, ia akan membayar semua utang kedua orang tuanya tanpa harus menikah dengan kakek kakek yang sudah berumur. Yang terpenting saat ini ia harus memikirkan cara agar bisa keluar dari kejaran warga kampung serta bodyguard yang diperintah kan oleh kakek tua tersebut untuk mengejarnya. Tentang kedua orang tuanya, ia akan memikirkan nya nanti setelah lolos dari kejaran warga kampung, ia akan bekerja untuk mencari uang sebanyak banyaknya. Pikirnya untuk saat ini ia yakin jika orang tuanya dalam keadaan aman karena disana ada banyak kerabat yang akan melindungi kedua orangtuanya.

Sambil berlari ia melihat ke sekeliling untuk mencari tempat yang bisa dijadikan untuk bersembunyi dari orang orang yang mengejarnya. Ia langsung masuk ke dalam minimarket, ia akan berpura berpura menjadi pelanggan yang akan membeli sesuatu. Karena terburu buru masuk ke dalam minimarket, ia tidak sengaja menabrak seorang pria yang membuat ia terjatuh. Ia segera bangkit untuk masuk ke dalam minimarket tanpa melihat atau bahkan meminta maaf kepada pria yang ia tabrak, karena ia tidak memiliki waktu yang banyak untuk itu semua.

Ia bersembunyi sebentar di dalam minimarket, sepertinya ia kurang beruntung hari ini karena bodyguard yang mengejar nya masuk ke dalam minimarket. Karena takut ia perlahan merangkak keluar dengan pelan tanpa mengeluarkan suara sekecil apa pun. Ia keluar dengan sangat hati hati, ia melihat keluar melalui jendela ternyata banyak warga yang sedang mencari keberadaan nya. Ia mengawasi keadaan, ia menenangkan pikirannya agar ia dapat menemukan ide untuk ke luar dari sini.

Tidak sengaja ia melihat mobil yang sedang terparkir di pinggir jalan, tanpa pikir panjang dengan segera ia masuk ke dalam bagasi mobil dan beruntung ternyata bagasi mobilnya tidak terkunci. Tiba tiba ia merasa mobil yang ditumpangi nya bergerak, pikiran nya saat ini benar benar kacau, ia sudah tidak bisa lagi berpikiran jernih. Ini di luar dari rencananya, seharusnya mobil ini tidak bergerak maju karena sebelum masuk ke dalam bagasi ia telah memastikan bahwa di dalam mobil ini tidak ada orang yang mengemudi. Ia merutuki kebodohan nya untuk masuk ke dalam bagasi mobil, bagaimana jika mobil ini akan pergi sangat jauh dari tempat tadi karena ini Sudah sangat lama ia berada di dalam bagasi mobil yang sedang melaju.

"sepertinya mobil ini benar benar akan pergi jauh dari tempat tadi, sekarang aku memang lolos dari orang yang mengejar ku tapi sekarang aku sudah terlalu jauh untuk berlari" batin gadis itu sangat gelisah.

Jika benar pemilik mobil ini akan berpergian sangat jauh, lebih baik ia menerima pernikahan nya dengan kakek tua bangka tersebut. Ia tidak bisa pergi jauh dan meninggalkan kedua orang tuanya, jika memang ia akan pergi jauh ia akan membawa kedua orang tuanya untuk ikut bersama dengannya. Dan ia juga tidak bisa memastikan apakah orang yang mengemudi adalah orang yang baik atau bahkan lebih kejam dari bayangannya.

Semoga saja pemikiran nya salah, semoga saja pemilik mobil ini adalah orang baik dan dengan senang hati menolongnya. Ia terus memikirkan hal positif dengan tenang diikuti oleh matanya yang menelusuri sekitar ruang bagasi mobil. Tidak sengaja matanya berhenti pada deretan senjata tajam yang berada di dekatnya, serta pistol yang membuat pemikiran pemikiran positif nya luntur seketika.

Ia mencoba membuka pintu bagasi yang terkunci dengan menggedor gedor dan sesekali menendang pintu menggunakan kakinya. Tetapi perbuatanya tersebut tidak membuahkan hasil, ia mengambil senjata api yang ada di dekatnya untuk menembak pintu bagasi mobil. "Oh sial, aku tidak tau cara menggunakan senjata ini" ia semakin panik karena ia merasa mobil melaju sangat kencang.

Setelah sekian lama akhirnya ia merasakan bahwa mobil telah berhenti, dengan cepat ia membuka bagasi untuk keluar dan segera kabur. Ia terkejut ketika melihat seorang pria berdiri di depan pintu bagasi yang terbuka. Dengan gugup ia perlahan turun untuk keluar dari bagasi mobil, setelah turun ia meminta maaf dengan menunduk dan menyatukan keduanya tangannya di depan dada karena lancang masuk ke dalam bagasi mobil pria tersebut tanpa izin dari sang pemilik mobil. Ia juga meminta tolong agar pria tersebut mau membebaskan nya dan membiarkan ia pergi.

"Pergilah dari sini"

Ucap pria tersebut dengan penekanan yang tegas serta dingin.

Mendengar suara pria itu, seketika pikiran dan tubuhnya tidak bisa bekerja sama. Di dalam pikiran nya ia harus segera pergi dan berlari meninggalkan tempat itu tetapi tubuhnya membeku seakan tidak bisa digerakkan. Kesadarannya kembali saat ia merasakan bahunya didorong dengan sangat keras dan membuat ia langsung jatuh ke tanah. Ia meringis tertahan kesakitan saat tangannya diinjak kasar oleh pria yang sedang mengambil sesuatu di dalam bagasi mobilnya.

"Pergi sekarang, atau kau akan kubunuh"

Dengan terkejut wanita itu melihat pria tersebut menodongkan senjata api ke arahnya. Karena takut, ia menarik cepat tangannya yang diinjak dan membuat luka gores di sekitar punggung tangannya. Tanpa pikir panjang ia segera berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu.

avataravatar
Next chapter