webnovel

Awal dari segalanya

"Pergi sekarang, atau kau akan kubunuh"

Dengan terkejut wanita itu melihat pria tersebut menodongkan senjata api ke arahnya. Karena takut, tanpa pikir panjang ia segera berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu.

🍁🍁🍁

Ia memperlambat kecepatan larinya saat ia merasa sudah jauh berlari dari pria tadi. Sekarang ia sudah bisa merasakan ketakutan yang sebenarnya, karena sedari tadi ia berlari di dalam hutan dengan pohon yang sangat rimbun. Dengan jalan perlahan dan tertatih ia merenungi nasib buruk yang sedang menimpa nya.

Gadis itu bernama Felicia Lituhayu, saat ia lulus SMA ia tidak bisa melanjutkan pendidikan nya karena tidak tega harus meninggalkan ibu nya yang sedang sakit keras. Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bergengsi yang diterimanya dengan kerja keras, harus rela dilepas. Selama 2 tahun ia tetap belajar sambil merawat ibunya yang sakit agar segera pulih dan ia bisa mendapatkan kesempatan beasiswa nya kembali.

Sebulan yang lalu ia baru saja menerima kabar bahwa ia kembali mendapatkan beasiswa di universitas ternama di Indonesia. Ia juga tidak perlu menghawatirkan keadaan ibunya, karena ibunya sudah kembali pulih dan sehat.

Setelah selesai berkebun dari ladang ia segera pulang ke rumah untuk mengabarkan kabar gembira kelulusannya kepada kedua orangtuanya. Saat ia tiba di rumah, ia begitu terkejut melihat ayahnya sudah terbujur di lantai dengan luka lebam di sekujur tubuhnya serta ibunya yang menangis di sebelah ayahnya. Ia segera menghampiri kedua orang tuanya dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Ibunya menjelaskan bahwa ini adalah ulah Pak Suryo dan para bodyguard nya, ayahnya dipukuli karena tidak bisa membayar utang yang dipinjam dari pak Suryo, terang ibunya dengan rasa penyesalan yang mendalam.

"Lalu kenapa bapak harus dipukuli seperti ini buk, kenapa harus dengan kekerasan. Seharusnya Pak Suryo bisa meminta dengan baik baik buk" terang Feli kepada ibunya sambil membawa bapak nya ke kamar.

"Kamu tidak perlu cemas, ibuk akan segera melunasi semua uang yang telah ibu pinjam dari Pak Suryo" terang ibunya untuk menenangkan Feli sambil mengelus kepala Feli dengan lembut.

Keesokan harinya saat Feli bersiap siap akan pergi berladang, Pak Suryo kembali datang ke rumahnya dengan membawa 2 bodyguardnya. Ia memanggil keras nama penghuni rumah agar segera keluar, ibunya langsung keluar dari rumah dan berlutut di depan Pak Suryo sambil menangis memohon agar diberi perpanjangan waktu untuk melunasi uang yang telah dipinjam. Sungguh ini adalah pemandangan yang mengiris hati Feli saat melihat ibunya memohon dengan berlutut kepada Pak Suryo. Feli segera menyusul ibunya dan memohon agar ibunya berdiri, ia tidak rela jika orangtuanya berlutut memohon di hadapan Pak Suryo.

"Saya akan melunasi semua uang yang telah dipinjam orang tua saya, berapa jumlah uang yang dipinjam?" tegas Feli di hadapan Pak Suryo.

"Feli kamu segera masuk ke dalam rumah nak, biar bapak yang urus semuanya" ternyata keributan yang terjadi membuat bapaknya keluar rumah.

"Tapi pak?"

"masuklah nak, percayakan semuanya kepada bapak" Feli segera masuk ke dalam rumah dengan membawa ibunya, ia melihat percakapan yang sedang terjadi di luar melalui celah celah rumahnya. Dengan jelas Feli mendengar bahwa Pak Suryo akan menganggap utang 200 juta orang tuanya lunas apabila Pak Suryo dan Feli menikah. Feli sangat terkejut dengan permintaan Pak Suryo yang sangat tidak masuk akal, karena Pak Suryo sudah memiliki banyak istri lalu kenapa ia masih menginginkan Feli untuk menjadi istrinya yang ke sekian. Feli berpikir ini adalah salah satu keputusan terbesar yang akan dibuatnya untuk masa depan nya, dengan terpaksa Feli keluar dari rumah sambil menutup matanya dengan air mata yang bercucuran di pipinya.

"Pak saya mohon jangan sakiti orang tua saya lagi, sebagai gantinya saya mau dinikahkan dengan bapak" jawabku dengan perasaan yang sudah tidak karuan, mungkin ini adalah akhir dari masa depan yang aku kejar selama ini.

"Baik saya setuju, utang kedua orang tuamu sudah lunas dan kau akan menjadi istriku" senyum Pak Suryo segera meninggalkan rumah kami.

Feli kembali membopong bapaknya masuk ke dalam rumah karena sedari tadi keluarga Feli menjadi tontonan gratis para tetangga. kedua orang tua Feli sempat protes dengan keputusan yang diambil oleh Feli, tetapi Feli menjelaskan bahwa ini adalah salah satu cara agar terbebas dari Pak Suryo. Ia juga memastikan kepada orangtuanya bahwa ia baik baik saja, walaupun hatinya saat ini merasa tidak rela dan tidak mau menerima semua yang menimpanya.

Dan tepat hari ini sebenarnya ia sudah menyandang status istri Pak Suryo, tetapi semua itu tidak terjadi karena Feli kabur di hari pernikahan nya. Ia menyelinap keluar saat semua orang sedang lengah serta bodyguard Pak Suryo tidak berada di depan kamarnya. Kesempatan itu ia ambil untuk segera kabur dan keluar dari rumahnya, saat itu Feli hanya memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa lolos dari pernikahan ini.

Seketika tubuhnya luruh saat ia mengingat bagaimana keadaan orang tuanya sekarang. Ia tidak bisa membayangkan orang tua yang ditinggalkannya di hari pernikahan nya. Ia juga tidak bisa membayangkan perasaan cemas orang tuanya serta keadaan ayahnya yang pasti sudah babak belur dipukuli oleh bodyguard Pak Suryo. Ia sudah mengambil keputusan yang salah dengan meninggalkan orang tuanya. Ia harus kembali sekarang, seharusnya ia menerima saja pernikahan itu karena sudah takdirnya untuk menikah dengan orang yang jauh lebih tua darinya.

Semua ini adalah kesalahan nya, ia terlalu egois dengan kebahagiaan nya sendiri tanpa memikirkan bagaimana perasaan dan keadaan kedua orang tuanya sekarang ini.

Feli memeluk lututnya dengan terus terisak di dalam hutan belantara yang sudah mulai gelap. Ia terus saja membayangkan ayahnya yang dipukuli oleh penagih hutang berkali kali. Ia terus menyalahkan dirinya, semua ini adalah salahnya.

Ia menepuk nepuk dadanya berharap sesak di dadanya berkurang karena saat ini dadanya begitu sakit. Suara tangis nya menggema seakan ia memberi tau penghuni hutan akan kesedihan dan kepedihan yang dirasakan nya kini.

Hari semakin gelap dan malam akan segera datang. Ia kembali berjalan menyusuri hutan untuk mencari jalan keluar. Walaupun cahaya bulan tidak seterang siang, namun ini cukup membantunya untuk melihat jalan serta menghindari nya dari tebing serta jurang yang curam.

Sudah berjam jam ia berjalan tetapi ia belum juga menemukan ujung dari hutan ini. Walaupun dulu ia sering pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, tetapi hutan yang disusuri nya saat ini begitu sangat asing. Yang pasti hutan ini sangat jauh dari kampung dan pemukiman penduduk karena jalan yang dilaluinya sedari tadi tidak menunjukan tanda tanda orang berlalu lalang di dalam hutan ini.

Karena lelah berjalan, ia beristirahat sejenak di bawah pohon rindang. Jika saja ada orang yang melihat dirinya saat ini, orang tersebut akan lari karena mengira dia adalah hantu.

Bagaimana tidak penampilan nya saat ini begitu kacau dengan make up yang sudah luntur, baju kebaya putih yang sudah berubah warna menjadi coklat, rambut acak-acakan yang sudah sangat kusut, serta telapak kakinya dipenuhi dengan beberapa luka gores karena sempat terjatuh.

Wajar jika kakinya penuh luka gores karena ia berjalan dan berlari tanpa menggunakan alas kaki, kakinya juga sempat keseleo ringan saat ia terpeleset dan sekarang ia baru merasakan sakit di kakinya bahkan sekujur tubuhnya.

Tiba tiba hujan deras datang mengguyur seluruh tubuhnya. Lengkap sudah penderitaan nya hari ini, dan penderitaan ini datang karena kesalahannya sendiri akan keegoisan nya untuk mencari kebahagiaan nya seorang.

Next chapter