1 Prologue: Separation

Di salah satu taman rumah sakit, dengan cuaca pagi yang masih segar. Di bawah salah satu pohon Sakura yang tumbuh di sana, tampak ada dua sosok manusia, pria dan gadis muda tengah menghabiskan waktu bersama.

Sama-sama tengah tenggelam dengan pikran masing-masing, posisi si gadis ialah tengah berdiri di samping si pria yang duduk di atas kursi roda nya.

15 menit telah berlalu, sementara angin pagi yang bertiup sepoi-sepoi sesekali akan melambaikan surai hitam si gadis yang tergerai dengan indah nya.

Lama tak ada yang membuka pembicaraan, perlahan pria yang tadi duduk di kursi roda pun tolehkan wajah nya pada si gadis yang tampak terlalu hanyut dalam pikiran nya.

Berdehem sebentar guna mengumpul kan suara, perlahan pria itu pun mulai membuka mulut nya.

"Sakura-chan?" panggil si pria, dan seketika mengalihkan atensi si gadis pada nya.

"Ya Tanaka-kun," sahut si gadis.

"Kau sedang memikirkan apa? Terlihat seperti ada sesuatu yang menganggu mu!!" tanya si pria yang diketahui bernama Tanaka dengan penasaran.

"Aa itu," hening sesaat, "aku sedang tak memikirkan apa pun Tanaka-kun!" jawab si gadis bernama Sakura.

"Apa kau yakin? Kau tau bahwa kau bisa menceritakan nya pada ku bukan?" ujar Tanaka.

"Hehe. Tak ada Tanaka-kun. Sama sekali tak ada," sangkal Sakura.

"Oh ya, apa kau sudah mau kembali ke ruangan Tanaka-kun?" tanya Sakura kemudian.

"Seperti nya belum. Aku masih mau di sini menghabiskan waktu dengan mu Sakura-chan," sahut yang ditanya.

"Baiklah, kita akan di sini sedikit lebih lama lagi jika begitu," tanggap Sakura yang setuju.

Kembali hening di antara kedua nya, lalu dengan lamat-lamat Tanaka pun mulai mengamati ekspresi wajah Sakura yang ada di sisi nya.

"Ne Sakura-chan?" panggil Tanaka lagi, kembali membuat yang di panggil seketika menoleh.

"Ya!" sahut Sakura.

"Sakura-chan, ini bulan apa?" tanya Tanaka tiba-tiba, membuat gadis di depan nya untuk beberapa saat menyempat kan diri mengecek handphone.

"Aaa ... sudah masuk Februari akhir Tanaka-kun. Ada apa?" tanya Sakura setelah nya.

"Benarkah??" kata Tanaka kaget.

"Ya Tanaka-kun!" ulang Sakura dengan ekspresi bingung.

"Aaa kalau begitu, bukankah itu arti nya bulan depan sudah akan masuk musim semi?" ujar Tanaka setelah nya. Namun entah kenapa membuat ekspresi wajah Sakura seketika berubah.

"Ada apa Sakura-chan?" tanggap Tanaka yang menyadari perubahan tersebut.

"Tidak ada apa-apa Tanaka-kun. Kenapa menanyai ku begitu?" ujar Sakura yang justru balas bertanya.

"Dia menyembunyikannya lagi!" batin Tanaka yang peka.

"Tanaka-kun?" panggil Sakura yang menunggu.

"Tidak, lupakan saja Sakura-chan!" pinta Tanaka, namun tak urung membuat Sakura mengkerutkan dahi nya, bingung.

Hingga akhir nya, gadis itu pun tiba-tiba terbelalak kaget begitu teringat kembali dengan janji yang telah mereka berdua buat di musim semi tahun lalu.

"Eh Sakura-chan, kau kenapa menangis?" panik Tanaka begitu melihat kekasihnya tau-tau sudah berurai air mata.

"Hiks hiks ... maaf Tanaka-kun! A-Aku tak bermaksud menangis. Hiks...!!" sahut Sakura yang sesegukan.

"Aaa ... apa perkataanku tadi mengingatkan mu akan janji kita Sakura-chan?" tebak Tanaka, seperti mengetahui isi pikiran si gadis.

Namun sayang nya tak mendapat jawaban karena Sakura terlalu hanyut dalam isak tangis nya.

"Sakura-chan maafkan aku!" ujar Tanaka setelah nya.

"Hiks ... hiks ... maaf untuk apa Tanaka-kun?" tanya Sakura, heran.

"Untuk janji itu," sahut Tanaka, "seperti nya kau khawatir jika aku tak bisa menetapi nya ya?" tanya Tanaka kemudian.

"Hiks ... lupakan janji itu Tanaka-kun. Karena yang penting sekarang adalah kesehatanmu," ujar Sakura sembari kali ini berusaha menghapus air mata nya yang mengalir.

"Maafkan aku Sakura-chan. Lagi-lagi aku selalu membuatmu khawatir. Maaf, karena aku kau jadi terjebak dalam hubungan kita yang seperti ini!" sesal Tanaka yang terlihat sedih.

"Apa yang kau bicarakan Tanaka-kun!! Memangnya hubungan kita seperti apa? Berhenti membuat asumsi mu sendiri. Aku bahagia bisa bersama dengan mu Tanaka-kun," tetang sakura.

"Tapi tetap saja a..."

"Seperti nya sudah waktu nya kita masuk Tanaka-kun. Berdiam diri terlalu lama di luar ruangan tak baik untuk mu. Ayo kita masuk!" interupsi Sakura, lalu mulai mendorong kursi roda yang di duduki kekasih nya untuk kembali masuk ke dalam rumah sakit.

.

.

.

.

.

2 hari kemudian di koridor rumah sakit, tampak Sakura bersama seorang dokter dan dua suster lain nya tengah membawa seorang pria yang terbaring lemah di atas brankar menuju ke suatu ruangan.

Akan menjalani proses operasi terkait kanker yang di derita nya, pria itu adalah Tanaka.

Sembari berjalan, akan terdengar suara Sakura yang tengah berbicara dengan Tanaka yang terus memperhatikan Sakura dengan lekat seolah ingin merekam wajah sang kekasih baik-baik dalam ingatan nya.

"Tanaka-kun ... kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Waktu itu kau sendiri sudah dengar dari dokter, bahwa kemungkinan operasimu akan berjalan dengan lancar bukan? Jadi kau tenang saja ne!" ujar Sakura pada Tanaka.

Sementara mendengar penuturan tersebut, sontak saja dokter yang sedari tadi menemani mereka berdua pun melirik sekilas pada pasien nya yang masih menatap sang kekasih.

"Jadi sampai akhir dia tak mau memberitahunya ya!" bisik hati kecil si dokter.

"Aa nona, kita sudah sampai!" seru salah satu suster tiba-tiba, memberitahukan Sakura sekaligus mengembalikan fokus sang dokter yang sempat melamun.

"Nah nona Sakura, sekarang sudah waktunya untuk kami mulai operasi. Apa sudah bisa ku bawa tuan Tanaka untuk masuk ke dalam?" tanya si dokter pada Sakura, lantaran gadis itu tampak menggenggam tangan Tanaka dengan erat seolah tak mau melepaskannya.

"Bisa beri aku waktu sebentar lagi dokter?" pinta Sakura akhirnya, sembari memandangi dokter tadi dengan penuh harap.

Mengecek arloji yang ia pakai, setelah nya sang dokter yang ditanya pun akhir nya mengangguk mengizinkan.

"Terimakasih dokter!" ujar Sakura senang.

"Sakura-chan??" panggil Tanaka kali ini, dan mengalihkan perhatian gadis nya.

"Ya Tanaka-kun?" sahut Sakura.

"Sakura-chan, misalkan jika ternyata nanti operasi nya gagal, bisakah kau berjanji sesuatu pada ku?" pinta Tanaka tiba-tiba.

"Apa yang kau bicarakan Tanaka-kun? Kenapa kau seolah tak percaya bahwa kau akan selamat?" tanya Sakura kaget sekaligus cemas.

"Hanya bertanya saja Sakura-chan. Sebab jika sudah berada di atas meja operasi, apa pun bisa terjadi bukan?" ujar Tanaka sebagai balasan.

"Tanaka-kun, aku tak mau kau berbicara seperti itu! Jangan menakutiku Tanaka-kun," kata Sakura panik dan tanpa sadar sudah berurai air mata kembali.

"Sakura-chan kenapa kau...!!"

"Tanaka- kun ku mohon berjuang lah!!" interupsi Sakura.

"Ku mohon jangan menyerah Tanaka-kun. Kau tau benar aku akan seperti apa jika kau tak ada bukan?"

"Jangan berkata seolah kau akan pergi Tanaka-kun. Kau ... hiks ... kau harus tetap di sini untuk berada di sisi ku Tanaka-kun," isak Sakura panjang lebar.

Sementara itu, Tanaka yang sedari tadi mendengarkan dan kembali melihat Sakura menangis, jujur saja iapun merasa iba dengan si wanita.

"Ba-baiklah! Aku akan mencoba berjuang Sakura-chan," putus Tanaka akhirnya, dan seketika membuat Sakura menjadi lega.

"Tapi tolong jangan tangisi aku jika nanti akhir nya aku tetap pergi meninggalkan mu Sakura- chan!! Maaf karena sudah berbohong," lanjut nya dalam hati.

"Mm permisi nona Sakura, waktu anda telah habis!" umum si dokter tiba-tiba, dan mengalihkan atensi ke dua nya.

"Aa, baiklah dokter. Anda sudah bisa membawa Tanaka-kun pergi sekarang. Tolong selamatkan dia ne dokter?" pinta Sakura pada dokter yang berdiri di sisi kepala sang kekasih.

"Hmm. Doa kan saja nona Sakura," tanggap si dokter.

Setelah nya, si dokter pun segera memberikan instruksi pada kedua suster yang mengiringi mereka tadi untuk membawa Tanaka pergi.

"Sampai nanti Tanaka-kun. Semangat!!" ujar Sakura pada Tanaka yang melihat nya dengan sendu.

Begitu ruangan operasi di depan nya tertutup, segera saja Sakura yang masih berdiri tadipun seketika jatuh merosot untuk duduk di atas lantai.

"Hiks Tanaka-kun ... hiks ... semoga kau selamat!" isak Sakura.

Tbc

Terima Kasih sudah membaca. 😊😊

Jangan lupa untuk memberikan dukungan kalian pada cerita ini ne. 😁

4/08/20

avataravatar
Next chapter