webnovel

Ch.1: A Meeting between Him and Her

_4 tahun kemudian_

Di sebuah taman, tempat di mana pohon sakura banyak tumbuh. Terlihat seorang gadis yang mengenakan coat coklat tengah berjalan dengan santai sembari sesekali mengukirkan senyum di bibir tipis nya kala melihat ada banyak sekali pasangan baik muda-mudi maupun yang telah berkeluarga sedang menikmati indah nya suasana pagi ini.

"Aki-kun ayo kita ambil photo di dekat danau sana!" terdengar teriakan seorang gadis muda tak jauh dari gadis tadi yang membuat ia kembali mengukir senyum nya namun kali ini dengan mata yang terlihat sendu.

"Tanaka-kun!!" gumam nya, dan tanpa sadar telah meloloskan sebutir air mata yang mengalir begitu saja pada ke dua pipi nya yang tampak pucat.

"Wah masakan mu benar-benar enak Mika-chan. Ini benar-benar luar biasa," terdengar lagi suara pria muda dari arah lain nya yang membuat gadis tadi dengan cepat menghapus airmata nya meski pun ia sadar bahwa tidak akan ada yang menyadari sosok nya yang tengah menangis sendiri saat ini.

"Sugoi Sakura chan ... makanan buatanmu ini memang benar-benar sangat lezat. Wah ... ku rasa aku akan segera menjadi pria yang gendut jika kau terus memasak kan ku makanan lezat setiap hari nya seperti ini!!"

Tes tes tes!

Butiran permata kristal yang tiba-tiba jatuh tanpa permisi ketika gadis tadi -Sakura- teringat kembali akan kenangan nya dulu bersama sang kekasih.

"Ibu, kenapa onee-chan yang di sana itu menangis?" bisik seorang anak kecil sembari tangan nya ia arah kan pada Sakura yang mulai sibuk mengusap air mata nya tadi.

"Hush ... mungkin onee-chan itu hanya tengah bertengkar saja dengan kekasih nya," sahut si ibu yang ditanya.

"Ehh, jahat sekali kekasih nya onee chan itu! Apa onee chan baru saja patah hati ibu?" tanya si anak lagi.

"Entahlah Ryo-kun, tapi mungkin begitu!" duga sang ibu.

"Ne Ryo-kun, ingatlah ... nanti jika kau sudah menjadi pria dewasa, berjanji lah untuk tidak membuat seorang wanita menangis okay?" pinta si ibu setelah nya, sembari kemudian mengusap-ngusap pipi anak nya dengan sayang.

"Hmm ... tentu saja. Kata ayah jika seorang pria telah membuat seorang wanita menangis, maka ia sama saja sudah menjadi pria yang pengecut. Iya kan ibu?" balas si anak.

"Ya Ryo. Ryo-kun juga pasti tidak akan mau menjadi pria seperti itu bukan?"

Mempoutkan bibirnya, anak tadi pun lantas menggeleng samar sebagai jawaban.

"Anak ibu memang pintar. Ibu bangga pada mu nak," senang si ibu, sembari mengusak surai hitam sang anak dengan gemas.

Sementara itu, Sakura yang masih sesegukan, tampak gadis itu seperti nya lupa bahwa ia tengah berada di tempat khalayak ramai dan penuh dengan banyak pasang mata yang saat ini meliriknya dengan heran.

Tak peduli, ia justru semakin tenggelam dalam isak tangisnya yang terasa menyesakkan.

Di tempat lain.

"Oh ayolah tuan, saya mohon tolong kembali bersama dengan saya sekarang juga untuk menemui tuan dan nyonya!!" pinta seorang laki-laki paruh baya pada seorang pria lain nya yang tampak sedang sibuk menjepretkan kamera yang ia pegang.

"Astaga tuan muda, mereka pasti sudah menunggu anda sejak satu jam yang lalu!! Anda tentu nya tidak ingin mereka menunggu lebih lama lagi bukan?" lanjut si pria paruh baya lagi, tak menyerah.

Namun si empu nya yang sedang diajak bicara, justru malah tengah melenggang dengan santai di sepanjang deretan pohon sakura tadi sambil sesekali berhenti dan mengambil gambar dengan kamera yang ia pegang di tangannya.

"Tuan ... tuan muda Taehyung!" panggilnya lagi.

"Wah pak Lee ... lihat!" tunjuk Taehyung tiba-tiba.

"Daebak, sungainya terlihat sangat cantik pak. Ayo ikut dengan ku ke situ!" ajak Taehyung, lalu mulai menarik lengan si lelaki paruh baya agar mengikuti langkah nya.

"Ya tuhan tuan muda ... setelah ini saya pasti akan dibantai oleh nyonya besar!!" gerutu si pria paruh baya yaitu pak Lee dengan pasrah.

Segera setelah tiba di sungai yang ia tuju tadi, Taehyung sekarang pun mulai sibuk mengabadikan setiap pemandangan indah yang ia tangkap. Sementara di sisi lain, pak Lee (sekretarisnya) hanya dapat mengekori Taehyung walaupun wajah nya terlihat sangat gusar sebab khawatir atas apa yang nanti akan menimpa pada nya setelah ini.

"Pak Lee, senyum!" instruksi Taehyung tiba-tiba, sembari kamera nya ia arahkan pada sang sekretaris.

Cekrek!

Suara lensa kamera kemudian, yang telah berhasil menangkap ekspresi pak Lee yang tak siap.

"Tu-Tuan muda, kenapa anda mengambil gambar saya?" kaget pak Lee, sembari mendekati tuan muda nya yang saat ini justru tengah sibuk memperhatikan setiap jepretan yang berhasil ia ambil dengan kamera nya tadi.

"Wuahh ... cantik sekali. Yang ini juga! Daebak, ku rasa kemampuan ku dalam mengambil gambar semakin bagus!!" ujar Taehyung memuji dirinya sendiri.

Namun tak lama setelah nya, tanpa sengaja ekor mata pemuda itu pun tiba-tiba menangkap sosok seorang gadis yang terlihat tengah berjalan semakin dekat ke arah sungai yang mana lokasinya tak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.

"Astaga ...apa yang gadis itu akan lakukan?" cemas Taehyung.

"Tuan, tuan sedang melihat apa?" tanya pak Lee heran, sebab melihat raut wajah Taehyung terlihat panik.

"Ya tuhan ... gadis itu pasti sudah gila!!" seru Taehyung tiba-tiba, lalu dengan refleks segera menyerahkan kamera nya pada pak Lee yang tak sigap dan hampir saja menjatuhkan kamera tersebut jika saja ia tak punya refleks yang bagus.

"Tuan muda, anda mau...!!"

Byuuurrrr!!

Terdengar suara riak air yang timbul lantaran seorang pria baru saja melompat kan diri ke dalam nya.

"Astaga tuan muda, apa yang anda lakukan?" seru pak Lee yang panik, lantaran pria tersebut tak lain adalah tuan nya.

Sementara para pengunjung yang kebetulan menyaksikan peristiwa itu, mereka pun mulai berdiri berjajar di pinggir sungai untuk melihat apa yang sebenar nya terjadi.

Kembali kepada Taehyung, begitu ia telah menceburkan diri, kini ia pun tengah berusaha membuka mata nya guna mencari keberadaan si gadis yang tadi telah meloncat lebih dulu.

Membuka mata nya lebar-lebar seraya menoleh kan kepala ke kiri dan ke kanan, pada akhir nya Taehyung pun berhasil melihat sosok si gadis yang terbaring kaku di dasar sungai.

Bersyukur karena setidak nya dia pandai berenang sekaligus menyelam, segera saja Taehyung dengan gesitpun menggerakkan tubuhnya untuk menyelam lebih dalam.

Sementara itu di permukaan, orang-orang pun mulai merasa gusar. Terlebih pak Lee yang begitu sangat mengkhawatirkan Taehyung.

"Astaga, apa yang harus ku lakukan? Aku tak bisa berenang, sementara tuan muda tak kunjung muncul. Jika terjadi apa-apa pada tuan muda, habislah aku akan dibantai oleh tuan besar dan nyonya besar!" gumam pak Lee sembari bolak-balik di tempatnya.

Menunggu hingga beberapa menit, perlahan permukaan air sungai yang tadinya tenang, kini pun mulai bergoyang disusul dengan muncul nya kepala Taehyung yang seketika membuat semua orang menjadi heboh.

"Eoh ... dia berhasil!!" terdengar beberapa pekikan dari orang-orang yang ada di pinggir sungai.

"Dia selamat!" seruan lainnya.

"Tuan muda!!" teriak pak Lee tak ketinggalan, senang bukan main sebab melihat tuannya ternyata masih hidup.

Sementara itu, Taehyung tadi pun tengah menepi ke pinggiran sungai dengan si gadis yang telah berhasil ia selamatkan.

Segera membaringkan si gadis di atas permukaan tanah, Taehyung lantas mulai menepuk-nepuk pipi si gadis untuk membangunkannya.

"Yaa, kau belum mati kan?" panik Taehyung yang tak kunjung mendapat kan respon.

Menempelkan telinga nya pada dada si gadis sebelah kiri, Taehyung seketika kaget kala tak mendengar detak jantung si gadis yang terbaring di depannya.

Mengambil posisi, segera saja ia pun mulai melakukan CPR pada gadis tersebut.

"Huft huft huft, ku mohon ayo bangun! Buka mata mu!" monolog Taehyung yang berbicara, sembari terus berusaha menekan dada si gadis yang masih memejamkan matanya dengan erat.

Menunggu beberapa menit namun tak kunjung berhasil, lalu Taehyung kemudian pun mulai memberikan nafas buatan.

Sementara itu, orang-orang pun masih memperhatikan mereka dan ikut pula merasa cemas sekaligus khawatir dengan keadaan si gadis muda yang tak kunjung sadar.

"Huft .... huft .... huft ... ku mohon, ayo buka matamu! Kau masih mau hidup bukan?" cemas Taehyung yang mulai frustasi, lantaran si gadis tak kunjung sadar.

Uhuk uhuk uhuk uhuk!

Terdengar batuk seseorang, yang tak lain bersumber dari si gadis lalu segera memiringkan kepala nya untuk memuntahkan air yang tadi sempat masuk ke dalam rongga dada.

Hosh hosh hosh!!

Deru nafas Taehyung yang lelah, namun lega begitu si gadis akhir nya bisa ia selamatkan.

"Hei ... hosh hosh ... syukur lah akhir nya kau sadar juga!" ujar Taehyung kemudian, begitu si gadis mulai bernafas dengan teratur dan melihat pada nya.

"TUAN MUDAAAA!!" tiba-tiba terdengar teriakan seseorang, tak lain adalah Pak Lee yang kini sudah berada di sisi tuan nya.

"Tuan muda, anda baik-baik saja bukan? Apa anda merasa sesak? Butuh saya panggil kan ambulance?" tanya pak Lee secara beruntun, sembari tangan nya memeriksa sekujur tubuh Taehyung.

"Hai paman!" sapa Taehyung.

"Tenang, aku baik-baik saja. Jangan khawatir," sahut Taehyung, sembari menampak kan senyum nya.

Mengelus dada nya sebab merasa lega, kekhawatiran pak Lee seketika menguap.

"Syukurlah tuan muda. Saya sangat mencemas kan anda tadi," kata pak Lee kemudian.

"Hei, apa kau baik-baik saja?" tanya Taehyung kini, yang kembali memfokuskan atensi nya pada si gadis yang telah ia tolong.

Berusaha menduduk kan diri dengan bantuan lengan tangan nya, kemudian gadis yang ditanyai tadi -Sakura- lantas langsung memicing kan mata nya dengan tajam pada Taehyung yang sudah menyelamatkannya tersebut.

"Yaakkkk, sebenar nya apa masalah mu? Kenapa kau membantuku hah?" teriak Sakura tiba-tiba, membuat si empu yang diteriaki, pak Lee dan kerumunan manusia yang masih menonton mereka seketika kaget.

"A-A-Astaga! Apa kau baru saja meneriaki tuan muda ku nona?" murka pak Lee pada Sakura di depan nya.

"Pak Lee sudah, jangan di hiraukan!" tegur Taehyung, membuat si empu nya seketika diam.

"Kau ... dasar kau bodoh! Kau itu sudah merusak rencana ku kau tau!" lanjut Sakura yang rupa nya masih kesal.

Mulai mengerti dengan arah pembicaraan si gadis di depan nya, Taehyung perlahan pun menatap balik gadis tersebut.

"Aa ... sepertinya kau tadi bermaksud ingin melakukan bunuh diri ya?" tebak Taehyung kemudian.

"Astaga ... apakah yang dia katakan benar?" shock semua orang yang masih mengerubungi mereka.

"Benarkah itu tuan muda?" tanya Pak Lee juga pada sang tuan yang masih menatap Sakura di depan nya.

Mengabai kan pertanyaan Taehyung juga orang-orang di sekitar nya, setelah nya Sakura pun lantas berdiri dari posisi nya.

"Dasar suka ikut campur. Aku tak butuh bantuan mu!" cerca Sakura, lalu dengan segera pergi meninggalkan kerumunan tersebut dan juga Taehyung yang menatap nya tidak percaya.

"Astaga ... ada apa dengan gadis itu sebenar nya?" gumam Taehyung heran.

"Ya ampun, dasar gadis tidak tau diri. Sudah dibantu oleh tuan mudaku, malah marah-marah begitu. Mana tidak tau terima kasih pula," omel pak Lee di samping Taehyung, sebab merasa kesal dengan kelakuan Sakura yang meninggalkan tuan nya begitu saja.

"Aigoo, sudahlah pak Lee. Anggap saja aku kurang beruntung hari ini," tanggap Taehyung dengan santai.

"Ta-Tapi tuan muda!"

"Aishhh!!" seru Taehyung tiba-tiba, ketika melihat jam di pergelangan tangan nya telah berhenti bergerak.

"Tuan muda, ada apa?" sigap Pak Lee bertanya.

"Ini pak, jam ku!" tunjuk Taehyung.

Melihat jam tangan yang tuan nya kenakan, pak Lee tau betul bahwa jam model tahun 90 an yang Taehyung kenakan itu sangatlah berharga bagi sang tuan walau harga nya sangat murah dan tidak anti air tak seperti jam modern masa kini.

"Astaga, bagaimana ini tuan muda?" panik pak lee.

"Nah, saya susul gadis itu untuk minta ganti rugi ya tuan!" ujar pak Lee kemudian.

"Tidak-tidak. Pak Lee tak usah. Kau tidak perlu melakukan nya pak!" buru-buru Taehyung menarik tangan sang sekretaris.

"Ta-Tapi tuan, bukankah itu peninggalan dari nona Ae Ri?" tanggap pak Lee yang khawatir.

"Aa itu, sudahlah ... tak apa. Mungkin sudah waktu nya juga untuk ku melupakan gadis itu pak. Lagipula, jika aku terus mengenakan benda yang pernah ia berikan padaku, bukankah itu akan membuat ku jadi gagal move on?" jelas Taehyung pada sang sekretaris.

"Ta-Tapi!!"

"Tak apa pak," buru-buru Taehyung kembali menyela.

"Baiklah, jika tuan muda maunya begitu!" pasrah pak Lee kemudian.

Membantu sang tuan muda untuk kembali berdiri, setelah nya mereka berduapun beranjak dari sana.

Tbc

Next chapter