1 Dunia Manusia?

"Lihat! Itu dia. Penyihir yang mendapatkan nilai sempurna pas ujian class A kemarin" bisik seseorang kepada temannya begitu melihat seorang pria sedang berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Oh, betapa tampannya dia"ucap seseorang lagi yang masih terdengar di telinga pria tersebut namun ia tetap menyusuri koridor sekolah dengan santainya tanpa menatap para penyihir yang sedang membicarakannya.

"Kudengar, dia baru berusia 70 tahun. Tapi.. dia sungguh hebat" bisik seseorang lagi.

"Tau nggak, aku kemarin menggunakan sihir Love Dovey (sihir untuk membuat lawan jenis jatuh cinta) tapi dia sama sekali tak terpengaruh, hebat kan?"bisik seseorang lagi yang mengagumi sosok yang kini berjalan dihadapannya.

"Aku juga kemarin menggunakan Charm Booster (sihir untuk menarik perhatian lawan jenis) tapi dia sama sekali tak tertarik, huh"keluh seseorang kepada temannya.

"Aku ingin sekali berkencan dengannya walau hanya sehari" bisik seseorang lagi.

Dan bisik bisikan lain dengan jelas terdengar ditelinga Pria yang sedang berjalan menyusuri koridor sekolah, namun seperti biasa, pandangannya dingin dan tetap cuek, tak mau mengomentari ataupun membalas kata kata yang dilontarkan untuknya.

"Sparkle 07"panggil seseorang membuat Pria itu menghentikan langkah kakinya dan membalikan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya. Orang yang memanggilnya pun mendekati pria itu dan menatapnya dalam dalam.

"Miss" ucap pria tadi atau yang dipanggil Sparkle 07, lebih tepatnya itu adalah sandi sebuah nama di sekolah mereka ini. Sparkle adalah nama sekolah sementara 07 adalah tingkat kemampuan para penyihir yang berada di tempat ini. Iapun langsung membalas tatapan orang yang memanggilnya dengan tatapan lebih dalam daripada orang yang menatapnya.

"Haha, seperti biasa kamu memang hebat, jadi sihir Love Dovey tak berpengaruh, huh?"ucap orang yang di panggil Miss tadi sambil tertawa kecil, ia baru saja mencobai siswanya dengan sihir yang sangat dia kuasai namun dengan telak siswa tersebut mematahkan sihirnya.

"Kyaa.. Miss Winda"teriak histeris beberapa pria yang berada dibelakang Sparkle 07. Mereka seperti orang yang tak terkendali dengan wajah memerah dan mata yang seakan tergambar sosok Miss Winda dan perlahan mulai mendekati orang yang dipanggil Miss Winda.

"Upss, sepertinya ada kesalahan disini, Kai"ucap orang yang dipanggil Miss Winda kemudian mengacungkan telunjuknya dan menyebutkan kata "Kai" seketika pria pria tadi langsung sadar kembali dan bingung apa yang sedang mereka lakukan.

"Jadi, kenapa Miss memanggil saya?"Tanya Spakle 07 dengan ekspresi yang masih dingin. Miss Winda pun tersenyum dan mengingat maksud dia mencari siswa berbakat sekolah sihir mereka, Sparkle Gold

"Mister Chairman memanggilmu"ucap Miss Winda kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah. Pria itupun mendesah kemudan memakai kembali jubah yang sebelumnya sudah ia lepas dan mengikuti Miss Winda

***

"Ada apa Mister?"Tanya pria itu ketika memasuki ruangan kepala sekolah Sparkle Gold. Dihadapannya berdiri seorang kakek tua berambut putih dan berjanggut lumayan panjang yang juga berambut putih dan memakai jubah putih. Ia keliatan sedang memandang sesuatu dan setelah orang yang dicarinya muncul, ia langsung berbalik dan menatap pria itu.

"Ehem, ku dengar kamu kemarin berhasil lolos ujian class A? Apakah benar?"Tanya Mister Chairman yang kini berada dihadapan pria tadi. Iapun dengan masih cuek mengganguk.

"Hmm.. Saya sebenarnya masih ragu untuk memilih kamu, tapi.. Kamu sekarang adalah siswa terpintar disekolah ini, 07. Kurasa kamu pantas untuk menjadi guru ketujuh disini, untuk itu. Saya memberikan kamu Misi Class S! Dan saya harap kamu menyelesaikan tugas ini dengan baik!"kata Mister Chairman. Sparkle 07 pun mendesah. Kemudian ia mengganguk setuju walaupun ia sebenarnya ingin protes tapi ia kembali mengingat undang undang dunia sihir pasal 1 ayat 4 yang berbunyi "Harus menerima misi dalam bentuk apapun"

"Baiklah, jadi misi seperti apa kali ini?"Tanya Sparkle 07. Mister Chairmanpun tersenyum.

"Mister Warren"panggil Mister Chairman kepada salah satu guru. Tiba tiba seseorang muncul di depan kedua orang itu. Seakan mengerti, Mister Warren langsung memandang Sparkle 07.

"Misinya adalah membawa Phantom 07, salah satu anggota Phantom Lord -sekolah penyihir yang melanggar aturan dunia sihir- kesini. Apakah kamu bisa?"Tanya Mister Warren. Pria yang diberi julukan Sparkle 07 itupun menelan ludahnya, ia mengenal betul Phantom Lord, sekolah penyihir yang dikatakan sadis dan sering keluar masuk penjara dunia sihir. Dan kenapa ia harus memata matai sekolah itu?.

"Baiklah, saya menerimanya, jadi.. kapan dimulai?"Tanya pemilik julukan Sparkle 07. Mister Warrenpun tersenyum kemudian memegang pundak pria itu dan menyebutkan sebuah mantra. Seketika pria itu bersama Mister Warren yang ahli bidang Teleportasi segera menghilang dihadapan Mister Chairman.

***

Sparkle 07 pun akhirnya tiba di sekitar daerah Phantom Lord, ia langsung bergidik melihat sekolah yang seperti kastil kuburan. Ia kemudian segera berlari kecil kearah pohon yang cukup besar untuk bersembunyi dan setelah merasa aman, ia merentangkan kedua tangannya kedepan dan menyebutkan sebuah mantra, mencari seseorang yang bersandi Phantom 07.

"Ah, Ketahuan"ucap Sparkle 07 ketika mengetahui seorang yang bersandi Phantom 07 kini berada dihadapannya dan tersenyum licik. Seperti mendapatkan sebuah mangsa. Sparkle 07 pun tersenyum, seakan meremehkan lawan dihadapannya. Pemilik sandi Phantom 07 juga tersenyum kecut, meremehkan lawan dihadapannya. Tiba tiba Sparkle 07 itu langsung mengarahkan jari telunjuknya kehadapan musuhnya dan menyebutkan sebuah mantra, tiba tiba petir keluar dari jarinya dan menyerang Phantom 07.

"Lumayanlah, tapi serangan seperti itu adalah serangan orang bersandi 50"ucap Phantom 07 menghindari serangan itu dengan melompat kearah samping kanan. Sparkle 07 pun tersenyum. Sesuai prediksinya Phantom 07 bakal melompat dan dia sudah menunggu akan hal itu.

"Thorn Fire"ucap Sparkle 07, kemudian menghentakkan kaki kanannya ke tanah dan seketika terdapat lubang ditempat mendarat Phantom 07 dan terdapat duri duri yang muncul dan menyala seperti api. Phantom 07 tertancap di duri duri itu dan mengerang kesakitan. Sparkle 07 pun memandang dirinya yang terdapat di bawah dengan tatapan meremehkan membuat Phantom 07 geram. Ia kemudian membuat 0 dari menyatukan telunjuk dan jempol kedua tangannya.

"Hell Zone"ucapnya tersenyum sinis. Seketika sebuah cahaya hitam bulat keluar dari lubang yang ia buat. Sparkle 07 pun menelan ludahnya, ia mengetahui sihir itu, sihir terlarang yang membuat dirinya terlempar ke daerah lain, karena manfaat sihir itu membuat sihir itu dilarang oleh pemerintah dunia sihir. Namun tanpa bisa menghindar lagi, iapun masuk kedalam cahaya itu dan menghilang dari dunia sihir.

***

"Mister"ucap seseorang. Mister Chairmanpun mengganguk, ia juga merasakan hal yang sama, kehadiran Sparkle 07 menghilang.

"02, 03, 04, 06"panggil Mister Chairman kepada guru guru di Sparkle Gold. Ia sendiri menyandang julukan 01 karena ia adalah pemimpin Sparkle Gold. Seketika 5 orang langsung berkumpul bersama di ruangan kepala sekolah itu.

"07, dia menghilang"ucap Mister Chairman. Keempat guru itupun langsung shock, menyadari maksud dari kata menghilang.

"Mister, aku menemukannya"panggil 03 yang membuat semua orang langsung menatapnya. 03 yang sedang duduk bersila mengambang diudara dan bola Kristal yang berada didepannya yang mengambang juga langsung mengarahkan bola kristalnya kedepan biar semuanya dapat melihat.

"Dia, berada di dunia manusia"ucap 03 setelah menemukan jejak siswa kesayangan mereka. Semuapun menelan ludah dan kembali menatap 03.

"Dugaan saya benar. 07, Reinkarnasi dari Gabriel. Teman anda. Kepribadian dirinya dan Gabrielpun sama, wajahnya mirip, kemampuan mereka sama. Jadi, bagaimana Mister?"Tanya 03 yang memang ahli dalam bidang ramalan dan melacak seseorang. Mister Chairman pun nampak gelisah, ia tak mau kejadian yang sama terulang kembali kepada sosok murid yang ia banggakan.

***

"Ini dimana?"batin pria yang tiba tiba mendarat di bawah jembatan. Iapun menatap sekelilingnya, berusaha mencari informasi dimana ia berada sekarang. Ia lalu membacakan sebuah mantra untuk mencari informasi tempatnya sekarang berada. Ia terakhir kali mengingat bahwa ia diserang oleh Phantom 07 dan dikirimkan ke neraka, namun karena sebelumnya ia mengucapkan sebuah mantra, ia tak terseret ke neraka melainkan..

"Human World"ucapnya setelah mengetahui dimana dirinya. Ia menelan ludah, mengingat undang undang para penyihir yang mengatakan bahwa mereka tak boleh ke dunia manusia, mereka tak boleh menggunakan sihir di dunia manusia, identitas mereka tak boleh diketahui oleh manusia. Kemudian ia berpikir lagi, apabila menggunakan sihir tanpa diketahui oleh manusia, bukankah itu tak apa apa? Akhirnya setelah memikirkan itu, ia menggunakan sihir perubahan dan merubah tampilannya yang semula menggunakan jubah kini menjadi pakaian layaknya seorang pria manusia pada umumnya, kemudian ia memutuskan untuk terbang dan mendarat di jembatan, ia pun sempat was was dan beruntung tak ada manusia yang melihatnya. Kemudian ia dengan santainya melangkahkan kakinya entah menuju kemana. Tiba tiba langkah kakinya berhenti didepan sebuah supermarket, dan entah mengapa ia memilih untuk memasuki supermarket itu, karena sebetulnya, sudah sejak lama ia penasaran tentang dunia manusia ini.

"Ini.."batin pria itu begitu memasuki supermarket itu, ia merasakan hawa penyihir dan mulai setengah berlari mendekati hawa penyihir dan langkahnya terhenti begitu tak jauh dihadapannya terdapat seorang gadis yang sedang berargumen dengan pelayan toko. Iapun membentangkan kedua tangannya untuk mencari tau siapa gadis itu dan masalah apa yang terjadi.

"Catherine Ara, nama panggilan Kate, umur 16 tahun"batinnya begitu melihat informasi yang ia dapatkan mengenai gadis itu. Kemudian perlahan ia menyebutkan mantra untuk menajamkan indera pendengarannya dan mulai mendengar percakapan mereka.

"Anda harus bayar! Bagaimanapun, Anda yang membuat barang-barang itu pecah!"ucap sang pelayan, disampingnya terdapat satpam yang memandang gadis itu garang. Pria itu masih memandang gadis tadi, kemudian matanya membesar begitu melihat sosok penyihir secara samar mengambil dompet sang gadis, dan entah dorongan darimana, ia mengucapkan sebuah mantra membuat dompet itu berada di tangannya.

"Yasudah, saya akan membayarnya"ucap gadis tadi. Lalu membuka tasnya mencari dompetnya tapi hasilnya nihil, ia tak menemukannya. Iapun mengeluarkan semua isi dari tasnya, namun masih sama, ia tak menemukannya.

"Saya tidak sedang bercanda!"ucap pelayan itu, masih galak. Gadis itu memandang sang pelayan dengan tatapan memalas.

"Pak, bawa dia ke kantor polisi!"ucap sang pelayan kepada satpam disampingnya, sang satpam mengganguk dan siap mengantar gadis itu kekantor polisi namun langkah satpam terhenti begitu seseorang menghentikannya.

"asdfghjkl" gadis itu, sang pelayan, bahkan satpam menatap bingung pada orang yang berbicara namun kata katanya tak mereka pahami.

"Lupa, bahasa penyihir tak pernah akan dimengerti oleh bahasa manusia, mantra mengganti bahasa apaan sih? Emm.. Lo.. bukan deh, hmm.., oh iya, pasti ini"batinnya kemudian mengucapkan sebuah mantra dan mencoba mengatakan perkataannya yang tadi.

"Ini dompet anda kan?"Tanya pria itu. Gadis itu langsung sumringah begitu melihat dompet dan mengambilnya kemudian mengeluarkan uang dan membayar pelayanan itu setelah itu pergi, sebelumnya ia memanggil sang pengembali dompet yang sudah menolongnya.

"Lo yang ngambil dompet gue?"ucap gadis itu membuat pria itu memandangnya heran, Lo? Gue? Itu bahasa apa? Ia tak menemukan bahasa itu di kamus bahasa Indonesia. Setelah ia mendengar pembicaraan gadis itu dan pelayan tadi, ia pun langsung mencocokan bahasanya dan segera tau dia berada di Indonesia dan seketika langsung mengerti bahasa Indonesia karena belajar dari kamus bahasa Indonesia yang baru saja ia pelajari secara cepat.

"Lo? Gue? Maksudnya apaan? Saya tak mengerti"ucap pria itu. Gadis itu menatapnya heran. "Mungkin orang pedalaman"batinnya. Kemudian setelah berdeham, gadis itu memperbaiki kata katanya.

"Kamu yang mengambil dompet aku?"Tanya gadis itu, walau terasa canggung. Mereka seperti berpacaran kalo harus menggunakan kamu-aku.

"Tadi jatuh, dan kebetulan ada foto anda di dompet, jadi saya tau bahwa ini adalah dompet anda"ucap pria itu. Gadis itu menatapnya bingung, perasaan dompetnya tak ada foto dirinya, terus kenapa pria ini bisa tau? Karena ragu, ia membuka dompetnya mencari apakah ada foto disitu. mengetahui bahwa dia berbohong, iapun langsung mengucapkan kembali mantra dan membuat sebuah foto milik gadis itu berada di dompetnya. Gadis itupun mengangkat bahunya, bingung, tapi yasudahlah yang penting dompetnya kembali.

"Kate, nama kamu siapa?"ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Pria itu nampak kebingungan kemudian mengedarkan pandangannya kearah supermarket, mencari sesuatu yang menurutnya bisa dijadikan sebuah nama, tentu saja tak mungkin bagi dirinya untuk menyebutkan "Sparkle 07" karena itu bukanlah sebuah nama.

"Allen"ucap pria itu setelah beberapa saat memikirkan namanya kemudian menjabat tangan Kate. Katepun tersenyum kemudian melepas genggaman tangannya, membuat 07 atau Allen mengangkat alisnya.

"Apa pesona aku kurang ya di dunia manusia"batin Allen bingung, waktu di Sparkle Gold setiap siswi disana pasti terpesona bahkan ingin sekali berjabat tangan dengannya. Miss Winda bahkan menggunakan Love Dovey. Entah kenapa melihat gadis yang satu ini tak terpesona terhadapnya, malah membuat Allen ingin membuat gadis ini terpesona. Apakah dia harus menggunakan sihir Love Dovey untuk membuat gadis didepannya ini terpesona akan dirinya?

"Harus dicoba"batinnya yang entah mengapa ingin sekali membuat gadis didepannya terpesona akan dirinya. Kemudian ia memutar kembali otaknya, mengingat cara kerja Love Doveyyang pernah diajarkan Miss Winda.

"Sihir kali ini tak perlu mengucapkan sebuah mantra, hanya memfokuskan energi pada mata kalian dan mengeluarkan tatapan yang tajam, contohnya seperti ini" akhirnya Allen mengingat kembali cara menggunakan sihir yang sama sekali tak pernah dicobanya. Iapun memandang Kate dengan tatapan tajam seperti instruksi Miss Winda waktu itu.

"Kamu kenapa Allen, mandangin aku sampe segitunya"ucap Kate setelah melihat tatapan Allen. Allenpun segera sadar dan memandang Kate "Apa aku gak cocok dengan sihir ini?"batinnya. kemudian ia melihat dibelakang Kate terdapat cewek cewek dengan wajah memerah dan perlahan mulai mendekatinya.

"Kai"ucapnya pelan sambil mengacungkan jari telunjuknya. Seketika mantra yang dilakukannya tadi langsung hilang dan cewek-cewek di belakang Kate kembali menjadi normal.

"Kenapa? Kenapa mantranya tak berpengaruh padanya? Apakah gadis ini juga seorang penyihir? Tapi.. aku tak merasakan hawa penyihir pada gadis yang kini berada di depanku saat ini"

"Sekali lagi makasih ya, Allen. Aku pamit dulu, bye"ucap Kate kemudian pergi, meninggalkan Allen yang masih bingung kenapa Kate tak terpengaruh dengan mantranya.

***

"Bagaimana? Apakah kita bisa mengembalikan 07 dari Human World?"Tanya Mister Chairman, ia begitu khawatir kejadian Gabriel akan terulang kembali kepada 07. Dulu para penyihir memang memiliki nama tersendiri namun sejak beberapa puluh tahun yang lalu, lebih tepatnya sejak insiden Gabriel, temannya. Nama penyihir dihapuskan bagi yang belum lulus sekolah dan dibuat sekolah-sekolah penyihir dan ketika mereka lahir, orang tua mereka harus mendaftarkan anak mereka ke salah satu sekolah dan memberikan nama anaknya dengan nama depan sekolah beserta nomor. Sementara ketika penyihir sudah lulus dari sekolah, mereka baru akan diberikan sebuah nama oleh orang tua mereka.

"Sepertinya belum bisa, kita membutuhkan waktu untuk menarik yang berasal dari Human World ke sini."ucap Mister Warren, atau 04, yang ahli dalam bidang teleportasi. Mister Chairman nampak gelisah mendengar kabar itu.

"Tapi, kita bisa mengirimkan seseorang ke Human World karena serangan Phantom tadi membuka portal menuju Human world, namun kita hanya bisa mengirimkan satu orang saja karena hanya satu orang saja batas kemampuanku."ucap Mister Warren lagi. Membuat kegelisahan Mister Chairman berkurang.

"Tak apa, satu orang saja cukup untuk menuntun 07 di sana, dan saya sendiri yang akan kesana"ucap Mister Chairman, namun langsung dihadang oleh ahli teleport itu.

"Pendapat saya, untuk menarik 07 kemari kita membutuhkan 3 hari untuk membuat alatnya dan kami membutuhkan anda. Saya rasa yang cocok kesana adalah Miss Winda, karena kemampuannya untuk membuat alat ini tidak terlalu di perlukan"ucap 04. Mister Chairmanpun langsung memanggil anak buahnya untuk berkumpul.

***

"Bagaimana Miss Winda, apa anda setuju?"Tanya Mister Chairman setelah menjelaskan. Miss Windapun nampak berpikir.

"Baiklah, jadi rencananya, saya menemui 07 di Human World, kemudian menemani dirinya, dan menunggu selama 3 hari untuk kembali kemari?"Tanya Miss Winda. Mister Chairman pun mengganguk.

"3 hari disini, bukan berarti 3 hari di Human World"05 mengemukakan pendapatnya, ia memiliki kemampuan seperti gudang perpustakaan, seakan tau segalanya.

"Di Human World 3 hari disini bisa dikatakan setahun ataupun lebih. Umur 07 juga yang harusnya berumur 70 tahun disini, di Human World ia berumur 17 tahun. Miss Winda juga yang sekarang berumur 140 tahun disini, di Human World anda berumur 24 tahun. Terus saran saya nanti Miss Winda cari nama manusia untuk 07, tak mungkin ia dipanggil 07. Setelah itu, kalian harus sekolah, saran saya Miss Winda menjadi kakak buat 07, dan kalian masuk sekolah Human World, 07 sebagai pelajar dan anda sebagai guru"ucap 05 atau Mister Grey. Ke 5 orang ditempat itu menggaguk, mengerti maksud Mister Grey.

"Oh ia, kalo bisa kalian mencari tempat tinggal, entah tinggal di hotel, ataupun membuat rumah"ucap Mister Grey lagi."Bagaimana kalo anda mencatat apa yang harus saya kerjakan di Human World, Mister Grey"ucap Miss Winda kemudian bermain dengan matanya lagi. Mister Grey tersenyum.

"Baiklah, tapi tolong hentikan Love Dovey itu"ucap Mister Grey yang hampir di takhlukan Miss Winda, Miss Winda hanya tersenyum menggoda. Tak perlu waktu lama, panduan Human World sudah tercatat rapih di sebuah buku yang kini dipegang oleh Mister Grey.

"Baiklah, saya rasa ini cukup"ucap Mister Grey sambil menyerahkan buku panduan ke Miss Winda.

"Baiklah, Mister Warren, silahkan. Dan Miss Winda, saya mohon kejadian Gabriel tidak terjadi kepada 07, saya mempercayaimu"ucap Mister Chairman, Miss Winda tersenyum.

"Setahun atau lebih di Human World? Tidak buruk lah"ucap Miss Winda. Kemudian ia menatap Mister Warren yang sudah siap.

"Baiklah Miss Winda, sudah siap?"Tanya Mister Warren, Miss Winda mengganguk dan setelah mengucapkan mantra, Miss Winda menghilang dihadapan mereka.

***

avataravatar
Next chapter