1 Vanila

" ah... Ah... Ah... Billy "

Suara desahan seorang wanita menggema didalam sebuah kamar, pendingin ruangan menyala tapi dua tubuh polos itu berkeringat, hawa panas menguar didalamnya

Billy melumat bibir sang wanita dengan penuh nafsu,menyecap, minggit, lidahnya masuk kedalam mulut sang wanita, menjelajahi gigi putih sang wanita, lidah mereka saling membelit, sang wanita pun tak mau kalah, dia membalas ciuman billy dengan ganas lama mereka berciuman sampai di rasakan oksigen mulai menitip dan mereka kehabisan nafas billy melepas ciuman nya bibir billy turun ke leher jenjang sang wanita meninggalkan tanda kepemilikan disana, menggit kecil leher sang wanita

"Ah... Ah.. "

Lenguhan keluar dari mulut sang wanita , billy menyeringai puas atas apa yang dia lakukan

Ciuman billy turun, menatap dua buah daging kecal yang berukuran cukup besar, billy menangkup daging kenyal itu, menjilatnya, mengulum dan menggigit kecil membuat sang wanita melenguh nikmat.

" billy.. Masukkan... Gw udah ga tahan "

Sang wanita memohon kepada billy, seringayan tergambar di wajah tampan billy

Satu jari masuk kedalam vagina sang wanita, nengocoknya perlahan, semakin lama semakin cepat membuat sang wanita terus mendesah dan melenguh...

Tangan yang bebas meremas payudara sang wanita memilin, dan mencubit

"Billy plece masukkin, gw udah gak kuat... Ah.. Ah.. " mohon sang wanita, sudah sangat tersiksa merakan nikmat menjalar kedalam seluruh tubuhnya dan ingin segera mendapatkan pelepasan.

"Lebih memohon perempuan... " ucap billy dengan penuh penekanan

" billy ah... Ah.. Ah.. Pleace... "

Billy membuka kaki sang wanita agar terbuka lebih lebar, menyiapkan kejantannya yang sudah sangat tegang dan mengeras

Jleb...

Dengan satu hentakan kejantanan billy masuk selutuh nya kedalam vagina sang wanita, billy mulai memaju mundurkan kejantanan nya dengan ritme yang stabil, semakin lama semakin cepat memaju mundurkan kajeantannya hingga menyentuh bagian vagina terdalam membuat sang wanita menggelinjang nikmat, tangan billy tidak tinggal diam, meremas payudara sang wanita, memilin, dan mencubit, bibirnya mencium bibir sang wanita dengan ganas dan gairah, lidah mereka saling membelit, saling bertukar saliva.

Billy semakin cepat memaju mundurkan kejantanan nya, sang wanita menggelinjang, tubuh sang wanita bergetar tanda akan mencapai pelepasan ny

" billy ah... Ah.. Ah.. Gw mau keluar.."

Ucap sang wanita lirih, mata sayunya menatap pria tampan yang kini menindih tubuh nya.

" keluarin ajjah perempuan, sebut nama gw... "

" billy gw keluar.... Ahhhhhhhh... "

Wanita itu berteriak karna sudah mendapatkan orgasmenya, tapi billy belum ada tanda - tanda akan mencapai pelepasan ny, billy terus menggenjot, dan memaju mundurkan kejantannya tanpa peduli wanita dibawahnya sudah lemas karna sudah mendapatkan orgasmenya berkali kali

Sampai saat nya billy akan mencapai puncak tiba - tiba bau vanila menyeruak pada indra penciuman nya

" bangsat... A*j*i*ng... " billy mengumpat keras membuat sang wanita heran, billy menghentikan kegiatan nya batal mencapai pelepasannya , menarik kejantannya dari vagina sang wanita berjalan menuju ke kamar mandi

"Brengsek ... Perempuan sialan bau vanila sialan.... "

***

April gelisah, mengacak semua isi kamarnya, membuka laci, lemari dan semua tempat penyimpanan didalam kamar nya mencari sesuatu yang sangat berharga

Ya... April kehilangan barang berharganya, tanda pengenalnya hilang entah dimana, april mengacak rambut nya frustasi

" akh... Aku simpen dimana ya.. "

Gumam april menanyakan pada dirinya sendiri sampai akhirnya dia lelah menyerah untuk mencari nya lagi april kembali merapikan kamarnya, merasa haus april menjalan menuju dapur mengambil air dingin dan meneguk nya

April tinggal di sebuah apartemen sederhana, satu kamar dengan kamar mandi didalam nya, dapur dan ruang makan, ruang tamu dan ruang keluarga yang menyatu, ukuran apartemennnya tidak besar karna dia hanya tinggal sendiri di dalam hiruk pikuk roxy yang terbilang liar, kriminalisme bertebaran dimana - mana, orang tuanya adalah anggota DPR tapi tidak ada seorang pun tau karna april sengaja menutupinya nama besar keluarga anggoro dia tidak menyematkan nama anggoro di belakang namanya

****

Tin...

Tin....

Sebuah jip membunyikan klakson disebuah rumah dengan pagar kayu yang tinggi menjulang, seorang laki - laki berpakaian ala preman membukakan pintu gerbang, menunduk memberi hormat.

Pengendara mobil menurunkan kaca mobil, seorang pria berwajah tampan dan mata setajam elang memeberi isyarat kepada si pembuka pintu untuk mendekat

" anak - anak udah pada beres setoran?? " tanya billy

Ya laki -laki yang ad d dalam mobil itu adalah billy , dia baru saja pulang k markas sekaligus rumahnya

" udah bang , sekarang mereka lagi pada minum di dalem " jawab pria tersebut

Billy melajukan mobil nya, memarkirkan mobil nya di garasi

Billy berjalan memasuki rumah nya, tercium bau vanila yang menyengat entah kenapa sekarang hidung nya selalu mencium vau vanila dan itu membuat nya muak

" hei.. "

Suara bariton nya menggelegar di dalam ruang tamu dimana anak buah nya sedang minum - minum, sontak semua anak buahnya menoleh ke arahnya dengan sigap semuanya berdiri seraya memberi hormat

"Kalian ada yang makan atau minum yang berbau vanila?? " tanya billy dan sontak pertanyaan nya membuat semua anak buahnya saling pandang satu sama lain karna bingung

Bayu salah satu anak buah kepercayaan memberanikan diri untuk bersuara

"Engga bang, kita minum itu " jawab bayu seraya menunjuk botol minuman yang ada di meja dan berbagai kacang - kacangan

Billy berdecak kesal mengumpat dan melenggang pergi ke dalam kamarnya

Membuat semua anak buahnya terheran atas sikap bos nya yang tidak biasa

Billy membanting tubuhnya ke atas ranjang, berbantalkan tangan nya dan matanya iya tutup dengan menggunakan tangan yang satu lagi melepas lelah yang mendera tubuh nya

Setelah beberapa lama billy memutuskan untuk mandi, mengguyur tubuhnya di bawah showe dengan air dingin mendinginkan kepalanya dan gairahnya yang memuncak akibat semalam tidak mendapatkan pelepasan.

avataravatar
Next chapter