9 Bab 8 - Energi Roh

Perhatianku kembali teralih pada gadis berambut coklat itu, dia berjalan perlahan menghampiri diriku.

Dia berjalan ditemani tatapan yang serius dan penuh tekanan misterius.

Tak butuh waktu lama, dia berhenti dihadapan ku dengan jarak satu langkah saja.

Aku pun secara reflek segera menegakkan badanku untuk bersiap menyambutnya meski dengan sedikit rasa gugup karena tatapan mata itu.

Namun dia tak mengucapkan apapun, justru dia malah melihat dengan seksama dan mengamati tubuhku.

Apa yang sedang dilakukan gadis ini?

Perilakunya ini justru membuat diriku merasa begitu canggung.

"A-anu… apa yang sedang anda lakukan ? P-permisi mbak ?"

Mendengar celukan ku itu, akhirnya gadis ini mengalihkan tatapan matanya menuju wajahku hingga pandangan mata kami saling bertemu.

Dia mulai membuka mulutnya, namun tak disangka aura tatapan matanya beralih menjadi penuh keceriaan.

Sikapnya jadi berubah 180° dengan begitu cepat, tingkahnya sedikit membingungkan ku dalam menilai kepribadian dia yang sebenarnya.

"Ah… maafkan aku. Aku hanya sedikit penasaran, menurut laporan yang kami terima sebelumnya ada orang awam yang terlibat pertempuran Praktisi roh. Bahkan sanggup mengalahkan Praktisi roh. Kamu sungguh melakukan itu ?"

"Ah… iya… itu benar. Aku sepertinya sedikit beruntung."

"Tak disangka kamu bahkan mampu mengalahkan seorang Druid pada Tahap Dasar Roh Tingkat 6. Bagaimana kamu melakukannya? Hmm... Kamu cukup menarik karena mampu melakukan hal yang terbilang mustahil itu."

"I-itu entah kenapa tiba-tiba saja aku dapat memancarkan aura biru keluar dari dalam tubuhku setelah terkena serangan energi roh. Dan tak disangka aku ternyata sanggup mengalahkannya menggunakan aura energi roh yang telah aku dapatkan... ah ha ha."

Aku mengucapkan itu sambil menggaruk kepala bagian belakang, yah itu reflek bagi beberapa orang yang secara tak sadar mereka lakukan ketika berusaha menutupi sesuatu.

Sebenarnya aku tak bisa ceritakan hal yang sesungguhnya karena aku masih belum percaya sepenuhnya pada mereka.

Dan juga kupikir kekuatanku harus disembunyikan jika menimbang dari ucapan suara didalam alam bawah sadarku sebelumnya mengenai besarnya potensi sebenarnya dari diriku.

Ekspresi wajahnya ketika mendengar jawabanku menunjukkan keraguan akan ucapanku.

"Hmm… kekuatan yang bangkit karena dampak serangan energi roh ya ? Aku belum pernah mendengar kasus seperti ini."

"Yah... Mungkin memang sulit dipercaya tapi aku juga tak paham, itu semua terjadi begitu saja. Tapi mari kesampingkan hal itu. Pria ini dalam kondisi kritis. Lebih baik kita tangani dia dulu."

Sebisa mungkin aku coba mengalihkan topik, jika tidak aku tak bisa mencari alasan lain untuk mendukung jawabanku sebelumnya.

"Tenang saja aku akan segera merawatnya, lagipula kami para Praktisi Roh mempunyai tubuh yang lebih baik dibandingkan orang biasa. Karena energi roh milik para Praktisi Roh jauh lebih besar dari non Praktisi Roh."

Sepertinya aku berhasil mengalihkan fokus pembicaraan, aku jadi bisa sedikit bernapas lega.

Lalu gadis ini mulai berjongkok dan mengarahkan kedua tangannya pada pria yang tengah tergeletak tak sadarkan diri itu.

Perlahan energi roh berwarna putih mulai bersinar dan menyelimuti pria itu.

Kemudian luka disekujur tubuhnya menutup dengan perlahan, termasuk dengan luka besar dari balik bajunya.

Aku terpukau dengan kejadian yang ada dihadapanku ini, tapi perkataannya lebih membuatku penasaran mengenai pengaruh energi roh pada tubuh.

"Anu... Apa hubungan tubuh dengan energi roh? Apakah energi roh bisa mempengaruhi tubuh kita seperti yang sedang anda lakukan?"

Ah... Setelah ku ucapkan itu, terbesit dalam kepalaku sebuah pemikiran.

Jika dilihat bahwa energi roh bisa dipakai untuk bertarung sepertinya itu mungkin saja punya fungsi dan dampak lain.

Sementara itu, Gadis ini dikala melihat ekspresi wajahku yang penuh akan rasa penasaran, dia justru tersenyum dengan percaya diri dan mencoba menjelaskan padaku dengan nada agak pamer karena punya pengetahuan yang tidak diketahui orang biasa sepertiku.

"Kamu tahukan jika tubuh kita dapat bergerak karena ada roh atau bisa disebut juga dengan jiwa, bersemayam dalam tubuh kita."

"I-ya"

"Meski tubuh kita bergerak karena perintah yang dikirim otak, tapi yang memberi pemikiran dan mengendalikan perintah otak adalah roh kita. Begitu pula setiap organ dalam tubuh yang menjalankan fungsinya tanpa perintah kita langsung. Roh menyediakan tiap sel dalam tubuh kita sumber energi agar bisa hidup dan menjalankan fungsinya masing. Termasuk fungsi regenerasi luka pada tubuh kita secara otomatis. Itulah kenapa jika makin besar dan baik kualitas energi roh seseorang maka makin meningkat pula fungsi tiap sel tubuh orang tersebut, termasuk regenerasi sebagai salah satunya."

Aku membuka mataku lebar-lebar karena sekarang telah mengetahui bahwa ada kebenaran yang cukup menarik, dibalik hal kecil yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang.

"Aku sungguh tak pernah memikirkan hal ini. Benar-benar tak kusangka energi roh bisa sepenting itu"

"Coba pikirkan lagi, jika Roh kita meninggalkan tubuh. Maka apa yang akan terjadi pada tubuh kita?"

"Mati dan membusuk."

"Tepat, Roh lah yang memberi tiap sel dalam tubuh kita energi untuk tetap hidup dan menjalankan fungsinya. Jika sumber energi untuk hidup hilang maka sel dalam tubuh akan mati dan hancur. Itulah kenapa juga tekanan pada jiwa alias stress pada seseorang bahkan bisa mempengaruhi kesehatan orang tersebut."

"Ah… Aku paham sekarang kenapa energi roh dapat mempengaruhi tubuh, dengan kata lain semakin meningkat kualitas dan kuantitas energi roh kita maka fungsi tubuh kita meningkat juga termasuk regenerasi pada luka. Misal jika pada orang biasa butuh waktu lama untuk lukanya menutup, maka tubuh para Praktisi Roh dapat memperbaiki diri jauh lebih cepat beberapa kali tergantung kualitas dan kuantitas energi roh orang tersebut."

"Bingo… Dan coba lihat luka disekujur tubuhmu, sudah mulai sembuh lebih cepat dibandingkan orang biasa walaupun masih pelan."

Aku melihat luka di tubuhku dan memang benar, luka dan rasa sakitnya sudah berkurang sejak aku menerima serangan Druid tadi.

"Oh… kamu benar, lukaku sudah terasa lebih baik."

"Hehe… benarkan?"

Namun ketika aku melihat lagi sesuatu yang tengah gadis ini lakukan untuk merawat luka rekannya, justru menimbulkan pertanyaan lain.

"Lalu bagaimana dengan yang sedang kamu lakukan? Sanggup mempercepat penyembuhan luka orang lain seperti itu."

"Beberapa orang dengan kepemilikan bakat penyembuhan itu memiliki tipe energi roh tertentu yang memiliki esensi kehidupan jauh berkali-kali lipat dari energi roh milik orang lain. Dengan mengubah sifat roh miliknya menjadi bersifat positif ketika dikirim pada orang lain, maka dapat mendukung dan meningkatkan fungsi tubuh dan energi roh orang yang sedang menerima energi roh tersebut."

"Ah... aku paham sekarang, aku jadi semakin kagum dan penasaran dengan kemampuan para Praktisi Roh. Karena mampu memanfaatkan energi roh sejauh itu."

Aku tak percaya sekarang diriku bisa mendapatkan kekuatan yang menakjubkan ini sama seperti mereka.

Saat ini aku bisa membalas kakekku yang sering menyiksa dan mempermainkanku ketika melatih beladiri pada diriku semenjak kecil.

Mungkin saja Kakek akan terkejut setengah mati.

Lihat saja kakek, aku akan membalas semua perbuatanmu.

Dan tanpa sadar aku sudah cengar-cengir sendiri.

"Pfft… Ha ha ha… Apa hal seperti ini sudah membuatmu senang? Apa perlu kakak ini mengajarimu lebih banyak lagi?"

Ugh… Aku sedikit tersentak dan jadi malu akan perbuatanku, tiba-tiba saja aku tersenyum seorang diri didepan seorang gadis.

Tapi meski terkaannya salah, aku tak bisa menyebutkan alasan sebenarnya.

"I-itu karena aku senang ternyata aku sekarang punya kekuatan super... he he"

Aku pun tersenyum dengan paksa karena alasan yang ku buat-buat.

"Ha ha ha… kamu ini pria yang lucu. Kakak jadi senang bertemu denganmu"

"A-aku juga senang berkenalan dengan kakak... aha ha ha."

Dengan terpaksa aku tertawa secara dibuat-buat dihadapannya.

Lalu kutengok kearah lain untuk mencoba menghilangkan rasa canggungku.

Disisi lain aku melihat Gita dan pria berkacamata itu selesai berbicara.

Mereka datang kearah kami, sementara pria itu berjalan sambil menatapku cukup serius.

Ketika aku coba memperhatikan dan mencoba merasakan kekuatan pria yang nampak seperti pemimpin dari skuad berjubah putih itu.

DEG!!!

Jantungku terhentak... Aku yang tengah tersentak mulai membuka lebar-lebar tatapan mataku, ketika akhirnya merasakan dengan jelas kekuatan energi rohnya.

Apa-apaan pria itu, aku bisa merasakan tekanan energi roh miliknya jauh berkali-kali lipat dibandingkan dengan Druid yang sudah aku kalahkan tadi.

Bahkan ketika masih berada pada jarak sejauh ini, organisasi macam apa Pengawas Roh itu?

Organisasi yang memiliki orang berbahaya seperti dia.

Aku pun segera menengok gadis disamping ku ini, karena dia dalam grup yang sama dengan pria berkacamata tersebut.

Saat aku mencoba merasakan energi rohnya, namun ternyata dibalik senyum riangnya ketika sedang menyembuhkan rekannya.

Aku sanggup merasakan kekuatan yang tak kalah besarnya dari pria itu, aku meneteskan keringat dingin karena sadar telah terlibat dengan orang-orang yang berbahaya.

avataravatar
Next chapter