25 Bab 24 - Latihan

Dengan sedikit perasaan sungkan, diriku melangkah ke ruangan ini makin dalam.

Energi roh yang aku rasakan pada tiap inchi tubuh terasa makin besar tiap langkahnya.

Sepertinya energi roh disini juga nampak terbagi 2 jenis karena aku bisa merasakan 2 macam aliran, yang satu terasa begitu hangat dan satunya justru terasa dingin.

Mungkin karena kepadatan energi roh dalam ruangan ini yang membuat perbedaan kedua energi tersebut makin terasa dibandingkan di luar.

Di sisi lain meski kedua energi roh itu memenuhi seluruh ruangan ini, tapi tidak saling tercampur menjadi satu layaknya air dan minyak.

Kurasa sudah cukup untuk mengeksplorasi ruangan ini dan melanjutkan tujuan awal kami.

Sambil melangkah mengitari ruangan, aku mencoba bertanya terkait intruksi selanjutnya pada guru.

"Anu... Guru, lalu bagaimana dengan langkah selanjutnya untuk memulai kultivasi roh?"

"Kita mulai dengan yang paling dasar berupa meditasi, pergilah menuju pusat dari pola inskripsi yang berada di lantai."

"Pusat inskripsi... Ternyata pola ini memang bukan sekedar pajangan saja. Dugaan ku benar jika semua aliran energi roh ini berasal dari kedua pola inkripsi tersebut."

"Ah... Kamu sudah menyadari itu ternyata, benar kedua pola inskripsi inilah yang bertugas mengumpulkan energi roh yang tersebar dalam radius 5 kilometer dari pola tersebut, untuk mengalir dan terkonsentrasi ke dalam ruangan ini. Karena itu pula kultivasi roh didalam sini jadi jauh lebih efisien daripada di tempat lain. Selain itu pola inskripsi punya beragam jenis dan fungsi lainnya seperti memperkuat, melemahkan, menyegel, membentuk dan sebagainya."

"Tapi guru, terkait fungsi pola inskripsi pada ruangan ini jika seperti penjelasan guru. Bukankah yang seperti itu bisa membahayakan penduduk sekitar jika energi roh mereka sampai diambil terus menerus."

"Tak perlu khawatir, pola ini hanya dapat mengambil energi roh yang tersebar dari alam sekitar saja. Lagipula pola inskripsi untuk mengambil energi roh mahluk hidup jauh lebih rumit. Jika pun ada yang ingin menghisap energi roh pada mahluk hidup dengan pola inskripsi, targetnya haruslah bersentuhan langsung dengan pola inskripsinya."

"Huft... Melegakan jika begitu... tapi guru, kenapa pola inskripsi harus bersentuhan langsung jika ingin mengambil energi roh mahluk hidup?"

"Karena energi roh mahluk hidup berbeda dari energi roh alam, energi itu terikat dengan inti roh yang mana jadi sumber dan pusat pembentukannya. Energi roh mahluk hidup hanya bisa dilepaskan atas kehendak pemiliknya atau jika ingin diambil paksa maka haruslah sedekat mungkin dengan inti roh tersebut."

"Aku paham sekarang, pejelasan guru jadi membuat ku ingin mempelajari pola inskripsi roh. Mungkin itu akan sangat membantu diriku suatu saat."

"Itu bisa dipikirkan nanti, ngomong-ngomong sudah cukup untuk basa-basinya, kita mulai saja kultivasi roh sekarang."

"Baik guru!!!"

Perlahan aku mengambil posisi duduk bersila agar bisa bermeditasi.

Dinginnya lantai yang bersentuhan dengan kulit kakiku sebisa mungkin aku abaikan, seharusnya aku pakai celana panjang tadi jika tahu akan begini.

Kedua telapak tangan milikku, aku sandarkan diatas kedua pahaku dengan punggung telapak yang menghadap bawah.

Masing-masing jari tengah dan jari manis aku tekuk kedalam dan diatasnya ditahan oleh jempol.

Sembari memejamkan mata, aku tarik napas dalam-dalam dan ku hembuskan perlahan untuk merilekskan tubuh.

"Lalu selanjutnya bagaimana, guru."

"Pancarkan energi roh disekitar tubuhmu, lalu masukkan kembali kedalam inti roh milikmu sembari bersamaan menarik energi roh alam di sekitarmu. Fungsi memasukkan energi roh alam kedalam inti rohmu agar perlahan inti roh bisa terstimulasi untuk berkembang ke tingkat lebih tinggi. Karena ketika inti roh naik tingkat, tidak hanya kapasitas dan kecepatan pembentukan energi roh saja yang meningkat. Tapi kemurnian energi roh juga makin tinggi. Makin murni maka makin kuat juga kekuatan energi tersebut. Ah... Dan juga perhatikanlah sifat kadar perbandingan energi roh "Yin" dan "Yang" agar tetap seimbang."

""Yin" dan "Yang"? bisa guru jelaskan lebih rinci?"

"Begini... Dalam jalur meridian manusia ataupun mahluk lain, disana mengalir energi roh "Yin" dengan sifat dingin dan juga energi roh "Yang" dengan sifat panas. Jika "Yin" dan "Yang" tidak seimbang dalam jalur meridian maka tubuh akan menjadi rapuh dan sakit."

Dahiku secara tidak sadar aku kerutkan karena mendengar akan resiko dalam kultivasi roh.

Tapi aku yakin pasti dalam setiap permasalahan ada jalan keluarnya tersendiri.

"Dan jika terjadi ketidak seimbangan pasti ada cara mengatasinya bukan?"

"Tentu saja ada, tapi kamu harus pahami dulu apa itu meridian. Meridian adalah jalur lalu lintas energi roh dalam tubuh. Dan sebagaimana lalu lintas, pada meridian ada jalur atau jalan, ada hambatan, ada persimpangan, ada titik awal, ada titik akhir dan sebagainya. Jika ingin tubuh tetap dalam kondisi prima maka energi roh dalam tubuh haruslah tetap seimbang. Apabila ada hambatan ataupun ketidak seimbangan dalam meridian maka hal itu akan menggangu dan melemahkan tubuh."

"Jadi meridian itu seperti jaringan darah namun mengalirkan energi roh."

"Memang mirip tapi hal yang berbeda. Yang membedakan meridian dengan jaringan lain dalam tubuh adalah jaringan darah dan saraf dapat terlihat oleh mata, sedangkan jaringan meridian tidak terlihat walaupun nyata. Dan aku tambahkan hal terkait selama dalam proses kultivasi roh, yaitu janganlah hanya memasukkan energi roh alam kedalam inti roh saja. Tapi sirkulasi kan juga energi roh dari inti rohmu yang sedang terstimulasi ke seluruh jalur meridian yang tersebar di seluruh tubuh. Sehingga tubuhmu dapat beradaptasi dengan perubahan energi roh milikmu."

"Sayangnya aku belum tahu letak meridian, aku jadi sedikit kebingungan cara mensirkulasi kan energi roh ku."

"Lokasi meridian memang sulit dicari jika masih awam akan pengetahuan mengenai meridian. Karena meridian terletak di dalam tubuh, letaknya bervariatif tergantung jalurnya. Jalur meridian ada yang melewati sela-sela tulang, ada yang berada di sela-sela otot, dan karena wujudnya yang tidak nyata ada juga yang menembus atau menyelimuti organ tubuh. Sebagian meridian juga ada yang muncul sampai dekat dengan permukaan kulit, dari sana lah kamu bisa memancarkan energi roh keluar dari tubuh. Kamu akan mengetahui sendiri lokasi meridian dengan merasakan energi rohmu seperti anggota tubuhmu sendiri. Lalu alirkan energi rohmu ke seluruh tubuhmu, energi rohmu akan bergerak mengikuti jalur meridian dan kamu nanti akan tahu sendiri lokasinya dalam tubuhmu."

"Begitu rupanya, sekarang aku sudah mengerti hampir keseluruhannya dalam kultivasi roh. Tinggal bagaimana cara mengatasi permasalahan ketidak seimbangan energi "Yin" dan "Yang" dalam tubuh."

"Caranya tidak begitu sulit, di titik-titik tertentu pada meridian terdapat pusat kontrol yang mengatur arus energi "Yin" dan "Yang" untuk suatu bagian tubuh atau organ tertentu. Titik inilah titik yang dikenal sebagai titik akupunktur. Gunakanlah metode akupresur, yaitu menekan titik akupuntur dengan jari namun ujung jari harus sudah dilapisi dengan energi "Yin" ataupun "Yang", menyesuaikan energi mana yang kelebihan dalam bagian tubuh manapun lalu masukkan energi yang berlawanan untuk mengimbanginya. Jika titik akupuntur yang bermasalah terlalu dalam, bentuklah energi roh pada jarimu seperti jarum yang panjang dan tusukkan energi tersebut pada titik akupuntur yang diinginkan."

"Terimakasih atas pelajarannya guru, aku sekarang akan mencoba metode kultivasi roh seperti ucapan guru."

Akupun mulai memancarkan energi rohku keluar dan mengelilingi sekitar ku.

Kemudian aku tarik energi rohku kembali kedalam inti roh bersamaan dengan energi roh milik alam.

Sesudah masuk kedalam inti roh, aku segera edar kan energi roh dari inti roh yang sedang terstimulasi keseluruh jalur meridian tubuhku.

Seluruh anggota tubuhku merasakan dampak luapan dari kekuatan energi roh sehingga kelelahan yang kurasakan pada tubuh perlahan mulai menghilang.

Tubuh jadi jauh lebih rileks dari sebelumnya, ini cara yang bagus untuk melatih kekuatan sekaligus beristirahat.

Aku mengulangi langkah-langkah tadi secara berulang dan terus menerus dengan cukup baik.

Namun ada hal yang paling sulit yaitu menimbang perbandingan energi roh "Yin" dan Energi roh "Yang" ketika masuk kedalam inti roh, ketika ada sedikit goyah pada perbandingannya, benar saja tubuhku mulai merasakan dampak negatifnya.

Meski begitu aku tetap kukuh untuk sebisa mungkin menjaga energi roh yang masuk tetap seimbang.

Sesekali aku melakukan akupresur pada titik akupuntur yang terdapat ketidak seimbangan dengan salah satu tanganku.

Lambat laun aku mulai terbiasa hingga penggunaan akupresur jauh berkurang dari sebelumnya.

Ketika aku melakukan kultivasi roh aku tidak membayangkan berapa lama waktu telah berlalu, aku hanya terus asyik menikmati proses kultivasi roh ini.

***

Aku merasakan perubahan jumlah energi roh "Yang" dari alam, kadarnya jauh lebih meningkatkan dari sebelumnya.

Karena perubahan perbandingan energi roh ini aku membuka mataku perlahan dan bangun dari meditasi.

Aku mengamati tiap bagian tubuhku terasa begitu segar dan bertenaga.

Energi roh dalam tubuhku pun terasa jauh lebih kuat daripada sebelumnya.

"Sepertinya kultivasi rohnya berhasil, tiap bagian tubuhku terasa jauh lebih bugar. Dan perubahan energi roh milik ku juga sudah terasa perbedaannya dibanding sebelumnya. semoga target 3 bulan ini bisa tercapai. Ini adalah pelatihan yang luar biasa, ucapanmu memang benar Guru. Aku jadi bisa lebih menenangkan pikiran ku setelah bertengkar dengan Gita semalam."

"..."

"Guru?"

Entah kenapa Guru sama sekali tidak menjawab, mungkin dia sedang tertidur.

Meskipun tanpa raga, jiwa mungkin tetap butuh istirahat.

Namun setelah keheningan beberapa saat, dia akhirnya mulai berbicara.

"Ah... Maaf aku kurang memperhatikan ucapanmu tadi. Aku tengah terfokus memperhatikan perkembangan inti roh milik mu."

"Lalu bagaimana perkembangan hasil dari kultivasiku menurut Guru."

"Hmm... Yah... perkembanganmu jauh lebih cepat dari perkiraan ku. Kurasa target 3 bulan bukan masalah untukmu, tapi..."

"Ada kah masalah?"

"Tidak bisa dibilang masalah sih, tapi jika orang lain melihat proses kultivasi rohmu maka kamu bisa benar-benar dianggap seperti monster."

Perkataan Guru membuat ku menorehkan senyum kecut pada wajah ku.

"Kurasa Guru terlalu berlebihan."

"Berlebihan apanya, kamu sudah hampir menghisap habis seluruh energi roh alam dalam radius 5 KM. Pola inskripsi disini jadi kewalahan karena kerakusan dirimu. Kita jadi harus memperkuat pola inskripsi di lantai untuk kultivasi roh selanjutnya. Jika tidak, pola inskripsinya akan benar-benar hancur jika dipakai sekali lagi."

Mengetahui ulah yang sudah ku perbuat aku jadi merasa tidak enak hati.

Dengan mengusap kepala bagian belakang dengan tangan kanan ku, aku tunjukkan rasa penyesalan.

"Ah ha ha ha... Aku sungguh tidak menyadarinya. Maaf sudah membuat keadaan jadi merepotkan. Lalu dengan energi roh alam yang aku ambil dalam jumlah besar, apa bisa berdampak buruk?"

"Tidak perlu khawatir, alam akan mengembalikan kadar energi rohnya seperti semula dalam waktu dekat. Yang jadi masalah jika ada Praktisi Roh lain disekitar sedang berkultivasi roh juga. Mereka akan jadi kesulitan dalam mencari energi roh alam untuk bahan kultivasi roh."

"Ugh... semoga malam ini Gita ataupun Kakek tidak sedang berkultivasi. Mungkin aku bakal kena omel nantinya. Oh... Ngomong-ngomong kenapa sekarang energi roh "Yang" terasa jauh lebih banyak dari energi roh "Yin"."

"Karena sekarang sudah pagi, energi roh "Yang" dapat pulih lebih cepat karena bantuan sinar matahari. Sementara energi roh "Yin" lebih cepat pulihnya oleh kegelapan malam."

"Tak kusangka sekarang sudah pagi. Ketika kultivasi roh, bisa membuat lupa waktu juga ternyata."

"Pergi mandi dan sarapan dulu sana. Nanti aku akan mengajakmu ketempat lain melatih skill milik mu."

"Ah... tentu saja, mumpung sekarang libur. Aku juga ingin sedikit meregangkan otot. Sudah beberapa hari ini juga aku tidak latihan beladiri."

Aku renggangkan tiap bagian tubuhku agar tidak kaku karena meditasi terlalu lama.

Lalu melangkah pergi untuk keluar dari ruangan ini.

Ketika tepat di mulut anak tangga aku berhenti sejenak lalu menoleh dan melirik seisi ruangan ini.

Jika diamati lagi ruangan ini sungguh luar biasa hingga tanpa sadar bahwa senyum sudah terukir di wajahku.

Hanya sejenak, aku segera lanjut untuk melangkah pergi meninggalkan ruangan ini.

***

Akhirnya sampai juga di dalam rumah, aku segera menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Setelah mandi aku harus bertemu dan minta maaf dengan Gita.

Aku ingin segera meluruskan permasalahan ini, meski aku tidak tahu masalah apa yang ku perbuat sih.

Akhirnya aku sampai di depan kamar mandi, dengan perlahan ku buka pintunya.

DEG... Tapi siapa sangka jika sesuatu yang luar biasa tiba-tiba terlihat dari balik pintu.

Disana ada Gita dalam kondisi basah dan tengah mengelap rambutnya dengan handuk.

Aku bisa mencium aroma wangi dari tubuhnya semerbak di hidungku.

Namun tubuhnya tidak tertutup satu helai kain pun, kulit putihnya yang mulus terekspos begitu saja di depan mataku.

Ketika aku mengarahkan pandangan pada seputar dadanya terlihat sepasang gunung yang begitu besar nan indah, wajahku langsung begitu memerah dan darah mulai mengalir dari hidungku.

Kemudian tatapan mata kami berdua pun akhirnya saling bertemu dalam waktu singkat.

Gita yang tiba-tiba melihat diriku seketika menjadi kaku, lalu perlahan kemudian tubuhnya mulai gemetar.

Wajahnya yang melukiskan ekspresi syok dengan cepat mulai berubah menjadi sangat merah sementara mulutnya juga mulai bergetar seolah ingin mengucapkan sesuatu tapi sulit untuk keluar.

"Hegh..."

Melihat pemandangan luar biasa ini membuat diriku membungkuk dan mengucapkan sesuatu tanpa sadar.

"T-Terimakasih."

"H-h-hwa-wa"

Gita dengan refleks cepat langsung menutup dada dan bagian vitalnya, sementara mulutnya bergetar makin hebat.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!... DASAR ARYA MESUM!!!!!!!!!!!"

PLAAAAAAAAAAAAAKKKKKK... Suara tamparan bergema dengan keras.

avataravatar
Next chapter