8 Chapter 7

Tiba-tiba muncul sebuah video, itu acara ulang tahun valin, kurang jelas berada dimana, dan orang-orang di sekitarnya pun sama, terlihat buram, tapi sepertinya itu keluarganya. hanya valin yang terlihat jelas. Wajah valin di acara itu terlihat sangat bahagia, membawa kue dengan lilin berangka 18. Lalu tidak lama valin meniup lilinnya, DUP! video itu pun mati.

Wajah Tinsia sangat terkejut, melihat sebuah video yang barusan dia lihat, menelan ludah. Dia pikir, keluarganya benar-benar Tidak ada baiknya untuk Valin. Tinsia buru-buru mencari lagi video lain, tapi tidak ada lagi, hanya itu. Berarti hanya momen itu yang dia simpan.

Tinsia buru-buru menghapus beberapa memori, agar bisa lanjut ke jaringan berikutnya, yaitu jaringan biru, Teman.

Jaringan merah kembali utuh, Tinsia menekan jaringan biru, jaringan itu membuka dengan sendirinya.

"Hallo"

"Eh" Valin mulai sadar, "apa yang terjadi?"

"Tidak ada. Fokus ke sebuah teman. di kehidupan akan ada selalu masalah dengan teman, apa yang kamu resahkan?"

"Tapi sepertinya hubungan pertemanan aku berbeda."

"Cerita saja"

"Tidak ada, aku tidak punya teman di sekolah"

"Sudah aku katakan jangan berbohong, itu percuma"

"Di awali dengan perkenalan siswa baru di sekolah, setelah itu, aku kurang paham kejadianya saat itu, tiba-tiba siswa dan siswi meneriaki mengolok-olok aku. Tidak hanya di situ, dari salah satu mereka, mendorong-dorong aku ketembok lalu di hempit dengan beberapa orang, rasanya aku itu hanya diam yang bisa aku lakukan."

Tinsia terdiam, mendengar cerita pilu valin, berusaha mengeluarkan aura yang baik untuk valin.

"Aku akan benarkan"

Tinsia mencoba membernarkan jaringan biru, tetapi tinsia melihat belakang jaringan biru, sesuatu jaringan yang bersih tanpa ada kotor sedikit pun.

"Valin"

"Ya?"

"Berbohong?"

Valin diam, tidak menjawab apapun.

"Valin?" Tanya tinsia.

"Apakah jaringannya masih utuh?" Tanya valin.

"Sebagian, sebagian sangat bersih tanpa ada goresan sedikit apapun, sebagiannya lagi banyak sekali goresan" jawab tinsia.

"Euhm"

"Ada apa?" Tanya tinsia.

"Kamu tahu kan hidupku dari keluarga dan pertemanan? Segitu bingungnya aku.

Pada suatu saat aku duduk dipaling belakang di bis sekolah, melihat ke arah jendela, tiba-tiba seseorang cewe menegurku, dia namanya sore"

Tinsia terkejut menatap jaringan biru menyala sedikit.

"Sore adalah seseorang yang pertama membuka jalan untuk masuk kedalam hidupku, aku disitu sangat beryukur, dan pada saat itu aku akan menjadi momen itu adalah momen yang indah. Tidak menuggu seminggu, sore meninggalkan sekolahnya, jelas meninggalkan aku juga"

Tinsia melirik ke arah jaringan biru, mulai memadam.

"Ada urusan keluarganya. Kita berjanji akan selalu bersama, tapi pada amalam hari itu, dia memutuskan janjinya itu, untuk pergi bersama keluarganya, sebuah momen yang aku simpan mulai memudar"

Tinsia mentapa jaringan biru, sekarang sudah padam.

"Aku selalu berfikir apakah aku diciptakan hanya untuk menjadi yang paling tidak beruntung? Jika seperti itu aku ingin menghapusnya saja"

Tinsia diam tidak mengeluarkan kata-kata apapun.

avataravatar
Next chapter