webnovel

1. Sorry

KIM HYENA 2018

Hai nama ku Hyena. KIM HYENA. Aku tidak akan berbicara banyak tentang diriku. Aku berusaha tidak benar-benar melakukannya. Diluar sangat gelap, waktu sudah menunjukkan kurang lebih pukul 2 pagi.

Aku tidak tidur, hingga aku memutuskan untuk menulis malam ini.

Aku sedang memikirkan seseorang akhir-akhir ini. Atau mungkin tidak. Aku memikirkannya sejak lama, hingga aku tak tau lagi kapan itu mulai dan kapan itu akan berakhir.

Aku mendengar kabar minggu lalu, dia akan segera menikah.

Kupikir aku akan turut bahagia untuknya, tapi sampai saat ini aku justru dibuat tak bisa tidur olehnya.

Kurang ajar.

Dia akan bahagia sementara aku tercekik dalam penderitaan.

Sebuah penyesalan yang sampai ini menjadi kenikmatan yang menyakitkan.

Aku menarik gagang laci mejaku. Didalamya terdapat buku tahunan sekolahku dulu, hampir sepuluh tahun yang lalu.

Ah siyal.

Bahkan kita tak memiliki satu pun foto bersama dibuku tahunan.

Lebih tepatnya ia tak ada disana. Satu-satunya kenanganku bersamanya hanya ingatan.

Aku benci itu, bahkan disaat jaman ini sudah begitu tua. Baru aku sadari betapa angkuhnya pria yang kucintai ini.

Ah, aku menyebutkannya.

***

Musim Semi 2008

Kim Hyena Sekolah Menengah Tingkat 2

Aku berkeliling disekitaran taman sekolah, kebetulan bunga bermekaran dengan indah disana. Walau sebenarnya bukan karena bunga-bunga itu. Melainkan aku menemani Eunji salah satu sahabatku yang sedang menyirami bunga.

Dia mungkin salah satu penikmat keindahan bunga, sementara aku diam berdiri disana sampai ia selesai.

Waktu menunjukkan pukul 8.15 beberapa menit lagi sebelum kelas pertama dimulai.

Lalu,

Aku tidak tau pasti apa yang terjadi, sebelum sesuatu yang besar dan berat tepat mengenai kepalaku.

"awww" aku berteriak kesakitan sekaligus kaget

Sebuah tas seperti terbang tepat kearahku. Begitu menyadari benda yang mengenai kepalaku, aku dengan sigap berdiri dan memandang langit, saat itu juga seseorang kulihat meloncat hampir saja menimpaku.

/BUKK/

Suaranya cukup keras untuk membuktikan seberapa sakit orang itu menyentuh tanah secara tiba-tiba

"KIM TAEHYUNG!" seru Eunji begitu menyadari keberadaan Taehyung

Taehyung bangkit tanpa sepatah kata, sementara aku masih meringis kesakitan pada kepalaku. Dia tidak benar-benar jatuh kepadaku, tapi sepertinya dia sangat berusaha menghindar hingga jatuh menyentuh tanah dan dinding dengan keras.

"YA! Kim Taehyung!, apa kau jatuh dari langit?" tanya ketus Eunji

"Ya! na dowajo!!" (tolong aku) teriakku yang masih terduduk

"mian" sahutnya pelan, kemudian pergi.

Ha?

Aku bahkan belum sempat mengatakan apa-apa padanya dan sekarang dia pergi begitu saja setelah mengatakan maaf?!.

Kupikir saraf dileherku sebentar lagi akan pecah. Ia baru saja melemparkan tas nya tepat diatas kepalaku kemudian menabrakkan badannya, meninggalkan aku dengan baju yang penuh bekas tanah.

"argh!" gerutuku kesal

Kupikir aku tidak tau banyak tentang Kim Taehyung sampai akhirnya aku menemukan moment pertama kali ia membuatku sadar akan dirinya.

Kau harus tau betapa kesalnya aku saat itu. Harusnya itu menjadi hari yang baik-baik saja karena musim semi telah tiba, tapi Taehyung megawalinya dengan sakit dikepala ku.

***

Kelas mulai seperti biasa, normal dan membosankan.

Bangkuku berada di kedua dari belakang tengah, sementara Eunji tepat berada didepanku.

Dan Taehyung.

Dia dipojok kiri paling belakang. Aku tidak tau dari mana saja anak itu setelah dua minggu ia bolos sekolah, sangat baik ia tidak dikeluarkan karena ia adalah salah satu murid penerima beasiswa.

Aku tidak tau jelas mengenai itu, jadi aku tidak akan membahasnya lebih.

Kim Taehyung adalah salah satu murid yang tidak terlalu menonjol di sekolah, nilainya biasa, olahraganya biasa, sedikit teman dan pendiam.

Orang-orang mengatakannya "anak yang membosankan".

Bagaimana tidak membosankan, raut wajahnya nyaris seluruhya datar tanpa ekspresi.

Aku bahkan benci saat harus berbicara dengannya sementara ia bahkan tidak menjawabku sedikitpun.

Belum cukup 15 menit waktu pelajaran dimulai, suara pintu kelas kembali terbuka, spontan seluruh murid menoleh kearah yang sama.

Disana berdiri Jeon Jungkook dengan baju yang berantakan dan tas yang ia kenakan dengan malas.

Dari wajahnya sangat jelas ia baru saja bangun tidur. "anak itu".

"mian" katanya dengan sedikit nada tidak peduli

Sudah dua kali aku mendengar kata tersebut dari dua orang yang berbeda tapi sama-sama membuat ku kesal.

Ia berjalan menuju bangku tepat dibelakangku, dimana Bora duduk disana.

/tok tok/

Jungkook memukul meja Bora dengan jarinya

"bisa pindah didepan?" pintanya

"Jungkook hagsaeng, carilah tempatmu sendiri" seru saem yang mengajar

"ini meja ku" serunya kemudian setelah Bora meninggalkan tempatnya, ia duduk disana dengan santai seolah itu adalah mejanya sejak awal

Aku menoleh kebelakang untuk melihatnya sebentar, tapi mata kami melakukan kontak. Saat kulihat ia menopangkan dagunya dan langsung melihat kearah mataku.

Untuk beberapa saat aku mengkerutkan kening kemudian kembali keposisi ku semula.

"wae?" katanya kemudian, pelan tapi aku jelas mendengarnya,

aku berbalik kembali melihatnya memastikan pada siapa ia sedang berbicara.

"ehm?"

"kenapa kau melihatku seperti itu?" tanyanya lagi

Aku tidak habis pikir mendengar perkataannya, siapa yang ia maksud melihatnya seperti itu.

aku?

"aku hanya menoleh, hanya menoleeh" seruku ketus

"ya! apa kau mabuk?" kataku lagi

Jungkook menatap mataku sayup, pelan-pelan ia membungkukkan badannnya dan segera menyembunyikan wajahnya seraya seperti ingin kembali tidur.

"apa yang kau ketahui tentang mabuk" gumamnya samar

Disekolah ini tak ada yang tak mengenal seorang Jeon Jungkook.

Dia adalah anak dari salah satu pendiri yayasan SMA Yongsan, Jeon Jang Yoon

Nama ayahnya sendiri terdengar cukup familiar diseluruh penjuru kota.

Selain memiliki nama keluarga yang dipandang baik dan dihormati, hal itu tidak berlaku bagi Jungkook sendiri, ia adalah tipe yang pembangkang.

Sering bolos sekolah dan bersikap sangat malas dalam kelas, ia tidak benar-benar memberikan sikap layaknya seorang yang dihormati seperti ayahnya.

Aku tidak tau banyak tentang dia, hanya mendengar beberapa gosip dari murid-murid disekolah.

Kupikir selama ia tidak menganggu atau membahayakan orang lain sejauh ini akan baik-baik saja. Ia hanya lelah dengan aturan keluarganya yang mungkin sedikit membosankan.

Entahlah.

***

Sekolah berakhir tepat waktu seperti hari-hari sebelumnya, ini hari selasa.

Aku akan cepat pulang karena tak ada jadwal part time ku di kafe dekat sekolah. Itu artinya aku akan memliki banyak waktu sendiri sampai kakak ku pulang kerja.

Setelah berjalan sebentar aku naik bus seperti biasa, aku tidak bersama eunji lagi karena rumah kami memiliki arah yang berbeda.

Aku duduk dibagian belakang bus, dekat seseorang yang kukenali, aku tidak tau namanya tapi kami telah beberapa kali bertemu didalam bus.

Ia tersenyum melihatku dan menawarkan kursi disampingnya seperti biasa. Aku duduk disana dengan santai. Kami tidak banyak berbicara hanya saling bersikap hangat satu dengan yang lainnya.

Saat beberapa blok bus jalan, pandanganku teralihkan oleh sosok yang tadi pagi memberiku sakit kepala.

Taehyung.

Ia berdiri disisi jalan dekat halte bus, saat kupikir ia sedang sendiri ternyata seseorang berada didekatnya, sedang berbicara sambil sedikit tertawa.

Aku mengangkat tubuhku yang awalnya bersandar.

Kulihat seorang gadis dengan seragam sekolah lain bersama dengan Taehyung, pembicaraan mereka terlihat hangat.

Saat gadis itu kembali tertawa dan menepuk pelan bahu Taehyung, kulihat wajah Taehyung disana tersenyum tipis. Aku bahkan tidak tau anak itu bisa tersenyum seperti itu.

Bus berhenti tepat didepan halte, setelah kulihat lagi, sebuah sekolah berada tak jauh dari ujung jalan.

Kupikir itu adalah sekolah gadis yang bersama Taehyung.

"apa ia datang menjemputnya?" gumamku penasaran dalam hati.

Taehyung naik kedalam bus bersama gadis yang bersamanya tadi, aku tidak berbuat apa-apa sampai dapat kulihat jelas wajahnya.

Ia terlihat santai dan gadis itu juga, terlihat sangat manis dengan seragamnya yang rapi.

Taehyung sesekalipun tak melihat kearahku sampai ia mempersilahkan gadis itu duduk tepat didepan kursiku, sementara ia berdiri sambil berpegangan karena saat itu bus sudah dalam keadaan penuh.

"tasmu" seru wanita itu pada Taehyung, dilanjut dengan Taehyung melepaskan tasnya dan membiarkan gadis itu memegangkannya.

"gomawo" sambung Taehyung

"itu adalah tas yang ia lemparkan pada ku tadi pagi!!" aku meringis dalam hati saat mengingat rasa sakitnya.

Aku mengigit bibir bawahku tanpa sadar saat melihat adegan tersebut tepat didepan mataku.

Saat aku menoleh kearah Taehyung sekali lagi, kami melakukan kontak. Ia juga spontan melihat kearahku, bagaimana tidak?. Ia berdiri hanya beberapa inchi dari tempatku duduk dan berada tepat dibelakang gadis yang bersamanya.

Ia melihatku sebentar kemudian kembali melihat keluar jendela dengan acuh seolah ia tak benar-benar mengenal dan sadar akan keberadaanku.

"wah daebak!" seruku tanpa sadar

Kulihat lagi wajahnya yang dingin, masih diam disana tak bergeming.

"apa wajahku sulit dikenali?" aku heran tak habis pikir

Mungkin ia hanya bersikap seperti biasa, mungkin juga wajar saja karena kita bahkan tak pernah berbicara banyak sebagai teman sekelas.

Tapi melihat dia di bus hari ini cukup mengejutkanku. Selain ia yang bersama seorang gadis dari sekolah lain, ia juga memberikan aura yang begitu dingin.

Aku mengalihkan perhatianku karena sedikit kesal, tapi begitu aku memandang kearah yang jendela, kulihat pantulan wajah Taehyung disana.

Pandangannya tidak benar-benar melihat kearah jalan diluar , tapi kesatu titik yang aku tidak yakin karena begitu samar terlihat.

Aku terdiam melihat siluet wajahnya , semakin lama aku menatapnya semakin jelas kulihat.

Wajah yang tenang dan dingin, seperti merasakan salju turun tepat di bulan april. Aku tidak pernah melihat wajah itu menjadi sebegitu dingin ini.

Semakin dalam aku menatap pantulan wajahnya semakin jelas kulihat tatapannya, semakin jelas pula kulihat ia seperti sedang membalas menatapku.

Aku tertegun beberapa detik.

apa dia sedang menatapku?

"oppa, oppa?" samar seruan wanita itu memanggil Taehyung

Aku kembali tersadar, kupikir aku sedang melamun saja. Saat kulihat bus hendak berhenti kupastikan aku segera bergegas karena sepertinya aku melewatkan pemberhentian blok tempatku tinggal.

Aku memberi salam pada teman bus ku kemudian bergerak menuju pintu bus belakang, berusaha untuk tidak menoleh ataupun melihat kearah Taehyung lagi.

bersambung~

terima kasih telah membaca,

tolong support kami dengan memberikan "vote" dan "komen" kalian yah

"gomawo"

-------kami akan melakukan update setiap jumat dan sabtu malam--------

jangan lupa follow ig kami "somwhcall"

Next chapter