webnovel

SSRoE 10 Kunci Etter

--playlist chapter ini : Waiting by Catherine Holm--

...

Ruangan seluas lapangan sepak bola itu mendadak hening dalam satu detik. Seperti sedang ada yang mencoba menghentikan waktu umat manusia.

Dan Elle jelas tahu jika hal tersebut adalah perbuatan Etter.

Elle yakin, amat sangat teramat yakin bahwa dengan kekuatan Etter yang tidak mungkin bisa Elle duga seberapa dahsyat itu, bahwa Etter bisa melakukan apa pun yang menjadi keinginannya tanpa terkecuali.

Termasuk dalam soal menghentikan waktu.

Sayangnya Etter tidak bergeming. Ia dengan heran menatap lekat kepada Elle dengan mata hijau keemasan yang indah penuh heran.

"Bagaimana kamu sudah lupa dengan apa yang sudah aku katakan sebelum kita datang kemari, Elle?" kata Etter masih dengan nada tenang yang sama seperti sebelumnya.

"Soal apa itu? Aku tidak ingat karena jujur saja, ada terlalu banyak dari ucapanmu yang bahkan aku saja tidak bisa mengerti." gerutu Elle, sedikit menghentakkan kakinya ke lantai sebab frustasi.

Dari seratus satu misi yang harus ia kerjakan hanya lima yang mudah bagi Elle karena hanya berupa sebuah kata-kata janji dan sumpah. Akan tetapi, mengambil Mutiara Hitam yang keberadaannya saja tidak Elle ke tahui, apa itu mungkin?

"Seingatku, pernah katakan tentang tiga kain yang kini membalut tubuhmu kan? Bukan hanya bisa digunakan untuk menyamar tetapi juga bisa kamu gunakan untuk keluar masuk banyak ruangan di Istana ini tanpa diketahui. Tentu saja, akan ada beberapa orang dengan kekuatan tingkat tinggi yang mungkin akan menyadari keberadaanmu jika kalian dalam jangkauan yang cukup dekat. Akan tetapi, sejauh itu hanya sebatas penjaga dan pengawal kelas standart maka seharusnya akan tidak masalah." papar Etter.

Mendengarnya membuat Elle kembali tersadar, jika hidupnya kini seperti berada dalam dunia fiksi atau mungkin seperti dalam sebuah film action merangkap agen rahasia. Yang membedakan adalah Elle tidak tahu siapa bos besar yang memerintahkan dirinya, kecuali itu hanya Etter yang ia ke tahui.

"Aku tidak menduga jika tiga kain itu terutama kain berwarna hitam bisa melakukan hal semacam itu. Lalu apa itu masuk akal dan bisa aku percaya?" tanya Elle masih diselimuti keraguan teramat jelas.

"Tentu saja Elle. Sekarang ini kamu bukan lah Elleta Ido yang biasa. Bisa dibilang sekarang ini kamu adalah Elleta Ido versi wanita super yang harus menyelesaikan misi dari seratus satu misi. Dan sekarang adalah saat yang tepat untuk mengambil Mutiara Hitam, pusaka terlarang bagi manusia yang ada di salah satu ruangan di Istana Utama ini." terang Etter dengan sabar.

Elle mengangguk setuju sebagai jawaban. Bagaimana pun, ia mulai mendapat pemahaman baru tentang kenyataan hidup yang harus ia hadapi.

Elle, harus mengesampingkan rasa berduka untuk suami dan anaknya serta harus menahan diri terperosok dalam kubangan rasa sedihnya demi menuntaskan seratus satu misinya untuk menghidupkan kembali suami atau anaknya.

Demi mendapatkan sebuah jawaban yang sejak awal bergemuruh menuntut penjelasan. Sebuah penjelasan logis atas semua yang Elle alami beberapa waktu lalu.

Bagaimana pun Elle harus ingatkan dirinya sendiri jika Etter merupakan sebuah pengecualian atas segala logika yang masuk akal. Etter adalah keajaiban dan buah simalakama bagi Elle pribadi.

Keajaiban itu ketika Etter menyelamatkan dirinya dari jurang kematian. Dan seperti buah simalakama karena setelah menyadari ia masih hidup, tanpa memberi jeda Etter menyuruh dirinya untuk menjalankan misi.

Bukan hanya satu atau dua tiga misi, melainkan sebanyak seratus satu misi yang hampir kesemuanya bagi Elle adalah lebih seperti cerita dalam komik laga atau novel action.

"Baik, aku mengerti. Jadi untuk dapat mengetahui di mana persisnya lokasi Mutiara Hitam itu disimpan apa saja yang harus aku lakukan?" kata Elle seperti seorang ajudan yang siap menerima tugas penting.

"Itu lah masalahnya, Elle. Sebelum kita bisa menemukan lokasi Mutiara Hitam terlebih dulu kamu harus mencari Kunci Etter di ruangan ini." jawab Etter, melangkah menuju salah satu kursi dan duduk di atasnya. Tangannya ia silangkan di dada lalu Etter memejamkan mata.

Hal itu bukan Etter lakukan untuk menunjukkan kekuatan atau sejenisnya, Etter hanya melakukannya karena bisa melihat jelas dengan Elle yang menatap tajam padanya dengan tatapan membunuh.

"Etter, jangan main-main denganku, oke? Sekali pun aku ini hanya wanita lemah yang bisa kau perdaya begitu rupa akan tetapi jika aku harus mencari apa itu Kunci Etter yang bentuknya saja tidak aku ke tahui seperti apa, maka jangan salahkan aku jika butuh waktu lama untuk bisa menemukannya." sembur Elle naik pitam.

Harga diri Elle sebagai wanita terluka sebab Etter hanya memperlakukan dirinya benar-benar seperti pelayan.

"Tenangkan dirimu, Elle. Aku tahu kamu akan berkata seperti itu padaku. Jadi...sebaiknya dengarkan aku sampai selesai sebelum berkata kasar padaku seperti barusan. Oke?" pinta Etter, menyunggingkan seulas senyum.

"Apa itu?" kata Elle mulai sedikit lebih tenang.

Dari salah satu jendela yang masih terbuka, angin menyelinap masuk dan menghasilkan tiupan ringan menerpa permukaan kulit Elle yang tidak terbelit kain.

Dan efek yang dihasilkan oleh hembusan angin tersebut sedikit menenangkan Elle yang entah kenapa selalu bertingkah panik di depan Etter.

"Fakta baru yang baru saja aku tahu adalah Pangeran Termuda Ellder ternyata menyimpan Kunci Etter. Sebuah kunci peninggalan Etter sebelumnya yang bisa digunakan untuk membuka seluruh gembok di jagat semesta raya ini. Tentu saja, kecuali gembok pintu surga dan pintu neraka." tutur Etter serius.

Elle tidak bisa tidak untuk terkejut mendengar pengakuan Etter baru saja.

Yang lebih menarik perhatian Elle bukanlah keberadaan Kunci Etter melainkan eksistensi Etter itu sendiri. Jika Etter sudah ribuan tahun datang ke alam manusia untuk membereskan tidak beresan yang melanda dunia manusia, maka untuk Etter - Etter yang datang sebelum Etter maka kini ada berapa jumlahnya?

Pemikiran akan hal tersebut sangat mengganggu Elle.

Karena, dulu dan dulu sekali, semasa Elle masih tinggal bersama ibunya yang seorang ilmuwan botani secara tidak sengaja menceritakan kisah Etter pada Elle kecil.

Ingatan akan cerita itu tentu sudah sangat samar bagi Elle dewasa. Atau mungkin sudah terhapus dengan memori-memori pengalaman hidup Elle lainnya.

"Etter, makhluk apa kamu sebenarnya?" tanya Elle, seperti sedang mengulang pertanyaan yang sama beberapa waktu lalu.

Hanya saja kali ini Elle membutuhkan sebuah jawaban yang lebih meyakinkan dari sebelumnya.

-tbc-

cerita Solar System Rebirth of Etter versi lengkap hanya ada di Webnovel dengan link berikut ini : https://www.webnovel.com/book/solar-system-rebirth-of-etter_19437206406465505

--

Terima kasih telah membaca cerita ini. Bagaimana perasaanmu setelah membaca chapter ini?

Silahkan tinggalkan komen paragraf atau komen chapter atau saran dan kritik kamu. Jika berkenan bisa berikan power stone kamu untuk mendukung cerita ini menjadi lebih baik lagi.

Terima kasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya...

--

Next chapter